[34] Yes?

Art by Me😄

***

Matahari masih belum terbit, bahkan belum ada tanda-tanda makhluk hidup yang sudah memulai aktivitasnya. Masih begitu awal sehingga semuanya sepi namun sang Protagonis sudah membuka matanya, ini adalah jam biologis dimana dia selalu bangun. Jam Biologis-nya yang sudah ada sejak 300 tahun yang lalu.

Terlepas dari bagaimana dia tidur begitu terlambat akibat di siksa oleh Shizunnya, Luo Binghe masih tetap mempertahan kan jam biologisnya ini. Bahkan walau tubuhnya masih terasa sakit...

... tidak sakit.

Alis indah Luo Binghe terangkat heran saat sama sekali tidak merasakan sakit dimanapun bahkan di tempat di mana luka seharusnya berada. Tubuhnya terasa baik-baik saja seakan tidak pernah ada rasa sakit dari luka-luka yang menyiksanya semalam.

Suara nafas lembut membuat Luo Binghe berkedip, mengumpulkan semua kesadarannya untuk segera membuka mata. Dadanya terasa berat dan saat Luo Binghe melihat kesana betapa terkejutnya dirinya saat melihat sosok Bailian Huaxin yang tertidur tenang. Telinga rubahnya sedikit berkedut mungkin merasa terganggu sebelum kemudian dia kembali tidur dalam diam.

Luo Binghe, "..."

Memilah kembali ingatan nya tadi malam, dia ingat kalau Shizunnya menggunakan semacam serbuk perak berkilau. Menurut informasi dari ingatan Siluman Naga, itu adalah serbuk yang hanya ada pada sayap Ras Suci, Malaikat. Disebut serbuk Ambrosia dan memiliki efek seperti Obat Musim Semi yang sangat kuat.

Dan Shen Qingqiu menggunakan benda itu untuk menyiksa Luo Binghe semalam.

Mengingat bagaimana Shen Qingqiu hanya duduk di atas perutnya dengan santai tanpa melakukan apapun sementara Luo Binghe tersiksa akibat nafsu yang di paksa naik namun tidak bisa melakukan apapun untuk mencapai pembebasan. Luo Binghe harus mengakui itu benar-benar penyiksaan yang membuat Luo Binghe ketakutan setengah mati.

Tapi, sedikit yang mengetahui kalau serbuk Ambrosia juga dapat digunakan sebagai obat yang sangat mujarab yang dapat menyembuhkan berbagai luka dan penyakit dan bahkan memiliki khasiat sebagai obat awet muda dan panjang umur. Tentu hal ini tidak terlalu banyak di ketahui ketika semua makhluk lebih terfokus pada fungsi 'Obat Musim Semi' nya.

Dan jika Luo Binghe tidak 'kebetulan' memiliki ingatan Siluman Naga yang merupakan salah satu petinggi di tempat DaiZhou dahulu, Luo Binghe juga tidak akan mengetahui fakta satu ini. Dia hanya akan berpikir kalau Shizunnya sekali lagi memberinya siksaan yang kejam.

Untunglah dia tidak menumbuhkan kesalahpahaman lain atau kalau tidak, hehe.

Clang-

Rantai emas yang mengikatnya longgar dan bergemerincing ketika Luo Binghe bergerak. Mata Raja Iblis itu menatap rantai itu penuh arti lalu melirik Shen Qingqiu yang masih tertidur lelap.

"Hoo~"

.

.

.

Shen Qingqiu bangun tepat sebelum cahaya fajar akan menyingsing. Dia terlalu asyik bermain semalam hingga terlalu malas untuk kembali ke Danau ZhongMing, memilih untuk tidur saja di tempat dan berniat langsung pergi sebelum Luo Binghe bangun. Dirinya baru saja hendak bangun saat satu kesadaran menyentaknya.

Aneh, kenapa tempat dia berbaring begitu lembut dan empuk? Bukankah dada bidang anak sialan itu sekeras batu? Tidak mungkin dia gemuk dalam semalam bukan?

Sontak terduduk bangun, mata emerald itu menatap awas sekitar. Dia masih di kamar Luo Binghe tapi si pemilik kamar sudah pergi entah kemana. Duduk di atas ranjang yang empuk, Shen Qingqiu menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, menghela nafas saat dia melihat pakaiannya masih ada di tempat yang seharusnya. Tapi ada sesuatu yang seharusnya tidak ada di sana.

"Keparat sialan! Dasar anak setengah iblis! Sialan maniak! Iblis gila!..."

Rentetan kutukan adalah hal pertama yang sang Dewa lontarkan pagi itu, menatap penuh dendam rantai emas yang melingkari tangan kirinya, menahan nya untuk tetap di ranjang.

