[31] She Hiding Something
***
Bulan bersinar terang di langit malam, namun sayang cahaya nya tidak sampai menyentuh tanah. Terhalang oleh kanopi-kanopi dedaunan dari pepohonan yang tumbuh rimbun dan subur. Hutan itu gelap dan terasa pengap dan lembab. Tanah yang tak pernah terjamah oleh baik cahaya matahari maupun bulan terasa begitu lunak dan tak nyaman untuk di pijak. Lumut tumbuh subur menempel baik di tanah, bebatuan maupun batang pohon yang besar.
Selusin murid kultivasi dengan pakaian putih dengan sedikit ornament hijau -khas murid dari puncak QinJing, berjalan dengan hati-hati menyusuri hutan yang gelap. Setiap dari mereka memegang jimat api untuk menerangi jalan yang mereka lalui.
"Shixiong, apa benar ini jalan yang di tuju?", tanya seorang murid menahan rasa takutnya.
"Benar shixiong, rasanya kita telah salah mengambil jalan."
"Ya, ini sangat berbeda dengan apa yang Shizun katakan sebelumnya tentang jalannya."
Ming Fan mendengus tak sabar, "Diam lah! Benar ini jalannya! Kalian hanya harus mengikuti ku!"
Berkata begitu, tapi hati Ming Fan sendiri juga memiliki rasa ragu. Shizun nya, Shen Qingqiu, mengatakan kalau tempat yang harus mereka selidiki adalah suatu area di kedalaman hutan ini. shizun nya juga telah mengambarkan dengan jelas baik keadaan maupun jalan yang harus di tempuh untuk sampai disana, terlebih Shizun nya juga sudah memberikan peta agar lebih jelasnya.
Melihat kesekeliling, ini jelas bukan lah apa yang seharusnya menjadi jalan yang mereka lalui. Menggaruk kepalanya yang tak gatal, Ming Fan mengeluarkan gulungan peta yang di berikan Shen Qingqiu.
Di baris paling belakang, sosok kurus Luo Binghe sedikit terhuyung-huyung saat membawa barang bawaan semua murid yang seharusnya di bawa sendiri-sendiri. Mata hitamnya berkilat sedikit merah saat menahan rasa benci dan amarahnya. Iblis Mimpi yang menjadi gurunya berulang kali mengejek nasibnya di kepala nya saat ini, yang mana sama sekali tidak membantu. Jika saja tingkat kultivasi nya sudah lebih tinggi, maka dia pasti tidak akan segan menghajar Ming Fan dan yang lain.
Suara nafas tercekat terdengar, Luo Binghe memperhatikan ketika Ming Fan melihat peta dengan tangan gemetar. Otaknya dengan cepat menyimpulkan, Shixiong nya yang bodoh ini pasti salah mengambil jalan!
"Sial, kita harus kembali seg –"
Grrrrrooaaa--
Tanah bergetar di sertai suara tak manusiawi yang terdengar menyebabkan hutan yang sebelumnya sunyi menjadi begitu menyeramkan. Para murid panik dan Ming Fan dengan cepat menyuruh semua orang untuk mundur ke penghujung jalan. Awal mula di mana dia salah mengambil tikungan tadi.
Dengan panik mereka mencoba melarikan diri dari apapun itu yang tidak diketahui asalnya. Masing-masing segera menghampiri Luo Binghe, merebut barang-barang penting mereka dan segera lari.
Salah satu murid yang tidak beruntung terjatuh dan sesuatu itu langsung membelit kaki sang murid mencoba menariknya keras. Murid itu berteriak, dengan panik mengayunkan pedang di tangannya memutus apapun yang menahannya. Sesuatu yang hitam yang tampak masih tak menyerah, masih mencoba menangkapnya. Melihat itu, sang murid secara spontan mendorong Luo Binghe yang berada didekatnya.
Sama sekali tidak melihat kebelakang saat dia berlari menyelamatkan dirinya sendiri.
Mengutuk keras di dalam hati, tubuh kurus Luo Binghe menghantam tanah yang keras. Membuat dia meringkuk kesakitan saat matanya dengan hati-hati melihat bahwa dia telah di tarik ke sebuah gua bawah tanah tempat mereka sebelumnya berpijak tadi. Penglihatannya kabur menangkap samar-samar tubuh bersisik raksasa yang terasa begitu mistis dan agung.
Sialan, aku tidak bolah mati di sini!
Mencoba bangkit dengan susah payah, mata hitam Luo Binghe berubah merah dengan kilau haus darah.
Tidak sebelum aku membalas perbuatan Shizun sampah itu!
