[22] Parents

***

"Kita bisa meloncati bebatuan itu." Saran Dowon menunjuk bebatuan sungai yang bisa di jadikan pijakan. "Selama kita tidak jatuh seharusnya tidak mengapa."

"Haha, selama kita tidak jatuh. Tentu saja, siapa orang bodoh yang jatuh begitu mudahnya." Ucap Cha penuh percaya diri.

***

Kallavan memeriksa telur itu dengan seksama. Sekilas saja dia bisa merasakan kalau telur ini akan menolaknya. Ada sesuatu yang menyelubungi telur ini yang membuat tidak seorang pun menyentuhnya. Doom juga merasakan hal yang sama, jadi dia tidak mengambil inisiatif untuk mengulurkan tangan.

Ha Cheonhee disisi lain memandang datar Cha yang mengeringkan tubuhnya yang basah, menoleh pada Baam saat dia bertanya. "Slayer, apa semua pengikutmu sama konyolnya dengan orang ini?"

"Hah?! Apa maksudmu dengan itu?! setidaknya aku lebih kuat darimu!" protes Cha tak terima.

Baam, "Yah hampir semua orang di FUG tidak waras, jadi tolong biasakan saja."

"Tuan Viole? Kenapa anda...?"

"Hentikan!" sela Dowon, dirinya malu sendiri dengan bagaimana mantan pemimpinnya ini bertindak. "Kita harus segera mengklaim telur itu, waktu kita tidak banyak."

Kallavan, "Aku juga ingin begitu, tapi telur ini sepertinya tidak akan mengizinkan kita bahkan menyentuhnya sedikitpun."

Doom menimpali, "Benar, aku mencoba mengirim sedikit shinsu milikku dan langsung terpental."

"Mungkin, dia memilih induknya sendir?" guman Ha Cheonhee bertanya-tanya. Saat semua tatapan orang tertuju padanya, Ha Cheonhee menjelaskan. "Di keluarga utama Ha, terkadang ada beberapa petinggi yang akan membagikan cerita tidur kepada anak-anak atau calon putri. Salah satu cerita itu adalah tentang Makhluk Mistis penghuni menara yang di ceritakan sangat suci."

"Mereka hidup dalam satu periode sebelum kemudian memilih untuk berhibernasi satu periode berikutnya. Tapi mereka tidak bisa begitu saja kembali hidup, mereka hanya bisa kembali jika mereka memiliki orangtua seperti pada umumnya. Legenda mengatakan kalau makhluk itu akan memilih orang terkuat dimenara, tapi ada juga yang mengatakan kalau makhluk itu lebih memilih orang dari segi kualitas jiwa."

"Orang yang terpilih sebagai orang tua tidak akan bisa lari dari beban membesarkan makhluk mistis. Tentu mereka bisa menelantarkan makhluk mistis yang baru lahir, namun akan ada konsekuensi yang cukup besar."

Cha mengerutkan dahi, "Konsekuensi?"

"Makhuk Mistis akan tumbuh sebagai iblis dan akan membawa bencana kemanapun dia pergi. Dan target terbesarnya adalah orang tua yang menelantarkan mereka. Menurut cerita salah satu orang yang pernah membacakan kisah ini pada ku dimasa lalu, lantai yang dilewati oleh makhluk mistis ini akan berakhir menjadi lantai tanpa kehidupan setelah bencana datang."

Itu terdengar seperti Enryu dan lantai kematian, batin Baam.

"Karena konsekuensi ini, dikatakan Raja Zahard memutuskan untuk menyimpan telur-telur Makhluk mistis yang ditemukan. Dan kemudian menyaring orang-orang yang mungkin menjadi orang tua yang baik dan tidak akan menelantarkan telur. Tapi sepertinya dari orang-orang itu tidak ada yang terpilih." Simpul Ha Cheonhee, dia tidak menduga cerita sebelum tidur yang mungkin di ceritakan oleh pengasuh Yuri di masa lalu ada benarnya.

Dowon menautkan alisnya bingung, "Lalu bagaimana sekarang? jika orang-orang yang dipilih dengan hati-hati oleh Zahard saja tidak bisa, bagaimana dengan kita?"

