[18] Three Fathers
Mungkin gara2 fokus ama adegan pertarungannya, aku jadi terlambat menyadari. Baam ama Khun di webtoonnya nya pake baju COUPLE guys!! Oke kapal gua berlayar!! Resmi ini coy!!
***
Makan malam pada malam itu sangat hening, berbanding terbalik dengan bagaimana meriahnya makan malam pada malam sebelumnya. Semua orang tampak berhati-hati untuk tidak membuat suara bahkan saat memakai peralatan makan, tidak ingin menjadi orang yang memecah kesunyian di antara ketegangan yang ada.
Entah itu Yuri ataupun Endorsi yang biasanya sangat gaduh terlebih saat makanan tidak sesuai selera mereka juga ikut diam. Mereka tidak ingin terlibat dengan FUG lagi, terlebih karena mereka dengan jelas bahwa Raja Zahard tidak pernah terlalu mementingkan para Putri Zahard sebelumnya. Jika mereka terlibat dengan FUG itu hanya akan membuat posisi mereka menjadi makin goyah.
Dulu mereka mungkin terlibat, dan itu tidak lain adlah karena Baam memang membutuhkan bantuan. Sekarang Baam sendiri tidak ingin melakukan apa yang menjadi keinginan FUG, jadi kenapa mereka yang merupakan orang luar harus. Ini juga tidak seperti mereka memiliki keyakinan untuk bisa membunuh para pangeran.
Urek? Dia tidak ikut makan malam. Mendapat panggilan dari seseorang dari lantai kematian lebih penting baginya daripada makan.
Khun yang merupakan orang yang paling menjadi topic berat kali ini seperti biasa diam saat memakan makanannya. Dia tampak acuh dan tidak mempedulikan kehadiran dua ranker yang dengan terang-terangan menatapnya dengan tatapan membunuh. Dia sadar dia yang saat ini pasti akan bisa dibunuh dengan mudah, tapi dia menolak untuk bersikap lemah. Belajar dari masa lalu, memperlihatkan kelemahan pada musuh hanya akan membuat musuhmu semakin gila untuk menjatuhkanmu. Membuatnya menjadi lebih buruk dengan setiap ucapan dan tindakan.
Dia tentu mendengar perdebatan Baam dan dua gurunya ini bahkan walau dia tidak berniat untuk menguping Jinsung Ha dan EvanKhell sama sekali tidak memiliki kesadaran untuk berbicara dengan nada yang lebih pelan. Memaksa Khun untuk mendengar inti percakapan.
Baam sendiri memakan makanannya tenang, seakan apa yang terjadi tadi tidak pernah ada. Bahkan irregular itu sempat menawarkan makanan favorit kedua gurunya pada mereka. Dia tampak sama sekali tidak terganggu dengan perdebatan yang terjadi sebelumnya. Karena dia sudah menolak maka biarkan itu begitu.
Khun pada akhirnya mengiyakan ajakan Rak untuk berkeliling di sekitar stasiun. Bagaimanapun pada malam hari sangat sedikit orang yang mau keluar untuk menjual nama mereka. Dia percaya pada Rak yang jelas sudah berkembang, dan dia percaya tidak ada orang yang cukup bodoh untuk melancarkan serangan untuk mencuri namanya. Terlebih dengan Baam yang juga ikut yang mana semua orang kenali sebagai Slayer baru FUG dan juga di sebut sebagai Dewa.
Setidaknya, itu dia yang percaya sampai kemudian serangan mendadak datang. Sepertinya Khun terlalu memuji beberapa orang sampai dia tidak menyadari kalau mereka sebenarnya tidak berbeda dengan idiot.
"Sesuai perintah dari veteran FUG, kami harus membawa sang Pangeran bersama kami." Michael berdiri di puncak bangunan bersama dua orang temannya yang lain. Mereka memakai jubah coklat kusam yang menutupi semua tubuh mereka, sehingga tidak ada yang bisa melihat wajah yang tersembunyi di balik tudung jubah. Tapi Khun yakin jika salah satu darinya adalah Apple.
"Veteran? Keberatan untuk memberi namanya padaku?" Baam menatap tidak senang kelompok orang yang tak diundang, sementara Rak sudah memegang tombaknya awas. "Kalian kura-kura sialan! Apa kalian benar-benar harus menganggu kami terus menerus?!"
"Kami tidak berada di tempat untuk memberitahumu! Apple, siapkan koordinatnya!" Michel memberi aba-aba untuk Apple yang langsung bekerja.
"Ini aneh, sejak kapan jabatan veteran lebih tinggi dari Slayer?" guman Baam mengejek saat dia tanpa ampun mengambil alih kendali shinsu disana secara besar-besaran. Membatalkan semua peralatan yang bersumber dari shinsu seperti lighthouse dan observer. "Sebaiknya kalian buka mulut kalian dengan suka rela, aku tidak ingin menggunakan kekerasan."
