[7] It's Him! But Why He With Him?!
Ingatan tentang dunia itu begitu menyiksa, hingga aku ingin membuangnya. Tapi, jika aku membuangnya maka aku juga akan melupakan diri mu. Aku hanya tidak ingin itu terjadi,...
***
Fitur wajah itu mungkin sudah banyak berubah dan menjadi lebih halus dan cantik di banding dulu. Tapi bagaimanapun garis dasarnya masih cukup terlihat dan membuat orang-orang yang mengenalnya di masa lalu dapat dengan pasti mengenali sosok bersurai perak itu.
Ning Yingying menelan ludahnya kasar, dia mengabaikan semua tatapan bertanya milik para pangeran yang ingin tahu siapa orang yang tampak di layar giok. Matanya yang berair beralih menatap suaminya yang menatap keras wajah indah di layar itu.
Itu dia!! Itu jelas Shen Qingqiu!! Tapi bagaimana mungkin dia tidak terlahir kembali sebagai manusia tapi malah sebagai siluman?!, batin Luo Binghe sudah berteriak keras sedari dia melihat siluet orang dari kabut dan semakin keras saat dirinya mengkonfirmasi siapa pemilik bayangan itu.
Liu MingYan sama sekali tidak memberi banyak pada kejutan itu, wanita bercadar itu hanya menfokuskan dirinya pada corak energi spiritual yang tampak familiar di salah satu sudut danau. Dirinya ingin melihat lebih jelas, tapi kabut pagi yang belum sepenuhnya menghilang dari sekitar tepian danau menghalangi penglihatannya.
Pada saat ini Luo Sheng masih belum bergerak saat sosok laki-laki muda itu keluar dari danau secara perlahan. Pakaian nya yang hijau dingin dengan jubah hijau yang sedikit lebih tua polos tampak langsung mengering saat terkena hembusan angin lembut. Surai peraknya yang panjang jatuh lembut hingga menyapu tanah tampak seperti air terjun yang mengalir. Sembilan ekor rubahnya yang berbalut bulu perak tampak berayun lembut dan telinga panjang nan lancip di puncak kepala perak itu tampak sedikit bergerak tegak.
"Apa kau Luo Sheng?" tanya sosok itu sedikit membungkuk kan dirinya agar bisa melihat fitur wajah remaja itu lebih jelas. Dirinya sama sekali tidak menunggu Luo Sheng untuk menjawab saat dirinya memperkenalkan diri. "Aku Dewa Lokal disini, penguasa gunung ZhongMing pemilik danau Ming. Semua orang di surga dan alam ghaib memanggilku Bailian Huaxin*"
*Bailian Huaxin/White Heart Lotus/Hati Teratai Putih, penguasa gunung Zhong Ming dan juga Dewa Cinta dan Kebencian dari danau Ming. //reinkarnasi Shen Jiu a.k.a Shen Qingqiu asli
Bailian Huaxin mengeluarkan satu tangkai bunga teratai dengan satu tangkai daun dari pangkuan tangannya. Dua tangkai bunga dan teratai itu nampak memiliki embun di sekitarnya sehingga tampak segar dan meyejukkan mata, aroma segar tumbuhan itu menguar menenangkan hati dan walau tumbuhan itu belum sampai pada Luo Sheng, Luo Sheng dapat merasakan energi murni yang kaya mengaliri setiap inci tumbuhan herbal tersebut. Bailian Huaxin menyodorkannya pada Luo Sheng yang mana diterima dengan kaku.
"Itu milikmu,..."
Luo Sheng benar-benar tidak tahu harus berkata apa, yang jelas dirinya sangat ingin berbicara lebih banyak dengan Bailian Huaxin.
