[15] The Little Fish

***

"Khun, aku akan kembali ke kantin untuk mendapatkan es. Kau tetap disini, aku akan segera kembali." Ujar Baam panik dan langsung berlari menyusuri koridor tanpa menunggu tanggapan dari Khun.

Khun berteriak setengah jalan saat punggung Baam sudah hilang di persimpangan koridor. Mereka dalam perjalan hendak kembali ke penginapan mereka. Khun memaksa Baam untuk kembali agar sang irregular dapat beristirahat dan lagi Khun juga ingin memeriksa luka Baam secara pribadi. Dia sibuk mengomeli Baam di perjalanan sehingga dia sendiri tidak berhati-hati di tempat yang belum dikenalnya sehingga dia jatuh di anak tangga dan kakinya terkilir hingga bengkak.

Sebenarnya tidak parah. Dirinya masih bisa berjalan walau sedikit pincang, tapi Baam terlalu paranoid dan langsung pergi mencari es saat melihat pembengkakan di pergelangan kakinya. Padahal hal seperti ini akan langsung sembuh dengan cepat. Berterima kasih untuk tubuh dari 10 Keluarga Agung yang benar-benar ulet.

Menyandarkan diri ke dinding. Khun memutuskan untuk memilah-milah informasi yang berada dalam observer milik Shibisu –yang dipinjamkan padanya. Khun tidak tertarik untuk mempelajari hal-hal yang dia lakukan setelah pertarungan Workshop, dirinya lebih tertarik untuk segera memahami apa itu Pertarungan Kereta. Bagaimanapun dia hanya akan berada disini sampai besok malam saja, sebelum semua itu dia harus membantu Baam sebisa mungkin.

Suara langkah terdengar bergema mendekati tempat Khun. Mengira itu Baam yang sudah kembali, Khun mengangkat pandangannya hendak menegur Baam agar tidak bertindak begitu tergesa-gesa namun terhenti saat melihat siapa yang datang. Senyum yang sebelumnya terukir hendak menyambut Baam langsung berubah menjadi cemberut masam, tatapan bersinar dingin menatap tajam orang di ujung lorong.

"Halo A.A, sudah lama tak jumpa." Sapa lelaki berkulit gelap tersebut sembari mengukir senyum palsu. "Kau terlihat lebih muda dari yang sebelumnya. Apa kau sengaja melakukan hal itu hanya untuk membantu teman mu sang Irregular itu?"

"...." Khun tidak menjawab, dia juga tidak ingin membocorkan perihal dirinya yang sekarang ini adalah dirinya yang di masa lalu. Itu hanya akan mengundang lebih banyak masalah. Lebih baik biarkan saja orang-orang ini membuat tebakan sesuka mereka. Mengamati Michael dari atas hingga bawah beberapa kali, Khun tidak bisa untuk tidak mendengus kesal. Sepertinya dia(Khun) tidak berhasil menangkap dan membunuh bajingan ini setelah pertarungan WorkShop usai.

Entah itu karena ada masalah baru yang datang atau memang karena Michael memiliki keberuntungan untuk terus lari dari kematian.

Michael sebenarnya diberi misi oleh FUG untuk membantu Rachel dalam Pertarungan Kereta sekaligus mengamati setiap pergerakan para Pangeran. Dirinya sedang membeli makanan di kantin dan sekalian hendak mengumpulkan informasi siapa-siapa saja yang bisa diundang untuk masuk dalam jajaran tim Rachel yang kekurangan anggota ketika dirinya tidak sengaja mendengar suara yang akrab.

Mengikuti sumber suara, dirinya hampir menjatuhkan nampan di tangannya saat melihat Khun dalam sosok yang lebih muda. Dia berjarak terlalu jauh dari kelompok Baam sehingga dia hanya bisa mendengar beberapa patah kata dan itupun hanyalah omelan yang dilontarkan Khun tentang Baam yang ceroboh dan terlalu sering mendapat luka baru.

