[32] Memory of Ying-Er
***
Langit biru cerah dengan sedikit hembusan angin yang membawa aroma musim semi. Matahari di atas sana walau tidak terhalang awan tetap terasa hangat tanpa ada panas menyengat. Benar-benar musim semi yang sangat pas untuk bersantai.
"Shizun! Shizun!"
Seorang gadis kecil berlarian dengan langkah kecilnya. Matanya yang bulat dan berair dengan wajah kemerahan tampak begitu manis dan menggemaskan. Menghampiri seorang kultivator yang tampak menyendiri di meja batu. Kultivator yang sebelumnya tengah membaca gulungan sekte menoleh, wajah dinginnya sedikit melembut saat melihat kehadiran gadis kecil itu. "Ying-er."
"Shizun! Kenapa semua Shixiong dan Shijie memperlakukan Yingying seperti anak kecil!" cermberut gadis kecil itu mengadu.
"Hm, bukankah karena Ying-er memang anak kecil? Lagipula, Ying-er adalah yang termuda jadi tentu mereka ingin menolong Ying-er." Ucap Shen Qingqiu acuh saat kembali menoleh membaca gulungan.
"Yingying tidak ingin di manja, Yingying juga ingin bisa melakukan semua yang bisa dilakukan oleh Shixiong dan Shijie!" guman Ning Yingying, bulu matanya yang seperti kipas terkulai lesu. "Shizun, Yingying juga ingin memiliki Shidi atau Shimei. Jika Yingying memang akan dirawat oleh Shixiong dan Shijie yang lain, Yingying setidaknya juga ingin merawat seorang junior."
Shen Qingqiu sedikit tertegun. Waktu untuk penerimaan murid baru di Sekte CangQiong semakin mendekat dan sebenarnya bukan hal yang sulit untuk mengabulkan keinginan murid kecilnya itu. Tapi, sejak awal Shen Qingqiu tidak berniat untuk menambah jumlah murid di puncak nya.
Terlalu merepotkan dan akan terlalu berisik jika terlalu ramai,...
"Hm, kita akan lihat nanti."
.
.
.
"Hei! Siapa namamu?" tanya Ning Yingying pada bocah lusuh di depannya.
Bocah itu menundukkan kepalanya, menjawab samar. "Luo Binghe. Nama ku Luo Binghe."
"Luo Binghe,...Uhmmm,..." gadis kecil itu berguman mengulangi nama bocah didepannya. "Kalau begitu Ah-Luo! Mulai sekarang kau menjadi Shidi-ku, panggil aku Ning-Shijie, okay!"
"Uhn, Ning-Shijie."
"Ayo ayo, aku akan membawa mu ketempat Shizun!" ujar Ning Yingying ceria sambil menarik Luo Binghe untuk mengikuti nya. Sama sekali tidak mempedulikan kalau tangan Luo Binghe kotor penuh dengan tanah. Luo Binghe mengikuti arah yang ditunjuk oleh Shijie barunya, tertegun sejenak saat mengetahui dia akan menjadi murid seseorang yang sedari awal kemunculan membuat Luo Binghe tidak berhenti mencuri lirik sedari awal.
Di lain sisi, Shen Qingqiu juga tertegun. Tertegun merasakan keberadaan darah nya sendiri di dalam tubuh remaja itu, tertegun karena secara tidak sengaja dia menarik anak iblis yang beberapa tahun lalu dia buang ke sungai Luo sebagai murid.
Ah, aku akan menjadi guru yang benar-benar brengsek setelah ini...
Takdir sialan, kenapa dari semua anak di sini aku harus mengambil setengah peranakan ini?!
.
.
.
Gadis remaja itu menoleh kiri kanan dengan hati-hati. Mencoba menyelinap pergi sesenyap mungkin agar tidak ketahuan. Memeluk selimut di pelukannya, Ning Yingying melintasi jalan menuju gudang tempat dimana Shidi nya, Luo Binghe, selalu bermalam.
Ning Yingying sudah lama tidak puas dengan bagaimana para Shixiong nya selalu menindas Luo Binghe. Dia sering mengadukan hal ini kepada Shizun nya, namun shizunnya selalu bertindak acuh. Dan bahkan membiarkan Luo Binghe tinggal di gudang dan bukannya di asrama para murid. Tapi tidak seperti Ning Yingying bisa menyalahkan tindakan Shixiong-shixiong nya, Ning Yingying percaya kalau Shizunnya pasti memiliki alasan tersendiri.
Hm, Shizunnya pasti hanya ingin agar Luo Binghe menjadi mandiri dan lebih kuat saja.
Malam itu sepi dengan hanya desiran dedaunan yang di tiup angin yang menjadi sumber suara. Ning Yingying tersenyum saat dia berjarak lebih dekat dengan tempat tujuannya namun masih tetap berhati-hati melangkah, dia tidak ingin membangunkan Shidi nya yang mungkin sedang tertidur.
