[7] Train/ing

***


"Ayo Bayi! Kita masih harus melatih dirimu menjadi lebih terampil! Dengan kekuatanmu saat ini, kau masih bisa di kalahkan oleh Ranker kelas A!" seru Urek agar Baam kembali bangkit berdiri.

"Baik!"

Yuri dan Mascheny fokus melatih tiga Putri Zahard dan Anaak. Kedua putri berstatus ranker itu tidak bisa menahan kedutan di sudut mata mereka saat mendengar seruan Urek.

"Baam masih regular kelas C, wajar kalau dia kalah dari Ranker kelas A" gerutu Yuri sebal. "Hei Endorsi!! Shilial!! Fokus dan jangan main-main lagi!!" teriak Yuri saat matanya melihat kedua saudarinya itu bertengkar.

Evan dan Hwa Ryun meminum teh mereka dengan damai, menonton semua latihan yang dijalani orang-orang itu. "Damai sekali ya," komentar Hwa Ryun.

"Hm, damai yang membawa badai." Balas Evan.

Sudah hampir genap satu tahun sejak mereka mengetahui akan diadakannya Pertarungan Kereta. Walau mereka ingin tahu dimana acara itu akan di adakan, mereka juga takut menggunakan fungsi kacamata Opera. Jika ketahuan oleh Khun masih aman, tapi kalau sampai pangeran lain atau bahkan salah satu dari 10 Pemimpin Keluarga Agung itu jelas sangat gawat.

Saat menara mengubah pengaturan langit menjadi malam, mereka kembali memasuki ruangan tengah tempat semua orang berkumpul. Wangnan yang tengah berbaring di lantai bersama dengan anggota timnya menyapa lesu. "Halo, kerja bagus semua nya."

Baam melemparkan dirinya keatas sofa, "Hmm, kau juga tampaknya bekerja keras."

Wangnan mengangkat lengannya lemah, "Yeah, si keparat Karaka itu melatih tanpa ampun. Bahkan si tua lollipop itu sama sekali tidak memberi kami istirahat."

Dann meregangkan tubuhnya dan Novick tampak masih bugar saat dia berjalan masuk. Wangnan tidak bisa menahan diri untuk mengajukan pertanyaan, "Kenapa kalian masih segar setelah semua latihan penuh ini? apa kalian memakan sejenis suplemen?"

Novick tidak membalas, pria besar itu langsung pergi kedapur mencari minuman. Sementara Dann masih meregangkan tubuhnya, "Kau lupa siapa pemimpin tim kami, Wangnan? Menu latihan yang dibuatnya untuk kami dan juga misi yang selalu dibebankan pada kami, sama beratnya dengan yang sekarang."

Wangnan dan Goseng hanya bisa tertawa canggung. Entah mereka harus bersyukur atau apa karena sepertinya menu yang latihan yang berikan oleh Khun dulu ternyata adalah menu ringan dibandingkan dengan latihan asli.

Baam memeluk bantal sofa saat dia tetap membaringkan dirinya disana, melihat interaksi orang-orang yang mulai bertambah memasuki ruangan. Sesekali dia akan menimpali obrolan mereka sebelum kembali terdiam menonton saja.

"Yo Kura-kura hitam! Apa kau sudah selesai berlatih?" sapa Rak bersemangat seperti biasanya. Baam sedikit membangunkan dirinya saat mengukir senyum, "Ya, Tuan Urek cukup ketat dalam pelatihan fisik."

Rak mendengus, "Hmph, kau memang perlu meningkatkan lagi kekuatan fisikmu itu, walau kendali shinsu mu mengesankan, tapi tubuhmu itu lemah seperti kertas!"

"Ahahaha, aku akan terus berusaha." Baam mendudukkan dirinya, memberi tempat untuk si buaya berukuran kecil itu untuk duduk. Suasana hangat ruangan itu menjadi semakin hidup saat semua orang berkumpul disana untuk saling berbincang.

Suasana hangat itu menghilang ketika seluruh wilayah menara menjadi bergemuruh, membuat semua orang terjebak dalam keheningan saat hati mereka bertanya-tanya apa yang tengah terjadi. Semua layar penyampaian informasi di seluruh wilayah menara menjadi kabur dan hidup sendiri membuat semua mata regular maupun non-regular melihat dengan seksama.

Semua layar itu tampak berdesir sebelum secara perlahan menjadi kembali jernih, menampakkan wajah seorang pemuda tampan dengan mata elang berwarna merah cerah dan surai hitam legam panjang yang diikat tinggi. Pemuda itu tampak berbicara walau belum jelas terdengar.

