Live 0: Pembuka
--The Scum Villain's Self-Saving System Fanfiction—
Shen Qingqiu secara misterius menghilang tanpa jejak. Luo Binghe yang kehilangannya menjadi gila dan memutuskan untuk menghancurkan dunia.
Ketika berpikir bahwa semuanya telah berakhir, Luo Binghe membuka matanya dan terkejut menemukan dirinya berada di dunia lain.
Di kanan, berdiri sosok kakak tertuanya, Hua Cheng dengan setelan formalnya. Di kiri, duduk kakak keduanya, Wei Wuxian dengan masker dan kacamata hitamnya.
Kisah ini terjadi di dunia modern dan Luo Binghe yang berada di dunia ini memulai pengalaman barunya.
.
.
.
Luo Binghe menjadi gila.
Dia pergi meratakan gunung, mengeringkan danau, dan membelah langit; membuat dunia berguncang karena tindakannya. Pedang Xin Mo yang telah lepas segelnya bergetar hebat, merasakan emosi tuannya yang penuh niat membunuh. Bilah tajamnya dipenuhi darah akibat pembunuhan besar-besaran yang baru saja tuannya, Luo Binghe lakukan di suatu kota.
Orang-orang panik, bertanya-tanya mengapa Raja Iblis yang sebelumnya sangat damai itu mengamuk secara tiba-tiba. Sekte-sekte lain mengirim pesan pada Sekte Gunung Cang Qiong, menanyakan hal yang serupa. Pasalnya, ini adalah hal tak terduga yang akan dilakukan Luo Binghe.
Walau mereka tahu iblis itu tidak bisa dipercaya, namun tahun-tahun ini dunia begitu tenang di bawah kekuasaan Luo Binghe. Sehingga, mereka meletakkan kewaspadaan terhadap iblis yang sibuk dengan urusan cinta musim seminya.
Ya, semua orang tahu itu.
Selama ada sang guru, Shen Qingqiu yang berdiri di sampingnya, keamanan dunia pun terjamin.
Sayangnya, balasan pesan dari Sekte Gunung Cang Qiong menghancurkan kepercayan 'jaminan' ini.
Karena Lord Puncak Qing Jing, Shen Qingqiu menghilang secara tiba-tiba; tanpa kabar, tanpa jejak, dan tanpa petunjuk.
Seolah-seolah keberadaanya lenyap ditelan bumi.
[Bumi: Kok nyalahin aku?]
Berita ini pun menyebar di telinga kultivator lain dan orang-orang fana, membuat mereka semakin panik dan menjadi buah bibir masyarakat.
Lagipula, siapapun yang tidak buta bisa melihat betapa berharganya sosok Shen Qingqiu bagi Raja Iblis Luo Binghe. Sang guru itu bagai sisik terbalik milik Luo Binghe, sekali disentuh maka kau akan kena imbasnya.
Dan sekarang, sisik terbalik itu telah menghilang.
Inilah sebabnya Luo Binghe menjadi gila.
===
Sekte Gunung Cang Qiong.
Liu Qingge duduk dengan kesal di ruang rapat. Tangannya sedikit gemetar, merasa gatal untuk menarik pedangnya dan menebas leher dari pelaku yang membuat kekacauan ini. Memikirkan sosok yang biasanya di samping pelaku, tanpa sadar matanya melirik kursi yang kosong. Seharusnya ada seseorang yang duduk di sana, namun kini orang itu menghilang, menyisakan pedang dan kipas lipatnya yang diletakkan rapi di atas meja.
Jika sebelumnya, orang itu akan duduk di sana, membuka kipas lipatnya yang menutupi separuh wajahnya, dan menyeduh teh dengan tenang sambil menunggu pemimpin sekte memulai rapat. Sesekali dia akan berbicara dengan Lord Puncak lainnya, atau hanya mengayunkan kipasnya ketika merasa bosan.
Sayangnya, itu hanya 'sebelumnya'.
Suasana ruang rapat begitu sepi dengan rasa tegang yang tak terlihat di permukaan. Semua mata menuju pemimpin sekte, Yue Qingyuan yang wajahnya terlihat lelah dengan kantung hitam di bawah matanya; tampaknya dia belum tidur belakangan ini.
Tentu saja. Bagaimana bisa Yue Qingyuan tidur ketika Shen Qingqiu menghilang tanpa meninggalkan tulang?