Dia melihat Khun memaksa Baam untuk kembali ke penginapan mereka agar luka-luka yang di derita Baam bisa dia periksa secara langsung. Michael dapat dengan jelas melihat bagaimana Khun terlalu fokus pada keadaan Baam sehingga dirinya sendiri ceroboh dan memutar pergelangan kakinya hingga bengkak. Baam langsung lari dengan panik setelahnya mencari es meninggalkan Khun yang patuh untuk tinggal di tempat.

Michael menipiskan bibir tidak senang. Sejak awal dia bertemu dengan Khun, dia hanya menerima misi dari FUG untuk menemani Rachel menaiki menara dan mencari celah untuk membunuh Khun. Tapi saat dia sudah tergabung dalam tim itu, dia perlahan menumbuhkan rasa kagum pada Khun. Bagaimanapun Khun benar-benar sangat jenius dalam membuat ujian lantai menjadi begitu mudah untuk mereka lewati.

Cara Khun menangani Rachel juga.

Selama bertahun-tahun menaiki menara dulu, Khun sudah mencurigai Rachel, tapi karena tidak ada bukti kuat yang mendukung dan Khun tidak langsung menghakimi Rachel bahkan walau dia tahu kalau Rachel pura-pura lumpuh. Dia tetap membawa Rachel bersamanya menaiki menara dan memperlakukan Rachel dengan baik walau dia tetap tidak akan pernah menurunkan penjagaan nya terhadap gadis itu.

Dia mengetahui setelahnya, kalau Khun melakukan semua itu untuk seorang irrregular yang di nyatakan mati di lantai pertama tempat tes Khun dan Rachel diadakan. Karena irregular itu meminta Khun untuk menjaga Rachel dan menemaninya menaiki menara jika terjadi sesuatu pada nya.

Khun melakukan semua itu, bahkan walau dia membenci Rachel yang menjadi orang yang dicurigai sebagai tersangka utama. Khun tidak melewati batas dalam merawat Rachel, dia tidak pernah bersikap kurang ajar pada gadis itu dan hanya ikut bermain. Itu karena tidak adanya bukti nyata bahwa Rachel-lah yang mendorong Baam sang irregular. Membuat Khun tetap berada di garis tengah.

Michael mengagumi sikap Khun yang satu itu. Yang dengan jelas membagi dimana yang putih dan hitam, dan mana yang masih abu-abu. Sikap Khun jelas bijaksana dan tidak langsung menunjuk buruk orang lain hanya karena rumor yang belum jelas nyatanya. Untuk ukuran keturunan 10 Keluarga Agung, sikap seperti itu sangat langka dan indah.

Hanya saat semuanya terbukti dan sejelas siang hari, Khun baru akan bertindak. Dan tindakan yang diambil adalah tindakan tegas. Khun tidak segan membuang uang untuk membuat tim baru untuk memburu Rachel dan mereka yang berkhianat, menangkap dan membunuh untuk balas dendam. Walau semua itu gagal karena kemunculan Baam yang tiba-tiba di stasiun pertama Kereta Neraka. Jika saja Baam tidak datang pada saat itu, Michael jelas yakin kalau Khun akan berhasil membunuh Rachel dan kelompoknya.

Sejak awal, Khun hanya menatap Baam. Bahkan ketika mereka menaiki menara bersama dahulu, Khun tidak menganggap banyak keberadaan anggota tim yang di kumpulkannya. Selain Khun Ran yang merupakan saudara beda ibu, Khun A.A memperlakukan anggota lain tidak berbedanya seperti kurir pengantar makanan. Yang lain mungkin tidak mempermasalahkan lagipula gaji yang diberikan A.A memang sangat tinggi dan kesempatan untuk menaiki menara selalu terjamin.

Tapi Michael tidak.

Dia tidak senang dengan sikap itu. Dia ingin mata kobalt yang sering tertangkap tengah merenung jauh itu tertuju padanya. Bukan pada keberadaan seseorang yang entah masih hidup atau tidak. Dia ingin semua atensi dari seorang Khun Aguero Agnes, tapi semua itu terlalu tinggi untuk di raih.

