[3] That Sorrow Bring This Problem
Terkadang ada suatu kejadian yang seharusnya kau tidak pernah tahu. Karena jika kau mengetahuinya, aku tidak tahu harus bersikap bagaimana,...
***
Gerakan kaki pemuda itu ringan melintasi hutan, pakaian sutra hijau miliknya dengan lembut tertiup angin. Pedang di pinggangnya berkilau ketika terkena cahaya matahari, kipas di tangannya terayun lembut. Sudah beberapa tahun berlalu setelah dia menjadi bagian dari Sekte Gunung Chang Qiong. Dan beberapa peristiwa terjadi dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Dimulai dari Yue Qi yang datang menjemputnya dan mencoba melepaskannya dari ikatan antar guru-murid dengan Wu Yanzi yang berakhir dengan Shen Qingqiu yang membunuh Wu Yanzi dengan tangannya sendiri. Lalu kemudian berkat rekomendasi Yue Qi yang sudah berganti nama menjadi Yue Qingyuan, Shen Qingqiu menjadi murid dan Shidi dari Yue Qingyuan sendiri.
Pertama kali ketika Pemimpin Sekte Gunung Chang Qiong mengubah namanya dengan menggunakan karakter Qiu. Shen Jiu hampir lepas kendali hendak mengirim lusinan pedang dari dedaunan hutan di gunung untuk Sang Guru. Dia membenci karakter 'Qiu' hingga ke akar-akarnya, bahkan mungkin kebenciannya terhadap karakter 'Qiu' lebih dalam daripada kebenciannya terhadap iblis.
Ada juga saat Konfrensi Abadi dimana dia pertama kali bertemu dengan Shidi-nya yang sombong, Liu Qingge. Liu Qingge terlahir bukan hanya dengan bakat, tapi juga dengan latar belakang yang bagus membuat Liu Qingge bersikap sombong sangat wajar. Tapi hal ini benar-benar membuat Shen Qingqiu sakit kepala karena harus menahan diri untuk tidak mengirim kutukan Seratus Bunga pada Liu Qingge.
Jujur! Shen Qingqiu sangat iri dan cemburu dengan keberuntungan Liu Qingge!!
Suka maupun tidak, Shen Qingqiu masih menganggap Liu Qingge sebagai saudara seperguruannya. Walaupun sikap Liu Qingge terhadapnya cukup buruk, dia sendiri juga mengambil peran karena juga membalas perlakuan Liu Qingge. Jadi bagaimanapun Shen Qingqiu lebih memilih menjadikan hubungan mereka bagai kucing dan anjing. Setidaknya hidupnya sebagai Kultivator tidak akan terlalu membosankan dengan kehadiran dan masalah yang sering diungkit Liu Qingge.
Terlebih, diantara para Lord puncak lainnya. Selain Yue Qingyuan, Liu Qingge memiliki aura murni dan mulia di sekitarnya, membuat Shen Qingqiu nyaman walau mereka sering bertengkar dan tidak jarang beradu pedang sehingga masing-masing dari mereka terluka parah akibat serangan dari yang lain.
Shen Qingqiu mendudukkan dirinya di bawah pohon cina, memandang kosong aliran sungai Luo yang cukup tenang namun membawa rasa dingin karena musim dingin belum berakhir. Sesekali matanya akan pergi kearah gunung yang berjarak cukup dekat dengannya. Dirinya bisa merasakan dengan samar fluktuasi energi spiritual disana dan juga dia bisa mendengar suara teriakan dan denting pedang.
Pertarungan untuk menundukkan Iblis disana masih belum selesai. Dan walau Shen Qingqiu di kirim oleh gurunya kesini bersama dengan saudara seperguruannya yang lain. Yue Qingqyuan dengan keras melarangnya memasuki pertarungan dan memaksanya diam di tempat yang lebih aman.
Kipas ditangannya di goyangkan lembut saat matanya beralih pada bunga Laba-laba merah yang masih mekar di dekat kakinya. Sedikit mencodongkan dirinya sendiri, Shen Qingqiu hendak mengambil bunga itu saat suara gedebuk terdengar. Membuat Shen Qingqiu langsung berdiri waspada, tangannya mengenggam erat pegangan pedang miliknya saat matanya menyapu sekitarnya.
Alis tipisnya sedikit bertaut melihat seseorang dengan tubuh berlumuran darah terbaring di tanah. Shen Qingqiu menjadi lebih tenang saat melihat aura kehidupan orang itu hampir menghilang sehingga dia menghilangkan kesiagaannya. Menghampiri orang itu dan dengan enggan membalikkan tubuh orang lain dengan kipas ditangannya.
