[14] Strip, Now!
***
Lantai 30, Bengkel.
Setelah pertarungan WorkShop yang membuat kekacauan yang mengemparkan seisi lantai dan orang-orang yang bekerja di Bengkel yang mencoba kabur dengan panic. Semua hal di ambil alih kontrol oleh kelompok Wolhaiksong dan salah satu dari Pemimpin 10 Keluarga Agung yang tidak diketahui sudah berada disana. Walau tidak bekerja sama secara langsung, kedua belah pihak berhasil dengan lancar menenangkan kembali orang-orang di lantai 30.
Di sebuah suit hotel dimana beberapa regular yang turut andil dalam pertempuran Workshop berkumpul dan bercakap-cakap beberapa hal. Tertawa dan saling bercanda dengan senyum lepas, berekspresi sebebasnya tanpa peduli akan tekanan untuk menaiki menara.
"Dan kau harus tahu bagaimana Baam berbicara judes dan dingin padaku setelah dia mengalahkan anggota tim ku dengan buruk! Untuk memikirkan kalau itu adalah Baam yang polos, aku benar-benar tidak bisa menahan tawa!" seru Shibisu sembari tertawa keras mengingat bagaimana Baam bersikap kepadanya saat masih menjadi Viole dahulu.
Hatz hanya mendengus jenaka sebagai tanggapan saat dia dengan acuh menyesap minumannya. Lauroe yang tengah berbaring dengan selimut membelit tampak gemetaran menahan tawa.
Topik pembicaraan mereka terus berputar tentang bagaimana Baam yang naif dan polos bersikap seperti penjahat dan tidak bisa menahan tawa saat memikirkan bagaimana Baam terlihat sangat kaku dan kebohongannya tampak begitu jelas dan tidak menyakinkan. Hal yang membuat mereka curiga akan identitas Jue Viole Grace setelahnya.
Wangnan dan anggota tim asam manis sesekali ikut bertanya. Mereka tidak mengenal Baam si Irregular yang merupakan diri sejati dari Jue Viole Grace yang selama ini selalu mereka segani. Mendengar bagaimana si calon slayer itu ternyata hanya seorang pemuda polos dan naif, mereka menjadi sedikit merasa bersalah karena selama ini selalu saja menumpang hidup bersama Viole dan bergantung padanya setiap kali menjalani Ujian lantai.
Pintu suit itu terbuka, mengundang tatapan semua orang untuk melihat. Mendapati Khun, Rak dan Baam memasuki ruangan tempat mereka mengadakan pesta perjamuan. Khun melihat bagaimana teman-temannya terlihat begitu gembira, mengukir seringai khas saat dia berjalan menghampiri. "Apa yang kalian bicarakan begitu asyik? Perbuatan bodoh Shibisu lagi?"
"Apa maksudmu dengan hal itu?!" seru Shibisu kesal yang disambut dengan seringaian yang lebih lebar dari Khun.
Endorsi menyandarkan diri saat dia melirik Baam dengan senyum menggoda menghiasi paras cantiknya. "Kamu sedang membicarakan buruknya akting irregular kita yang manis dalam berperan menjadi orang jahat nan kejam. Bukan begitu Baam?"
Baam tertawa kikuk sembari mengaruk sebelah pipinya. Khun berkedip beberapa kali sebelum berseru, "Oh tentang hal itu! memang benar pada saat itu kau benar-benar sangat payah, Baam. Kau sepertinya benar-benar perlu ku ajari tentang bagaimana menjadi licik dan keahlian dalam berbohong."
"Tuan Khun, aku tidak memerlukan hal yang seperti itu." Tolak Baam halus.
"Apanya yang tidak? Coba kalian dengarkan ini." ujar Khun pada Shibisu dan yang lain. "Saat di kasus Tangan Arlene dimana aku bertemu dengan Baam sebagai Viole pada saat itu. Wanita kelinci bernama Xiaxia itu mengoceh tentang slayer dan dewa. Mengatakan aku harus mati disana untuk menjadi batu loncatan Viole. Dan kau tahu apa yang Baam lakukan? Dia bersikap begitu dramatis dan menyuruhku untuk pergi."
"...."
"Baam menghajar tim mu kan?" tanya Shibisu menatap Khun lekat.