Dan Michael menyadari dengan benar, bukan hanya dia yang menginginkan hal itu. Rachel juga menginginkannya. Gadis itu juga menginginkan keloyalan yang diberikan A.A kepada Baam. Tapi juga sama tidak terjangkau. Sama seperti bintang-bintang dalam legenda yang tidak bisa kau raih setinggi apapun kau menaiki menara.

Karena terlalu tinggi, jadi bukankah lebih baik menjatuhkannya dan mengurungnya di tempat yang gelap? Dimana semua sinar dan indahnya bintang itu hanya untuk pribadi.

"Ini benar-benar membuat nostalgia, melihatmu dalam penampilan lama mu." Michael melangkah lebih dekat, tidak senang dengan Khun yang membuang wajah kearah lain mengabaikan keberadaannya. "Katakan A.A, apa sebegitu ingin nya kau membuat Baam memenangkan pertarungan kereta ini? bukankah itu sangat curang untuk membiarkan panitia seperti mu membantu para peserta."

Khun masih tidak menanggapi. Si pemuda biru lebih memilih untuk diam tetap di tempat. Dia sungguh ingin membunuh bajingan pengkhianat satu ini, tapi celah waktu dan banyaknya hal yang tidak diketahui oleh dirinya membuat Khun lebih memilih jalan aman. Lagipula bahkan walau identitasnya sebagai seorang Pangeran sudah diketahui secara luas sekarang ini, tubuhnya masihlah mengemban aturan sebagai seorang regular.

Dia tidak mengetahui banyak fungsi dan kelebihan dari item milik Rak secara Haoqin si pemilik terdahulu tidak pernah mau meminjamkan ataupun menjelaskan pada Khun kegunaan alat itu secara mendetail. Jika dia melanggar aturannya sebagai seorang regular saat ini, ketika dirinya kembali ke masa lalu, bukankah itu mungkin akan mengubah masa depan yang sekarang? siapa yang tahu pasti.

"Apa kau benar-benar tidak ingin melihatku sebegitu buruknya?" tanya Michael mulai kehabisan kesabaran karena di abaikan. Senyum yang sebelumnya terukir di wajah menghilang digantikan garis melengkung ke bawah menunjukkan rasa tidak puasnya.

Michael baru saja mengangkat tangan hendak meraih si biru memaksa untuk melihat kearahnya saat satu gelombang shinsu kasar menghantamnya hingga terpental menjauh beberapa meter. Mengangkat kepalanya tidak senang melihat Baam kembali lebih cepat dari yang diharapkan.

"Well well, lihatlah ini sang Slayer baru kami." ujar Michael sarkastis. Bahkan walau dia bagian dari FUG, sama seperti Rachel, Michael sangat tidak menyukai keberadaan irregular yang satu ini. Karena dia selalu mendapatkan apa yang paling di inginkan oleh orang lain dengan mudah.

"Khun, kau tidak apa?" tanya Baam langsung menghampiri Khun yang mengukir senyum menyambutnya. "Aku baik, aku hanya tidak menyangka kau datang lebih cepat dari yang aku harapkan."

Baam balas tersenyum sedikit merasa bersalah, "Aku hanya terlalu panik sehingga terlambat menyadari kalau di penginapan kita juga ada es." Baam tidak kembali ke kantin karena di tengah perjalanan menuju ke sana dia baru menyadari fakta satu itu. Dengan jarak mereka yang hanya sedikit lagi mencapai suit tempat mereka menginap, jelas lebih bijak untuk segera kembali ke penginapan dari pada pergi ke kantin. Lagipula, tidak seharusnya dia meninggalkan Khun sendirian di tempat yang masih asing bagi si pemuda biru itu sekarang ini.

"Hei, apa kalian berdua melupakan keberadaan ku? Kenapa kalian tidak mengajakku dalam percakapan kalian?" sahut Michael tidak senang di abaikan, terlebih rasa jengkelnya bertambah karena lagi semua perhatian Khun di tujukan pada si Irregular.