Itu terjadi sekitar sepuluh tahun yang lalu. Luo Binghe yang seharusnya berada di istana iblisnya, tanpa angin tanpa hujan mendobrak pintu Sekte Gunung Cang Qiong dan menjungkirbalikkan seluruh puncak. Bahkan dia dengan berani menarik kerah Liu Qingge dan mengancam dengan pedang iblisnya.
"Di mana Shizun?!" teriaknya penuh niat membunuh.
Semua Lord Puncak bergegas untuk menengahi keduanya sebelum terjadi pertempuran yang tidak diinginkan. Saat itu, Yue Qingyuan bertanya dengan bingung, "Ada apa dengan Shidi?"
Melihat raut muka Luo Binghe yang menyeramkan, Yue Qingyuan berpikir bahwa terjadi hal yang buruk. Karena itu, wajahnya menjadi serius dan kembali bertanya dengan tajam, "Apa yang terjadi pada Qingqiu?"
Yue Qingyuan ingat dengan jelas setiap kata yang dilontarkan Luo Binghe hari itu. Bahkan dia mengingat ekspresi wajah dan emosi yang diperlihatkan ketika mengatakannya.
"Sebelumnya, kami berdua sedang menikmati matahari terbit ... "
" ... Shizun bahkan bercanda akan memasak sarapan untukku ... "
" ... dia pergi ke dapur. Aku menunggu di meja makan ... "
" ... tapi dia tidak pernah muncul ... "
" ... Shizun tidak kunjung keluar dari dapur ... "
" ... Aku pikir dia sedang mengajakku bergurau, namun ... "
" ... itu kosong ... Dapur itu kosong ... Tidak ada siapapun di sana ... "
" ... tidak ada Shizun ... "
" ... Dia menghilang begitu saja ... "
Awalnya dia tidak percaya. Namun melihat Luo Binghe yang meledak dengan membalikkan kota dan pesan yang ditujukan pada Shen Qingqiu tidak terkirim, dia mulai panik.
[Arbi: Aku tidak tahu nama tekniknya. Aku pernah baca novel Wuxia lain, ada yang mengirim pesan gitu, terus tidak terkirim, berarti terjadi sesuatu pada orang itu... Yah, kalo pembaca menemukan teknik "benda ini begini, berarti terjadi sesuatu pada orang itu" yang lebih baik dari penggunaan "pesan", bisa tulis di komentar (o^^)o]
Semua murid sekte dia kerahkan untuk mencari Lord Puncak Qing Jing, tetapi sosok berpakaian serba hijau itu tidak terlihat di manapun. Satu-satunya yang tersisa adalah pedang Xiu Ya dan kipas lipatnya yang dibawakan Luo Binghe dan ditinggalkan begitu saja entah sengaja atau tidak di sekte.
Kemudian, sepuluh tahun telah berlalu.
Shen Qingqiu tidak pernah ditemukan.
Yue Qingyuan menutup matanya. Dia merasa sangat lelah.
Di sisi lain, Shang Qinghua memiliki keringat di dahinya. Benaknya dengan gugup memanggil sistem berulangkali. Biasanya, suara datar bak google voice itu akan menjawab panggilannya, tetapi entah bagaimana dia tidak mendapat tanggapan seperti sebelumnya. Memikirkan menghilangnya Cucumber-bro dan sistem secara tiba-tiba, penulis Airplane tidak percaya bahwa tidak ada hubungan di antara keduanya. Karena itu ... Apakah dia akan menghilang juga?
Apakah dengan menghilang, dia akan kembali ke dunia nyata?
Shang Qinghua tidak tahu jawabannya. Bahkan jika itu benar, dia tidak yakin apakah harus merasa bahagia atau sedih. Bagaimanapun, dia telah tinggal di dunia ini begitu lama. Ini adalah dunia ciptaannya, dengan karakter yang hanya ada dalam imajinasinya menjadi hidup dan nyata. Dia enggan untuk meninggalkan 'anak-anaknya', apalagi dia harus meninggalkan Mobei-Jun.
Ya, dia merasa enggan untuk meninggalkan iblis es itu sendirian.
Penulis Airplane tersenyum kecut memikirkannya.
Di ruangan itu, keheningan yang panjang dihancurkan oleh pintu yang terbanting keras. Merasakan keberadaan iblis, semua Lord Puncak memandang waspada pada pintu yang terbuka. Di sana, berdiri sang pelaku yang mengacaukan dunia, Raja Iblis Luo Binghe dengan pedang iblis yang berlumuran darah, Xin Mo.
