[37] Red Mark


Krak-

Lagi, satu kuas lainnya hancur di bawah tangan Luo Binghe.

Tidak menunggu Shen Qingqiu melemparinya dengan barang acak lainnya, Luo Binghe sambil menahan geram menyingkirkan kerusakan yang tersebar di atas meja dan mengambil kertas, tinta dan kuas baru. Semua dilakukannya dengan cepat dan lancar setelah banyaknya pengulangan yang dia lakukan setelah menghancurkan ratussan kuas dan mengulang kembali menulis ribuan aturan yang tertera di dinding batu.

Shen Qingqiu hanya memberi sedikit lirikan untuk tindakan Luo Binghe sebelum menarik kembali pandangannya, memanjakan murid perempuannya yang sekarang sibuk bercerita tentang betapa manisnya anak-anak Liu Mingyan dan cucu-cucu nya. Ning Yingying bahkan beberapa kali menekankan tentang nilai lebih Luo Sheng diantara yang lain. Ingat benar kalau Luo Sheng sekarang adalah murid dibawah Gongyi Xiao yang merupakan murid Shizunnya saat ini.

"Ah-Sheng sangat baik, dia selalu mematuhi aturan di akademi tempat para anak muda belajar. Walau memang bakatnya dibawah anak-anak yang lain, tapi dia sangat rajin dan tekun dalam mempelajari sesuatu." Ning Yingying bercerita dengan riang, sesaat ingat kalau Luo Sheng belum pernah kembali ke Istana sejak kepergiannya. "Shizun, apakah Ah-Sheng masih berkelana dengan Gongyi Xiao?"

"Hn, untuk apa khawatir. Itu adalah normal jika seorang kultivator berkelana mencari pengalaman selama beberapa waktu. Bahkan jika itu memakan waktu bertahun-tahun." ujar Shen Qingqiu acuh tapi Luo Binghe bisa menyadari tidak ada rasa dingin dalam nada yang digunakan oleh Shizun nya itu. Tch, selalu saja, kalau itu menyangkut Ning Yingying, Shizunnya selalu berlaku lunak. Bukankah seharusnya Shizun marah pada Ning Yingying? Lalu apa sekarang? Apa karena kejadian itu sudah lewat berabad-abad jadi Shizunnya sudah melupakan amarahnya dan memaafkan Ning Yingying? Kalau begitu apa repotnya memaafkan Luo Binghe sekalian?!

"Ah Shizun benar." Ujar Ning Yingying sedikit malu, mata hitamnya yang berair melirik kearah jendela. Langit sejak penggabungan tiga alam sejak awal sudah tidak biru dan indah seperti di masa lalu, itu agak mendung dengan aura suram yang aneh. Tapi masih bisa dianggap terang saat di siang hari sehingga seseorang masih bisa membedakan mana yang siang dan mana yang malam. "Apa Shizun akan tinggal malam ini?"

Shen Qingqiu mengguncang kipas lipatnya acuh, mengangguk untuk pertanyaan Ning Yingying.

Ning Yingying tersenyum senang, dia baru saja hendak menyuarakan keinginannya untuk tetap tinggal menemani Shizunnya saat dia sadar, ini bukanlah pondok Shen Qingqiu di puncak Qing Jing, bukan juga pavilion milik Ning Yingying. Tapi...

Luo Binghe menopang dagunya malas, mengukir senyum saat akhirnya Ning Yingying sadar keberadaannya. "Yingying tampak sangat sehat dan bersemangat hari ini."

"Ah, suasana hati ku sedang baik." Balas Ning Yingying saat memperhatikan semua benda yang tersebar di depan suami nya. "Aku akan kembali ke pavilion ku untuk beristirahat, Ah-Luo, Shizun."

Shen Qingqiu hanya berguman sambil melambaikan kipas lipatnya, mengusir Ning Yingying pergi. Luo Binghe hanya tersenyum tampan memperhatikan kepergian Ning Ying yang tampak terburu seakan di kejar setan. Shen Qingqiu mendengus pelan, melirik Luo Binghe jengkel. "Dia istri mu tapi kau bahkan tak bisa menjaga nya, bodoh!"

Luo Binghe menurunkan pandangannya, menyembunyikan mata merahnya yang menyala karena rasa marah. Haah~ jadi sekarang Shen Jiu lebih peduli pada kondisi Ning Yingying?

Mencium emosi pekat yang melayang di udara, Shen Qingqiu tidak bisa menahan diri untuk tidak menutupi hidungnya. "Kenapa kau marah? Bukankah itu kebenaran kau tidak bisa melindungi Ying-er? Percuma kau kuat tapi pada akhirnya kau bahkan tak bisa melindungi istri mu sendiri. Ah, bukan hanya itu tapi kau bahkan gagal sebagai seorang ayah. Sudah berapa banyak anak-anak dan keturunanmu yang mati? Syukurlah, walau aku Omega sekarang aku tidak akan bisa punya anak. Terlalu menyedihkan untuk nya jika dia memiliki ayah tak kompeten seperti mu!"

