[11] Drop Item

***

BLAR

BLOOM

Suara keras pertanda pertempuran sengit tengah terjadi. Dua orang di atas panggung batu bertarung dengan keras, berusaha menaklukkan lawan dihadapan mereka. Ajaibnya, Panggung batu yang beberapa kali terkena serangan baik itu ledakan ataupun pukulan keras sama sekali tidak rusak. Tergores pun tidak. Siapa yang tahu seberapa kuat batu yang menjadi bahan dasar panggung tersebut.

"TARIAN PEDANG PANJANG! BURUNG API BERNYANYI!"

Hatz mengayunkan pedangnya dengan mantap pada lawannya. Tidak seperti lawannya yang harus berhati-hati dalam melancarkan serangan karena mungkin akan menyebabkan kematian, Hatz sama sekali tidak menahan diri. Itu karena dia tahu benar lawan yang di depan nya tidak akan bisa mati hanya karena serangannya, bahkan walau itu adalah serangan andalannya sekalipun.

Demi apapun, lawan yang di temui nya adalah Pengawas Lantai!

Syarat memperoleh kemenangan sangat mudah. Yang pertama, salah satu pihak menyerah. Yang kedua, salah satu dari dua pihak cedera parah sehingga tidak mungkin untuk melanjutkan pertandingan. Dan yang ketiga, salah satu peserta keluar dari batas panggung batu.

Syarat yang pertama maupun kedua sama sekali tidak bisa di capai, karena itu Hatz terus memancing orang lain untuk keluar dari batas. Mendorong orang lain hingga kesudut panggung batu. Mata hitam pemuda itu menajam saat melihat kesempatan datang. Melancarkan serangan yang mengejutkan agar orang lain setidaknya terdorong sehingga keluar dari panggung.

Pihak lawan memang sedikit tertegun. Diam-diam memberi apresiasi untuk regular didepannya, tapi dia sama sekali tidak ada niatan untuk kalah. Bagaimanapun, dia ingin prop yang didapatkannya saat ini bisa ditingkatkan ke lebih tinggi.

Sebagai pengawas lantai yang sudah melihat banyak kejadian luar biasa. Dia dengan tenang menghindar dan mendorong pelan tapi kuat Hatz sehingga yang lebih muda kehilangan pijakannya dan tersandung hingga keluar dari panggung.

"Tuan Hatz keluar dari panggung, Pengawas Lantai 44 pemenangnya!" ujarnya Ran dengan acuh. Memberi waktu agar mereka keluar dari panggung dan kemudian memanggil peserta lainnya.

Hatz mengatur nafasnya saat dia menatap lekat Ran yang dengan acuh mengawasi jalannya permainan. Tidak memberi kesempatan para peserta untuk berbuat curang. Hatz hendak mengistrihatkan dirinya saat bayangan seseorang menimpanya. Mengangkat kepala, Hatz mendapati orang yang dia lawan sebelumnya datang menghampiri.

Sebelumnya Hatz tidak sempat memperhatikan orang lain secara menyeluruh, di hanya melihat sekilas kulit dan manic kobalt milik orang lain yang mirip sekali dengan ciri keluarga Khun. Sekarang dia memperhatikan orang lain, dia mendapati kalau orang lain memanglah bagian dari keluarga. Rambut biru pucatnya yang sebelumnya tersembunyi di balik hoodie sekarang tampak jelas. Rambut itu hanya sebatas bahu dan warna birunya lebih jelas dibandingkan dengan rambut Khun Aguero. Dua tanduk tampak menonjol di kening orang lain saat mata biru dingin milik orang lain menatapnya.

"Kau, adalah rekan lama Tuan Muda Aguero." Ujar nya pelan sembari mengukur Hatz dengan pandangan matanya, "Kau cukup menjanjikan, tapi kau jelas bukan orang yang selalu di temani oleh Tuan Muda Aguero."

Hatz diam. Dia tidak begitu mengenal pihak lain, dan informasi perihal pihak di hadapannya juga tidak banyak selain kalau dia adalah Pengawas lantai 44 yang berasal dari keluarga Khun. Khun Royale Elliot. Anggota keluarga Khun yang juga memiliki shinsu es sama seperti Khun Aguero.

"Hei kau, apa kau bisa memberi tahuku tentang Irregular yang menerima perhatian lebih dari Tuan Muda Aguero." Pinta Royale tak dibantah. Hatz ingin tetap tutup mulut, tapi tekanan yang diberikan oleh ornag di depannya begitu kuat sehingga dia dengan terpaksa menelan ludah dan hanya mengambarkan siapa yang dimaksud oleh Khun Royale secara datar saja.

