[10] Shadow

Akademi di liburkan selama beberapa hari karena kejadian tersebut.

Dengan banyak saksi yang melihat bahwa Yura melompat dengan sendiri nya, dan juga penyelidikan polisi yang membuktikan tidak ada tanda-tanda keberadaan orang lain di atap tempat Yura melompat. Membuat kasus itu di anggap sebagai kasus bunuh diri biasa.

Namun masih banyak tanda tanya yang melingkupi kasus itu sendiri. Sampai sekarang masih banyak yang memperdebatkan motif yang mendorong Yura melakukan perbuatan tersebut.

Menurut hasil otopsi, Yura di duga mengidap depresi dan gangguan psikis yang sangat buruk. Tapi saat riwayat kesehatan Yura di keluarkan, mereka bingung karena Yura sama sekali tidak memiliki riwayat masalah psikologi. Yura bahkan di laporkan dalam keadaan sehat baik mental maupun fisik selama ini.

Membuat orang bertanya-tanya, apa yang terjadi hingga membuat kesehatan mental gadis itu langsung jatuh dalam satu malam?

Bagaimanapun Yura terbukti tidak membully Baam secara langsung seperti para pelaku bully yang lain.

Walaupun nanti gadis itu merasa bersalah, itu tidak akan sedalam hingga menekannya untuk bunuh diri.

Berbeda dengan para Netizen yang masih menduga-duga skenario masalah Keluarga yang dramatis yang menjadi penyebabnya. Platform chat khusus siswa Akademi Menara Dewa sudah meledak.

[Apa kalian ingat yang terjadi belum lama ini? Pelaku perampokan apartemen Almarhum Baam di temukan mati dalam keadaan yang membungungkan. Dan sekarang Yura dengan kasus yang juga sama membingungkan. Apa kalian pikir ini hanya kebetulan belaka?]

[Sekarang kau mengatakannya, itu memang membuatku penasaran,…]

[Hentikan itu! kalian membuat ku merinding di sini!]

[Komentar di atas, kenapa kau begitu pengecut!]

[Orang di atasku tampak begitu berani, kenapa kau tidak mencoba memikirkan hal-hal yang sudah terjadi dan kemudian pergi melihat jendela. Ini malam yang sangat indah dengan hujan badai dan lihatlah apakah kau masih mempertahankan keberanian mu]

[Sialan, bisakah kalian berhenti! Itu terlalu menakutkan!]

[Itu benar, aku bahkan terlalu takut untuk pergi ke kamar mandi sekarang]

[Tapi sungguh, bukankah Baam benar-benar pantas mendapatkan keadilan. Aku bingung kenapa pihak akademi malah menutup-nutupi apa yang terjadi pada Baam. Bahkan walau itu benar karena kejatuhan keluarganya, dia tetaplah murid yang pantas menerima perlakuan pantas]

[Kalian ingat wawancara Tuan Muda Khun sebelumnya, apakah alasan dari dia mengurus pemakaman itu karena rasa bersalah?]

[Apa maksudmu Suami-ku akan menjadi korban berikutnya?! Jangan asal bicara!!]

[Aku tidak dan tolong berhenti menghalu sejenak! Aku hanya menduga bahwa Dewan Siswa kemungkinan besar tengah mengurus masalah ini, kalau kalian mencoba ingat kembali, saat artikel dan foto Baam di bully di upload di blog kampus adalah pada saat Tuan Muda Khun pergi menghadiri pesta Keluarga. Putri Endorsi yang menangani bagian sebagai pengawas blog kampus juga menghadiri acara fashion di negara tetangga]

[Kau benar! Mungkin karena ketidak hadiran Ketua lah yang membuat penanganan kasus pembullyan Baam berjalan lambat. Dan para pelaku itu mengambil kesempatan dalam ketidak hadiran beberapa anggota penting Dewan Siswa untuk merudung Baam]

[Kejam! Mereka pantas mendapatkan akhir yang buruk! #JusticeForBaam25]

[#JusticeForBaam25 !]

[#JusticeForBaam25 !!]

Dengan cepat topik untuk menemukan keadilan bagi Baam mengambil tempat terpanas di pencaharian.

Hal itu juga semakin memanas dengan beberapa postingan dari beberapa orang ternama muncul ke permukaan.

Seperti Yuri yang heboh di akun sosial medianya, hingga bahkan men-tag saudari nya Endorsi untuk memberi penjelasan secara besar-besaran. Sungguh membuat Endorsi yang tengah sibuk dengan urusannya sendiri kesal karena dirinya terus-menerus di-tag.