Rantai emas itu adalah item surgawi yang memang dikhususkan untuk mengikat makhluk-makhluk abadi seperti Dewa dan yang lainnya. Semalam Shen Qingqiu sengaja mengeluarkannya untuk mengikat Luo Binghe dan lupa untuk menyimpannya kembali. Tidak, dia memang sengaja membiarkan rantai itu mengikat Luo Binghe semalaman, berjaga-jaga jika sampai Luo Binghe terbangun saat Shen Qingqiu sendiri tertidur.

Dirinya tidak menyangka kalau dia akan tidur begitu lelapnya hingga ikatan rantai itu pada Luo Binghe melonggar dan karena rantai itu sendiri bukanlah barang yang terikat, Luo Binghe bisa menggunakannya juga pada Shen Qingqiu.

Luo Binghe baru saja hendak membuka pintu kamarnya ketika rentetan kutukan di dalam masih terus berlanjut. Seringai geli terukir di parasnya sebelum dengan cepat menghapusnya dan bersikap 'normal' selayaknya murid yang baik. "Shizun sudah bangun? Baguslah, permainan Shizun semalam begitu intens sampai murid ini khawatir Shizun akan tidur lebih lama."

Permainan apa yang kau maksudkan, hah?!, batin Shen Qingqiu berteriak mendengar ucapan ambigu iblis satu itu.

Membuang muka, Shen Qingqiu memilih fokus untuk melepaskan rantai di tangannya, mengabaikan Luo Binghe yang sama sekali tidak menghentikan tindakan Shen Qingqiu. Rantai itu berhasil putus setelah Shen Qingqiu menggunakan salah satu senjatanya, berniat langsung pergi saat Luo Binghe dengan acuh meletakkan nampan makanan di nakas tepat di samping Shen Qingqiu.

Aroma makanan yang lezat menggelitik hidung tajam sang rubah. Mata emeraldnya melirik mereka sejenak sebelum membuang muka, berjalan kearah jendela hendak pergi.

"Shizun yakin tidak ingin sarapan dulu? Tenang saja, aku sama sekali tidak menambahkan darahku kedalamnya." Lagipula bahkan jika aku menambahkannya, darahku sama sekali tidak berguna.

Shen Qingqiu mencibir, "Huh!"

"Shi- ah benar, aku bukan murid mu. Qingqiu, bukankah lebih baik makan masakan ku?"

Menoleh, Shen Qingqiu menatap dingin nan tajam Luo Binghe saat sang keturunan iblis memanggil namanya begitu saja. Selain itu dia juga sadar implikasi dari pertanyaan Luo Binghe. Selama lebih dari dua minggu Luo Binghe menjadi koki pribadinya di Dunia Tengah, tentu si Raja Iblis itu akan menyadari kebiasaan makan Shen Qingqiu.

Shen Qingqiu pada dasarnya sama sekali tidak pilih-pilih makanan. Tidak harus enak, selama itu bisa dimakan dan tidak terlalu buruk, dia bisa memakannya. Namun fakta bahwa Shen Qingqiu adalah seorang Foodie adalah kebenaran, dia masih lebih suka memakan makanan yang lezat dan selama ini dia sering meminta bantuan Raja Hong. Tapi dia tidak mungkin terus melakukannya, lagipula ini tidak seperti Raja Hong selalu berada di Kota Hantu. Raja Hantu itu lebih suka menemani Xie Lian di gubuknya ataupun berkelana di sepanjang dunia.

Siapa yang tahu apakah sekarang Raja Hong ada di Kota Hantu atau tidak.

Yah, dia bisa pergi ke Surga untuk mencari makanan enak. Tapi di Surga sendiri jarang menyediakan makanan yang seharusnya bisa disebut sebagai makanan, para penjabat Surgawi lebih senang memakan cemilan yang bahkan walau Shen Qingqiu adalah seorang dengan lidah manis tetap enggan untuk menyantap berbagai cemilan itu sebagai makanan pokoknya.

Ah, aroma makanannya enak! Kenapa Surga harus memberikan 'tangan' itu pada Keparat sialan ini? kenapa tidak pada Qi-Ge atau Liu-Shidi?!

[A/N ; Maksud Shen Qingqiu, kenapa Luo Binghe yang harus memiliki bakat memasak.]

Melihat keraguan di mata emerald itu, Luo Binghe sengaja mengangkat nampan makanan, hendak membawanya pergi. "Kalau Shizun tidak mau, ya sudahlah. Pada waktu seperti ini seharusnya Liu Mingyan atau Sha Hualing sudah bangun, aku akan memberikan..."

Luo Binghe berhenti bicara, tersenyum kecil pada Shen Qingqiu yang menghalangi jalannya. Wajah sang Raja Iblis itu netral saat menatap Shen Qingqiu yang balas menatapnya kesal.