Bailian Huaxin memberi tatapan sekilas pada bunga teratai yang sudah berada di tangan Luo Sheng sebelum kemudian berbalik hendak pergi. Kakinya baru saja melangkah saat kemudian berhenti, kepalanya sedikit menoleh bersamaan dengan sosok pemuda berbaju kuning langsung menghambur memeluknya. Bailian Huaxin tidak menghindar, dirinya hanya diam saat tubuhnya direngkuh erat oleh Gongyi Xiao.
"Shizun! Kau sudah kembali!!" seru pemuda itu girang tetap memeluk erat sosok yang lebih pendek beberapa inci dari padanya. Bailian Huaxin hanya berguman sebagai jawaban sebelum kemudian satu tangannya –yang entah sejak kapan memegang kipas lipat terangkat, mengetuk pelan kepala Gongyi Xiao.
"Kau benar-benar tumbuh menjadi lebih tinggi dari ku, rasanya kemarin kau masih setinggi pinggangku." Komentar Bailian Huaxin datar. Matanya yang berwarna hijau cerah seperti Kristal memindai tubuh Gongyi Xiao sejenak sebelum kemudian alis tipisnya menyatu dan bibirnya cemberut. "Apa yang kau makan sampai-sampai tubuhmu lebih bagus dari pada diriku?! Kau benar-benar membuat ku iri, ah!! Aku bahkan tidak memiliki otot perut seperti itu!!" desis Bailian Huaxin dingin.
Senyum di wajah Gongyi Xiao kaku saat kedua tangannya memeluk bagian perutnya. "Shizun, jika makhluk secantik dirimu memiliki otot seperti diriku maka,..."
"Cantik?! Siapa yang kau panggil cantik?! Dasar kau murid sialan!!" kutuk Bailian Huaxin dingin, matanya yang cantik bahkan sama sekali tidak menyembunyikan rasa kesal dan iri hatinya. "Dengar! Aku ini pria dan sebagai pria aku ini TAMPAN!! Sekali lagi kau katakan kalau aku cantik, maka aku akan menarik keluar lidahmu itu!!!"
Gongyi Xiao mengukir senyum murni bahkan dirinya sama sekali tidak merasa bersalah, "Baik Shizun, aku tidak akan menyebut Shizun begitu."
Bagaimanapun, jika ada orang yang menganggap dirimu tampan, maka mata orang itu pasti sudah buta!! Batin Gongyi Xiao dan dalam hal ini Luo Sheng juga berpikir hal yang sama.
Bailian Huaxin menyipitkan matanya menatap satu-satunya muridnya yang benar-benar membuatnya naik darah. Gongyi Xiao sangat menyadari hal ini, oleh karena itu dia berusaha mengalihkan topik. Mata elangnya beralih pada Luo Sheng yang masih menonton diam sedari tadi.
"Luo Sheng, ini Shizun ku. Dan aku yakin kau sudah mengetahuinya, dia adalah penguasa Gunung ini." ujar Gongyi Xiao yang mengundang tatapan membunuh Bailian Huaxin karena mendapati muridnya mencoba melarikan diri. "Luo Sheng, Shizun memang dewa dan namanya juga sangat indah. Tapi dia tetap saja Dewa Paradoks, jadi tolong bersabar saja jika suatu hari dia memarahi dan memukuli..."
BANG
Mata dan mulut Luo Sheng mengangga lebar saat Gongyi Xiao yang dipukul dengan kipas lipat langsung terkubur dalam tanah. Keringat dingin mengalir di dahinya saat matanya melirik keatas Bailian Huaxin. Bailian Huaxin menatap dingin lubang berbentuk pola manusia itu dengan kipas lipat yang tertutup menutupi bagian bibirnya.
Makhluk immortal itu menghela nafas pelan sebelum kemudian dua dari sembilan ekor di belakang tubuhnya bergerak lembut memasuki lubang tersebut. Mengangkat Gongyi Xiao keluar yang masih mengukir senyum tenangnya dan dengan santai berbaring di bulu putih lembut itu. Pakaian Gongyi Xiao sama sekali tidak robek, tapi ada beberapa noda di sana. Tubuh Gongyi Xiao juga sama sekali tidak menunjukkan adanya luka bahkan goresan pun tidak terlihat.