Michel mendengus tapi mengukir seringai lebar saat salah satu anggotanya yang tidak disadari keluar menyelinap. Khun tidak memiliki lighthouse ataupun senjata di tangannya, dia jelas adalah target empuk. Beruntung mereka tidak mengetahui banyak tentang bagaimana Khun bisa bersama dengan Baam sehingga mereka masih mengambil langkah-langkah waspada saat melancarkan serangan pada Khun. Yang jelas sangat menguntungkan Khun karena dia benar-benar akan dilumpuhkan jika mereka langsung menyerangnya secara brutal.
Bagaimanapun kendali shinsu nya sekarang masih dibatasi sebagai regular rendahan.
Menepis tangan yang mencoba membekuknya, Khun langsung memiting lawannya ke tanah. Dia bahkan tidak berkedip saat menarik persendian lawan itu kasar, menghasilkan suara pergeseran tulang yang jelas. Khun tidak berencana membunuh, bagaimanapun dia tidak akan pernah mau membunuh di depan Baam bahkan walau dia tahu Baam sudah berubah banyak dan pasti akan menoleransi hal seperti itu. Selain itu, dia masih mengingat aturan yang sedang berlaku menyelimuti stasiun saat ini.
Baam sudah berubah banyak dan bahkan dia tidak punya banyak simpati untuk musuhnya seperti yang diperlihatkannya di masa lalu. Jadi dia benar-benar tidak lagi orang baik yang akan puas hanya dengan lawan mengalami dislokasi sendi, terlebih karena orang itu mencoba menyerang Khun dan Rak, Baam tidak menghentikan Rak yang setelahnya menambah pukulan pada lawan yang dibekuk Khun.
"Buaya, jangan membunuh! Aturan itu masih berlaku!" ingat Khun saat Rak hampir membuat lawannya menghembuskan nafas terakhir.
"Rak, sepertinya jalan-jalan malam kita tidak bisa dilanjutkan lebih dari ini. Kau bawa Khun kembali, aku akan berurusan dengan para FUG lainnya. Pasti ada lebih dari kelompok ini."
"Jangan memerintah pemimpin mu begitu Kura-kura!" teriak Rak tapi tetap menuruti perkataan Baam saat dia mengambil Khun dengan satu tangan besarnya. "Tunggu! Buaya! Turunkan aku! Aku bisa berlari sendiri!" Khun memberontak, lagipula cara Rak membawanya sama sekali tidak nyaman.
"Diamlah Kura-kura Biru! Kita masih memiliki mangsa didepan!" seru Rak saat mengayunkan tombaknya. Dia melempar jauh semua orang-orang yang mencoba menahan mereka. Dia melewati semuanya dengan cepat dan bersih dan segera masuk kedalam apartemen mengundang tatapan bertanya dari mereka yang belum kembali ke kamar masing-masing.
"Kenapa ada begitu banyak kura-kura bodoh di stasiun ini?!" gerutu Rak saat melemparkan Khun dengan tepat ke sofa.
"Buaya! Kau sialan!" kutuk Khun saat kepalanya terhantuk sandaran tepi sofa yang terbuat dari kayu. "Bagaimana dengan Baam? Kau tidak kembali membantunya?"
"Hmph! Kura-kura Hitam tidak selemah itu, dia akan kembali segera." Rak mengabaikan pertanyaan beberapa orang saat dia kembali ke kamar untuk kembali ke wujud kecilnya. Khun masih mengusap kepalanya yang terbentur saat Shibisu menghampiri. "Khun, apa yang terjadi?"
"Huh, hanya sekelompok orang bodoh!" ketus Khun saat dia bangkit menuju jendela, mencoba melihat apakah dia bisa menangkap sesuatu yang terjadi di luar. Sayangnya pernyergapan itu terjadi jauh dari ruang lingkup yang bisa di perlihatkan oleh jendela apartemen tempat mereka tinggal, jadi Khun benar-benar tidak mendapatkan sesuatu yang berarti.
"Omong-omong Khun, mungkin ini sedikit pribadi, tapi apakah saat kau menjadi Pangeran kau tidak menggunakan Pocket mu lagi?" tanya Shibisu, sebenarnya sejak mengetahui bahwa Khun masih hidup dia sudah berulang kali mencoba menghubungi pocket lama Khun. Tapi selalu tidak ada tanggapan.