"Dia melakukan, tapi Ran dan Novick lebih seperti malas untuk bertarung lebih lanjut karena melihat kemampuan Baam dalam menciptakan banyak Bang. Mereka yakin akan kalah sih. Dengan kepribadian Ran, mereka akan lebih memilih mengalah agar tidak menderita cedera lebih banyak."
"....."
"Baam tidak menyerangmu?" tanya Endorsi dengan wajah menunduk.
"Tidak, dia hanya berkata 'Pergilah wahai putra Khun, disaat aku sedang berbaik hati'. Pfft, pada saat itu akting Baam benar-benar buruk dan aku langsung membongkar nya." Ujar Khun mengangkat satu tangan menutupi bibirnya yang tertawa kecil. "Tuan Khun, itu sudah cukup!" ujar Baam agar menghentikan Khun dari terus membongkar tindakannya di masa lalu. Yang memang jika di lihat kembali kebelakang, Baam sendiri merasa tindakannya begitu bodoh dan memalukan.
Kenapa bisa-bisanya dia berbohong padahal dia sendiri sadar benar kalau target kebohongannya adalah Khun yang dulu sempat menawarkan diri untuk mengajarinya semua trik licik dan cara berbohong yang benar?
Selain Rak yang berteriak keras tentang bagaimana tindakan Baam yang menurutnya bodoh. Orang lain di ruangan itu terdiam tidak berbicara. Khun dan Rak terus menggoda Baam akan semua akting Baam yang dinilai begitu buruk saat Endorsi bangkit dari duduknya dengan keras, menarik semua perhatian kepadanya.
Kepala gadis itu menunduk sehingga tidak ada yang bisa melihat seperti apa wajahnya pada saat ini. "Hei Biru, Baam tidak menyerangmu saat dia menjadi seorang Viole?"
Alis tebal milik Khun bertaut, wajahnya sedikit tidak senang, "Seperti yang aku katakan tadi, dia tidak menyerangku. Dia selain berbicara kebohongan seterang siang hari dan juga akting buruk itu, Baam tidak melakukan hal apapun padaku."
"Dia tidak melukaimu walau itu hanya sedikit?"
"Tidak, sudah kubilang dia cuma mengusirku." Ujar Khun jengkel mendapati pertanyaan yang serupa terus menerus.
"Lalu bagaimana dengan kau yang hampir mati di Tangan Arlene? Itu bukan karena Baam?", tanya Endorsi mengangkat kepalanya menampilkan senyum indah. Khun sama sekali tidak berpikir dua kali saat menjawab, "Itu perbuatan FUG. Baam sepertinya tidak mengetahui tentang bom yang di pasang di sekitar tangan Arlene jadi pada saat Xiaxia menekan tombol bom dia langsung berbalik dan berteriak agar aku segera lari. Walau itu terlambat."
"......"
"Tuan Khun, pada saat itu seharusnya kau lari daripada berdiri di tengah ledakan." Ujar Baam keras, wajah manis irregular itu nampak sedikit kesal dan khawatir. "Aku benar-benar mengira kau tertimbun waktu itu."
Khun dengan santai mengibaskan tangannya, "Aku sudah tahu struktur keseluruhan dan berapa berat tangan Arlene, di tambah dengan armor inventaris milik Ayah ku, bahkan walau aku akan tidak sadarkan diri untuk beberapa waktu, aku masih tidak akan kehilangan nyawaku."
"Tapi tetap saja......"
BRAK
Ucapan Baam terhenti saat Endorsi dengan keras menampar meja hingga meja itu hancur setelahnya. Putri Zahard termuda itu masih mengukir senyum manis di wajahnya, parasnya benar-benar nampak begitu menawan jika saja pembuluh darah di dahi itu tidak terlihat menonjol. Jelas menunjukkan kalau sang putri tengah menahan emosi yang siap meledak.
Di kursi lain, Shibisu duduk dengan kepala tertunduk. Kedua tangannya di satukan saat menjadi penahan dagu. Semua orang bisa mendengar tawa sarkastis milik si pria yang hobi memakai pakaian jersey itu. "Hahaha, jadi selain anggota tim Khun yang dikalahkan tapi tidak sampai sekarat, Khun sendiri sama sekali tidak menderita luka dari seranganmu secara langsung, begitu maksudnya."