Dirinya sedikit berguman, saat menemukan orang lain adalah murid perempuan dari Kuil HuaHua dan juga merupakan pion penting dalam menjebak Iblis TianLang-Jun. Manik mata Shen Qingqiu yang hitam berair berkilat dengan kilau hijau saat turun melihat perut mengembung milik orang yang nafasnya sudah terputus-putus.
Shen Qingqiu sedikit mengetahui kalau orang lain sudah meminum racun sebelumnya, jadi dia tidak terlalu repot-repot untuk berpikir kehidupan dalam perut itu akan bertahan hidup.
Shen Qingqiu baru saja hendak melangkah menjauh saat tiba-tiba pergelangan kakinya digenggam kuat. Shen Qingiqu menunduk melihat yang mengenggam itu adalah orang yang sekarat, dengan demikian Shen Qingqiu mendorong keinginannya untuk menendang kedalam hatinya.
"To,... tolong,.... A... anak... ku..." wanita itu berkata dengan suara lemah bahkan hampir tidak terdengar. "... an...ak... ku...seti...dak...nya...anak... ka...mi..."
Shen Qingqiu diam, matanya ditarik melihat perut orang lain. "Dia hampir mati, kau juga hampir mati. Kenapa tidak kau bawa dia bersamamu?" ujarnya datar.
"..... To...long... an...ak..ku..."
"Lalu? Bagaimana dia akan hidup? Aku tidak sudi membesarkan anak Iblis!" ujar Shen Qingqiu dingin menekankan kata 'Iblis' membuat wanita itu menangis lemah.
Wanita itu terus berguman lemah agar anaknya diselamatkan, dan tangannya sama sekali tidak melepaskan kaki orang lain. Shen Qingqiu masih melihat perut gembung milik orang lain, diam-diam menghitung suara detak jantung lemah milik kehidupan kecil didalamnya.
Tanpa kata, Shen Qingqiu turun untuk berlutut di samping wanita yang masih berguman lemah itu. Dan tanpa peringatan, pemuda berwajah acuh itu menyayat samping perut orang lain dengan gerakan cepat. Wanita itu tersentak tapi tidak berteriak, mungkin karena luka-luka yang dimilikinya, rasa sakit itu menjadi hambar untuknya.
Mengabaikan pakaiannya yang berlumur darah karena darah yang mengenang, Shen Qingqiu sedikit melipat keliman lengan bajunya. Dengan terampil kedua tangannya memasuki sayatan yang dibuatnya tadi. Wanita itu memandang langit kosong sebelum perlahan tatapannya bergulir melihat wajah dingin orang lain. Wajah orang lain tidak bisa disebut sebagai keindahan yang membuat mata buta, tapi wajah itu memiliki keindahan yang membuat semua orang tidak bosan melihatnya.
Jika saja wajah itu tersenyum, betapa bagusnya.
Shen Qingqiu diam-diam menghela nafas pelan saat dirinya berhasil mengeluarkan bayi yang lemah dari sana. Menggunakan keliman lengannya yang panjang, mengusap wajah penuh darah bayi yang bahkan sama sekali tidak memberi tangisan pertamanya untuk dunia. Mata wanita itu bersinar saat Shen Qingqiu membungkus anaknya dengan lengan panjang Shen Qingqiu sendiri, "A...anak....ku..."
Shen Qingqiu melirik wanita itu acuh sebelum kembali pada si bayi yang memiliki tanda iblis di keningnya. Bayi itu lemah, bahkan gerakannya terlalu lemah. Memberikan si Bayi ASI pertama dari ibunya yang juga diambang kematian jelas bukan pilihan. Jadi Shen Qingqiu menggigit dalam mulutnya sendiri. Mengumpulkan darahnya dengan energi alam dan spiritual miliknnya.
Mengangkat sedikit kepala bayi, Shen Qingqiu menempelkan bibirnya pada bibir sang Bayi. Menyalurkan apa yang ada dalam mulutnya pada si Bayi yang menelannya rakus. Shen Qingqiu mengabaikan pandangan bertanya milik si Ibu dan menjauhkan kepalanya saat dia perlahan menurunkan si bayi dari pangkuannya. Meletakkannya di samping si Ibu.