"Lepaskan ekorku Ah-Xiao."
Gongyi Xiao mengangkat sebelah alisnya sebelum kemudian mengubah posisinya, memeluk erat ekor-ekor lembut itu. Luo Sheng yang melihat ini tidak bisa untuk tidak memiliki niat untuk memeluk ekor lembut itu juga.
"Ah-Xiao, lepaskan atau aku akan membuat mu terbang hingga ke dunia cermin!!" Bailian Huaxin mengangkat kipasnya untuk mengetuk pelan kepalanya sendiri karena jengkel dengan Gongyi Xiao. Gongyi Xiao mempererat pelukannya dan hendak membuka mulut saat matanya menangkap gerakan dari seberang danau. Matanya melebar ketakutan saat dia buru-buru melepaskan ekor milik Bailian Huaxin.
Bailian Huaxin mengangkat alisnya saat melihat perilaku ini dan tidak bisa untuk tidak berkomentar, "Hm? Jarang sekali kau menyerah lebih awal, biasanya kau akan memaksa ku untuk tidur satu ranjang denganmu sebelum kemudian menyerah."
Mata Luo Sheng melebar, sebagai keturunan Luo Binghe yang memiliki banyak Harem. Luo Sheng ragu akan arti dari kata 'tidur' yang di ucapkan Bailian Huaxin. Apa itu secara harfiah atau dalam arti lain?! sungguh perkataan Bailian Huaxin terlalu ambigu!!
Telinga putih di puncak kepala putih itu tersentak saat menangkap suara, mengundang Bailian Huaxin untuk menoleh. Wajah dingin itu sedikit melunak saat melihat sosok bersurai biru tua mendekat. "Shidi,..."
Sosok itu menatap kearah Bailian Huaxin sejenak sebelum kemudian mengalihkan perhatiannya pada Gongyi Xiao yang berdiri tegap. "Kita harus pergi, ada rapat di Aula Dewa." Ujarnya dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari Gongyi Xiao yang diam-diam berkeringat dingin.
Luo Sheng menatap ingin tahu sosok yang baru datang itu. Sosok itu bersurai biru tua dan surai panjangnya itu di ikat tinggi dengan hiasan mahkota yang anggun. Pakaian nya putih dengan hiasan border biru tua dan sulur-sulur dingin yang merambat di ujung bagian dada. Wajah nya tidak terlihat jelas karena orang itu memakai topeng perak yang menutupi bagian atas wajahnya.
Tapi walau begitu bagian bawah wajahnya terlihat bagus, menjelaskan kalau sosok itu pasti sangat menawan. Dagunya tidak terlalu runcing ataupun bulat, itu sempurna, dan jembatan hidungnya dapat di tebak dengan sekali lihat lewat ukiran topeng. Itu lurus dan tinggi, dan bibir orang lain tipis dan pucat dengan sedikit rona biru. Warna bibir itu tidak terlihat seperti orang yang kedinginan, tapi terlihat seakan bibir itu memakai pewarna bibir berwarna biru yang bagus.
Sosok itu menoleh saat Luo Sheng masih sibuk memindainya, membuat Luo Sheng tersentak sampai jantungnya hampir jatuh. Mata orang lain tidak terlihat karena tertutup topeng tapi Luo Sheng jelas merasakan kedinginan.
"Pergilah dan bersiap, aku akan menyusul." Ujar sosok itu pada Bailian Huaxin yang masih diam bermain dengan kipas lipatnya. Bailian Huaxin berkedip beberapa kali sebelum kemudian mengangguk dan berguman lembut. Bailian Huaxin mengusap lembut kepala Gongyi Xiao sebelum kemudian mengambil langkah kembali memasuki danau. Sosok nya yang murni perlahan menghilang ditelan air danau bersamaan dengan jatuhnya topeng perak tersebut ke tanah dan pecah menjadi debu cahaya.