Menghirup nafas dalam, Shibisu menunjuk Baam dengan mata penuh amarah. "APA-APAAN PERLAKUAN TIDAK ADIL ITU? KAU BAHKAN MENGHAJAR DAN MEMBUAT ANGGOTA TIM KU HINGGA BEBERAPA DI ANTARANYA SEKARAT, KAU JUGA MENGANCAMKU DENGAN KEKERASAN UNTUK MENDAPATKAN PENAWAR RACUN. TAPI KAU HANYA BERKATA PADA SI KEPARAT KHUN INI UNTUK PERGI?!"
Khun yang tidak terima, "Hei apa maksudmu......"
"DIAM!" Teriak Endorsi dan Shibisu berbarengan sebelum keduanya kembali menatap penuh amarah pada Baam. Endorsi berjalan menghampiri Baam dimana Khun dan Rak berdiri di belakangnya. Baam melangkah mundur yang otomatis membuat Khun -dan juga Rak yang diabaikan oleh Endorsi- yang dibelakangnya juga ikut mundur. Dari sudut pandang Endorsi, Baam terlihat seperti ingin menjauhkan Khun darinya.
"Katakan pada ku Baam, kenapa kau begitu pilih kasih?" menunjuk Khun tepat di depan hidungnya, Endorsi berteriak penuh emosi hingga suaranya terdengar memenuhi satu bangunan. "KAU BAHKAN MENINJUKU DENGAN KERAS DAN MENCOBA MENEMBAKKU DENGAN PISTOL!! TAPI KAU BENAR-BENAR MENYURUH SI BIRU INI UNTUK LARI BEGITU SAJA?!"
"Bu-bukan begitu, hanya saja-"
"HANYA SAJA APA?! JANGAN COBA-COBA MEMBUAT ALASAN DENGAN KU!! KENAPA BISA-BISANYA KAU BERSIKAP KEJAM PADAKU YANG MERUPAKAN PACARMU?!"
"Memangnya sejak kapan kalian pacaran?" sela Khun dengan alis bertaut.
"SEJAK DI UJIAN LANTAI 1 !!" sahut Endorsi emosi memandang Khun dengan tatapan membunuh. Putri Zahard itu kemudian mulai berteriak marah-marah pada Baam yang terlihat kewalahan bahkan walau ditolong oleh Rak yang membelanya namun ucapan Rak malah semakin membuat kemarahan Endorsi berkibar.
"Tentu saja kura-kura hitam akan memilih kura-kura biru! Bagaimanapun mereka sudah lebih dulu saling bertemu sebelum dirimu! selain itu mereka juga satu tim! Kenapa kura-kura hitam harus bersikap lunak pada kau kura-kura bermata aneh yang merupakan tim yang berbeda dari kami?!" seru Rak membela Baam.
"APA KAU KATAKAN BUAYA?!"
Khun mengernyit, mengangkat satu tangan memijat pangkal hidungnya saat dia merasakan merasa pusing. Sejak dia mengetahui kalau Baam masih hidup, dia menjadi lebih mudah terserang stress dan menenggelamkan diri dalam pemikiran-pemikiran untuk menaiki menara lebih cepat dengan Tim Asam Manis agar bisa mengejar dan mengikuti acara Workshop. belum lagi dia juga harus menyusun rencana bagaimana untuk mendapatkan Baam kembali setelahnya.
Bisa dikatakan, hampir sejak kejadian di tangan Arlene, Khun sama sekali belum mendapatkan tidur yang baik. Dia benar-benar bersyukur karena semua temannya adalah orang bodoh yang berhasil di kelabui dengan sedikit make up sehingga mereka sama sekali tidak mengetahui tentang lingkaran hitam di matanya.
Ah benar, masih terlalu cepat untuk bersantai. Dia harus menyusun tim baru untuk Khun Ran dan juga Dann agar bisa mengejar Rachel. Bagaimanapun sebagai anak dari 10 Keluarga Agung, adalah nalurinya untuk membalas dendam.
Hwaryun duduk di sela-sela menonton semua yang terjadi. Melihat Dewa-nya yang dia besarkan sendiri tampak berdebat dengan Endorsi yang Hwaryun dengan jelas melihat bagaimana Baam mulai menyadari kelebihannya. Menggunakan wajahnya yang polos untuk mencairkan kemarahan Endorsi. Walau memang belum sempurna, itu benar-benar adalah perkembangan yang sedikit mengejutkan Hwaryun.