Baam mendelik menatap penuh permusuhan pada orang yang merupakan mantan anggota tim Khun yang dulu. Dia benar-benar ingin membunuh orang ini sekarang jika saja aturan yang melarang membunuh sudah diangkat dari stasiun NameHunt. Rak dulu pernah bercerita kalau Khun pernah mati sekali ketika Baam sendiri sibuk dengan pertarungannya dengan ras anjing dari luar kandang.

Jika saja pada saat itu api keluarga Yeon tidak mengikuti Khun, si pemuda biru itu dipastikan akan benar-benar mati di belakang pengawasan Baam. Beruntung api itu sangat suka mengikuti Khun dan menyelematkannya lagi dan lagi. Sama seperti WhiteFish di permainan Dallars dulu di Kereta Neraka yang rela mati untuk menyelamatkan Khun.

Sepertinya Khun sangat menarik di mata para ikan kecil itu, dan Baam sama sekali tidak mempertanyakan mengapa. Lagipula Khun selalu menjadi orang yang tampak bersinar dan cerah seperti langit siang hari yang cerah disamping kepribadiannya yang dingin dan menyendiri.

"Baam," panggil Khun menarik kembali perhatian Baam. Mengambil satu tangan sang irregular, Khun menariknya untuk pergi dari sana. "Abaikan saja, dia bukan orang yang sepenting itu untuk menerima perhatian kita." Ujar Khun dengan sangat tepat menohok perasaan Michael.

Pemuda berkulit gelap itu mengertakkan gigi dan ingin berteriak memanggil Khun saat kehadiran orang lain datang dari belakangnya. Menoleh ke belakang dia melihat itu adalah Yura yang menatapnya penuh peringatan. Baam membiarkan dirinya di tarik pergi oleh Khun kearah yang berlawanan dari mereka saat dia melirik kedua orang yang menjadi anggota time Rachel itu dari balik bahunya.

Betapa Baam benar-benar ingin mencincang orang-orang ini, dan betapa Baam sangat ingin mengucapkan banyak cibiran pada Yura yang tertipu pada cahaya kebaikan Rachel. Karena dia sendiri pernah tertipu pada cahaya itu, menganggapnya adalah emas hanya untuk menyadari kalau itu hanyalah kotoran.

Jika bukan karena Rachel yang memegang rahasia tentang siapa jati dirinya yang dirinya sendiri tidak ketahui, Baam benar-benar akan membunuh Rachel ketika terkadang mereka bertemu di markas FUG.

"Oh bayi, kalian kembali begitu cepat." Sambut Urek saat melihat kedatangan mereka di suit. "Dimana yang lain? mereka tidak ikut kembali?"

Baam menjawab, "Tn. Shibisu terjebak dengan tim Boro dan Sachi, Nona Endorsi kebetulan bertemu dengan Kaiser di kantin dan sekarang tengah berdebat, Rak sepertinya tidak akan kembali sebelum menghabiskan uangnya untuk semua pisang sementara Tn. Laure dan Tn. Hatz sendiri tidak di ketahui."

"Laure kemungkinan besar menemukan spot yang bagus untuk tidur, Hatz si maniak pedang itu mungkin sibuk berlatih." Timpal Khun sembari menyuruh Baam untuk duduk di sofa yang kosong mengingat sofa yang satunya lagi ditempati oleh Urek secara dominan.

Urek melihat kepergian Khun, nampak tengah mencari kotak obat. Pandangannya kembali pada Baam yang tengah membuka pakaian atasannya. Membaringkan dirinya lebih malas di sofa, Urek berkata dengan sedikit helaan nafas. "Dia menyadari luka-mu setelah semua pakaian tertutup yang kau pakai. Mendapat omelan yang pantas akhirnya?"

Baam tertawa kecil, "Aku rasa begitu."

Khun kembali dengan cepat, menatap Baam dan Urek dengan pandangan tidak senang. "Sungguh, apa semua irregular seperti kalian? Begitu ceroboh dan selalu mendapat luka separah ini dan hanya di anggap santai?"