Melihat kehadirannya, Liu Qingge-lah yang bereaksi keras. Dia berdiri dan menarik pedangnya, bersiap untuk mencincang pengunjung tak diundang ini.
Yue Qingyuan segera menghentikannya. Dia menatap Luo Binghe dengan mata lelahnya dan berkata dengan suara serak, "Aku tahu mengapa kau datang kali ini." Tangannya terulur, menunjuk pada kursi kosong yang memiliki sebuah pedang dan sebuah kipas lipat di mejanya. "Mereka ada di sana."
Luo Binghe tidak berbicara. Dia melangkah menuju kursi kosong itu, mengambil pedang dan kipas lipat, kemudian pergi meninggalkan ruangan.
Keheningan canggung menyelimuti semua orang.
Dengan menopang kepalanya yang sakit, Yue Qingyuan bangkit dan berkata, "Hari ini, rapat berakhir."
Lord Puncak saling memandang: " ..... ?"
Pada akhirnya, mereka berkumpul hanya untuk menyambut kedatangan Luo Binghe?
Liu Qingge yang paling bingung. Pasalnya, dia telah menyiapkan mental dan fisik untuk bertarung jika rapat ini membuat keputusan untuk bertarung dengan iblis.
Mu Qingfang menggelengkan kepalanya dalam hati. Akhir-akhir ini, dia sering merawat insomnia pemimpin sekte, jadi dia yang paling jelas tentang alasan Yue Qingyuan membuat mereka berkumpul sekarang.
Apalagi jika bukan karena Luo Binghe? Pikirkanlah, dalam kurun waktu sepuluh tahun ini, mereka telah membalikkan sudut dunia, namun Lord Puncak Qing Jing tidak pernah menampakkan batang hidungnya. Jika mereka saja tidak berhasil menemukannya, bagaimana dengan Luo Binghe?
Jika dia juga tidak berhasil menemukan Shen Qingqiu, apa yang akan dilakukannya?
Mu Qingfang tidak berani memikirkannya.
Shang Qinghua sendiri meninggalkan ruangan setelah Luo Binghe pergi. Dia hendak kembali ke Puncak An Ding ketika sudut matanya menangkap figur yang familiar.
Itu Mobei-Jun!
"Yang mulia?" gumam Shang Qinghua bingung. Pasalnya, sosok iblis es itu tidak terlihat akhir-akhir ini karena diseret Luo Binghe untuk mengikutinya berkeliling dunia mencari Shen Qingqiu. Yah, walau mungkin saja Luo Binghe melakukannya karena tidak ingin makan makanan anjing antara dirinya dan bawahannya.
[Arbi: Lah, kan Bingmei itu memang anjing :v Gak maksud menghina loh, penggemar pasti mengerti maksudku :('◦ω◦`): ]
Tanpa sadar, dia mengubah arah tujuannya menuju ke sana.
Iblis es itu tahu pengikut konyolnya akan datang, jadi dia berdiri menunggu di tempat. Matanya mengikuti Shang Qinghua yang berjalan semakin dekat dengannya dan ... menghilang secara perlahan.
Matanya terbelalak seketika.
Seakan menyadari keanehannya, Shang Qinghua berhenti dan menatap tangannya yang perlahan menjadi tak terlihat. Raut mukanya berubah dan punggungnya berkeringat. Walau dia telah memikirkan kemungkinannya, dia tidak berharap hal ini terjadi begitu cepat. Ketika dia teralih perhatian dengan keanehan tubuhnya, Mobei-Jun telah datang mendekat dan memeluknya erat. Seolah-olah memegang korek api terakhir, Shang Qinghua membalas pelukannya lebih erat.
"Yang mulia, aku ... " Shang Qinghua menelan ludahnya, tidak tahu harus berkata apa. "Aku ... akan menghilang."
Mobei-Jun tidak berbicara, namun pelukannya yang semakin erat adalah balasannya. Dia berharap dengan melakukan ini, pengikut konyolnya akan tertanam dalam tubuhnya dan tidak pernah meninggalkannya. Shang Qinghua tersenyum karena mengetahui pikirannya, tapi dia menggelengkan kepalanya, tahu bahwa itu tidak mungkin berhasil. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat iblis es yang telah menatapnya lekat-lekat, tidak ingin kehilangan jejaknya karena berkedip.