Gongyi Xiao menipiskan bibirnya saat mata biru seperti safir itu menatap tajam kearahnya. "Shifu, ini..."
Sosok itu menyela, "Aku tidak peduli siapa yang kau jadikan murid. Entah itu manusia, siluman, hantu bahkan iblis aku sama sekali tidak peduli! Tapi jangan pernah bawa Iblis kehadapan Huaxin!! Terutama keturunan bajingan itu!!"
Mata biru itu kemudian beralih pada Luo Sheng yang membeku saat melihat rupa wajah bagian atas sosok itu. Mata itu memang berbeda, tapi itu sangat mirip dengan Liu Mingyan!!
"Dan kau, si keturunan bajingan!! Jangan pernah mencoba menginjakkan kakimu di tanah Gunung ZhongMing ataupun Gunung Po Lang! aku tidak akan segan menghajarmu sampai mati!!" bisik sosok itu berbahaya. Lupakan tatapan dingin Bailian Huaxin, tatapan dingin milik orang ini bahkan memiliki niat membunuh yang kuat di dalamnya.
"Shidi?"
Suara lembut itu mencairkan atsmosfir yang sudah membeku perlahan menjadi hangat. Mereka bertiga serentak menoleh melihat Bailian Huaxin yang sudah berganti pakaian dengan pakaian Hijau yang berhiaskan border daun bamboo. Surai perak-nya yang panjang setengahnya di ikat tinggi dengan mahkota polos berhiaskan batu giok hijau, dan sebagian kecil dari surainya jatuh ke punggungnya di jalin kecil.
Sosok bersurai biru itu menghela nafas pelan, sebelum kemudian menghampiri Bailian Huaxin. Mengambil satu tangan ramping yang lain untuk digenggam, "Kita pergi."
Bailian Huaxin hanya berguman sebagai jawaban. Membiarkan saat Sosok biru itu menariknya kearah portal cahaya yang bersinar, perlahan menelan sosok mereka berdua hingga menghilang tak berbekas.
Luo Sheng yang sedari tadi sudah mendapatkan olahraga jantung jatuh berlutut di tanah, nafasnya memburu dan darah mengancam akan keluar. Jika saja Bailian Huaxin tidak datang lebih awal, Luo Sheng yakin dia akan muntah darah karena tekanan dari yang lain. Gongyi Xiao menghela nafas lega, melirik lesu Luo Sheng yang mengatur nafas.
"Yang tadi adalah Dewa Gunung Po Lang, aku yakin kau mengetahuinya. Bagaimanapun Dewa Gunung Po Lang juga adalah Dewa Beladiri yang memiliki banyak pengikut di wilayah bagian selatan." Ujar Gongyi Xiao sembari menunjuk kearah puncak gunung terdekat, Gunung Po Lang yang bersebelahan dengan Gunung Zhong Ming. "Dia adalah Dewa Beladiri, jadi wajar kalau dia membenci Iblis. Jangan terlalu di pikirkan."
Luo Sheng menipiskan bibirnya. Setelah ujian illusi, Luo Sheng bisa mengatasi tekanan saat ada orang lain yang merasa jijik dengan dirinya yang sebagai iblis. Tapi tekanan yang diberikan Dewa Po lang padanya tadi bukan hanya karena dia Iblis, tapi juga karena dia memiliki darah orang lain. Dan siapa orang itu Luo Sheng yakin 100% kalau itu adalah Luo Binghe. Bagaimanapun Luo Binghe sudah menyinggung banyak Dewa walau pada akhirnya para Dewa itu memilih untuk menutup mata karena Luo Binghe tidak menimbulkan perang besar yang mengancam keseimbangan dunia.