.
.
.
-Draft cerita Airplane Shooting Toward The Sky, untuk novelnya <Proud Immortal of Demon Way>-
.
.
.
Shen Qingqiu menyesap teh nya dengan sikap tenang, wajahnya dingin seperti biasanya. Semuanya akan tampak benar jika saja Sembilan ekor dan telinga rubahnya itu tidak bergerak gelisah, menampakkan dengan jelas gelisahan yang coba di tutupi nya. Di seberang meja, Liu Qingge menatap tajam shixiong nya itu, kedua tangan di lipat di depan dada saat pedang nya tampak siap tersampir di pinggang.
Dia tampak sangat siap untuk pergi berperang saat ini.
"Jadi," membuka suara, Liu Qingge berkata dingin, "Karena kau berkeliaran ke Dunia Tengah setelah berkunjung ke tempat Zhangmen-Shixiong, kau tidak sengaja bertemu dengan si keparat iblis itu dan dia tandai oleh nya? oleh DIA?!"
"Apa maksudmu berkeliaran? Aku hanya mampir ke penginapan ku saja!"
"SAMA SAJA!" teriak Liu Qingge marah, "Kau jelas masih lemah dan rentan akibat melintasi dua dunia sekaligus, dan lagi kau baru saja selesai Heat! Apa yang kau pikirkan pergi sendirian ke tempat yang jelas sangat tak aman seperti Dunia Tengah?!"
Bukan hal rahasia lagi kalau Dunia Tengah adalah tempat yang sama sekali tidak memiliki sistem keamanan dan terbilang cukup berbahaya. Waktu aman bagi Dunia Tengah hanya pada saat Festival Surgawi diadakan saja.
"Biasanya tidak ada masalah, siapa yang tahu setengah peranakan itu ada disana..."
"Kau juga salah! Kenapa kau diam saja dan tidak mengatakan kalau bajingan itu ada disana? Dan lagi, dia ada disampingmu selama ini sebagai seorang koki?! Kau gila atau apa?!"
Shen Qingqiu mendengus, menolak untuk menatap Liu Qingge. "Saat itu aku tidak memiliki ingatan tentang dia, dan lagi aura nya jauh berubah."
"Itu bukanlah alasan yang bagi mu untuk merahasiakannya seperti ini dari ku dan dari Zhangmen-Shixiong!", menghirup nafas dalam, Liu Qingge berkata dengan tegas, "Aku akan membunuh nya."
"Kau tidak bisa."
"Apa?! Kau mau membela bajingan itu?!"
Klak
Cangkir teh itu di banting keras di atas meja. Melihat wajah shixiongnya, Liu Qingge menyadari kalau Shen Qingqiu jelas lebih marah dari pada dirinya sendiri. "Membela nya?! Seakan aku mau! Jika saja aku bisa aku juga ingin membunuh nya! tapi kau sendiri tahu, keparat itu adalah Anak Dunia! Kau tidak bisa membunuhnya tidak peduli apapun alasannya!"
"Hoo, lalu bagaimana dengan Dewa FengXin dan Dewa MuQing yang kau kirim ke salah satu dunia kuasi, mereka bisa membunuh Anak Dunia di dunia itu tanpa di hukum."
"Kasus mereka berbeda,..." Shen Qingqiu menggeleng, jengkel dan kesal dengan keadaannya sendiri. "Dunia itu adalah dunia baru dan masih belum stabil sehingga identitas Anak Dunia tidak ubahnya orang lain di dunia itu, bisa dibunuh dan diganti dengan mudah. Berbeda dengan Dunia ini dimana ini sudah menjadi dunia yang mandiri dan identitas Anak Dunia tidak bisa diganggu gugat lagi! membunuhnya hanya akan menyebabkan murka Surga!"
"Tck!" Liu Qingge berdecak sebal, jelas dia masih tidak senang. "Jadi apa yang akan kau lakukan? Bunuh diri untuk memutus paksa ikatan kalian saat ini?"
"Jika saja aku bisa,..."
"Apa?! Sekarang apa lagi alasannya?!"
Shen Qingqiu menghela nafas panjang, menatap pemandangan danau ZhongMing di luar jendela.
"Sebenarnya aku..."
***
"Ah-Luo."
Raja Iblis Muda yang tengah termenung melihat kolam di bawahnya tersentak, menoleh ke arah asal suara. "Ying-er, bagaimana dengan keadaan mu?"
Ning Yingying tersenyum cerah, secerah dia tersenyum saat dia masih berada di puncak QingJing dahulu. "Aku baik, hanya sedikit lelah."