Dia tidak menyangka dalam waktu singkat ini Baam mulai mengembangkan bakat bermuka dua. Hwaryun mulai khawatir dengan masa depan. Jika Baam menjadi orang yang bermuka dua yang sempurna, akan sangat susah untuk menyukseskan tujuan FUG kedepannya. Karena apa? Karena Hwaryun dengan sangat jelas mengetahui bahwa di dalam kedalaman hati Baam tersimpan dendam yang kuat pada FUG.
Jika FUG memberikan kepercayaan mereka pada Baam, terlepas dari siapa yang mendapat tahkta Raja Menara, hanya satu yang menjadi akhir pasti pada saat itu. FUG akan hancur karena Baam pasti akan membalaskan dendamnya.
Hwaryun mengalihkan pandangannya pada Khun saat matanya tanpa sengaja melihat pemuda biru itu bergerak menjauh dari Baam dan keluar dari ruangan tanpa suara. Tanpa perlu menggunakan kemampuannya sendiri, Hwaryun tahu benar kalau Khun tengah membuat perencanaan untuk memburu Rachel. Dan Hwaryun dengan sangat yakin betapapun matangnya rencana yang di ciptakan Khun, itu tetap saja akan gagal.
Karena bagaimanapun, Rachel adalah seorang Irregular.
Ini tidak seperti Hwaryun peduli dengan kesejahteraan Rachel. Dirinya sendiri juga berharap agar wanita itu segera menghilang, tapi itu tidak bisa. Bagaimanapun keberadaannya adalah sesuatu yang akan membuat Baam terus mendapat motivasi untuk menaiki menara. Jadi, walau dia jengkel dengan keberadaan wanita jelek itu, dia harus menahan diri.
Semua untuk perkembangan Dewa-nya.
***
"Hm, jadi benar-benar sesuai namanya. Di stasiun ini siapa pun yang kehilangan namanya akan menjadi budak dari orang yang mengambil nama." Guman Khun mengusap dagunya penuh perhitungan. "Permainan yang selalu di mainkan Paman Zahard dan yang lain malah menjadi sesuatu yang mengambil kebebasan orang lain seperti ini. Siapapun yang memulai benar-benar memiliki otak seorang iblis."
Baam tertawa canggung mendengar perumpamaan yang diberikan Khun. Mengingat di masa lalu Khun tidak pernah mengatakan hal tersebut saat menjelaskan seperti apa Stasiun NameHunt. Tapi mungkin saja Khun berpikir begitu saat mencari informasi tentang stasiun NameHunt tanpa sepengetahuannya.
"Sebelumnya aku mendengar rumor tentang seorang penguasa di sini, dia disebut Kaiser. Bagaimana dengan dia?" tanya Khun saat dirinya mengingat rumor yang selalu dia lihat secara tak sengaja di jejak pencarian lighthouse miliknya.
"Ah kalau tentang Kaiser, dia sudah tidak menjadi penguasa tempat ini lagi." ujar Shibisu. "Tidak lama setelah Baam kembali, kalian menaiki kereta Neraka dan berhenti di stasiun ini untuk memburu nama Kaiser."
Shibisu hendak menceritakan secara detail tapi di hentikan oleh Endorsi yang tidak ingin di ejek untuk kedua kalinya karena apa yang menimpanya dahulu. "Banyak hal yang terjadi sampai kemudian Kaiser di beli oleh FUG dan bekerja untuk FUG." Simpul Endorsi singkat.
"Tapi walau begitu, aturan untuk merebut nama terus ada dan sama sekali tidak ada perubahan yang berarti selain penguasanya yang kerap berubah-rubah dalam waktu singkat." Ujar Baam baru. "Omong-omong Khun, kenapa kau terus menatapku seperti itu?" tanya Baam sedikit tidak enak saat Khun selalu menatapnya tajam dan penuh perhitungan. Baam tidak terbiasa dengan tatapan yang sangat asing di arahkan Khun padanya.
Khun berguman tapi masih menatap Baam tajam. Menatap Baam dari atas ke bawah beberapa kali, pikiran Khun penuh dengan analisis tak terpecahkan. "Maaf, aku hanya merasa kau membohongi ku di satu tempat yang tidak bisa ku tebak."