"Kemungkinan besar tidak. Pocket ku dari kehidupan sebelumnya masih baik-baik saja jadi saat aku kembali ke indentitasku yang asli pasti aku akan lebih memilih menggunakannya." Khun mengumpulkan sebagian helai biru sedingin es dengan jemarinya, menguncirnya dengan ikat rambut yang di berikan oleh Baam sebelumnya. "Tapi pocket adalah benda terikat, jika kau mencoba menghubungi ku sekarang pasti bisa."
"Benarkah?" Shibisu memunculkan pocketnya saat dia langsung mencoba memanggil pada pocket Khun. Dan memang, itu tersambung. Saat Shibisu tersenyum gembira dia melihat catu pocket muncul di samping Khun, menampakkan nama kontak Shibisu di sana sebagai 'Isu'.
"Itu ada bersamamu?!"
"Tentu saja ada bersama ku." Khun menolak panggilan itu saat dia menjelaskan dengan acuh. "Bagaimanapun Pocket memiliki fungsi untuk penerjemah bagi kita para Regular, jadi item pemanggil waktu tidak hanya akan memanggil orang dari masa lalu tapi juga pocketnya untuk memudahkan yang dipanggil saat dia mungkin saja di panggil di tempat yang bahasanya tidak dia ketahui."
Mata kobalt Khun melirik nama kontaknya di pocket Shibisu dengan alis bertaut, "Selain itu, kau masih memakai hal seperti itu untuk nama kontakku?! Sudah berkali-kali aku bilang untuk mengubahnya!! Endorsi selalu melihatku aneh karena nama kontak ku di pocket mu!!"
Shibisu melihat nama kontak Khun yang dia buat di pocketnya, disana tertera 'My Beloved Khun'. Memang itu sangat membuat banyak orang salah paham dan Shibisu bersyukur Baam tidak pernah tahu detail yang satu itu. Dimasa lalu jika Baam tahu mungkin hanya akan bertanya dengan polos dan membiarkannya berlalu, tapi sekarang Shibisu kurang yakin dengan kelangsungan hidupnya jika Baam sampai tahu.
"Khun, itu karena aku sudah menganggapmu sebagai putra ku tersayang!" ujar Shibisu menjelaskan. Itu tidak bohong, dia sudah menganggap Khun seperti putra asuhnya sejak ujian di lantai 2. Bukan hanya Khun yang dia anggap begitu, dia juga menganggap Hatz dan Anaak sebagai anak asuhnya. Hanya saja karena terpisah dengan Khun, dia jadi lebih memperhatikan Khun.
"Hell no, kau sudah memiliki banyak anak asuh! Jangan tambahkan aku! Aku sudah cukup memiliki tiga ayah disini!" tolak Khun saat dia memberi isyarat agar Shibisu menjauh.
"Tiga? Aku mengerti kalau dua lainnya pasti Khun Eduan dan Raja Zahard, tapi siapa satu lagi?"
"Apa itu hal yang penting sekarang?! Cepat ubah nama kontakku di pocket mu segera!"
Disisi lain Baam menatap acuh pemandangan tumpukan tubuh yang lemas. Mereka semua memiliki banyak jenis luka di tubuh masing-masing dair mereka, dari yang hanya berupa sobekan dalam hingga benar-benar putus. Darah mengenang di tanah tempat tumpukan orang-orang itu berada, namun walau begitu semua dari mereka masih bernafas walau terputus-putus.
Baam melangkah dengan acuh menginjak darah menggenang di tanah, menghampiri Michel yang menatapnya tajam. "Tatapan itu, aku mengenalnya cukup baik. Itu tatapan yang dulu pernah aku miliki untuk seseorang, memintanya untuk memperhatikan ku. Tapi setidaknya aku tidak memiliki tatapan segila yang kau miliki."
"Kau irregular sialan!"
"Kau bisa memanggilku apapun semaumu, bagaimanapun aku sudah terbiasa dengan semua nama yang kalian berikan pada ku." Baam dengan acuh mengangkat kakinya, dengan lembut meletakkannya di wajah orang yang terbaring di bawah. "Kau begitu putus asa, semua orang pasti akan membuat banyak prestasi baik jika ingin mendapat perhatian, aku bahkan juga melakukan itu. Tapi kau malah berbuat sebaliknya."
"Huh, membuat prestasi baik? Apa gunanya jika itu tidak berhasil? Kau mencuri semua perhatian dengan prestasi luar biasa mu, sehingga dia hanya akan melihat prestasi orang lain secara datar. Jika aku tidak bisa mendapatkan perhatiannya dengan cara itu, maka apa lagi yang bisa aku lakukan selain memaksanya untuk memperhatikanku?!"
"Oh, dan itu dengan cara membunuh rekan timnya?"
"Yah, kau sendiri tahu bahwa dia menjadi lebih memperhatikan ku sejak saat itu. Dia mengejarku dan mengeluarkan banyak uang hanya agar bisa bertemu lagi denganku!"