"Kau harus istirahat lebih banyak," mengenggam tangan istri nya, Luo Binghe menghela nafas melihat betapa kurusnya Ning Yingying. "Tidak baik bagimu untuk keluar terlalu sering, keadaan mu sekarang..."
"Ah-Luo, apa kau sudah bertemu dengan Shizun?" potong Ning Yingying, menatap suaminya dengan seksama. "Kau tampak jauh lebih baik saat kembali, sebelumnya Luo FengMing juga bercerita kalau kalian bertemu Shizun di sana. Bagaimana? Apakah semua nya baik-baik saja?"
Tertegun sejenak, Luo Binghe mengangkat pandangannya menatapa wajah penuh harap Ning Yingying. Sejak kehilangan bayi dalam kandungannya dan menjadi mandul, Ning Yingying hampir tidak memiliki semangat hidup lagi. Dia hanya akan berjalan seperti mengikuti arus, tidak peduli lagi dengan yang lain bahkan dengan keselamatannya sendiri yang di racuni oleh selir-selir Luo Binghe yang lain.
Wajah cantik wanita itu sekarang tampak bersinar, sama sekali tidak menutupi kebahagian saat matanya penuh harap menatap Luo Binghe. Aneh, apakah ini adalah tatapan yang seharusnya di miliki oleh seorang wanita yang dilecehkan oleh Shizunnya sendiri?
Luo Binghe bisa saja mengira kalau Ning Yingying tampak bersemangat karena ingin menyiksa Shen Qingqiu lagi seperti yang dulu dia lakukan. Dahulu, Ning Yingying termasuk salah satu istri Luo Binghe ynag sering mengunjungi Shen Qingqiu bagaimanapun juga. Menyiksa? Benarkah? Mengingat kembali, tiap kali Ning Yingying mengunjungi Shen Qingqiu yang di penjara dulu, saat Luo Binghe berkunjung keesokannya, keadaan Shen Qingqiu tidak terlalu buruk. Bahkan bisa dibilang menjadi lebih baik sedikit.
Melirik wajah istrinya, Luo Binghe mengukir senyum halus, menyembunyikan pikirannya dari Ning Yingying. "Semua baik-baik saja, aku tidak bisa menjanjikan kapan, tapi Shizun pasti akan berkunjung segera."
Senyum di wajah cantik itu terukir lebih lebar saat dia mengangguk bersemangat. "Bagus, kalau begitu akan kembali ke pavilion ku."
"Hm, hati-hati."
Melihat kepergian Ning Yingying, senyum di wajah Luo Binghe menghilang tak berjejak. Melihat langit malam sekilas dia segera kembali ke kamarnya sendiri. Mengunci semua pintu masuk, berjaga-jaga kalau-kalau ada selirnya yang mencoba diam-diam memanjat tempat tidur nya malam ini. Sha Hualing contohnya.
Membaringkan diri dengan nyaman, Raja Iblis itu menutup matanya. Segera memasuki alam bawah sadarnya, menemui Meng Mo sang Iblis Mimpi yang merupakan guru nya.
"Hm? Kali ini, kau mau menyusup masuk ke dalam mimpi Istri mu?"
"Ada sesuatu yang dia sembunyikan, aku yakin itu terkait erat dengan ingatan tak lengkap Shen Jiu."
"Hoo, bagaimana kau bisa yakin?"
Menipiskan bibirnya, Luo Binghe berkata dingin, "Karena di ingatan Shen Jiu yang aku lihat sebelumnya, sama sekali tidak ada satupun kehadiran Ning Yingying yang mengunjunginya dalam penjara."
"Tidak satupun."
.
.
.
Tbc~
Liu Qingge : Apa?! Apa lagi alasan nya?! Kenapa begitu banyak masalah hanya untuk memutus ikatan itu?!
Shen Qingqiu : Seakan aku tahu kenapa!
Lin Zhi : Oh oh, Tuan Shen, apa mungkin kau sudah mendapatkan karma mu?
Shen Qingqiu : ...... Keparat bangsat! aku tidak mengharapkannya datang begitu cepat!
Xi Rui : Ah doa ku terkabul, Dewa Bailian, bukankah ada pepataha yang mengatakan kalau doa kaum tertindas selalu terkabul cepat.
Feng Xin dan Mu Qing : ...... Lalu kenapa kami tidak?!
Hua Cheng : Kalian pantas mendapatkannya~
Xie Lian : San Lang!
Sekedar pengingat, LinZhi dan XiRui adalah OC aku yang muncul di chap15^^
01 Desember 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top