Padahal mereka bisa bertemu langsung untuk membicarakannya secara pribadi, namun Yuri malah memintanya untuk menjelaskan di media social yang mana pasti akan menyebabkan kehebohan.

Endorsi benar-benar tidak habis pikir, bagaimana Evan bisa bertahan memiliki majikan eksentrik seperti Yuri?

Kejengkelan Endorsi terus bertambah setelah semua akun social medianya di serbu oleh Yuri, fans Yuri, dan bahkan fans nya sendiri, memaksa nya untuk terus membuka suara dan menjelaskan.

Gadis itu hampir menyalakan livestream untuk menyiarkan secara langsung hal-hal yang terjadi, namun berhasil dia urungkan saat Shibisu mengingatkannya akan hasil penyelidikan mereka beberapa waktu lalu.

Pada akhirnya dia hanya membuat semua post singkat di platform umum Akademi, sebagai perwakilan Dewan Siswa. Secara singkat menjelaskan hal-hal umum tentang bully dan bagaimana korban menolak untuk bekerja sama yang menghambat penyelesaian masalah.

Postingan itu terlalu abu-abu dan di saat yang bersamaan membawa kebenaran sehingga membuat nama baik Akademi tidak jatuh begitu buruk. Walau masih banyak orang yang tidak puas, namun segera itu dilupakan saat ada berita yang lebih menghebohkan.

Khun menonton acara televisi yang menayangkan topic terpanas terbaru tersebut. Mendengus dingin saat dia memuji sekaligus mengutuk siapapun itu yang bergerak begitu cepat untuk meredam kasus Baam. Mata kobaltnya kemudian jatuh ke layar laptopnya, mengundang helaan nafas keluar. Orang yang berada di belakang semua ini terlalu kuat, ini terbukti dari bagaimana mereka berhasil menggulingkan perusahaan besar milik keluarga Grace.

Dengan status dan kekuataan yang dimiliki oleh nya sekarang, tidak mungkin dia bisa berhadapan dan membawa masalah ini keluar. Bahkan dengan pengaruh Akademi yang menakjubkan, itu tetap tidak akan cukup untuk melawan.

Dia butuh dukungan penuh keluarga nya jika dia ingin membalas orang-orang tersebut. Namun apalah dikata, hal tersebut jelas tidak mungkin terjadi. Bagaimanapun masalah ini bukanlah apa yang harus menjadi prioritas nya dan keluarga nya pasti akan menentang. Khun sendiri mengerti itu karenanya dia tidak meminta bantuan.

Dan lagipula karena didikan keluarganya, dia mengerti apa yang terjadi adalah hal yang wajar di dunia bisnis. Sama seperti yang dia lakukan pada Maria di masa lalu, orang-orang itu juga melakukan hal yang sama pada Keluarga Grace.

Bedanya, Maria gagal karena Khun berhasil membalikkan keadaan. Sementara orang-orang berhasil dan V menjadi pihak pecundang.

Karena itu Khun mencoba untuk mengenyahkan pikirannya dari apa yang menimpa Baam. Dia bukanlah orang yang suci dan dia juga tidak memiliki kewajiban untuk membalas.
Itu yang coba dia lakukan.

Namun setiap kali dia menutup matanya, dia tidak bisa lepas dari bayangang mata emas yang memohon itu. Membuat hati nya terenyuh dan bergejolak ingin mencari keadilan untuk Baam bahkan walau dia bukan orang pantas melakukannya. Khun tidak pernah tahu sejak kapan dia menjadi begitu lunak begini, mungkin bergaul dengan Shibisu dan lain sudah mencairkan sedikit beku hatinya.

Tapi walau begitu apa yang bisa dia seorang siswa tahun ketiga SMA lakukan? Dia tetap tidak bisa melakukan apa-apa,…

Tidak.

Dia masih bisa.

Mungkin tidak cukup sebagai pembalasan setimpal, tapi itu masih akan membuat orang-orang tersebut repot nantinya.

Seringai lebar terukir di parasnya saat matanya menyala penuh dengan siasat licik. Dengan segera dia mengambil laptopnya, membuat hal-hal yang dipastikan akan meledak ketika matahari tepat di atas kepala esok hari.

Dia meregangkan tubuhnya yang kaku setelah berkutat cukup lama untuk itu. Tersenyum puas saat dia melihat hasil kerjanya.