Langkah Ning Yingying terhenti saat dia mendengar senandung lembut dari dalam gudang. Curiga, Ning Yingying semakin memperingankan langkahnya, mengintip pada celah pintu gudang.
Dia hampir mengeluarkan suara saking terkejutnya. Melihat dengan hati-hati agar tidak ketahuan, mengintip Shizunnya yang masih menyanyikan senandung lembut untuk Luo Binghe yang tertidur.
Ning Yingying mengulum senyum saat kemudian sama seperti kedatangannya, dia pergi kembali ke kamarnya diam-diam. Membaringkan diri untuk tidur, Ning Yingying tidak bisa menahan diri untuk tertawa senang.
"Hehehe, sudah kuduga, Shizun merawat Ah-Luo dengan baik."
.
.
.
Langkah gadis muda itu tergesa-gesa. Para penjaga tidak menghentikannya dan membiarkannya saja memasuki area penjara air.
Xiao Gongzhu dan beberapa gadis yang akhir-akhir ini dekat dengan Luo Binghe, beberapa waktu lalu baru saja 'mengunjungi' seseorang tertentu yang sekarang di tahan di Penjara Air, Kuil Huanhua. Mengingat bagaimana sifat mereka, Ning Yingying tidak bisa menahan rasa khawatir yang memenuhi hatinya.
"Shizun!" serunya tertahan saat mendapati kondisi buruk Shizun nya –lebih tepatnya mantan shizunnya.
Kultivator yang tubuhnya di balut berbagai macam luka saat dirinya sendiri terikat oleh tali pangikat surgawi dengan malas mengangkat pandangannya. Mata hitam nya menatap Ning Yingying dingin sebelum menatap kearah lain, seakan enggan untuk menatap mantan murid kesayangannya. Ning Yingying baru saja hendak mengangkat tangannya, berniat mengobati luka-luka Shizunnya saat Shen Qingqiu sedikit bergeser menjauh.
"Pergi."
Mata jernih gadis itu berkilau karena air mata, "Shizun, murid ini salah, murid memohon agar Shizun memaafkan."
Karena kepribadian shizunnya yang dingin dan acuh, walau pun Ning Yingying tahu kalau Shizun nya sebenarnya adalah orang yang baik, karena banyaknya hal yang terjadi. Dimulai dari bagaimana Shizunnya lebih sering tampak kejam daripada menunjukkan sisi lembutnya dan juga kembalinya Luo Binghe yang sebelumnya dikatakan oleh Shizunnya sudah mati. Karena pengaruh emosional yang terlalu banyak dan juga rasa cintanya pada Luo Binghe sehingga membuatnya bias, melupakan kebaikan shizun nya.
Mengakibatkan dirinya bahkan turut andil membuat Shizun nya berada di titik seperti ini.
"Shizun, Ying-er akan berbicara dengan Ah-Luo." Ujar Ning Yingying sedikit parau karena menahan tangis, "Ah-Luo pasti hanya salah paham, aku akan berbicara dengan nya jadi..."
"Jangan lakukan hal bodoh! Pergi!"
"Shizun! aku..."
"Jika kau memang masih menganggapku sebagai Shizun mu, maka pergi dan urus saja urusan mu sendiri!" suara Shen Qingqiu dingin dan tegas, dan untuk sesaat Ning Yingying tertegun. Shizunnya selalu memperlakukannya dengan lembut, tidak pernah sebelumnya shizunnya memperlakukan dirinya seperti ini. Sadar kalau shizun nya benar-benar marah dan kecewa padanya, Ning Yingying langsung bangkit dan pergi meninggalkan penjara air.
Mencari tempat untuk menangis.
.
.
.
Dunia kultivator semakin kacau. Banyaknya sekte kebenaran mulai bersatu untuk berperang atapun ada juga dengan patuh tunduk di bawah kekuasaan Luo Binghe.
Dengan ribut dan kacaunya dunia luar, Shizun nya sendiri jadi semakin pendiam dan bahkan tidak mau lagi memperhatikan kehadiran Ning Yingying. Memperlakukan Ning Yingying seperti udara yang tak terlihat bahkan membiarkan saja Ning Yingying merawat luka-luka nya. Ning Yingying bahkan tidak tahu harus senang atau sedih karenanya.
Bakat Ning Yingying dalam penyembuhan benar-benar sangat dangkal, sehingga luka-luka yang bisa Ning Yingying rawat hanyalah luka-luka kecil dan sedang. Setidaknya itu cukup untuk meringankan rasa sakit shisun nya dan juga membuat Shizun nya tetap hidup. Dirinya bisa saja memakai ramuan tingkat tinggi untuk membantu Shizun nya pulih lebih cepat, tapi para wanita Luo Binghe yang lain tidak mungkin akan membiarkan Ning Yingying berlaku begitu. Dan Ning Yingying juga tidak ingin menyinggung Luo Binghe yang semakin hari terasa asing bagi nya.