Bayi itu tampak bergerak lemah sebelumnya,menggerakkan tangan mungilnya kemulutnya, menjilat sisa darah orang lain. Wanita itu dengan jelas melihat pergerakan anaknya perlahan menjadi aktif dan suara tangisan kencang itu mulai terdengar.
"Dia laki-laki,..." ujar Shen Qingqiu acuh,dirinya menyeka kedua tangannya yang berlumuran darah dengan bajunya sendiri. "Aku memberinya darahku sehingga keturunan iblisnya akan tersegel untuk sementara. Dan juga dia bisa bertahan selama beberapa bulan dengan darah itu."
"...."
"Aku tidak akan membesarkannya! Aku membenci Iblis, jadi mungkin aku akan secara tidak sengaja membunuhnya!"
Wanita itu memandang orang lain sejenak sebelum kemudian beralih pada anaknya yang menangis keras. ".... Di...a... ma...sih...ha...us...."
Shen Qingqiu, "....."
Shen Qingqiu tidak berminat memberi darahnya lagi pada keturunan iblis, jadi dia dengan acuh melepas jubahnya yang berlumuran darah. Mata jernih miliknya memandang noda darah yang ternyata merembes hingga lapisan terakhir pakaiannya. Dia tidak memberi dua pandangan saat dia melempar jubahnya pada bayi yang masih menangis keras.
Bayi itu berhenti menangis saat jubah itu membungkus kepalanya. Kedua tangan mungilnya menggapai-gapai, menyingkirkan jubah halus itu dari kepalanya dan mengenggamnya erat. Wanita itu sedikit mengukir senyum melihat putranya memainkan jubah orang lain dengan tenang, mata almond milik wanita itu beralih melihat Shen Qingqiu yang sebagian sosoknya tersembunyi di pohon.
Shen Qingqiu melepas semua pakaiannya dan tanpa peduli rasa dingin air sungai, dirinya merendam tubuhnya di dalam air. Dirinya membersihkan diri cepat, dan langsung menganti pakaiannya dengan pakaian cadangan yang selalu dirinya simpan bawa. Pakaian putih yang sebelumnya menjadi pakaian dalamnya sebenarnya tidak terlalu banyak ternoda darah, hanya saja Shen Qingqiu tidak nyaman melihatnya.
Dirinya baru saja hendak membakar pakaian itu ketika dia ingat kalau seseorang memerlukan kain hangat untuk membungkusnya.
Melangkah keluar. Shen Qingqiu menghentikan langkahnya setelah matanya melihat orang lain.
Bayi itu tidak lagi menangis, tapi dengan antusias memainkan jubahnya. Sementara si Ibu tampak memejamkan matanya dengan senyum kecil menghiasi parasnya. Tidak ada pergerakan yang menandakan kalau wanita itu bernafas, dan juga aura kehidupan nya juga tidak ada. Dia mati?
Shen Qingqiu kembali melangkah, menyebar pakaian putihnya di tanah. Dirinya membungkus bayi itu dengan pakaiannya, dan dalam upaya untuk mengambil kembali jubahnya, Shen Qingqiu menautkan alisnya bingung saat Bayi itu dengan keras kepala tidak mau melepasnya. Walau pada akhirnya di lepaskan dengan ganti satu lonceng kecil yang sebelumnya menjadi hiasan di ikat pinggang Shen Qingqiu.
Shen Qingqiu tidak mungkin mengubur orang lain dengan bayi lengket di tangannya. Terlebih Shen Qingqiu malas mencari tempat untuk mengubur orang lain.
Membiarkan bayi mengusutkan jubah yang dipakainya, Shen Qingqiu dengan enggan bernyanyi lembut. Mengirim energi spiritualnya pada tubuh mati di tanah, Shen Qingqiu mengelus lembut bayi ditangannya. Energi spiritual itu menyelimuti tubuh mati sampai menjadi berkas cahaya menyilaukan. Shen Qingqiu berbalik pergi menuju hulu Sungai Luo, matanya sedikit melirik kebelakang.
Melihat pohon indah nan kokoh dari Bunga Wisteria biru.
"Semoga kau menyukai kehidupan barumu sebagai bunga, Nona Su."
***
Memperhatikan keadaan sekitar dan mengucapkan kata-kata perpisahan dengan si bayi yang langsung disambut dengan tangisan keras si bayi.
Shen Qingqiu terdiam sejenak saat jemarinya digenggam erat oleh bayi dihadapannya, "Darahku akan memastikan dirimu hidup dan hangat selama beberapa bulan, jadi kau akan baik-baik saja selama waktu itu. Tapi kau dapat yakin, kau akan berada di sungai tidak lebih dari dua hari. Jadi tenang saja,..."