"Raja Zahard." Kallavan melirik Dowon saat dia mengoreksi sebelum kemudian beralih melirik Baam. "Belum tentu juga, kita memiliki seorang Irregular disini, dia bisa mencoba."

"Aku tidak yakin seorang yang memiliki gelar Beast ini bisa menjadi orang tua yang baik, bagaimana kalau dia sampai menelantarkan telurnya?" guman Ha Cheonhee mengundang tatapan menyelidik dari Cha.

"Dia tidak akan, aku percaya itu." timpal Doom saat mempersilahkan Baam mencoba.

Baam bagaimanapun sedikit ragu. Dia melirik Kallavan yang mana memberi isyarat agar Baam mencobanya. Di belakang sana Cha juga menyerukan beberapa kata tentang FUG yang mungkin mendapat anggota baru yang bisa membantu mengalahkan Zahard. Dan Ha Cheonhee yang jelas tidak senang. Dia tentu khawatir FUG mendapatkan kekuatan baru yang mungkin akan merepotkan.

Menaruh telapak tangannya di sekitar cangkang telur, energi shinsu miliknya terasa di serap. Awalnya terasa samar sebelum kemudian daya serap itu menjadi lebih kuat hingga pancaran shinsu sendiri bisa terlihat jelas. Cangkang telur yang awalnya putih polos perlahan berubah memiliki suatu pola unik di cangkangnya. Warna hitam dan emas bergelombang hampir memenuhi cangkang dengan pola-pola indah dan terkesan kuno.

Pada saat yang sama prompt pengumuman datang, dan cahaya menyilaukan menyelimuti mereka. Saat kembali membuka mata, mereka mendapati mereka sudah berada di tempat yang berbeda.

Mereka jelas masih berada di pulau terapung, namun landskapnya sudah berubah menjadi lebih luas dan lebih banyak fitur hutan dan area. Pulau itu memiliki empat menara yang berjarak sama satu sama lain. Dan mereka berdiri di puncak satu menara. Kemungkinan besar tim lain juga ada di puncak tiap-tiap menara.

[Perhatian untuk semua peserta. Kami ucapkan selamat bagi semua tim yang sudah menemukan telur. Selanjutnya kita akan langsung saja memasuki babak ke-empat]

[Babak ke-empat adalah permainan mempertahankan kehidupan. Tentu kalian semua yang terpilih sebagai induk dari telur menyadari betapa telur sangat rakus menghisap energi kalian. Karena itu, disaat seperti ini adalah saat yang paling rentan bagi kalian yang pasti melemah. Prioritas utama kalian adalah tetap hidup untuk mempertahankan kehidupan di dalam telur hingga batas waktu habis. Di saat seperti ini tentu anggota tim kalian akan sangat berguna membantu.]

[Tentu jika kalian berhasil membuat telur menetas sebelum batas waktu akan mendapat point extra. Tapi saya sendiri menyarankan agar anda tidak melakukannya. Alasannya sendiri,... yah kalian akan tahu ketika waktu nya tiba.]

[Batas waktu 4 hari. Selama waktu itu kalian semua bisa bebas melakukan 'apapun' yang kalian inginkan. Kalau begitu semoga selamat]

Piiip piiip

"Jadi sebenarnya apa tugas kita disini? Menjaga induk? Tim lain tidak mungkin menyerang di saat seperti ini," Teriak Endorsi tidak senang. Dia baru saja akan kembali berseru saat Yamah tiba-tiba jatuh berlutut. Dahi sang Slayer itu dibasahi keringat dan dia tampak begitu lesu dan kelelahan. "Tu-tunggu! Apa yang terjadi?"

"Dia kelelahan, ya itu wajar mengingat dia belum makan apapun padahal telur itu menyerap energinya." Elaine datang memeriksa Yamah sejenaj, melirik telur yang masih memancarkan sinar walau itu sedikit redup seiring Yamah yang tampak kehilangan tenaga. "Tentu telurnya akan menolak shinsu kita, kita hanya bisa membantu Yamah mendapatkan kembali suplai shinsunya."

"Maksudmu?"

"Kita harus memberi Yamah makan. Aku melihat beberapa sapi dan domba di bawah sana, akan lebih baik jika kita berburu."

"Maksudmu kita jadi bawahan anjing ini?! Hell No!! aku tidak mau!" tolak Shilial dan Lilial berbarengan.