KRAK--

Meja dan lantai itu hancur berantakan, tatapan Luo Binghe tajam memabawa amarah yang hampir meledak. Amarah yang sama dimiliki oleh pemuda itu saat Shen Qingqiu dulu mendorongnya jatuh ke Abbys. Hal ini membuat Shen Qingqiu tanpa sadar merasa takut, bagaimanapun dia masih belum bisa menghilangkan trauma nya pada Luo Binghe sepenuhnya.

Setengah iblis sialan!, mengetatkan rahangnya, Shen Qingqiu balas menatap Luo Binghe tajam. "Apa yang kau lakukan? Semua yang kau salin sudah berantakan sekarang, sebaiknya kau mengulangi nya lagi dengan lebih baik!"

Diam-diam Shen Qingqiu menggenggam erat kipas lipatnya, berjaga-jaga jika Luo Binghe mengamuk dan menyerangnya. Apa yang diluar perkiraannya adalah, walaupun aroma pekat amarah di udara begitu mencekik dan memuakkan, Luo Binghe tetap duduk tenang di tempatnya. Menghela nafas sambil mengangguk pelan sebagai tanggapan atas arahan yang di berikan oleh Shen Qingqiu..

Tenang Luo Binghe, ini tidak seburuk bagaimana perlakuan nakal para anak-anak mu!, batin Luo Binghe berteriak menenangkan diri. Bagaimanapun juga, empat putra dan keturunannya terkadang benar-benar menguji kesabaran Luo Binghe untuk mengayunkan pedang Xin Mo.

Shen QIngqiu di sisi lain menatap tak percaya pada Luo Binghe yang bersikap tenang dan penurut, mengambil alat tulis baru dan mulai menyalin kembali. Jika saja dia tidak mencium aroma emosi tak terkendali dan melihat bagaimana ketatnya rahang si Raja Iblis tersebut, dia pasti akan tertipu dan lanjut mengucapkan hal-hal menohok lainnya yang mana itu sama saja berarti mengantarkan dirinya sendiri ke kematian!

Yah, bukannya Shen Qingqiu tidak memiliki pikiran tersebut bahkan sekarang. Dia memiliki lusinan kata-kata tajam yang siap dia lontarkan setiap saat untuk Luo Binghe.

"..."

Melirik kembali pada Luo Binghe yang fokus dengan kertasnya, Shen Qingqiu memasang mantra pelindung di sekitar dirinya untuk berjaga-jaga. Huh! Siapa yang tahu, bisa saja emosi Luo Binghe menjadi tak tertahankan ketika Shen Qingqiu lengah kan!

.

.

.

Cahaya ilahi memenuhi lapangan luas saat suara lonceng berbunyi cukup keras mengumunkan kenaikan dewa baru ke Surga. Beberapa dewa nampak berkumpul ingin melihat siapa gerangan masyarakat baru surga ini.

Di salah satu istana yang berada di bagian lebih atas, Mu Qing menatap malas adegan yang ada dari jendela. Satu tangannya memainkan gelas the sementara satu lagi memegang perkamen, keseluruhan dirinya nampak malas dan tak bersemangat.

"Mau sampai kapan kau berdiri di situ? Kalau mau masuk ya masuk!" ujar nya ketus, menyentak Feng Xin yang sudah sejak beberapa waktu lalu berdiri diam di depan pintu masuk ruangan.

"Uhum, apa yang kau lakukan di istana ku?" tanya Feng Xin berusaha bersikap acuh dan ketus seperti biasanya. Mu Qing memutar matanya jengkel, tidak repot-repot menatap Feng Xin saat dia menyesap tehnya dengan acuh. "Lihat kebawah, siapa yang datang."

Jika ini di masa lalu, Feng Xin akan langsung marah dan memaki Mu Qing karena mengabaikannya, tapi sekarang dia hanya menghela nafas, ikut melihat pemandangan di bawah jendela.

"Hmm?!"

Mu Qing mengangguk khidmat, "Ya, kembaran dewa brengsek itu berhasil naik! Sungguh waktu yang singkat!"

Shen Yuan, sang Dewa yang baru saja berhasil naik ke Surga, sama sekali tidak menghiraukan tatapan terkejut dan beberapa sapaan dari para Dewa yang hendak mencoba menjalin hubungan baik dengannya. Wajahnya dingin dan serius tampak begitu persis dengan Baiian Huaxin a.k.a Shen Jiu. Dengan langkah yang penuh dengan keakraban dia mencapai istana Liu Qingge.

Sejenak tercengang dengan banyaknya kertas mantra yang menutupi gerbang megah istana tersebut.

Menepis semua pikiran absurd di kepalanya, Shen Yuan langsung mencari jalan lain yang diam-diam dibuat oleh Shen Jiu ketika dia ingin menyelinap ke dalam istana Liu Qingge.

"Liu-shidi!" seru Shen Yuan ketika akhirnya menemukan sosok Dewa Liu Qingge yang tampak sedang melampiaskan emosinya kedalam ayunan pedangnya.