"Apa Penatua Bailian juga membenci iblis?" tanya Luo Sheng ragu.
Gongyi Xiao, "Sangat! Alasan kenapa dia tidak menunjukkan nya padamu adalah karena kau menyelesaikan ujian-nya. Jika kau bertemu dengannya sebelum menyelesaikan ujiannya tadi, yakinlah kau pasti sudah mati sekarang."
Luo Sheng bernafas lega untuk sejenak, tangannya mendekap erat Daun Seribu Teratai Surgawi. Remaja itu berdiri tegap dan menatap Gongyi Xiao dengan tekad kuat. "Jika aku menjadi kuat tanpa bantuan darah iblis dalam tubuhku, dan aku menjadi kuat tanpa perlu menghitam, apakah Dewa Po Lang akan membiarkan ku menemui Penatua Bailian?"
Gongyi Xiao tertegun sejenak sebelum kemudian mengukir senyum, "Tentu saja dia akan! Jika kau dapat membuktikan dirimu berbeda dari para keturunan Iblis lainnya, Dewa Po Lang pasti akan memberi mu izin dan Shizun pasti akan lebih senang dengan dirimu."
Luo Sheng mengukir senyum cerah, mata berair miliknya di penuhi semangat saat dia menetapkan tekad kuat itu dalam hatinya. Pemandangan ini membuat Gongyi Xiao tergelitik untuk menggodanya, "Luo Sheng, apa mungkin kau berniat untuk merebut Shizun-ku dan meninggalkan ku di belakangmu, hm?"
Mendengar hal ini, Luo Sheng terkejut. "A-apa? I-itu aku sama sekali tidak,..."
Gongyi Xiao membuat ekspresi kecewa, "Luo Sheng, karena kau itu baru saja menjadi murid resmiku, bagaimana mungkin kau langsung ingin menjadi shidi-ku hanya karena baru bertemu dengan Shizun-ku? Aku benar-benar salah menilai-mu."
Luo Sheng, "E-eh? A-aku sama sekali tidak berpikir seperti itu! aku hanya ingin,..."
Gongyi Xiao, "Ingin merebut posisi ku sebagai Murid kesayangan Shizun?! Luo Sheng, kau membuatku patah hati!!"
Luo Sheng, "A-aku tidak,..."
Gongyi Xiao sama sekali tidak mendengarkan, semakin Luo Sheng gelagapan menjelaskan, semakin dia bersemangat menjahilinya. Entah kenapa dia menjadi lebih hidup saat melakukan hal ini, mungkin karena di kehidupan sebelumnya dia terlalu disiplin(?)
Kedua pasang Shizun dan Murid baru ini terus melakukan debat tak berguna sembari menuruni gunung, dan tepat pada saat kedua orang itu meninggalkan kawasan gunung ZhongMing, mantra yang di tempatkan Luo Binghe hancur sepenuhnya. Sejak awal mantra itu terpapar energi murni di danau Ming, mantra itu sudah rusak, dan saat sosok yang disebut Dewa Po Lang menekan Luo Sheng, mantra itu semakin rusak.
Hal ini membuat layar Giok hitam di aula istana menjadi gelap tak menampilkan apapun. Tapi apa yang mereka lihat di sana sudah lebih dari cukup untuk membuat badai besar.
Liu Mingyan menatap Luo Binghe yang masih melototi layar giok. Mata berair milik wanita cantik itu terlihat kacau, "Tuanku, itu, yang tadi itu,..."
"Reinkarnasi Liu Qingge dan Shen Qingqiu! Aku tahu itu!" geram Luo Binghe mengenggam tangannya kuat. Dilihat dari bagaimana reaksi Liu Qingge terhadap Luo Sheng, jelas bahwa Liu Qingge mengingat kehidupan masa lalunya. Tapi Luo Binghe bahkan tidak pernah menyinggungnya sebelumnya, tapi kenapa Liu Qingge menunjukkan permusuhan kuat seperti itu?