Elaine, "Lalu kalian ingin gagal?"

"Ugh,..."

Endorsi, "Biarkan saja keduanya, ayo kita saja yang pergi berburu. Aku bisa mati bosan jika harus duduk disini terus."

Sementara itu di puncak menara lain, teriakan Yuri terdengar keras. "AKU MAU DAGING SAPI! AKU KATAKAN AKU MAU DAGING SAPI! AKU TIDAK MAU DAGING PUTIH! BERIKAN AKU DAGING MERAH!"

"Ta-tapi Putri, hanya ini yang bisa kami dapatkan,..."

"PERGI KEBAWAH SIALAN! KENAPA KAU MALAH MENANGKAP BURUNG YANG TERBANG DI DEKAT SINI?! LIHAT KEBAWAH! ADA BANYAK TERNAK!"

"Tapi di bawah sepertinya berbahaya,..."

"KAU MENYEBUT DIRIMU SEORANG RANKER SAAT KAU BEGITU PENGECUT?! CEPAT TURUN ATAU AKU AKAN MENDORONGMU!"

"Kami akan turun!" teriak semua orang di sana dan langsung turun, meninggalkan Yuri yang kelaparan.

"Tch, mereka begitu tidak becus! Sebaiknya mereka cepat datang membawakan aku daging merah atau aku akan menggila. Oh tentu aku tidak marah padamu, Little Rose." ujar Yuri mengusap sayang cangkang telur berwarna merah terang dengan pola bunga mawar yang indah. Telur itu tampak begitu mewah.

Di menara lain sendiri, Urek tampak mengoceh gembira dengan telur raksasa yang berwarna perak sedikit kekuningan. Dia tidak tampak memiliki efek samping seperti Yamah, dan Yuri. Hal ini membuat Elliot diam-diam menghela nafas lega karena tidak harus bekerja ekstra untuk menjaga Irregular monster satu itu.

Kallavan mengamati orang-orang yang sedang berburu di bawah. Dengan bantuan Dowon dan Doom dia bisa mengira-ngira apa yang mungkin terjadi. Berbalik menatap Baam yang duduk di dekat telur. "Hei, muridnya Jinsung. Apa kau merasa ada yang aneh?"

Baam membuka matanya sejenak, menatap Kallavan sejenak sebelum kemudian melirik kearah telur. "Aku baik-baik saja, mungkin."

"Mungkin?" beo Cha tidak mengerti.

"Kau kelaparan." Tebak Dowon.

"Tidak."

"Kau merasa lelah?"

"Tidak."

"Mengantuk? Mungkin kau butuh itu."

"AKU TIDAK! KENAPA KALIAN BEGITU BERISIK?! BIARKAN AKU SENDIRI!"

"......."

Kallavan dengan bijak menarik empat ranker menjauh dari Baam. Dengan bantuan pocket mereka bicara tanpa suara. "Dia menjadi lebih mudah tersinggung."

***

Orang-orang yang tengah menonton dari penginapan mereka masing-masing diam-diam merasa bersyukur tidak berada di tempat kejadian saat ini. Terkecuali Urek yang tampaknya baik-baik saja dan sibuk dengan telurnya, tiga orang yang terpilih jelas tidak baik.

Yamah yang makan banyak itu masih wajar, walau memang Yamah menjadi lebih mudah tersinggung jika ada yang mengatakan sesuatu tentang kandang dan ras anjing. Yuri sang Putri Zahard tiba-tiba memiliki nafsu makan begitu besar, itu mengejutkan. Terlebih emosi Yuri tampaknya juga makin lama makin memburuk. Pada hari kedua, mungkin karena rasa laparnya yang sudah begitu besar dan juga karena timnya yang terlambat mendapatkan daging. Yuri turun sendiri untuk berburu dengan membawa telur. Ini menakuti tim nya karena takut mungkin Yuri yang dalam kondisi lebih lemah akan diserang.

Baam sendiri tidak begitu baik. Pemuda itu sering terdiam tanpa bicara sepatah katapun. Dia tampak seperti tengah memikirkan sesuatu. Terkadang ketika semua orang mengira dia hanya melamun biasa, dia akan tiba-tiba melancarkan serangan secara acak dengan amarah yang entah dari mana datang. Lalu dia akan cepat tenang seakan tidak terjadi apapun. Ini jelas memerlukan kewaspadaan besar bagi lima ranker yang satu tim dengan Baam. Lagipula serangan yang Baam lancarkan kekuatannya tidak main-main. Jika mereka tidak hati-hati mungkin nyawa mereka melayang.