Shibisu dan yang lain, "......" Semua tingkah laku polos dan naifnya adalah kebohongan! Dia sebenarnya sudah menjadi pemuda yang dingin dan tak berhati!!
Baam tertawa canggung seperti tawa yang selalu dia miliki di masa lalu saat dia disalahkan, "Selain dari bagaimana aku berlatih aku tidak menyembunyikan apapun."
Shibisu mengukir senyum di wajahnya saat hatinya terasa dingin penuh dengan tanda tanya. Sejak kapan Baam yang naif dan lucu menjadi begitu manipulative seperti sekarang ini? Jika di ingat lagi bukankah Baam sama sekali tidak bisa berbohong dengan baik? Kenapa dia begitu pro sekarang?
Sebelah alis Khun naik saat dia menatap Baam lekat, "Kau tidak berlatih berlebihan hanya karena aku tidak ada kan?"
"Ahaha, aku beristirahat dengan cukup." Jawab Baam dengan nada bersalah. Semua luka yang didapatinya dari bertarung dengan Yamah kemarin tertutupi oleh pakaian. Baju dengan lengan panjang dan turtle neck itu dengan sempurna menyembunyikan semua perban yang membalut luka.
Khun menatap Baam sanksi, "Beristirahat dengan cukup kau bilang? Lalu jelaskan padaku kenapa kau bangun kesiangan pagi ini? jika kau bangun lebih awal seharusnya kau juga akan membangunkan aku lebih awal. Kenapa kau bangun begitu terlambat seakan kau baru saja begadang untuk berpesta? Dan lagi, apa kau pikir aku tidak bisa mencium aroma darah dan obat di tubuh mu?"
Shibisu meminum minumannya dengan damai, Ah, akhirnya Baam di omeli oleh orang yang tepat!
Tidak seperti jawaban acuh dan wajah kosong yang selalu Baam tampilkan ketika di omeli oleh Shibisu dan yang lain. Kali ini Baam terlihat bermasalah dan panic. "Tidak apa Khun, lagipula itu hanya luka kecil dan sudah di obati,..."
"Kecil? Oke baiklah," potong Khun sembari mengangguk dengan wajah tersenyum sebelum kemudian dengan dingin berkata. "Buka pakaianmu!"
"PFFT"
Shibisu tanpa bisa ditahan menyemburkan kembali minumannya yang alhasil membasahi Rak yang duduk di seberang. Baam terdiam cukup lama sebelum kemudian gelagapan berkata, "I-itu, Khun kita saat ini ada di restoran. Bagaimana mungkin aku melepaskan pakaianku disini?"
"Heh! Kenapa kau tidak? Apa kau tidak melihat orang-orang disana? mereka melepaskan pakaian mereka begitu saja dan mulai bertarung." Ujar Khun dengan nada kesal sembari menunjuk salah satu meja di mana ada ranker yang tengah bertengkar dengan ranker lain.
Baam melirik orang-orang itu tidak tahu harus berkata apa untuk membuat alasan. Endorsi yang sedari awal memilih diam akhirnya angkat bicara, "Hei Biru, kau gila ya? Kenapa kau menyuruh Baam untuk membuka pakaiannya di tempat umum hanya untuk memperlihatkan luka-lukanya? Itu hanya akan menjadi informasi berharga untuk orang-orang di babak selanjutnya."
Khun menatap Endorsi tidak senang, "Kenapa harus begitu? Kalau memang itu hanya luka kecil apa masalahnya? Kau juga tidak perlu membuka pakaian secara menyeluruh kalau itu memang luka kecil, hanya angkat lengan baju atau angkat saja pakaian itu untuk memperlihatkannya. Tapi kalian malah berlaku seperti itu, sekarang jelas luka milik Baam tidak sekecil yang dia katakan!"
Endorsi, "......" Pria biru brengsek! Jadi itu tujuan asli mu?!
Baam, "......"
Mengabaikan Shibisu yang saat ini tengah mencari perlindungan dari Hatz untuk menghindari amukan Rak. Khun bangkit dari duduknya dan segera menghampiri Baam, "Sekarang ayo kembali dan rawat lukamu dengan baik. Kau terlalu sering bertindak ceroboh bahkan walau lukamu cepat sembuh kau tidak seharusnya memaksakan diri."