Dewa Beladiri Po Lang adalah salah satu Dewa Beladiri yang terkenal. Dan dewa itu naik dan muncul tepat 400 tahun yang lalu. Dalam kurun waktu itu bahkan Luo Binghe tidak pernah menyinggung nya, bahkan salah satu dari Haremnya adalah pemuja dewa itu dan terkadang ia akan menemani Haremnya yang satu itu untuk bersembahyang ke kuil Dewa Bela Diri Po Lang.
Saat Luo Binghe menguasai kekuatan iblisnya, Liu Qingge sudah lama mati dan bahkan ketika Luo Binghe bertemu dengan Liu Qingge adalah saat Liu Qingge datang berkunjung hanya untuk bertengkar dengan Shen Qingqiu entah karena apa. Dan pada saat itu Luo Binghe masih bocah lemah yang tertindas.
Sekarang dua orang itu sudah menjadi Dewa, dan hubungan dua orang itu lebih akrab dibandingkan di kehidupan lalu mereka. Dan dari bagaimana Shen Qingqiu/Bailian Huaxin memanggil Liu Qingge, jelas kalau Shen Qingqiu juga memiliki ingatan masa lalunya. Waktu sudah mengalir 500 tahun lebih sejak saat Shen Qingqiu mati di tangan Luo Binghe, dan sepertinya dalam kurun waktu itu Shen Qingqiu sudah terlahir kembali dan bertemu dengan Liu Qingge. Dan selama waktu yang panjang itu, bukan tidak mungkin untuk memperbaiki hubungan mereka. Terlebih sebelum kematiannya, Liu Qingge dirawat oleh Shen Qingqiu.
Tapi, Shen Qingqiu tidak memberi reaksi khusus saat mengetahui kalau Luo Sheng adalah keturunan Luo Binghe. Reaksinya bahkan mirip dengan seseorang yang membicarakan orang asing yang tidak pernah dia temui. Dia mengingat Liu Qingge dan dia bahkan memanggilnya 'Shidi', jadi sudah pasti ingatan kehidupannya di masa lalu juga Shen Qingqiu mengingatnya. Jadi kenapa dia,...
'Semakin dia peduli semakin dia berbicara sarkasme dia pada orang itu, tapi, semakin dia mengabaikan seseorang semakin dalam kebenciannya atau tidak menganggap keberadaan orang itu,...'
Ucapan yang di bisikkan Liu Qingge sebelum kepergian Shen Qingqiu untuk mengurus penyerangan oleh Sha Hualing di masa lalu tergiang di kepala Luo Binghe. Kalimat terakhir itu terus terulang-ulang di kepalanya bagai radio rusak.
Bukankah itu sudah jelas? Shen Qingqiu membencinya, saking bencinya Shen Qingqiu bahkan tidak mengambil perhatian bahkan tidak memberi tempat untuk kepalanya menyisakan ruang untuk menyimpan informasi perihal Luo Binghe. Keberadaan Luo Binghe hanya di anggapnya sebagai angin lalu dan tidak penting.
"Shen Qingqiu,..."
.
.
.
.
.
.
.
Tbc~
Oke, aku ngak tahu kenapa. Hanya saja tiba2 aku ingin update malam ini. Mungkin ini efek aku ngeliat LA Mo Dao Zhu Shi di lapaknya kak Chintralala 😂😂😂
Btw ,...
Semakin lama aku membaca ulang nih fanfik, semakin aku merasa kalau aku memiliki imajinasi yg terlalu merepotkan.
Aku bikin plot bener2 sesuai mood aku sih. Tapi mohon pengertiannya, aku ini memang amatiran gaje yg mood dan imajinasi nya belum terkontrol dengan baik.
Ah dan,...
Jangan lupa beri vote dan comment nya ya 🤗🤗🤗
27 Juni 2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top