"Etto,... tes tes tes,... Halo semua penghuni menara? Kalian mendengar kanku?" ujar pemuda itu sembari mengetuk ngetuk mic kecil ditangannya. Permata merah berlambangkan Zahard tampak mengantung dari pita yang dipakai di dahi, membuat semua orang menatap layar informasi lekat.

"Hei, apa ini sudah terhubung?" tanya pemuda itu pada orang di balik kamera, dan suara jernih pemuda lainnya langsung menjawab. "Sudah terhubung dari tadi bodoh! Cepat lanjutkan pengumumannya!" ujar suara lain itu.

Pemuda bersurai hitam itu mengirim tatapan tajam pada orang di sudut kamera, "Hei! Aku kakak mu!!" seru pemuda itu tidak puas sebelum kemudian dia kembali fokus kekamera. "Halo, para penghuni Menara. Aku minta maaf karena sudah menganggu aktivitas kalian, tapi kami punya pengumuman besar!!"

Baam dan Wangnan saling melempar tatap sebelum kembali memperhatikan layar didepan mereka.

"Sebelumnya, izinkan aku memperkenalkan diri. Namaku Ha Yuexin Yeon Zahard. Pangeran Zahard ke-3 dari keluarga Ha." Ujar pemuda itu tenang, yang mana membuat banyak keributan di seluruh menara. "Aku akan langsung saja, dua bulan dari sekarang. Pertarungan Kereta akan segera dimulai, dan orang yang akan menjadi penguji adalah empat orang Pangeran Zahard termasuk aku."

"Aku, Ha Yuexin Yeon Zahard, Pangeran Bunga Api Abadi. Dan juga Pangeran Bintang Biru, Pangeran Bunga Bulan dan tentunya Pangeran Putra Mahkota akan menjadi penguji pada Pertarungan Kereta. Acara ini terbuka untuk semua kalangan. Regular, Irregular, Ranker, Pengurus Lantai, bahkan Pembunuh diizinkan untuk ikut."

"Mereka yang berhasil menarik perhatian kami, Para Pangeran, akan mendapatkan hadiah yang setimpal sesuai dengan nilai yang mereka peroleh. Jika kalian beruntung tentu kalian bisa mendapatkan salah satu Senjata 13 bulan sebagai hadiah kalian."

"APA?!" teriak Yuri dan Endorsi heboh.

"Pertarungan Kereta akan diadakan di Stasiun Name Hunt, dan tentu semua aturan disana akan tetap berjalan disamping peraturan Pertarungan Kereta. Kalian tentunya bisa mencoba mencuri nama kami disana. Baiklah! Sampai jumpa dua bulan lagi semua!!"

Bzzt bzzt

Semua orang terdiam saat layar infromasi kembali menampilkan iklan-iklan produk menara. Dan saat iklan tentang Pertarungan Kereta juga kembali ikut terselip, barulah mereka semua sadar kalau pengumuman tadi bukanlah omong kosong belaka.

Rachel dan Yura menatap lighthouse mereka lamat, Yura melipat kedua tangannya saat dia berkomentar. "Aku tidak pernah tahu ada Pangeran Zahard yang berasal dari 10 Keluarga Agung,"

"Aku juga tidak," balas Rachel sembari mengukir senyum tipis.

"Lalu, apakah kita akan ikut berpartisipasi?" tanya seorang anak kecil yang menutupi wajahnya dengan jubah coklat lusuh miliknya.

"Tentu saja, kita akan ikut! Ini kesempatan yang sangat langka." Timpal Rachel mengukir senyum lebar.

Dilain tempat, kelompok Baam langsung berkumpul melakukan diskusi menyeluruh. Mereka semua sepakat untuk ikut berpartisipasi dan tidak ada seorang pun yang akan tertinggal kecuali Repelista yang lebih memilih untuk menonton dari Lighthouse miliknya saja.

Memulai keberangkatan mereka menuju stasiun name hunt.

***

"Waah, tempat ini sama sekali tidak banyak berubah! Beruang teddy itu tetap saja menyambut kita dengan meriah!" komentar Shibisu sembari mendudukkan dirinya di sofa.

"Hmm, walau aku tidak ada disini lagi tapi sepertinya tempat ini tidak berubah sama sekali." Komentar Ellaine/Kaiser datar sembari menyeruput susu kotaknya.

"Ya kau bena,..." Shibisu berhenti bersuara saat dia menoleh cepat. "KAISER! Kenapa kau disini?"