Dia mengatur agar semua itu akan terposting siang hari besok, sengaja mengulur waktu untuk kesenangan ekstra. Saat rasa kantuk akhirnya menyerang, segera dia mematikan laptop dan juga televisi nya, pindah ke kamarnya untuk beristirahat. Itu bahkan tidak sampai sepuluh detik saat dia langsung tertidur begitu tubuhnya menyapa kasurnya yang empuk.

Tidak menyadari keberadaan bayangan hitam yang terus mengikuti dan mengawasi semua tindakannya sedari tadi.

Bayangan itu sedikit mencondongkan dirinya, membayangi pemuda biru yang sudah terlalu tenggelam dalam dunia mimpi. Mimpi yang di dapatkannya sepertinya bukan mimpi yang bagus karena wajah itu sedikit berkeringat. Alisnya bertaut tak tenang saat bibir tipisnya tampak bergerak menggumankan sesuatu yang tidak terdengar.

Stress dan masalah seperti nya tidak mau membiarkan pemuda Biru itu pergi bahkan di dunia mimpi dia masih di paksa untuk terus berpikir.

Bayangan itu kemudian maju, mengusap celah ruang diantara alis pemuda biru yang tertidur. Menyeringai puas saat kerutan alisnya hilang dan wajah rupawannya menjadi lebih rileks. Mengawang di udara sejenak, bayangan itu kemudian bergerak, menyelimuti pemuda Biru seakan bayangan tersebut memeluknya erat.

Eraman puas terdengar saat bayangan itu menikmati kehangatan orang hidup di tangannya.

Dan seakan tidak puas dengan itu, sesekali bayangan itu bergerak meraba tubuh orang yang tak sadarkan diri, memberi ciuman di kulit yang terbuka.

Dan walaupun tidak terbuka, bayangan itu akan membuatnya terbuka.

.

.

.

Suasana kelas hari itu sangat hening. Walau banyak mata yang berkeliaran dan menatap kearah tertentu. Mereka hanya diam dalam keheningan.

Berbagai tatapan menatap diam-diam para beberapa orang tertentu. Berdiskusi dengan teman yang lain di dalam grup chat kelas, terlalu ngeri untuk membuka suara langsung.

Topil diskusi mereka tidak berbeda jauh dengan apa yang sekarang masih diperdebatkan di internet. Masih tentang pembalasan yang mungkin di lakukan oleh arwah pedendam Baam.

[Kita seharusnya selamat bukan? Kita tidak ikut membully bocah itu.]

[Benar sekali, adalah Apple, Angel dan Michael dan antek-antek nya yang melakukan. Kita aman selama menjauhi mereka.]

[Aku tidak terlalu yakin, bukan kah Yura Ha sendiri tidak ikut membully Baam secara langsung, namun dia tetap berakhir buruk.]

[Apa kau bodoh? Yura Ha jelas melakukan hal paling buruk, aku dengar bahkan itu adalah dia yang merencanakan pembullyan yang terakhir itu.]

[Benar, dia bahkan pergi sejauh membuat artikel di blog sekolah, menyebarkannya begitu saja.]

[Kita hanya diam dan menonton saja selama ini, kita akan selamat!]

BANG

“Hei keparat, apa yang kau sibukkan dari tadi hah?” seru Angel murka, ditangannya dia memegang satu ponsel seorang murid yang dia rebut paksa. Dengan cepat membacanya, dia melemparkannya dengan marah. “Apa-apaan? Apa kalian anak kecil yang percaya dengan hal-hal seperti itu dengan mudahnya? Kalian ini idiot atau apa?”

Hening. Para murid di kelas itu tidak menjawab dan hanya menundukkan kepala mereka dalam.

Michael menendang kursi murid yang ponselnya dilempar oleh Angel tadi, mendengus saat melihat murid itu bereaksi dengan gemetar hebat karena ketakutan.

Murid tersebut adalah orang yang memiliki keberadaan rata-rata. Baik dari segala aspek seperti penampilan, latar belakang dan juga prestasi. Tidak ada yang bisa dibanggakan dan tidak ada juga yang bisa di jelekkan. Kepribadiannya juga membosankan dan hanya memiliki sedikit teman.

Pada awalnya dia adalah target bully yang bagus, namun dia selamat berkat kehadiran Baam. Dia memiliki kehidupan sekolah yang damai dan merasa bersyukur tiap kali dia melihat adalah Baam yang menderita perudungan, bukannya dia. Karena itulah dia cemas dan takut setelah kematian Baam, takut Michael dan kelompoknya memilih dia sebagai penganti.

Dan rumor tentang arwah pembalas dendam itu adalah obat penenangnya. Dia percaya bahwa rumor itu benar dan hanya Michael dan yang lain yang akan menderita.