"Aku pasti akan memastikan dirimu untuk hidup, setidaknya hingga kau bisa mempertahankan dirimu sendiri, tapi maaf, kesejahteraanmu tidak bisa ku jamin. Karena seperti yang kukatakan sebelumnya, aku sangat membenci iblis."
Shen Qingqiu berucap datar tapi nadanya lembut seraya mengambil bayi itu kembali ke gendongannya. Bersenandung lembut hingga bayi itu tertidur lelap. Shen Qingqiu merapikan kain yang membungkus bayi itu lagi sebelum meletakkan bayi itu di kotak kayu. Di elusnya kepala bayi itu sebelum kemudian membiarkan kotak itu hanyut di bawa air sungai.
Setelah yakin kotak itu sudah menjauh pergi, Shen Qingqiu juga berbalik pergi. Kembali ketempat dimana dia mengubah Su Xiyan menjadi bunga Wisteria.
Mendudukkan dirinya di bawah pohon bunga yang rindang, Shen Qingqiu kembali pada keheningan yang selalu lebih disukainya. Memandang kosong kedepan saat kilas masa lalu menghampirinya.
"Shidi,..."
Menoleh pelan, Shen Qingqiu sama sekali tidak merubah ekspresi wajahnya saat melihat kedatangan Yue Qingyuan. Dirinya langsung bangkit berdiri dan hendak langsung berbalik pergi untuk kembali ke Sekte Chang Qiong.
"Qingqiu, apa kau memakai sihir mu lagi?" tanya Yue Qingyuan memandang pohon wisteria yang bunga-nya bermekaran di musim yang tidak tepat. Terlebih saat dia tadi meninggalkan yang lebih muda, Yue Qingyuan yakin kalau pohon ini tidak ada sebelumnya. Matanya beralih pada Shen Qingqiu, menemukan kalau pakaian yang lebih muda juga sudah berubah.
"Apa kau kedatangan tamu?"
Shen Qingqiu hanya mengangguk sekali sebagai jawaban, dirinya tidak memberi satu tatapan lain kearah yang lebih tua saat dia langsung melanjutkan langkahnya. Yue Qingyuan meneliti tanah tempat bunga itu tumbuh, menemukan sedikit bercak darah disana.
Ah, tamu tidak diundang yang tidak ramah kah?
Yue Qingyuan memandang bunga-bunga yang bermekaran indah itu sejenak, "Tapi siapapun orang itu, dia pasti indah sampai Xiao Jiu bersedia memberi orang itu kehidupan sebagai bunga kesukaannya." Guman yang lebih tua pelan.
Mengukir senyum teduh, Yue Qingyuan melangkah menyusul yang lebih muda. Berjalan dalam perjalanan yang penuh dengan keheningan meninggalkan semua kekacauan setelah pertarungan dibelakang.
***
Kehidupan Shen Qingqiu tetap berjalan sebagaimana biasanya. Dimana dia tidak akan terlalu berinteraksi dengan Lord puncak lainnya –Selain dengan Yue Qingyuan dan Liu Qingge tentu nya, bertengkar tiap ada kesempatan-- dan akan tetap melatih muridnya dengan dingin. Menghabiskan waktu dengan bermain alat musik, minum teh herbal, membaca buku, menulis kaligrafi, dan melatih kultivasinya sendiri.
Di saat dirinya keluar dari puncak, dia akan membuat ilusi seolah-olah dirinya pergi ke rumah bordil untuk bersenang-senang dengan kecantikan disana. Padahal sebenarnya dirinya, Shen Qingqiu, pergi ke Hutan Hitam untuk bertemu dengan Yasha ataupun siluman lainnya. Terkadang Shen Qingqiu akan menerima ajakan DaiZhou, kakak Yasha untuk berkunjung ke tanah ghaib. Menikmati teh herbal dan keindahan tak manusiawi disana.
Pada saat lain, Shen Qingqiu juga akan pergi dengan ilusi yang serupa. Tapi tujuannya adalah Kota Hantu. Bermain dan berkeliling di kota Hantu, mengamati interaksi para hantu dan dewa yang menyamar disana. Sesekali juga Shen Qingqiu akan datang bertamu ke tempat para Raja Hantu disana dan disana dirinya akan menjadi ember yang menampung semua curhatan para Raja Hantu.