Shen Qingqiu menggeram, "Kau memang iblis!"

.

.

.

Liu Mingyan memimpin para pelayannya menuju ke kamar Luo Binghe, membiarkan mereka membawa semua obat yang nantinya akan dia gunakan untuk merawat luka-luka Luo Binghe.

"Mingyan-Shijie,..."

Menoleh kesamping, Ning Yingying mengukir senyum manis saat menyapa Liu Mingyan, terlihat di belakang wanita itu beberapa pelayan lainnya yang membawa bubur dan makanan ringan lain untuk sarapan sang Suami.

"Yingying, bagaimana dengan keadaanmu?" tanya Liu Mingyan. Dia jelas tahu bagaimana kondisi Ning Yingying saat ini, yang tubuhnya penuh dengan racun dan hanya tinggal menunggu waktu saja sampai Ning Yingying mati. Dimasa lalu, Ning Yingying akan selalu mencari Luo Binghe atau Liu Mingyan untuk mendapatkan antidote ataupun obat lain yang mampu menangkal racunnya.

Namun sejak kehilangan anak dalam kandungannya, Ning Yingying berhenti dan bahkan walau Liu Mingyan ataupun Luo Binghe membujuknya, Ning Yingying sama sekali tidak peduli. Membiarkan saja tubuhnya semakin lemah hari demi hari, menunggu kematian menjemput.

Kehilangan semangat hidup sedemikian rupa, bahkan jika orang lain keras kepala ingin membantu, selam Ning Yingying tidak mau apa yang bisa dilakukan oleh Luo Binghe ataupun Liu Mingyan.

Wajah cantik nan pucat itu tersenyum kecil, "Aku baik, Shijie sudah memperhatikan adalah kesenangan untuk Yingying."

Menghela nafas pasrah, Liu Mingyan mengajak Ning Yingying untuk pergi bersama. Bertukar kata seputar kehidupan pendidikan keturunan mereka di Akademi, mendiskusikan apa yang sebaiknya di lakukan dengan beberapa keluarga cabang yang memeras keturunan mereka untuk menjadi yang terbaik dengan cara yang jika Luo Binghe tahu pasti akan menyebabkan malapetaka lainnya.

Sepertinya dengan Luo Binghe mengabaikan para selir yang mendidik tak becus keturunannya masih tidak membuat mereka jera. Justru karena Luo Binghe hanya mengabaikan tanpa memberi hukuman yang tegas, perbuatan mereka semakin menjadi-jadi walau sekarang di lakukan secara lebih tertutup hingga akan membutuhkan penyelidikan lebih dalam sebelum Luo Binghe dapat mengetahuinya.

Baik itu Liu Mingyan dan Ning Yingying ingin sebisa mungkin agar Luo Binghe tidak mengamuk, jadi mereka harus menyelesaikan masalah ini segera dan bersih. Bagaimanapun mereka tidak mau semua Selir di halaman Hareem dan para kerabat mereka menjadi sumber mata air untuk danau merah lainnya.

Mungkin hanya wanita gila seperti Sha Hualing dan Xiao Gongzhu yang menginginkan itu. Bagi mereka, pemandangan Luo Binghe memandikan darah adalah yang paling panas diantara semua.

Liu Mingyang benar-benar mempertanyakan kewarasan dua wanita itu. Ah tidak, Sha Hualing sudah jelas karena bagaimanapun dia adalah Iblis murni. Tapi Xiao Gongzhu? Bukan hanya dia adalah manusia dia juag seorang kultivator jalan kebenaran! Bagaimana bisa dirinya menjadi begitu haus melihat Luo Binghe dengan keadaan mengerikan begitu?

[A/N ; Mungkin dia M yang gemetar]

"Oh, kalian lagi." dengus Xiao Gongzhu tidak senang.

Liu Mingyan menatap Xiao Gongzhu datar, Bicara tentang iblis, dan Iblis datang. Tapi jelas wanita ini bukan iblis...walau tindakannya tak ubahnya seperti iblis.

"Kalian tidak harus datang mengunjungi Binghe, aku akan merawatnya hari ini." mata wanita itu menatap rendah pada dua wanita lain, terutama pada Ning Yingying yang semakin pucat dan lemah. "Aku tahu kalian memiliki banyak hal yang harus di urus, jadi kalian bisa pergi."

"Xiao Gongzhu, bagaimanapun kita sudah ada disini, tidaklah baik untuk pergi begitu saja tanpa menyapa." Liu Mingyan menyatakan, "Lagipula, kita semua tahu bagaimanapun juga kalau Binghe adalah Suami kita juga."

"Huh!" Xiao Gongzhu mencibir.