"Jika kau maksudkan dengan mencoba memburu mu dan berencana membunuhmu sebagai perhatian yang kau inginkan, kau benar-benar sudah gila."
"Perhatian masihlah perhatian! Dan itu akan menjadi hal yang lain jika dia tidak berhasil membunuhku dan sebaliknya aku yang menangkapnya. Bukankah itu sangat bagus?!"
Baam menyiipitkan matanya menatap orang yang masih memiliki seringai menyebalkan di wajahnya. "Kau benar-benar tidak tertolong lagi ya."
"Berkata seakan kau adalah Dewa untuk semua orang! Kau bukan dewa! Kau hanyalah monster yang mencuri semua harapan orang lain!" teriak Michel keras berakibat melukai paru-paru nya yang sudah tertusuk tulang rusuknya sendiri.
"Ya dan kau bukan orang pertama yang mengatakan hal itu." Baam tersenyum mengejek saat dia menatap dengan dingin, "Ini aneh sekali, kau marah padaku hanya karena ketidakmampuan mu sendiri. Kau sendiri yang lemah dan tidak berbakat namun kau malah menyalahkan orang lain yang lebih mampu. Sungguh menggelikan."
"KAU-!"
BRAK
"AAAKKKHHHH!!"
"Ssstt , jangan keras-keras. Aku tidak ingin Khun mendengarnya, dia pasti sudah tidur saat ini. Jangan bangunkan dia dengan suara kotor mu itu." bisik Baam pelan saat dia mengeratkan sarung tangan hitamnya. Mengengggam rambut putih kusam Michel dan menariknya kasar.
"Sekarang, sebaiknya kau jujur pada ku."
.
.
.
Tbc~
AAAAAAHHH AKU PEN KALI TERIAK MALAM-MALAM!! EPISODE 5 ToG GILA BET!!! //ups, sampe jebol gini, hehe
Sumpah gila banget Studio yang menggarap anime ToG kali ini. Paruh pertama manis banget sumpah liat Baam ama Khun, walau setelahnya paruh kedua anime gua pen banget bunuh orang gara-gara kemunculan si Kuning Berbintik. Ih sialan banget tuh b*cth malah muncul ngehancurin mood gua.
Khun di webtoon nya lebih kalem, walau emang pas awal temu ama Baam dia agak agresif gara-gara liat BlackMarch, tapi kan setelahnya Khun agak jaga jarak sopan gitu. Ini malah di animenya sumpah agresif amat sih, jelas amat nih Studio yang ngarap pasti Shipin BaamKhun juga. Aman gua dukung hahahaha💞💞💞💞
Gua hampir teriak pas ini😍😍😍
Lihatlah si Ratu cantik kita ini, posenya benar-benar WOW sekali.😍💞💞
Dan ya ampun Khun, mau banget di manja ama Raja tercinta. Aku kan jadi deg-deg an!!😆😆💞💞💞
Sumpah jika sampai studionya nambahin Baam ngelus rambut Khun di adegan ini, gua bakal teriak tanpa bisa ditahan lagi. Persetan ama tengah malam pokoknya gua pen teriak kalau itu bener2 kesampaian!💞💞💞💞
Aduduh adegan yg ini udh kayak 'pengakuan cinta' aja, kan meleleh gua jadinya yg nonton😍😍😍
Aku melihat pemandangan dimana Raja dan Ratu lagi duduk mesra di tahta sementara sang Ksatria yang setia menjaga mereka. //Etdah otak gua💞💞💞💞
Tuh Baam cepet sadar dong, bini lu udh khawatir gitu🤣🤣🤣💞💞💞💞
Oke kalau udah kayak gini ngk salah lagi, kalau anime ToG bener2 di lanjutin, jelas adegan BaamKhun pelukan bukan hanya sekedar imajinasi!!
Di webtoon sumpah aku pen banget komplain ama SIU, kenapa adegan Baam Khun pelukan malah di close page nya? Sementara adegan Deng-deng pelukan ama Ilouei malah di liatin, kan ngk adil!! Anime nya kalau lanjut season 3 harus masukin adegan BaamKhun pelukan!! Harus!!!
Episode 5 Minggu ini sumpah bagus banget, tapi yakinlah adegan Khun nyandar ke Baam yg paling banget aku suka diantara semua adegan. Bener2, waktu liat trailernya jujur aku udh curiga, pasti studio yg ngarap suka ship BaamKhun nih. Tapi aku ngk tangkap bakal sejauh ini. Sumpah meledak mood gua walau seketika kempes gara2 Kuning Berbintik, sumpah mood hancur seketika.
29 April 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top