“Apa yang kalian peributkan, duduk tenang di tempat kalian masing-masing.” Tegur Guru wali kelas mereka memasuki kelas, di ikuti oleh Rachel di belakangnya. “Semuanya, setelah apa yang terjadi dan betapa buruknya hal-hal ini berkembang. Dewan Siswa memiliki sesuatu untuk disampaikan khusus untuk kelas ini.”

Rachel maju setelah di beri persetujuan dari guru tersebut, gadis itu mengeluarkan kertas yang dari tadi dia bawa. “Kelas 2-D, dengan terjadi kasus…”

Semua siswa di sana memiliki wajah tidak puas saat mendengar pengumuman yang ada, tapi tidak berani menyela.

Ada sistem poin yang di terapkan di Akademi Menara Dewa, dan poin yang didapat sangat berharga karena itu akan menjadi kisaran bagi mereka untuk memanfaatkan fasilitas di Akademi secara bebas.

Dan sekarang karena kasus sebelumnya, mereka kehilangan poin kelas mereka yang sama artinya fasilitas yang diterima akan dikurangi. Walau mereka semua berasal dari keluarga kaya, pada akhirnya mereka masih anak-anak yang bergantung pada apa yang diberikan pada orang tua mereka.

Dan tentu mereka lebih suka memakai fasilitas secara gratis dengan bantuan point daripada harus mengurangi uang jajan mereka yang mereka perlukan untuk hal lain.

Dalam hati, mereka mengutuk Baam karena harus mati dan memperbesar masalah.

Rachel selesai membacakan apa yang harus dia sampaikan, kembali membiarkan guru wali kelas untuk mengambil alih.

“Ya, begitu lah. Seharusnya ini menjadi pelajaran penting bagi kalian untuk tidak melakukan hal-hal buruk lagi.” ujar guru itu dengan suara yang sedikit lebih lemas dan lesu di bandingkan yang awal tadi.

Guru itu berbalik memunggungi para murid, menghadap papan tulis sebagai gantinya.
“Seharusnya kalian berteman dan bersikap ramah satu sama lain. Bukankah masa sma adalah masa untuk menikmati hidup dengan hal-hal yang menyenangkan. Apa kah perudungan bagi kalian adalah sesuatu yang menyenangkan?”

Para murid sontak berbisik-bisik, tidak mengerti kenapa guru mereka tiba-tiba berlaku aneh. Rachel mengangkat satu alisnya ikut bingung, “Guru?”

“Kalau begitu kalian memiliki selera yang cukup unik juga dalam bermain ya.” Kepala guru itu berputar, mengundang teriakan para dari para siswi yang terkejut. Rachel bahkan berteriak paling keras karena cara kepala guru itu berputar sama seperti kepala Yura saat menoleh padanya sebelum ‘bunuh diri’.

Wajah guru itu pucat saat lehernya terpelintir, darah menetes dari kulitnya yang diputar dan suara retak tulang lehernya bisa didengar begitu jelas. “Kalau begitu kalian pasti akan suka dengan permainan yang aku buat…”

“Sialan! Apa-apaan ini!” kutuk Michael saat dia bangkit berdiri hendak keluar tapi tertahan saat pintu tidak bisa terbuka. “Apa? Terkunci?” dia mencoba mendobrak beberapa kali tapi tidak ada hasil.

“Aku yakin pasti kalian akan bermain dengan baik…” kali ini tubuh guru itu juga ikut terpelintir, seperti sebuah kain basah yang diperas airnya, darah membasahi lantai marmer mewarnai nya merah.

Para murid menangis putus asa karena ketakutan, mereka menjerit minta tolong saat mata mereka tidak bisa lepas melihat guru mereka sekuat apapun mereka mencoba.

“…bagaimanapun ini adalah permainan kesukaan kalian.”

Tubuh itu meledak, memerciki para siswa yang berada dekat dengannya dengan darah dan daging yang hancur.

Teriakan mereka bertambah saat mereka memaksa membuka pintu ataupun jendela.

Tapi semua nya bergeming.

Mereka terkurung di dalam sana.

Suara dengung keras terdengar memekakkan telinga, kemudian suara dari speaker terdengar membuat mereka makin ketakutan menangis putus asa.

[Halo semuanya, lama tidak jumpa. Ini aku, Baam ke-25, apa kalian rindu bermain dengan ku? Ya aku juga merindukannya, kalau begitu ayo kita bermain. Setelah kalian menyelesaikannya, kalian bisa keluar.]

.

.

.

.

Tbc~

21 Juli 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top