"Ada dengan Tn. Viole?" tanya Ehwa yang entah keberapa kalinya sejak hari babak ke-empat dimulai, dan seperti biasa pula tidak akan ada yang bisa menjawab. Setidaknya itu yang dipikirkan Ehwa sampai kemudian Rak tiba-tiba berbicara.

"Kura-kura Hitam hanya memikirkan indukan lain dari telur itu saja."

Semua mata sontak menoleh pada Rak yang masih berwujud buaya kecil, Shibisu bertanya dengan alis bertaut. "Apa maksudmu dengan indukan lain? bukankah telur hanya memilih satu induk?"

Rak melahap cemilan pisangnya saat dia menggeleng pelan, "Lihat telur milik Kura-kura Hitam. Itu hanya terhiaskan warna setengahnya saja. Telur itu pasti termasuk jenis makhluk itu."

Evan berpikir sejenak. Rak adalah salah satu dari keturunan penghuni asli menara, jadi tidak heran jika Rak mengetahui satu atau dua hal. Sebab kenapa Rak baru bicara sekarang mungkin pada awalnya Rak belum menyadarinya saja. "Lalu, apa kau tahu kenapa Baam seperti itu?"

"Sudah kukatakan, Kura-kura Hitam hanya memikirkan indukan lain. Telur jenis ini selalu memilih dua orang yang merupakan pasangan yang kuat sebagai induknya. Pejantan akan menjadi lebih posesif dan agresif menjaga wilayah dan pasangannya, sementara betina akan dilanda rasa lapar seperti Kura-kura bermata merah itu." jelas Rak acuh, "Kura-kura Hitam kan tidak punya pasangan, tapi telur itu malah memilihnya dan seseorang yang tidak diketahui."

"Oh aku mengerti." Sahut Hwaryuun mengangguk paham. "Baam sudah menaruh minatnya pada seseorang, tapi telur itu malah memasangkannya dengan seseorang yang mungkin bukanlah Baam inginkan. Dia ingin menolak orang yang tidak diketahui ini, tapi instingnya mengatakan untuk menjaga orang tak diketahui ini. Wajar jika Baam begitu."

"Eh? Memangnya Baam menaruh minat pada siapa?" Shibisu menerima tatapan aneh dari semua orang. "Apa? Aku hanya bertanya."

"Dan disini aku berpikir kau sudah tahu semuanya." Ujar Hatz rendah. Ada ejekan dalam suara nya.

"Memangnya kenapa?"

***

Yuexin melihat bagaimana keadaan empat orang yang dipilih oleh telur. Mengamati bagaimana mereka bertindak dan diam-diam menghela nafas lega karena sepertinya keempat orang ini adalah orang yang cukup di andalkan dalam memelihara anak. Walau keempat orang itu ada yang eksentrik hingga ketingkat tertentu, setidaknya dia bisa yakin orang-orang ini tidak akan menelantarkan apa yang akan menetas nantinya.

"Aguero, menurutmu siapa pasangan orang itu?" tanya Yuexin ringan.

Khun disisi lain hanya mengawasi jalannya permainan dengan seksama saat dia membuat komentar acuh. "Siapa yang tahu, walau aku menebak itu mungkin saja Endorsi."

"Hoo, kenapa kau bisa berkata begitu?" Haoqin melirik Aguero dengan mata tertarik.

Mengangkat bahu acuh, Khun menyandarkan dirinya ke sandaran sofa. "Baam dan Endorsi berkencan sejak pertarungan Workshop, jadi seharusnya Endorsi yang dimaksud disini."

Ran hampir tidak bisa menahan tawanya saat mendengar ucapan Aguero. "AA, aku selalu berpikir kau jenius dalam segala hal. Aku lupa kalau kau idiot di bidang ini."

"Apa maksudmu?" Aguero menatap Ran tidak senang.

"Hm~ tidak ada~" Ujar Ran dengan nada sing-song. Senyum geli di wajahnya perlahan menghilang dan kembali datar saat dia berkata. "Masalahnya mulai dari sini."