"Kau tidak bisa menyalahkan kami, lagipula semua luka itu adalah bukti kami berkembang menjadi lebih kuat. Memangnya 10 Pemimpin Keluarga dna Zahard tidak seperti ini? mereka juga irregular." Urek menatap Khun dengan minat ingin tahu.

"Mereka tidak masuk hitungan." Khun menatap semua perban yang melilit tubuh bagian atas Baam dengan pandangan seakan ingin merobeknya kasar untuk melihat luka dibaliknya. Mengabaikan pertanyaan ingin tahu dari Urek, Khun mengerutu tidak senang. "Apa tidak ada satupun dari kalian yang menegur Baam untuk tidak bertarung secara berlebihan? Aku terkejut Endorsi tidak mengomel tentang hal ini."

"Sebenarnya dia mengomeliku kemarin." Baam melepaskan perbannya perlahan. "Hanya saja selama beberapa tahun ini aku mulai sedikit lebih baik. Jika sebelumnya dengan luka seperti ini aku pasti akan koma selama beberapa hari hingga beberapa minggu, sekarang itu tidak terjadi lagi. Aku masih mempertahan kan kesadaranku."

"Itu tidak menjadi alasan untuk tidak mengomelimu seharian!" tukas Khun. Menyentuh sedikit luka-luka menganga di kulit adil milik Baam, itu tampak mengerikan dan lebih mengerikan saat Baam terlihat biasa saja. Seakan sang irregular sudah lama kehilangan rasa sakitnya. "Biar ku tebak, ini semua karena pelatihan dari para gurumu dari FUG? Kau menjadi semakin dan semakin ceroboh."

"Ya itu ada benarnya, selain Jinsung Ha yang terkenal melatih para muridnya dengan sadis, EvanKhell juga sangat ketat dalam penilaiannya." Ujar Urek menanggapi mengundang Baam untuk meliriknya datar.

"Jinsung Ha? Pria dari keluarga Ha yang membantai keluarga nya sendiri hanya untuk seorang wanita yang tidak diketahui asal-usulnya?" ujar Khun penuh tebakan. Membantu mengaplikasikan obat pada semua luka yang telah dia bersihkan, Khun memutar semua informasi yang dia ketahui tentang ranker dari keluarga Ha tersebut. "Memang benar, Wangnan pernah mengatakan tentang kau yang memiliki guru yang menyeramkan. Itu dia?"

"Begitulah, Aku sendiri tidak tahu latar belakang Guru selain dia adalah mantan keluarga Ha, dia jarang mengungkit masa lalu." Ujar Baam mencoba menahan untuk tidak merinding geli saat jemari panjang Khun membuat kontak dengan kulitnya. Khun selalu memiliki suhu tubuh yang lebih rendah dari orang lain, jadi itu benar-benar sangat mengejutkan saat kulit yang sejuk itu menyentuh tubuhnya yang hangat.

"Terlepas dari masa lalunya, dia memang sangat hebat. Dia tidak melatihmu hingga kau di ambang kematian kan?" tanya Khun menatap Baam menyelidik.

Baam balas menatap saat pikirannya menerawang ke masa lalu. Tidak lama setelah pertarungan Workshop, untuk bisa menaiki kereta neraka yang sebelumnya di tentang oleh FUG, Baam dan juga Rak dan Khun bertarung dengan Jinsung Ha untuk bisa kabur dari pengawasan. Pada saat itu adalah awal pertama Khun bertemu dengan Jinsung Ha dan mengetahui hubungan guru-muridnya dengan Baam.

Khun tidak pernah mengetahui detailnya karena pada waktu itu sendiri ada banyak hal yang harus di pikirkan oleh Khun. Dan lagi semua masalah selalu datang tanpa ada habisnya dan seiring bertambahnya masalah, Baam juga tidak memiliki waktu untuk menceritakan semua yang menimpanya saat dia masih berada di pelatihan yang dipaksa oleh FUG padanya.