Bahkan saat bayi yang sudah tumbuh menjadi remaja dan bergabung dalam sektenya, dan menjadi muridnya, Shen Qingqiu sama sekali tidak menghilangkan kebiasaannya membuat ilusi yang menyesatkan itu. Membuat banyak orang salah paham karena ilusi tersebut dan semakin membuat reputasinya semakin kotor dimata para Kultivator manusia, tapi malah semakin menarik dimata para Hantu dan Siluman yang menjalin hubungan dengannya. Bahkan tidak jarang ada pejabat Surgawi yang datang dan menasihatinya agar tidak sembrono menggunakan ilusi itersebut.
Pada suatu malam, Shen Qingqiu baru saja kembali dari Kota Barat tanah DaiZhou. Dirinya hendak kembali ke rumah bambunya saat perhatiannya teralihkan pada gudang kayu, dilangkahkannya kakinya untuk mendekat. Membuka pintu gudang kayu dan menyapu pandangannya mendapati gundukan kecil yang terlihat bernafas dan menggigil di atas tumpukan kayu bakar. Alis tipis Shen Qingqiu sedikit terangkat saat menghampiri gundukan kecil itu.
Tangannya terulur menyibakkan sedikit surai hitam anak yang tengah tertidur, memperhatikan memar di sekitar wajah itu, dan mengalihkan pandangannya pada bagian tubuh yang lain, menemukan bekas memar lainnya. Shen Qingqiu sedikit bersenandung sebelum kemudian mendudukkan dirinya diatas tumpukan kayu itu, meletakkan kepala anak itu di pangkuannya. Satu tangannya menyebarkan lengan bajunya yang lebar untuk selimut anak yang tertidur, sementara tangan yang satu lagi mengelus sayang rambut anak itu.
Shen Qingqiu kembali bersenandung lembut, membuat si anak yang awalnya tidur gelisah menjadi nyaman. Anak itu sedikit memposisikan kepalanya agar lebih nyaman di pangkuan Shen Qingqiu sebelum kembali tidur lelap.
Saat pagi menjelang, Shen Qingqiu meletakkan kembali posisi anak itu dan dirinya langsung pergi ke rumah bamboo miliknya sendiri untuk beristirahat. Saat siang menjelang, Shen Qingqiu akan bersikap kejam dan dingin seperti biasanya. Seakan apa terjadi digudang tak pernah terjadi. Toh anak itu sendiri –Luo Binghe juga tidak mengetahuinya.
Beberapa kali kejadian seperti itu terjadi, dan Shen Qingqiu hanya bersikap seakan itu adalah salah satu aktivitas hariannya.
Saat Konfrensi Aliansi Abadi semakin dekat, Shen Qingqiu meminta izin dari Yue Qingyuan untuk masuk kedalam gua roh di Puncak Qiong Ding. Mengambil waktu untuk mengasingkan diri dan membangun lebih baik kultivasinya.
Gua roh itu seperti labirin dan dalam, ratusan jalur belokan dan ribuan langkah membelok ke belakang tanpa angin atau cahaya bulan, meski ada kesejukan yang jauh dan hampir tak terlihat. Bebatuan kapur besar dan kecil muncul dari bentang daratan, mengungkap banyak lapisan batu alam. Di tengahnya, bahkan ada genangan air reflektif yang jelas dan seakan mengungkap dunia lain.
Ini adalah salah satu diantara banyak gua, dan Shen Qingqiu sama sekali tidak berencana untuk mencari tempat lain.
Shen Qingqiu baru saja akan membenamkan diri dalam berkultivasi saat dirinya merasakan aura tak menyenangkan memerangkap dirinya. Shen Qingqiu mendengus dingin mencoba mengabaikan saja aura yang semakin lama semakin suram dan melemah. Tapi sedetik kemudian, dirinya langsung bangkit tak sabaran saat aura itu sedikit terasa familiar baginya.
Memutuskan untuk menyelidikinya mengikuti jejak aura itu. Semakin Shen Qingqiu mendekat kearah sumber aura, telinganya menangkap suara nafas tersenggal-senggal yang terdengar semakin lama melemah. Dipercepatnya langkah hingga mencapai gua spiritual lainnya, Gua Ling Xi. Begitu masuk dirinya melihat seorang berpakaian putih yang terlihat sudah kusam dan bernoda darah, orang itu sudah terbaring lemah di tanah.