"Hm, Jinsung Ha mengirimku untuk berpartisipasi."

"O-oh, begitu ya haha-ha-haha"

Baam menyapa Kaiser sebelum kemudian memilih untuk memasuki kamarnya sendiri, melihat semua orang yang datang yang diikuti dengan nama mereka diumumkan. Baam menyandarkan tangannya di kusen jendela, menatap semua orang dibawah sana.

Nama-nama dan peringkat diumumkan, para tanpa nama yang sudah berada di stasiun setelah sekian lama diam-diam melakukan penyerangan terhadap lawan yang mereka anggap lemah dan mengambil nama mereka. Beberapa orang yang bergelar ranker dan terkenal kuat melewati semua nya dengan santai sampai mereka mencapai penginapan.

Baam mengedarkan pandangannya kearah seluruh wilayah pulau apung dan tatapannya berhenti di pulau Apung dimana dulu Galeri tempat dia melawan Kaiser bertarung. Menurut perkiraan, semua pangeran akan mengambil tempat disana untuk mengadakan acara inti nantinya.

Baam mengalihkan perhatiaannya saat pintu kamarnya dibuka, menampakkan Rak yang berjalan masuk. "Kura-kura, kau tidak akan tidur?"

"Kau bisa duluan Rak, aku berencana untuk berlatih menfokuskan kendali shinsu sebentar."

"Hm, apa kau baik-baik saja? dengan semua arwah itu?" tanya Rak khawatir.

Baam mengukir senyum tulus, "Aku baik, walau memang terkadang mereka cukup berisik. Tapi selebihnya semua baik."

Rak memandang orang lain khawatir sebelum kemudian menghela nafas, mengambil selimut di kasur yang satunya lagi saat dia mengambil tidur di lantai seperti kebiasaannya. "Kau juga harus beristirahat kura-kura."

"Ya, tentu saja."

Mata merah Rak masih mengawasi Baam sejenak sebelum kemudian menutup, memutuskan untuk tidur saja.

Satu bulan sejak pelatihan keras mereka dimulai, gadis klon milik Hoaqin mulai menunjukkan tanda-tanda dia akan 'hilang'. Ini membuat gadis klon itu benar-benar menangis keras sembari memeluk pedang besarnya erat. Kekacauan yang dibuatnya dengan tangisan itu membuat latihan mereka menjadi tak terkontrol.

Sampai kemudian gadis Klon itu sudah agak tenang, dia meminta Baam untuk 'menyerap' dirinya sampai titik penghabisan. Setidaknya walau dia menghilang, dia tidak menghilang sepenuhnya karena dia menjadi kekuatan baru untuk yang lain. Dan bukannya menghilang tak berbekas di udara.

Pada awalnya Baam terlihat lebih suka bermenung, tapi kemudian sang Irregular itu kembali pada dirinya sendiri dan pertumbuhannya dalam berlatih berkembang lebih cepat dari pada biasanya.

Mata emas Baam melirik Rak yang sudah tertidur dengar suara dengkuran keras. Baam tertawa kecil melihatnya. Pemuda irregular itu menghampiri yang lain, memperbaiki letak selimutnya sebelum kemudian kembali memandang pemandangan di jendela.

"Kita akan berkumpul lagi, kau pasti akan bersedia bukan. Khun ,... kau dan aku, dan juga Tuan Rak. Bila memang kita tidak bisa menaiki menara bersama, kau setidaknya tetap berada bersama kami." guman Baam pelan.

***

Acara Pertarungan Kereta masih akan diadakan lima hari lagi, dan untuk sekarang prioritas utama semua orang adalah bertahan hidup didalam stasiun yang memiliki aturan tak manusiawi ini.

Para ranker mencuri nama ranker lain, regular mencuri nama regular lain, dan begitu seterusnya. Walau ada juga ranker yang egois mencuri nama regular ataupun non-regular lainnya.

Tujuan mereka bukan hanya untuk bertahan hidup, tapi juga untuk membentuk pasukan yang akan menjadi anak buah setia mereka. Entah siapa yang membocorkan rahasia para Pengeran. Tapi fakta bahwa para Pangeran itu tidak memiliki darah Zahard sudah menyebar luas di stasiun.

Membuat mereka yang haus dengan nafsu menara ingin mencuri dan memperbudak para Pangeran itu.

Hatz dan Shibisu berjalan tenang di sepanjang aula besar, mereka dengan teliti mengamati semua prilaku orang-orang yang berkumpul disana. Mereka sama sekali tidak menurunkan kewaspadaan mereka karena mungkin saja akan ada yang berusaha mencuri nama mereka.