Mengingat kembali pada saat-saat awal berlatih bersama dengan Jinsung Ha, itu benar-benar neraka. Dirinya yang masih hijau pada saat itu berada di ambang kematian beberapa kali tapi tetap harus bangkit jika tidak ingin teman-teman yang berada di daftar list temannya di bunuh satu persatu.

Dia tidak tahu kapan tepatnya itu dimulai, tapi Jinsung Ha mulai memperlakukannya dengan baik terlepas dari cara pelatihannya yang masih tetap saja kejam seperti pada awalnya. Dibandingkan dengan Hansung Yu yang selalu mengancamnya dengan kertas daftar teman di tangan, Jinsung Ha tidak pernah mengambil langkah kearah sana. Paling banyak Jinsung Ha akan bertanya apa motivasi Baam untuk terus bangkit ketika dia berada di ambang kematian. Mengenyampingkan bagaimana metode latihan, sikap Jingsung Ha benar-benar seperti para penatua yang baik merawat yang lebih muda. Jinsung Ha membuat Baam merasa seakan dia memiliki seorang ayah yang tidak pernah dia miliki.

Melihat Baam yang tampak mengenang masa lalu, Khun mengerutkan kening tidak senang. "Dia melatihmu dengan kejam." Simpul Khun jengkel saat dia mengambil perban. "Dan guru mu yang satunya lagi, EvanKhell dari neraka. Sepertinya aku mulai mengerti dari mana sikap kurang ajarmu yang sekarang berasal, kau pasti terpengaruh saat bersama dengannya. Bagaimanapun kau selalu menjadi orang yang mudah terpengaruh terlebih itu dari orang seperti guru di mata mu."

Urek tertawa keras hingga tubuhnya melengkung, "Hahaha, kau menyadari sikapnya yang berubah akhirnya! Aku sempat mengira kau tertipu dengan semua tindakannya."

"Huh, aku hanya perlu waktu cukup lama untuk menyadari kelainan itu." gerutu Khun mengabaikan wajah bermasalah Baam, "Menaiki menara hingga sejauh ini, bahkan seorang pendeta akan berubah seiring bertambahnya waktu yang dia habiskan di menara. Kenapa aku harus mengecualikan Baam untuk hal ini?"

"Khun, kau tidak senang dengan perubahanku?" tanya Baam khawatir.

"Sedikit, tapi aku akan jadi orang bodoh jika terus berharap kau menjadi anak laki-laki naif yang polos." Jujur Khun saat bangkit mengambil perban. "Di menara ini, sikap naif dan menolong tanpa berpikir panjang hanya akan menyingkat hidup. Sikap seperti itu memang bagus, tapi di menara ini itu hanya akan menjadi hal yang sia-sia."

"Jadi kau tidak terlalu mempermasalahkan perubahan sikapku, kan?"

Khun tidak langsung menjawab, mata kobaltnya menyapu Baam sebelum kembali pada pekerjaannya untuk memasang perban di sekitar tubuh sang Irregular. "Yah, selama kau masih mengingat jati dirimu sebagai manusia aku tidak terlalu mempermasalahkan." Lagipula, bahkan walau kau menjadi seorang pembunuh berantai yang kejam sekalipun, aku merasa aku sendiri tidak akan mempermasalahkannya. Entah apa yang terjadi pada otakku.

"Lagipula, setiap perubahan selalu membawa kepada yang baik tapi terkadang juga kearah yang buruk. Setidaknya di kasusmu sendiri, walau beberapa hal memang harus aku akui kau berubah cukup buruk, tapi di sisi lain kau menjadi lebih baik. Kau tidak akan mudah di manfaatkan dan tipu kali ini, sebagai contoh." Ujar Khun menjelaskan membuat Baam diam-diam menghela nafas lega.

Dia sendiri tahu kalau semua temannya mengeluhkan sikapnya yang berubah lebih dingin beberapa tahun ini. Mereka terlalu sering mengeluh sampai Baam sendiri takut bagaimana tanggapan yang akan diberikan Khun nantinya. Dia senang Khun mengutarakan bagaimana pendapatnya dengan begitu terbuka, dan bagaimana Khun tidak terlalu mempermasalahkan perubahan dirinya dan lebih melihat bagian positif dari perubahan itu.