Dialihkannya pandangannya kearah pedang spiritual yang tergeletak jauh di dari orang yang terbaring itu. Menipiskan bibirnya, Shen Qingqiu segera menghampiri tubuh orang itu yang tidak adalah shidinya sendiri. Liu Qingge. Melihat Liu Qingge masih bernafas walau lemah, Shen Qingqiu langsung berlutut untuk membantu Liu Qingge.
Dilihat dari kondisi spiritual dan juga fisiknya, jelas Liu Qingge sudah berada dalam penyimpangan Qi sejak beberapa hari yang lalu, mungkin lebih dari seminggu? Tidak mungkin lebih dari sebulan kan?!
Shen Qingqiu melihat kembali kondisi Liu Qingge lebih lekat, "Sepertinya memang lebih dari sebulan, jika seperti ini bahkan walau aku mengirimkan energi spiritualku hanya akan berakhir sia-sia saja"
Shen Qingqiu menghela nafas acuh, otaknya mencoba memikirkan cara lain untuk menopang kehidupan Liu Qingge. "Jika energi Spiritual tidak berhasil, ayo kita coba energi alam saja" ujar Shen Qingqiu seraya memposisikan agar Liu Qingge bersandar di dinding gua.
Shen Qingqiu masih belum ahli dalam mengendalikan energi alam, kebanyakan dia melakukannya secara spontan. Baru-baru ini dia mendapat pelajaran pengendalian dari salah satu Siluman yang mencoba mencari masalah dengannya di Hutan Hitam, tapi itu benar-benar hanya segelintir saja. Memusatkan konsentrasinya, Shen Qingqiu meletakkan kedua telapak tangannya di dada Liu Qingge, mengalirkan energi alam dengan lembut.
Usahanya cukup membuahkan hasil tapi efeknya benar-benar sangat kecil dan bekerja sangat lambat. Mungkin karena luka yang diderita Liu Qingge begitu buruk atau mungkin karena pengendalian Shen Qingqiu terhadap energi alam yang buruk. Atau mungkin keduanya. Yang mana pun itu, Shen Qingqiu memilih mengabaikan saja, memusatkan seluruh fokus dan konsentrasi terhadap energi alam yang di kendalikannya.
Gua spiritual memiliki spiritual yang melimpah dan cocok untuk berkultivasi, tapi energi alam di sana sangat minim sehingga menjadi salah satu faktor yang membuat Shen Qingqiu harus bekerja keras mengali energi alam.
Fokus Shen Qingqiu sama sekali tidak teralihkan, bahkan disaat Liu Qingge perlahan sadar, Shen Qingqiu tetap berekspresi dingin dan mengabaikan tatapan horror dari Shidinya yang sombong itu. Shen Qingqiu tidak tahu sudah berapa lama dia mencurahkan konsentrasinya dalam penyembuhan Liu Qingge yang benar-benar berjalan lambat seperti siput, yang pasti itu mungkin sudah lewat beberapa hari.
Fokus Shen Qingqiu hancur saat jimat peringatan yang dipasangnya di depan gerbang puncak Qing Jing mengirim gejolak spiritual padanya. Refleks Shen Qingqiu melepas tangannya dari Liu Qingge dan menoleh ke luar gua.
"Aku akan pergi sebentar, kau sendiri tetap diam dan jangan bergerak terlebih dahulu, jangan mengeluarkan energi spiritualmu dan jangan berkultivasi atau penyimpangan Qi itu akan kembali berlanjut!" peringat Shen Qingqiu pada Liu Qingge yang masih belum punya tenaga yang cukup untuk berbicara.
Liu Qingge ingin bicara, sangat ingin, tapi dirinya hanya bisa melihat punggung Shen Qingqiu yang perlahan menghilang di belokan lorong gua.
Gua roh dipisahkan dari dunia luar. Di dalam gua ada kedamaian dan ketenangan, walau semua itu tidak bisa di hayatinya karena harus merawat Liu Qingge. Begitu dia keluar dari gua, dia bertemu dengan Puncak Qiong Ding yang terbakar. Di sekeliling ada murid-murid yang kebingungan, alarm berbunyi dimana-mana.
Pikiran Shen Qingqiu masih belum tertata karena perhatiannya masih penuh tertuju pada kondisi Liu Qingge di dalam gua. Membuatnya mengabaikan semua murid yang berpas-pasan dengannya, langsung menuju aula Qiong Ding dimana didepannya sudah berkumpul pasukan iblis yang benar-benar membawa aura yang hampir membuat Shen Qingqiu muntah karenanya.