"Hei, bukankah kalian ini kelompoknya Baam?"

Keduanya menoleh waspada, dan kemudian menjadi lebih rileks saat melihat yang menyapa adalah Boro. Dibelakangnya ada Sachi Faker, Aka Williams dan juga Daniel. Keempat regular yang sudah naik tingkat menjadi ranker kelas B itu menghampiri mereka dengan sikap santai.

"Ah! Kalian juga mengikuti acara ini?" tanya Shibisu ramah.

"Yah begitulah, karena acara ini mengambil kata 'kereta' sebagai bahan utamanya. Kami menjadi sangat bersemangat entah kenapa, lagipula kami juga penasaran dengan siapa yang dimaksud dengan Pangeran Zahard disini." Jelas Aka serius.

"Tapi apa informasi itu benar? Tentang mereka yang tidak memiliki darah Zahard?" tanya Sachi ragu.

Hatz mengangguk pasti, "Mereka sudah dipastikan tidak memiliki darah Sang Raja. Tapi aku tidak tahu siapa yang menyebarkan hal ini di stasiun."

Daniel merogoh saku celana, mengeluarkan handphone hitam dari sana. "Itu Emily, kalian mungkin sudah berhenti menggunakan benda ini karena berbagai alasan. Tapi aku sengaja menyimpannya untuk berjaga-jaga."

"Lagi? tapi apakah dia juga membocorkan identitas para Pangeran?" Shibisu melihat layar chat grup Emily dengan wajah malas.

"Tidak, Emily sepertinya tidak mengetahui siapa saja Pangeran Zahard." Ujar Daniel sembari menggelengkan kepalanya pelan. "Hanya saja, fakta bahwa Pangeran Zahard tidak memiliki darah Zahard dalam tubuh mereka benar-benar membuat semua orang bergegas membuat kelompok kuat. Tch, apa yang direncanakan gadis jelek itu kali ini?!"

Shibisu dan Hatz tentu saja tahu kepada siapa 'gadis jelek' itu dimaksudkan. Dan mereka juga tidak bisa menahan diri mendengus mengejek. "Itu sudah pasti untuk membuat semua orang menyerang para Pangeran yang dianggap kekuatannya kurang dari Putri Zahard. Hadiah dari pertarungan ini adalah Senjata-senjata langka dan prop langka lainnya. Bahkan senjata 13 Bulan menjadi salah satu hadiahnya. Jika mereka berhasil menjadikan para Pangeran menjadi budak mereka, mereka bisa memonopoli semua 'hadiah' itu sendirian."

Hatz mengangguk menyetujui, "Yah, ini tawaran yang cukup menggiurkan. Dan mungkin kami juga akan tergiur untuk melakukannya kalau saja kami tidak mengetahui salah satu identitas Pangeran Zahard ini."

Boro membulatkan matanya, "Kalian tahu siapa mereka? yah, kalau Pangeran yang memiliki nama YueXin itu hampir semua orang mengenalnya sekarang. Walau mereka tidak tahu bagaimana kemampuannya sih."

"Yang kami sebutkan disini bukan Pangeran dari keluarga Ha. Tapi Pangeran dari keluarga Arie. Aku yakin kalian akan terkejut nantinya,..." ujar Shibisu pelan.

Aka menyipitkan matanya menatap Shibisu dan Hatz lekat sebelum kemudian dia tertawa keras, "Yah! Itu yang pasti bukan si Monster Hoaqin sih! Ahahaha"

Shibisu dan Hatz meringis mendengar tawa Aka. Daniel dan Sachi yang melihat wajah keduanya tidak bisa untuk tidak bertanya, "Apa jangan-jangan yang menjadi salah satu Pangeran itu memang Hoaqin?"

"Hah? tidak mungkin bukan?" seru Boro.

Hatz dan Shibisu diam. Mereka hanya berharap tim Boro tidak melakukan perbuatan bodoh saat mengetahui identitas yang lain.

***

[ Perhatian untuk semua pengunjung di stasiun! Kereta Express sudah tiba! Harap bagi semua pengunjung di stasiun memperhatikan nama-nama berikut!!]

[Ranker Tertinggi, Pengawal Putra Mahkota ; Lero Ro]

[Ranker Tertinggi, Pengawal Putra Mahkota ; Quant Blizt]

Kedua orang yang baru saja melangkah keluar dari kereta itu membeku saat nama asli mereka di serukan dengan keras. Mereka bisa mendengar tawa renyah milik beberapa pemuda di belakang mereka.