Royale jelas tidak puas dengan jawaban dari Hatz tapi dia juga tidak mengejar jawaban lebih banyak. Hatz melirik kepergian Royale dengan keringat dingin membasahi punggungnya. Satu tebakan membuat dirinya semakin merasa berat. Orang bernama Khun Royale Elliot ini jelas sangat akrab dengan Khun! Tidak hanya dia memanggil Khun sebagai Tuan Muda, sikapnya saat melihat Khun Ran juga tidak gentar seperti anggota 10 Keluarga lainnya, reaksinya lebih tenang seakan dia sudah tahu sejak lama.

Sepertinya Hatz harus mendiskusikan hal ini dengan Shibisu dan yang lainnya setelah ini.

***

Shibisu terbaring sekarat di tanah, menghirup nafas rakus seakan oksigen akan hilang jika dia berhenti barang sedetik. Luka-luka di tubuhnya cukup parah tapi tidak mengancam jiwa. Walau beberapa tulang nya menderita patah, tapi itu masih bisa di obati.

Dia mendapat kemenangan di pertandingan pertamanya, itu semata karena lawannya adalah ranker kelas C dan dia bisa dengan mengalahkannya dengan berkat otaknya yang cemerlang. Tapi walau begitu, dia tidak bisa menghindari dari mendapat luka. Tapi dia kalah di pertandingan ke dua. Peraturannya ialah bila kau kalah sekali maka game over.

Endorsi disisi lain sudah memenangkan pertarungan keduanya. Sebagai Putri Zahard termuda, dia memang kuat dan berbakat. Mudah baginya untuk mendapatkan kemenangan dari seorang ranker kelas A kebawah. Putri Zahard itu turun dari panggung pertandingan dan menendang tubuh Shibisu agar bergeser memberi dia ruang untuk duduk. Mengangkat pandangannya, dia melihat di atas sana Khun tengah duduk sembari fokus melihat pertandingan yang baru berlangsung.

"Dia benar-benar tidak menganggap kita,..." guman Endorsi sembari menahan jengkelnya.

Shibisu yang berhasil mengendalikan nafasnya membuka mata untuk melirik kearah Khun, "Kau sendiri tahu benar kalau dia tidak pernah melihat orang lain selain Baam."

Endorsi mengerutkan alisnya, "Setidaknya dia bisa bersikap dan memberi kita perlakuan khusus karena kita ini teman nya bukan?"

Shibisu diam. Dia ingin memberi tahu Endorsi kalau Khun tidak pernah memberi perlakuan khusus bahkan tidak pada Baam. Walau Khun selalu terpaku pada Baam, Khun tidak pernah memberi perlakuan khusus. Bahkan Khun tidak pernah mengadakan kontak langsung apa lagi kontak kulit dengan orang lain, termasuk dengan Baam. Kontak kulit terjauh yang di lakukan Khun hanya jabat tangan. Tidak lebih dari itu.

Bahkan menurut pengakuan Baam dahulu, Khun hanya melakukan kontak dengannya tidak lebih 10 kali terhitung dari awal pertemuan mereka. Pertama kali mereka bertemu, Khun berjabat tangan dengan Baam. Setelah itu mereka hanya akan mengadakan kontak langsung saat situasi serius. Contohnya jika Khun hampir jatuh ke jurang, maka Baam akan menangkap tangan Khun. Begitu selalu begitu.

Jarang sekali Khun berinisiatif untuk mengadakan kontak, karena itu Baam sering tidak bisa bereaksi saat Khun tiba-tiba mendekat dan menyentuh nya. Walau yang disentuh Khun hanyalah rambutnya yang waktu itu semakin memanjang.

BLAR

Suara ledakan terdengar keras menyadarkan Shibisu dari lamunan. Melihat kembali ke panggung tempat diadakannya pertandingan mendapati salah satu pihak tergeletak tak berdaya dengan sekujur tubuh dibaluti luka. Nafas orang itu tersenggal-senggal seakan bisa berhenti kapan saja, dilihat sekilas saja sudah di pastikan kalau orang itu tidak bisa melanjutkan pertandingan. Tapi sepertinya orang itu begitu keras kepala dan masih dengan tegas mencoba berdiri tegap menghadapi lawannya.

Paul, yang menjadi lawan orang itu mengerutkan alisnya tidak senang. "Bisakah kau lebih rasional, bahkan jika kau mendapat keajaiban untuk mengalahkan ku disini, apa kau pikir kau bisa menghadapi pertandingan selanjutnya dengan tubuh seperti itu?!"