Pandangannya tertuju langsung pada pemimpin serangan dari iblis, melihat itu adalah iblis wanita berusia lima belas tahun. Tapi sungguh!! Dimana pakaian anda Nona?! Bahkan para pelacur di kota hantu masih akan memakai pakaian yang sopan saat keluar dari toko mereka!! Seperti yang diduga dari Iblis, sangat tidak ber-etika!!! Batin Shen Qingqiu jijik, terlebih merasakan aura yang dimiliki oleh gadis iblis itu.
Shen Qingqiu tidak mengambil banyak perhatian lagi, dia hanya dengan acuh menyetujui alasan yang dibuat Sha Hualing untuk mengadakan duel antara Iblis dan para murid Sekte Cang Qiong dengan Shen Qingqiu sendiri sebagai orang pertama untuk maju.
Shen Qingqiu benar-benar membenci iblis hingga tahap yang sangat mengerikan, ditambah dengan keadaan Liu Qingge yang masih terbayang-bayang di kepalanya, Shen Qingqiu tidak bisa menahan diri untuk tidak berlaku licik dan curang disini dan mengambil kemenangan dengan jalan tercela dan kotor. Mengabaikan semua pikiran orang disekitarnya, pikiran Shen Qingqiu jelas meneriakkan satu hal.
Cepatlah selesai dan enyahlah kalian!! Dasar Iblis Sialan!! Liu Shidi masih perlu perawatan dibandingkan sampah dunia seperti kalian!! Dasar bajingan!!
Shen Qingqiu benar-benar tidak ambil pusing semua hal yang terjadi, bahkan saat Luo Binghe memenangkan putaran ketiga dengan cara jujur dan terbuka, sehingga menjadi perbandingan dengan dirinya, Shen Qingqiu tidak peduli. Dirinya memastikan para iblis itu pergi dan langsung kembali menuju Gua roh, mengabaikan panggilan Lord puncak lain yang baru saja sampai.
Shen Qingqiu menghentikan langkahnya didepan pintu Gua Ling Xi, manik hitamnya melebar melihat pemandangan didepannya. Liu Qingge berdiri di sana, dengan kepala menunduk dan energi spiritualnya yang bergelombang kacau, pedang Cheng Luan miliknya sudah tidak berada di lantai gua, tapi sudah tertancap didadanya hingga menembus punggung.
Menghirup nafas dingin, Shen Qingqiu langsung mendekati Liu Qingge, berguman tidak jelas melihat keadaan orang yang sedari tadi menganggu fokusnya saat melawan para iblis.
Shen Qingqiu tersentak kaget saat Liu Qingge mengangkat kepalanya pelan, menatapnya sayu dengan mata memerah. Shen Qingqiu menghembuskan nafas lega sejenak kemudian kembali melihat luka besar yang menembus tubuh Liu Qingge. Gerakan Shen Qingqiu tidak setenang biasanya, gerakannya sedikit kacau saat mencoba menyentuh luka di dada Liu Qingge.
"Apa yang kau lakukan?! Sudah kubilang untuk diam dan tidak berbuat yang macam-macam! Apa kau ingin aku bertanggung jawab akan kematian-mu nanti?! Maaf saja, aku tidak tertarik untuk hal bodoh seperti itu!" guman Shen Qingqiu dingin, mencoba berpikir bagaimana seharusnya dia memperlakukan luka Liu Qingge.
Pada saat ini Shen Qingqiu benar-benar sangat kacau dalam menata pikirannya, dan setiap pikirannya kacau, Shen Qingqiu akan selalu melontarkan kata-kata pedas dan tidak peduli kalau orang yang dikhawatirkannya menjadi tidak senang hati. Liu Qingge selalu melihat ini setiap kali mereka bertengkar, semakin sarkastis Shen Qingqiu bicara akan seseorang, maka semakin besar kekhawatiran yang dirasakan oleh Shen Qingqiu terhadap orang itu.
Tapi, semakin diam Shen Qingqiu terhadap tindakan orang lain. Itu hanya menandakan satu hal yang sangat jelas bagi Liu Qingge dan Yue Qingyuan. Shen Qingqiu sangat membenci orang itu sehingga memilih diam dan tidak mengambil tindakan untuk berinteraksi dengan mereka.
Melihat bagaimana Shen Qingqiu berguman dan mengutuknya membuat Liu Qingge benar-benar ingin berteriak keras didepan wajah Shen Qingqiu sekarang. Betapa orang yang tidak jujur!!, Liu Qingge ingin sekali meneriakkan kata itu, tapi dia juga tahu batasan dirinya. Dan dia juga tahu benar kondisinya yang jelas tidak bisa diselamatkan.