Shang Qinghua berjinjit dan Mobei-Jun menundukkan kepalanya. Nafas keduanya bersentuhan, suhu dingin dari tubuh iblis dan suhu hangat dari tubuh manusia menyatu.
Ketika manusia itu menghilang, dia meninggalkan setitik air mata.
Iblis es itu mengangkat tangannya, membekukan air mata itu, seperti dirinya yang berharap waktu bisa membeku.
===
Memegang pedang dan kipas lipat di tangannya, Luo Binghe pergi ke Puncak Qing Jing. Dia mengabaikan Ning Yingying yang datang menyambutnya ataupun kemarahan Ming Fan karena perbuatannya dan langsung menuju rumah pondok di antara bambu-bambu.
Rumah itu masih terlihat seperti terakhir kali dia meninggalkannnya. Tidak ada debu yang mengendap di lantai kayunya. Atapnya yang dahulu berlubang telah diperbaiki. Perabotan di dalamnya diletakkan dalam posisi yang sama seperti di ingatannya. Dan kasur besar itu masih memiliki selimut yang terlipat rapi.
Tidak ada tanda-tanda seseorang yang hadir di sini.
[Arbi: Jika aku tidak salah ingat, ada teknik di mana membuat rumah tidak berdebu, bahkan setelah bertahun-tahun tidak ditempati.]
Luo Binghe terdiam di tempatnya. Rambutnya yang panjang menutupi wajahnya, tidak tahu apa yang dipikirkannya sekarang, tetapi tangan yang telah membunuh banyak nyawa tanpa gentar itu kini bergetar takut.
Sebelumnya, akan ada seseorang yang menunggu di dalam rumah ketika dia kembali dari wilayah iblis. Orang itu akan membuka kipasnya dan memanggil dengan lembut, "Binghe, kemari," dan dia akan mengikuti perkataannya seakan kata-kata itu adalah dekrit kaisar.
Sekarang, orang itu menghilang. Dia telah mencarinya selama sepuluh tahun tanpa henti, namun shizun-nya tidak pernah terlihat.
Tidak ada lagi orang yang menyambutnya pulang.
Seperti saat ini.
Memang bagi kultivator, sepuluh tahun itu bukan apa-apa. Tapi baginya, sepuluh tahun sendirian itu sangatlah menyiksa. Ini jauh lebih buruk dibandingkan ketika dia berjuang di Jurang Tanpa Akhir ataupun menghabiskan kekuatannya hanya untuk menjaga raga tanpa jiwa.
Sudut mata Luo Binghe memerah, mencoba menahan tangis. Dengan lembut dia meletakkan pedang dan kipas di atas kasur seakan kedua benda itu sangat rapuh. Dia berlutut untuk waktu yang lama di lantai sebelum akhirnya menarik Xin Mo dari sarungnya.
Karena dunia ini tidak ada shizun ... maka hancurkan saja.
Kemudian tangannya terangkat, menancapkan Xin Mo ke lantai.
Semua kisahnya bermula di Puncak Qing Jing, jadi kisahnya juga berakhir di Puncak Qing Jing.
Seri 1: We Live
«Start»
•••
Arbi's Note:
Okey, buat fanfic baru >.<
Ini adalah fanfic BL-ku yang pertama, jadi mohon bantuannya semua (^ω^)
Oh, betewe, masih ada bonus di bawah. Jadi, teruslah menggeser~
Terima kasih telah membaca (o^^)o
Omake:
Di ufuk timur, matahari perlahan mengungkapkan wujudnya. Cahaya masuk ke kamar melalui jendela, menyinari seseorang yang tertidur di atas meja. Dia merasa terganggu dan karenanya dia terbangun, memperlihatkan bekas merah di pipi setelah tidur dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama. Kelopak matanya yang masih berat berusaha terbuka, menatap layar komputer yang menyala sepanjang malam. Dia mengusap matanya dan memijat lehernya yang sakit, kemudian menyadari bahwa dirinya masih memakai kacamata saat tidur, jadi dia melepaskannya dan lanjut mengusap mata untuk mengusir kantuk yang tersisa.
Setelah melihat jam di dinding, dia mematikan komputer dan bangkit menuju kamar mandi sambil merenggangkan tubuhnya yang kaku. Tiba-tiba dia berhenti, menatap sekeliling dengan bingung.
Rasanya dia telah bermimpi. Mimpi yang sangat panjang ...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top