Khun melingkarkan kedua tangannya disekitar tubuh Baam ketika dia memasang perban di tubuh Baam. Menggunakan kedekatan itu, Khun berbisik tepat di telinga Baam. "Sebagai contoh yang buruknya, kau tampaknya menjadi lebih suka mengadakan kontak fisik."

Baam langsung merinding saat udara hangat berhembus di telinganya. Dia sontak menoleh menatap Khun yang dengan cepat mengambil jarak di antara mereka. Khun masih memiliki wajah dingin dan serius di parasnya saat dia menyelesaikan memasang perban. Baam mengalihkan pandangannya saat mendengar suara tawa tertahan milik Urek.

Mendapati sang Irregular yang sering menyebut dirinya sebagai pahlawan itu menahan tawanya dengan satu tangan menutupi mulutnya dan satu tangan melingkari perutnya yang terasa sakit karena tertawa. Tanpa penjelasanpun Baam tahu kalau Urek pasti menertawakan wajah tertegunnya tadi saat Khun berbisik padanya. Baam sedikit kesal, hanya sedikit sehingga dia dengan cepat mengabaikan Urek saat dia ingat sesuatu yang lebih penting.

"Khun, kakimu yang terkilir tadi." Ingat Baam saat dia melihat Khun membereskan Kit pertolongan pertama.

Khun melirik kakinya dan mendapati kalau pembengkakan di pergelangan kaki sebelumnya sudah mulai menyusut. "Tidak apa Baam, lihat, pembengkakannya sudah mulai mengecil. Itu akan segera sembuh jika di biarkan sejenak."

"Tetap saja, bukankah lebih aman untuk mengompresnya. Aku akan mengambil es dulu."

"Tunggu Baam,..." panggil Khun hendak mengingatkan agar sang Irregular untuk mengenakan kembali bajunya. Bagaimanapun, Khun sangat yakin akan ada seseorang yang akan dengan senang hati melemparkan dirinya kedalam pelukan Baam jika Baam memamerkan tubuh matangnya yang sempurna itu.

Baam baru saja keluar dari dapur dengan sekantung Es di tangannya saat tubuhnya di tubruk oleh tubuh lembut seorang wanita. Keseimbangannya terganggu karena tabrakan tiba-tiba membuat kantung es di tangannya terlempar dan mendarat keras di kepala Rak yang baru saja kembali.

"AKH! BENDA DINGIN APA INI?!" teriak Rak terkejut dan langsung mengambil kantung Es itu dari kepalanya.

"BAAM!! AKU TAHU KAU SUDAH TUMBUH MENJADI LEBIH MATANG, TAPI HARUSKAH KAU MENGGODAKU SEPERTI INI?!" teriak Endorsi menutupi teriakan Rak.

"No-nona Endorsi, bisakah kau lepaskan aku?!" ujar Baam berusaha lepas dari pelukan maut sang putri Zahard.

Urek tertawa di sofa hingga dia terengah-engah sementara Khun mengambil kantung es dari Rak dan menempelkkannya di pergelangan kakinya yang bengkak. "Kau terluka, kura-kura biru?" tanya Rak mengabaikan Baam yang tengah menderita di tangan Endorsi.

"Hanya terkilir." Jawab Khun seadanya, "Omong-omong Buaya, apa kau tidak kembali dengan Shibisu?"

"Kura-kura satu itu diseret oleh kura-kura putih dan timnya." ujar Rak kemudian menjelaskan kalau yang dimaksudnya adalah kelompok yang tadi dia temui di kantin.

"Mereka, apakah mereka lulus untuk pertarungan kereta selanjutnya?"

"Dua diantara mereka."

"Itu bagus, akan lebih baik mereka datang kesini sehingga aku bisa mendiskusikannya." Ujar Khun sembari bangkit berdiri saat merasa kakinya jauh lebih ringan. "Dimana para Pemandu?" tanya Khun pada Urek yang baru saja menstabilkan nafasnya.