Mata biru saphire Liu Qingge melebar terkejut, "Yuan, kau naik begitu cepat! Tunggu! Darimana kau bisa masuk?"

"Shen-Ge dulu menunjukkan jalan rahasia padaku.. ah itu bukan hal yang penting! Liu shidi, dimana Shen Ge sekarang? dia ada di Kota Hantu bersama Qi Ge kan?"

"Jalan rahasia apa yang kau bicarakan?!" seru Liu Qingge tak percaya, apakah shixiong nya begitu tak ada kerjaan sehingga membuat jalan rahasia di istana nya?, "Dan tidak, Huaxin tidak ada di sini maupun di Kota Hantu. Dia sedang berbulan madu dengan suami nya!" di akhir kalimat, Liu Qingge mengertakkan giginya keras.

Shen Yuan melonggo, "Suami?"

Liu Qingge mengusap ruang antar dahinya, "Kau datang di waktu yang sangat tepat, kenapa tidak kau saja ynag pergi ke Kota Hantu dan memberi tahu Zhangmen Shixiong tentang hal ini."

Shen Yuan yang masih belum bisa selesai mencerna apa yang sebenarnya terjadi, "???"

"Katakan padanya, Shidi-nya yang tercinta telah secara resmi tercatat dalam peradilan Surga bahwa dia telah menikah dengan si Iblis Sialan itu!"

"... HAH!?!?"

.

.

.

Ada alasan kenapa Shen Yuan naik ke Surga begitu awal.

Dia sendiri sebenarnya tidak mau tergesa-gesa dan hendak melakukannya dengan santai, bagaimanapun naik ke Surga berarti dia memiliki waktu yang lebih sedikit bersama dengan Binghe-nya. BingMei nya tidak sekuat dan semaha kuasa BingGe, terlebih dengan statusnya sebagai raja ibis yang benar-benar tidak bisa memasuki Surga sama sekali.

Tapi, seperti yang semua orang ketahui. Rasa penasaran membunuh kucing.

Shen Yuan di ingatkan dengan bagaimana Shang Qinghua yang langsung mengenali Shen Jiu ketika melihat tanda merah di tengkuk Shen Jiu. Jadi dia dengan iseng bertanya, apakah ada cerita lain yang tidak dipublikasikan oleh Shang Qinghua dan sengaja dia simpan dalam draft.

Yang mengejutkan tapi tidak terlalu mengejutkan, memang ada!

Dan Shang Qinghua yang sedang hamil tua dengan penuh semangat menceritakan dengan sangat detail apa itu yang mana membuat Shen Qingqiu sukses menederita mimpi buruk dan dengan penuh rasa bersalah meminta agar BingMei mau memberinya waktu sendiri malam itu. Sungguh, jika saja Shang Qinghua tidak hamil tua, ingin rasanya Shen Yuan mencekiknya sampai setengah mati!

Bailian Huaxin, di kehidupannya sebagai Shen Qingqiu a.k.a Shen Jiu sudah menikah bahkan walau dia mati sebagai perawan tingting!

.

.

.

Langit malam di dunia yang telah tercemar tidak lagi begitu indah seperti di masa lalu, namun itu masih cukup menyihir dengan rona merah di sekitar cahaya bulan yang menyinari gelapnya malam. Membawa pemandangan mistis lebih jelas walau rasa suci dari kehadiran sinar rembulan menghilang. Semilir angin bertiup ringah membuat dedaunan bamboo bergemerisik, kunang-kunang berkelip di sekitaran, satu terbang menuju jendela yang terbuka.

Luo Binghe menopang wajahnya di sisi tempat tidur, menatap wajah tidur Shen Jiu yang telah terlelap ketika Luo Binghe selesai menyalin kertas ke 132.

Alisnya tidak menyatu seperti saat dia bangun, itu mengendur dan rileks membuat keseluruhan wajahnya menjadi lebih lembut dan semakin indah. Seperti bunga indah yang sama sekali tidak memiliki duri ataupun racun padanya.

"Dia benar-benar tampak sangat jinak ketika tertidur." Guman Luo Binghe sambil mengulurkan tangannya, hendak menyentuh wajah tidur shizunnya walau sayang terhenti beberapa senti akibat penghalang yang ada.

Sialan aturan yang ada!

Mata merah Raja Iblis itu tertarik pada tanda merah yang mengintip dari balik kerah pakaian Shen Qingqiu. Dia sudah tertarik pada tanda itu sejak di Dunia Tengah, tapi dia tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengetahui dari mana Shen Qingqiu mendapatkan tanda tersebut.

Tidak sampai dia menelusuri ingatan Shen Qingqiu sekali lagi.

Senyum yang sangat cocok untuk seorang Raja Iblis terukir di parasnya yang tampan, jemarinya melayang di sekitar tengkuk Shen Qingqiu, terasa gatal ingin merobek dan memanjakan tanda merah yang ada di sana.

"Aku benar-benar sangat beruntung menderita penyimpangan Qi saat itu, hmm~"

.

.

.

.

.

Tbc~

09 August 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top