"Ya ampun, Aguero. Aku sudah curiga kenapa kau tidak mengusir dua orang ini, tapi ternyata itu karena mereka adalah guru-mu di lantai ujian 1." Komentar Hoaqin dengan tawa jernih.

"Yah sudahlah, jangan membuat takut guru Aguero." Ujar YueXin tenang, "Tn Lero Ro dan Tn Quant masihlah seorang pelayan di istana Wisteria, dan sekarangpun tugas kalian adalah mengawal Saudara Putra Mahkota kami. Dan karena mengenal Saudara kami, itu menenangkan kekhawatiran kami. Mohon kerja samanya ya."

Lero Ro tertawa kering dan bersama dengan Quant memberi penghormatan untuk YueXin dan Hoaqin. Dengan canggung mereka menuruni tangga kereta, dan walau mereka ingin berteriak takut, mereka tidak bisa karena posisi mereka saat ini.

Kedua ranker itu berhenti di anak tangga paling terakhir, menunggu para Pangeran itu turun.

"Hmm, ini pertama kalinya aku kesini. Jadi aku sedikit antusias!" ujar Hoaqin melangkah keluar.

[Pangeran Zahard, Pangeran Bunga Bulan ; Arie Hoaqin Zahard]

Semua mata di penginapan maupun di aula, mereka yang mengetahui identitas Hoaqin sebagai seorang Pembunuh FUG di masa lalu tidak bisa menahan diri untuk berteriak tidak percaya.

Boro dan timnya menatap layar besar didepan mereka dengan pandangan horror. Melihat seorang pemuda dengan surai putih dan pakaian seputih salju yang berkibar indah setiap langkahnya.

Mahkota putih dengan hiasan Permata Lambang Zahard menegaskan identitasnya saat dia mengayunkan tangannya di udara kosong. Seakan membelah sesuatu membuat aliran shinsu beriak sebelum kemudian memunculkan pedang seputih salju.

"Halo semua orang! Aku masih baru di stasiun ini jadi kuharap kalian mau membantu ku." Ujar Hoaqin langsung menghadap kearah observer yang menayangkan semua penampilan itu kepada seluruh mata di Stasiun.

Senyumnya yang halus dan wajahnya yang adil membuat siapapun ragu, "Apa dia benar-benar Pembunuh FUG yang dulu?"

[Pangeran Zahard, Pangeran Bunga Api Abadi ; Ha YueXin Yeon Zahard]

"Hentikan itu Hoaqin, kau membuat mereka takut karena senyummu itu." ujar YueXin berdiri sembari bersidekap di ambang pintu kereta.

"Hm? Aneh, Semua orang di Istana Zahard selalu mengatakan kalau senyumku yang paling indah diantara Pangeran." Ujar Hoaqin menoleh keatas tangga kereta.

"Hmph, mata mereka pasti sudah rusak kan." dengus Ran dingin, melangkah keluar pintu.

[Pangeran Zahard, Pangeran Bintang Biru ; Khun Ran Zahard]

"Ran, kau ini terlalu sopan pada Kakak mu!" sindir Hoaqin dingin yang mana dibalas Ran dengan dengusan dingin, membuang muka.

YueXin tertawa kecil sembari mengelengkan kepalanya pelan, tangan kanannya terangkat didepan pintu gelap kereta. "Kita harus segera turun, Aguero."

Tangan ramping sewarna giok putih muncul dari kegelapan. Menyambut tangan YueXin saat secara perlahan dia melangkah keluar.

[Pangeran Zahard, Pangeran Putra Mahkota ; Khun Aguero Agnis Zahard]

.

.

.

.

.

.

Tbc~

Cuplikan Tower of God episode438

Khun dengan wajah polos bertanya pada salah satu ras anjing untuk menemaninya mengambil gigi. Meninggalkan Baam untuk battle dengan enemy.

Baam : Khun?!

Khun : Tidak apa Baam, kau pastikan saja memberiku waktu agar kita bisa menang *nyenggir sembari memberi wink(^_−)☆

Baam : (Apa ini? Kita sudah tidak bertemu hampir dua bulan dan kau pergi dengan lelaki lain yg lebih berotot begitu saja? Dan apa-apaan wink itu? Kau mau aku mengurung mu?!)
.
.
.
Sumpah, fanservice chapter minggu ini bikin aku hampir teriak malam2ヽ(*´з`*)ノ

04 Agustus 2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top