Dirinya baru saja akan membuka pintu kamar Luo Binghe ketika pintu itu terbuka lebih dulu oleh sang empunya. Raja Iblis itu mengangkat alis menatap pada tiga Istrinya yang datang kepintu kamarnya begitu awal, diam-diam ketika semua orang membungkuk memberinya hormat dia melirik kedalam kamarnya.

"Yang Mulia, semua luka anda..." Liu Mingyan beujar terkejut saat melihat bagaimana Luo Binghe yang hanya memakai selapis pakaian dalamannya yang jelas menunjukkan tubuh kuat tanpa luka. Sungguh berbanding terbaik dengan pemandangan kemarin. Apa obatnya akhirnya bekerja ketika Binghe tertidur?

"Ah-Luo..." mata berair Ning Yingying jatuh pada nampan makanan di tangan suaminya. "Kau sudah sarapan ternyata, bagaimana keadaanmu? Sepertinya sudah lebih baik."

Luo Binghe mengukir senyum menenangkan kekhawatiran para Istrinya, mengangkat bahu acuh, "Uhm, beruntung semua lukanya sembuh lebih cepat. Aku juga ingin sarapan lebih awal jadi sedikit memasak sebelumnya."

"Memasak! Kalau begitu pasti ada untuk ku bukan?" tanya Xiao Gongzhu dengan nada riang, dia benar-benar sangat menyukai masakan Luo Binghe. Sayangnya Luo Binghe jarang memasak, hanya ketika niat baik Luo Binghe pada mereka mencapai titik tertentu sajalah Luo Binghe bersedia.

"Ah maaf, aku hanya membuat makanan untukku saja." ujar Luo Binghe masih tetap mempertahankan kelembutan di suaranya walau dia enggan bersikap lembut pada Xiao Gongzhu, berulang kali menyebut nama putranya, Luo FengMing, di dalam kepalanya. "Aku akan mengatakan pada kepala koki untuk menyiapkan makanan untuk mu."

"Tidak! Aku mau masakanmu! Itu tidak akan sama jika orang lain!" keluh Xiao Gongzhu memeluk lengan Luo Binghe manja.

Ning Yingying mengernyit, sudah berabad-abad kenapa kau masih bersikap seperti Nona manja! Kau jelas tidak muda lagi dan sudah punya ratusan cicit!

Hmm jelas waktu hanya semakin menumpulkan otak wanita ini. Liu Mingyan menggeleng pelan sebelum menengahi, "Itu tidak baik, luka Yang Mulia baru saja sembuh, lebih baik mengambil waktu untuk beristirahat lebih." Memberi isyarat pada pelayannya untuk mengambil alih nampan kotor di tangan Luo Binghe, Liu Mingyan mengabaikan bagaimana Xiao Gongzhu melototinya marah. "Yang Mulia tetaplah istirahat, tugas istana biar aku dan Mo Beijun yang mengurusnya."

"Itu benar Ah-Luo, aku juga akan merebus obat dan meminta pelayan mengirimnya untukmu." Ujar Ning Yingying. Terkadang ketika tidak ada yang menganggu pikirannya, Luo Binghe akan menjadi penggila kerja yang tidak tahu kapan harus beristirahat.

Mengabaikan betapa tidak senangnya Xiao Gongzhu, Luo Binghe mengirim ketiga istrinya pergi dari halamannya. Langsung memasuki kamar dan menutup pintu rapat, memberi mantra ekstra. Sha Hualing tidak muncul dan Luo Binghe cukup mengenal wanita iblis yang senang seenaknya memasuki kemarnya tanpa pemberitahuan, jika dia tidak memberi mantra lebih, waktu berharganya dengan Shen Qingqiu akan terganggu. Lagi.

Dirinya baru saja berbalik hendak pergi ke tempat tidurnya di mana Shen Qingqiu seharusnya berada, langkahnya terhenti sebab entah sejak kapan Shen Qingqiu sudah berdiri di depannya dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

Tuk tuk

Jemari ramping itu senantiasa mengetuk kipas lipat di tangannya saat mata emerald itu menatap Luo Binghe yang mana Luo Binghe tidak dapat mendefinisikan arti tatapan Shizunnya itu. Tapi dia entah kenapa mendapat firasat buruk.

"Shizun...?"

Tap!

Shen Qingqiu menampar pelan kipas lipatnya, mata emeraldnya bersinar cerah saat senyum langka mekar di wajah menawan sang rubah putih itu.

"Luo Binghe, bagaimana kalau kita menikah?"

"..."

"...Ya?"

Art by Me😋

.

.

.

Tbc~

BingGe : Serius?! Shizunnya ngajak nikahnya?! Serius?! Seorang Shen Qingqiu?! Seorang SHEN JIU?!!

21 Februari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top