Pertanyaan itu jelas mengambarkan kalau Paul sendiri juga belum mengendurkan kewaspadaannya pada lawan yang sudah babak belur di hajarnya. Tapi itu juga memperingatkan baik itu untuk pihak lawan dan dirinya sendiri untuk menahan diri. Bagaimanapun jelas pihak penyelenggara tidak menyiapkan bangsal perawatan untuk orang yang terluka di tempat. Kau hanya bisa keluar dari pulau terapung ini dan pergi ke pulau terapung tempat Para Bernama untuk menerima perawatan.

Dan jelas sekali kalau luka orang itu sudah masuk kedalam tahap kritis, adalah baik untuk menyerah dan pergi untuk merawat diri sendiri agar hidupnya masih bisa dilestarikan. Selain itu Paul sendiri juga tidak akan pernah lupa dengan larangan untuk membunuh dalam pertandingan ini.

Khun berkedip sekali, mata kobalt miliknya menyisir orang yang masih gigih berdiri di atas panggung. Selalu dengan keras kepala menahan diri dari terlempar keluar dari panggung setiap kali Paul melancarkan serangan.

Lawan yang seperti ini adalah yang paling memuakkan. Disaat mereka tahu kalau pihak lawan tidak akan membunuh mereka, mereka akan berpegang pada keyakinan itu dan terus mencoba maju bahkan walau tubuh mereka sudah berada di ambang kematian. Biasanya orang yang seperti ini adalah orang yang hanya melihat apa yang mungkin bisa mereka dapatkan setelahnya, tidak memikirkan lebih jauh apakah mereka bisa bertahan setelah mendapatkan keinginan mereka itu.

Khun ingin mencibir, tapi urung dilakukan saat dia mengingat kalau Baam sendiri pada awal nya juga tidak ubahnya dengan orang ini. Masalahnya sekarang adalah, apa motif orang ini sehingga berjuang begitu nekat?

Jika dulu Baam berniat untuk mengejar Gadis-yang-tidak-ingin-disebutkan-namanya itu, maka apa niat orang ini? Pulau apung tempat Khun mengawas adalah khusus untuk para peserta yang mendapat prop Breaking Faith, Prop yang bisa mematahkan takdir sang pengguna. Ini jelas melanggar aturan menara terlebih karena kegunaan prop itu sendiri tak ubahnya seakan penggunanya adalah Irregular yang mampu menentang takdir menara.

Karena itu banyak batasan melekat padanya. Peraturan paling mutlak dan tidak akan pernah bisa diubah, semua prop sejenis ini hanya bisa digunakan oleh si pengguna dan hanya bisa patuh pada satu pengguna dan tidak bisa dipindah tangan kan. Jika ingin beralih pengguna, maka satu-satunya cara adalah pergi mencari sang pencipta senjata itu sendiri yang entah masih hidup atau tidak di menara ini. Karena itu banyak prop seperti ini dimasa lalu yang dihancurkan oleh Kehendak Menara setelah pemiliknya mati atau kalau tidak benda itu hanya akan menjadi sampah tak berguna karena tak bertuan.

Yang kedua, takdir yang bisa di patahkan tergantung pada diri pengguna. Takdir yang bisa dipatahkan ditentukan dari apakah si pengguna mampu mengemban takdir baru yang diterimanya setelah itu.

Karena itu, jika seorang regular biasa ingin mematahkan takdirnya untuk menjadi kuat dan mampu menyamai kekuatan keturunan langsung dari 10 Keluarga sementara dirinya tidak memiliki kemampuan untuk itu, dia hanya akan menghancurkan dirinya sendiri setelahnya.

Pada akhirnya Paul benar-benar kesal, dia melecutkan pengait di tangannya melempar orang lain dari panggung hingga menabrak dinding pembatas shinsu. Khun melirik keadaan orang itu, masih bernafas walau Khun yakin kalau kematian akan segera menghampiri dalam waktu dekat jika orang itu tidak menerima perawatan segera. Tapi yah, itu bukan urusan Khun lagi.

"Pemenangnya Paul, peserta selanjutnya." Ujarnya ringan, bagaimanapun Paul tidak melanggar aturan juga dan selain itu adalah salah orang itu karena tidak memikirkan kondisi dirinya sendiri.

Shibisu menatap prihatin keadaan orang yang kalah, dia bersyukur karena lawannya tidak cukup kejam untuk menghajarnya begitu buruk dan hanya menyudutkannya hingga jatuh dari panggung.

"Aku akan pergi untuk mengobati luka ku." Kata Shibisu yang hanya di sambut dengan cibiran acuh dari Endorsi. Shibisu baru saja hendak pergi tapi kemudian berbalik untuk mengangkut orang yang sekarat itu dan membawanya sembari mengeluh akan nuraninya sendiri.

Melewatkan mata kobalt Khun yang memperhatikan tindakannya.

.

.

.

.

.

Tbc~

22 Feb 2020, Sabtu

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top