"Tapi Khun, bukankah kau ingin mencari lebih tahu tentang stasiun ini? dan makanan yang kita pesan juga belum datang, lagipula luka-luka itu sudah membaik." Bujuk Baam agar tidak langsung kembali. Bagaimanapun Baam sangat yakin Khun akan sibuk untuk sehari besok untuk berdiskusi dengan Hwaryuun tentang babak berikutnya dari Pertarungan Kereta.
Khun baru saja hendak mengatakan sesuatu tapi terpotong oleh suara teriakan kaget. Mengikuti arah suara itu, mereka mendapati kelompok Boro tengah menatap kearah mereka dengan mata melebar kaget.
Boro dengan tangan gemetar menunjuk kearah Khun, "Ka-kau, bukankah seharusnya kau bersama para pangeran yang lain?"
Menautkan alis bingung, Khun menatap mereka tidak bersahabat. "Siapa kalian?"
"Ah itu, sebenarnya kita dulu pernah bertemu dengan mereka di kereta." Ucap Baam singkat membuat Khun mengangguk sembari menatap kelompok Boro dengan tatapan menilai. "Yah, harus aku akui kau bertemu dengan orang-orang hebat di setiap perjalananmu." Ujar Khun pelan.
Boro langsung menghampiri Shibisu dan menariknya kearah kelompoknya menuju kearah yang sedikit jauh dari Khun dan yang lain. "Hei apa maksud kalian bersama dengan dia? Bukankah kalian tidak satu kelompok lagi sejak lama?" bisik Boro menuntut.
"Apa kalian ingin memamerkan kalau kalian bisa berlaku curang karena mendapat dukungan dari orang dalam?" tuduh Aka menatap Shibisu intens. Sachi menampar punggung besar Aka agar membuatnya menghentikan perlakuan nya, Daniel menatap ke arah Khun yang tengah mengomeli Baam sebelum berkata. "Dia terlihat lebih muda di bandingkan dengan yang kita lihat beberapa hari yang lalu."
"Ya, dan lagi dia bahkan sepertinya tidak mengenali kami. Tatapannya tadi seakan kita baru saja bertemu untuk pertama kalinya." Ucap Sachi yang kemudian balik menatap Shibisu bertanya.
Shibisu menghela nafas dalam sebelum membuka suara, "Ada banyak hal yang terjadi, terlalu panjang untuk di jelaskan."
Boro dan timnya, "Pendek kan!"
"......"
.
.
.
.
Tbc~
Hola hola reader semua, kalian udah nonton anime ToG belum? Aku sih sudah, aku bergadang malam tadi dan langsung nonton di youtube sebelum kemudian ngedownload yang ad subtitle indo nya!
Walau ada beberapa adegan yang dipotong dan diubah dalam animenya, menurut aku sendiri itu tidak seberapa dan bukanlah hal yang aneh jika ada yang beda di antara komik dan animenya. Menjadi AnimeLovers selama beberapa tahun ini membuatku udah biasa akan hal yang seperti itu. Lagian ini tidak seperti perbedaanya terlalu jauh, aku jujur puas dengan animenya.
Akhir dari episode satu kemarin malam ditutup ama pertemuan Golden trio untuk yang pertama kalinya di lantai ujian. Episode kedua minggu depan akan jelas memperlihatkan interaksi ketiganya! berharap bagian dimana Rak yang nge-rap itu tetap di animekan. Pasti lucu^-^
Dan aku baru sadar akan sesuatu setelah menonton nya. Khun Aguero Agnis ternyata adalah Akabane Karma versi biru!!
Yang nonton Ansatsu Kyoushitsu tahu dong karakter ikemen itu. Dia berambut merah dan memiliki mata seperti karamel agak crimson gitu. Dia licik sudah pasti, dia juga sadis juga sudah pasti, sama-sama ikemen juga dan lagi Seiyuu nya sama-sama Nobuhiko juga. Sungguh menakjubkan saat aku menyadari fakta satu itu^^
Ya udah sekian aja bacotan ku hari ini, aku tahu kalian lebih suka aku mengetik lanjutan cerita daripada ngebacot kayak gini kok. Tenang, cerita ini di draft udah nyampe chap21 kok. Jadi kalau ngk terkendala aku mungkin bisa update tiap minggu sehari setelah aku nonton anime ToG
Doa in aku ngk bertemu writter block aja ya geng.
02 April 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top