"... Shen..."
"Apa? Kau bajingan!! Kalau kau memiliki tenaga untuk bicara kenapa kau tidak istirahat dan diam saja!!" delik Shen Qingqiu ketus. Kedua tangan Shen Qingqiu sudah basah ternoda darah, dan Shen Qingqiu sama sekali tidak peduli. Dirinya bahkan tidak mengangkat kepalanya untuk melihat orang yang lebih tinggi darinya.
Liu Qingge benar-benar tidak mengerti orang didepannya ini. Dirinya pernah tidak sengaja melihat Shen Qingqiu berinteraksi dengan hantu liar di hutan beberapa waktu lalu, dan apa yang dilihatnya cukup membuatnya heran. Shen Qingqiu akan bersikap lembut dan ramah, bahkan akan melontarkan lelucon saat berbicara dengan hantu itu, tapi kenapa dengan manusia yang hidup Shen Qingqiu akan bersikap begitu dingin dan tidak berperasaan?
Tangan Liu Qingge terangkat sedikit gemetar, menangkup sebelah wajah Shen Qingqiu yang masih sibuk mengutuknya. Shen Qingqiu sepertinya sama sekali tidak mengindahkan tangannya, masih terbenam dalam fokusnya terhadap luka Liu Qingge. Shen Qingqiu baru sadar saat jemari Liu Qingge sedikit bergerak mengelus wajahnya, menarik perhatian Shen Qingqiu agar mengangkat pandangannya.
Liu Qingge menarik nafas susah payah, mencoba yang terbaik untuk berbicara. "Shen... Qing... Qiu..."
Shen Qingqiu diam, manic matanya menatap lekat manic sayu Liu Qingge. Menunggu apa yang berusaha Liu Qingge katakan. Liu Qingge benar-benar merutuki keadaan lemahnya sekarang, berusaha untuk mengambil nafas saja benar-benar butuh perjuangan.
Tenaga Liu Qingge perlahan habis, bahkan nafasnya mulai melemah membuat Shen Qingqiu membatu saat merasakan jiwa Liu Qingge yang terasa semakin menjauh. Mata Shen Qingqiu benar-benar membulat saat tangan yang menangkup satu sisi wajahnya terjatuh dan mengantung lemah di samping tubuh pemiliknya.
"Liu,... Shidi...?" bisik Shen Qingqiu pelan, tangan Shen Qingqiu baru saja akan terulur saat suara derap langkah terdengar dari lorong gua, di ikuti suara beberapa orang menahan nafas dingin.
"Penatua Liu!!"
"Penatua Shen!! Apa yang anda lakukan?!"
.
.
.
.
.
.
Tbc~
Oke! aku bakal jelasin perihal kejadian di atas yak.
Aku bikin ceritanya kayak gitu bukan karena tanpa alasan. Dalam novelnya sendiri, Shen Yuan a.k.a Shizun memasuki gua lebih awal dari waktu yang diceritakan dimana Shen Jiu memasuki gua. Jadi aku berspekulasi kalau saat Shen Yuan memasuki Gua itu tepat waktu sehingga Liu Qingge bisa dia selamatkan dengan mengedarkan energy spiritual.
Sementara Shen Jiu sendiri kita tahu benar kalau karakternya itu selalu memberi bahu dingin pada Yue Qingyuan sehingga aku pikir Shen Jiu sengaja menunda-nunda dia memasuki gua dan menemukan keadaan Liu Qingge ketika sudah sekarat dan tidak lagi tertolong. Maksudku adalah, Shen Jiu sendiri pernah menyelamatkan Liu Qingge ketika melawan Iblis.
Jika dia memang berniat membunuh Liu Qingge seharusnya dia tidak usah menyelamatkan Liu Qingge saat itu, dan bukankah itu lebih mudah di terima oleh orang lain sebagai kecelakaan dibanding di saat digua bukankah itu terlalu janggal dan membuat semua orang berspekulasi dan tidak yakin kalau itu adalah kecelakaan.
Karena itu aku yakin ini adalah lubang plot lain yang di buat oleh Author kita Airplane Shooting Toward The Sky a.k.a Shang QingHua kita si istri Iblis Es a.k.a Mo Beijun 😅😅😅
Tapi ini hanya spekulasi aku aja, ngk usah dibawa serius dah yak 😂😂
Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak seperti Vote atau Comment nya😋😋😋
12 Juni 2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top