Hari ini tidak terkecuali, Ning Yingying berniat mengunjungi Shizun nya. Terlebih dia cukup khawatir karena berita hancurnya Puncak Qin Jing akan berpengaruh terlalu banyak pada shizunnya.
Alis anggun gadis itu sedikit bertaut saat melihat gerbang hitam tempat Shizun nya terkurung terbuka. Bertanya-tanya apakah salah satu wanita Luo Binghe juga datang untuk menyiksa Shizun nya atau itu Luo Binghe sendiri yang datang. Berpikir jika hal itu memang terjadi, maka Ning Yingying hanya bisa dengan berat hati membatalkan niatnya mengobati Shizun nya hari ini.
Mata cantiknya melebar saat dia baru saja hendak melangkah masuk, "Lao Gongzhu! Apa yang hendak anda lakukan?!" teriaknya marah.
Langkahnya dipercepat saat menghampiri orang tua yang merupakan ayah dari Xiao Gongzhu sekaligus Tuan dari Istana Huahua. Orang tua itu memiliki wajah tak ramah tidak seperti biasanya, menjauh dari Shen Qingqiu yang coba dia tekan.
Ning Yingying merasa dingin menjalar di punggungnya, jika dia terlambat atau bahkan tadi memilih untuk berbalik pergi. Surga tahu apa yang akan di lakukan oleh orang tua yang tampak mulia ini pada Shizun nya. Berdiri di depan orang tua itu, menyembunyikan Shizun nya di belakang punggungnya, mata Ning Yingying dingin seakan menahan diri untuk tidak membunuh Lao Gongzhu saat itu juga. "Lao Gongzhu, aku yakin hal seperti ini bukanlah apa yang akan di izinkan oleh Ah-Luo untuk dilakukan."
Lao Gongzhu mendengus kesal karena aktivitasnya di ganggu, menatap murid dan guru yang sama-sama menatapnya dingin dengan niat membunuh. Kecuali niat membunuh dari mata hitam Shen Qingqiu tampak lebih pekat dan sama sekali tidak ditahan. Mungkin saja jika dia masih memiliki satu tangan dan dua kakinya, Lao Gongzhu yakin kalau Shen Qingqiu pasti tidak akan ragu untuk mencoba membunuhnya saat ini.
Bahkan walau Shen Qingqiu sudah kehilangan kultivasinya, mantan penguasa Puncak Qin Jing itu tetap tidak akan ragu.
"Hal seperti ini," ujar Lao Gongzhu tenang, "Aku yakin, Luo Binghe tidak akan mempermasalahkan."
Sudut mata Ning Yingying berkedut kesal. Hanya karena cucu perempuan mu dekat dengan Ah-Luo kau pikir kau bisa seenaknya?! Orang Tua sialan! Kenapa dunia Kultivasi selama ini buta dengan wajah asli mu yang sesat ini?!
Berpikir seperti ini, Ning Yingying merasa orang yang seharusnya di kurung dan disiksa bukanlah Shizun nya, melainkan orang tua didepannya.
Karena kejadian ini, Ning Yingying jadi lebih memperhatikan Lao Gongzhu, selalu berada di tempat Shen Qingqiu dengan dalih hendak menyiksa Shizunnya saat Lao Gongzhu berniat berkunjung. Karena hal ini dia sedikit tertinggal dari para wanita lain yang tengah berebut akan perhatian dari Luo Binghe, Ning Yingying sedih memang karena bagaimanapun dia mencintai Luo Binghe dan juga ingin perhatiannya. Tapi rasa bersalah Ning Yingying jauh lebih besar.
Saat kematian Lao Gongzhu, di upacara penghormatan kematiannya. Luo Binghe yang memeluk dan menenangkan Xiao Gongzhu yang tengah menangis di depan altar, sementara Ning Yingying berdiri dibelakang mereka dengan kepala tertunduk dengan bahu gemetar.
Menahan diri untuk tidak tertawa bahagia.
.
.
.
Tbc~
Btw aku cuma mau bilang, tuh orang tua s*alan ngk sampai tujuan nya pada Shen Qingqiu Asli. Bisa dikatakan Ning Yingying datang di saat-saat penentuan jadi, dan pada waktu-waktu lain Lao Gongzhu hanya sampai di pertengahan proses saat Ning Yingying datang bergegas.
Jadi bisa dibilang kalau Ning Yingying selalu berhasil menggagalkan rencana Lao Gongzhu di saat yang tepat.
Btw semua ini murni aku karang karena aku sendiri ngk tahu benar kronologis asli di Novel <Proud Immortal of Demon Way> karangan Airplane juju, dan lagi di novel <Scum Villain's Self Saving System> juga ngk ngejelasin apa-apa saja yang terjadi pada saat kematian Lao Gongzhu dan apa yang dilakukan oleh Ning Yingying Asli di garis waktu itu.
Jadi ini murni karangan aku yak.
Iblis tertentu di pojokan ingatan Ning Yingying : ASDFGHJKL! XIN MO ! ASDFGHKLJ!#$%^&*
26 December 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top