Melihat kembali kelayar. Keadaaan pulau apung yang sebelumnya penuh dengan vegetasi hijau dan hewan-hewan ternak lainnya tampak begitu sepi. Hanya ada burung-burung yang terbang di langitnya sementara hewan berdarah merah lainnya hanya tinggal beberapa.

Pada awalnya itu adalah untuk Yuri dan Yamah. Nafsu makan keduanya sudah cukup memangkas hampir setengah populasi hewan di sana. Dan kemudian ditambah dengan Urek yang juga mulai merasa lapar walau rasa lapar itu bukan berasal dari efek samping telur. Irregular itu benar-benar lapar dan dia kebetulan juga lebih suka memakan daging merah. Membuat perebutan pasokan makanan di mulai.

Baam disisi lain tidak masalah makan dengan daging burung, tapi emosi sang Beast semakin buruk semakin waktu berlalu. Doom harus mengikhlaskan satu sayapnya rusak karena dia terlambat mengelak dari serangan acak Baam. Karena emosi ini Baam juga tidak senang jika ada orang yang berjarak terlalu dekat dengan dia dan telur. Membuat Kallavan dan yang lain mengambil sudut terjauh dari Baam.

Dowon tengah menikmati pemandangan diselingi mengawasi bagaimana tim-tim lain berkerja. mengesampingkan betapa repotnya saat ini harus berjaga-jaga dari serangan tidak terduga seorang Baam, tim mereka masih bisa dikatakan cukup longgar dan tidak memiliki banyak pekerjaan. "Putri Yuri kembali turun untuk berburu." Lapornya saat melihat Yuri bersama telur merah yang mewah didekatnya.

"Putri Yuri? Kenapa bisa begitu? Hanya ada beberapa jam lagi, seharusnya dia mengambil waktu aman." Ha Cheonhee berdiri dari duduknya.

"Ah, Yamah juga turun."

"Apa?! Kenapa Yamah turun?" Doom segera mengikuti arah yang ditunjuk oleh Dowon, melihat Yamah bersama telur bercorak api. "Apa ini efek samping dari menjadi induk telur?"

"Tapi Slayer Beast masih disini." Kallavan menatap Baam yang masih duduk diam di dekat telurnya. Sekilas itu tampak tenang, tapi kemudian ada sekelompok kecil shinsu liar di langit atas Baam. Perlahan dan perlahan itu menjadi besar dan mengamuk seperti badai. Menyapu Kallavan dan yang lain hingga jatuh dari puncak menara. "Seperti nya aku terlalu cepat menyimpulkan, dia menjadi semakin emosian."

Melihat sekelompok awan shinsu yang berentitas tinggi dan bergerak liar membawa serta badai ganas disana. Ha Cheonhee tidak yakin mereka bisa terus terbang didekat Baam. "Sebaiknya kita menjauh, lagipula dengan benda seperti itu disekitarnya kita tidak perlu khawatir dia diserang."

"Setuju."

.

.

.

Tbc~

Maaf telat ya, di rl sibuknya begitu deh.

Dan juga anime ToG episode yang kemarin cukup mempengaruhi mood aku, sungguh kesel sendiri aku. Lagian aku juga kecewa dengan beberapa perubahan yang emang sih bikin menarik bagi penonton anime aja, tapi sebagai pembaca webtoon nya aku merasa gimana gitu.

Apalagi bagian Khun waktu baru bangun juga, sumpah aku kecewa sekali oh ya ampun. Hiks, untuk memikirkan kalau animenya bakal segera habis juga benar-benar nambah mood aku down lagi deh. Aku sedih dan kecewa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yg masih U18 silahkan baca sampai sini aja
.
.
.
.
.
.
.
.

Btw yang ngikut insta aku pasti udh liat ini, hehe, sejujurnya ini fanart r18+ pertama aku. Malu sendiri ngeliatnya sumpah.

Untuk fanfic klo ada yang nanya, aku ngk yakin bisa bikin. Karena sumpah baca yang gituan aja aku masih suka skip walau pikiran udah kemana-mana. 

Note : Dan aku juga mau minta tolong bagi semua readers, untuk fanart yg aku bikin dan bagiin di sini tolong jangan di repost di medsos manapun ya.

31 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top