"Evan saat ini seharusnya tengah sibuk mengomeli Yuri di kamarnya, sementara pemandu berambut merah itu entahlah."

Baam berusaha menjauhkan Endorsi saat dia melihat Khun pergi, "Khun, kau hendak kemana?"

"Mencari dua pemandu. Aku harus mulai bekerja." Jawab Khun singkat saat dia mengetuk pintu kamar demi kamar hingga satu pintu terbuka menampilkan Yuri yang berwajah suntuk. Jelas dia baru saja menerima ceramah yang sangat menohok. Mata ruby gadis itu berkobar saat melihat Endorsi yang memeluk erat Baam yang setengah telanjang.

"ENDORSI!! AKU BERSUMPAH AKAN MENYEBARKAN VIDEO MANDI MU KE SEMUA JARINGAN DI MENARA!!" teriak Yuri mengancam sembari menarik Endorsi untuk segera menjauh dari Baam.

"KAU WANITA PSIKO SIALAN! APA MAKSUDMU DENGAN VIDEO MANDI KU?!" Endorsi balas berteriak.

Baam memanfaatkan kesempatan yang diterimanya itu segera mengambil bajunya dan mengenakannya dengan cepat. Mendekati Khun yang sudah mulai berbicara serius dengan Evan. "Khun, kau bilang kau mau berkeliling terlebih dahulu."

Menggeleng pelan, Khun menjawab. "Tidak lagi Baam, terlalu beresiko untuk diriku berkeliaran saat ini. Lebih baik aku tetap di sini dan mulai menyusun rencana untuk menghadapi babak ketiga pertarungan kereta."

"Itu memang benar,..." guman Baam tidak bisa membantah. Dengan kemunculan Michael tadi saja sudah membuat Baam merasa awas.

Khun baru saja hendak berbalik mencari HwaRyuun saat si pemandu merah itu entah sejak kapan sudah berada di belakangnya. HwaRyuun tentu setuju untuk berdiskusi dengan si Biru. Bagaimanapun semua rencana Khun selalu terbukti berjalan sukses untuk kemajuan Dewa-nya.

"Baam, ini masih awal hari. Lebih baik kau berlatih sementara aku berdiskusi dengan keduanya." Ujar Khun saat dirinya mengingat kalau Baam sendiri adalah peserta yang lolos. Rak sudah lebih dulu mengambil tombak merahnya dan keluar menuju halaman untuk berlatih sejak Yuri datang tadi. Hatz sejak kembali nya sibuk membersihkan pedangnya. Dan Lauroe,...

Yang seperti biasa dia tertidur.

"Tapi Khun, kau sendiri yang meminta ku untuk beristirahat hari ini."

Khun terdiam beberapa saat dan menatap Baam lamat, "Kau benar-benar pintar membalikkan kata-kataku sekarang. Aku tidak berkata kau harus bertarung sebagai latihan, kau bisa berdiam di kamar dan mecoba mengatur kendali shinsu mu agar menjadi lebih stabil. Itu sama sekali tidak akan membuat luka mu terbuka." Kata Khun sebelum berbalik memasuki ruang pertemuan untuk berdiskusi dengan kedua pemandu.

"Dan aku tekankan! Hanya pelatihan menstabilkan shinsuu! Bukanbertarung!" ucap Khun penuh penekanan sebelum menutup pintu ruangan.

.

.

.

Tbc~

Untuk bagian dari pemikiran Michael diatas tentang Khun, aku bersumber langsung dari Webtoon nya.

Nih orang sakit emang, hanya karena ngk dapat perhatian dia menggila. Sungguh, pesona seorang Khun memang menggerikan😂

Btw udh nonton anime episode 2 ngk? Aku udh, walau kecewa bagian Rak yang nge-rap di potong dan beberapa bagian lainnya yg juga dipotong. Aku masih suka terlebih karena itu di ganti ama Rak yg lucu banget pas minta coklat tambahan😂

Ngk sabar nunggu episode 3 Minggu besok💕💕💕

9 April 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top