[25] Trauma
Saat terciptanya suatu hubungan baru, yakinlah di balik itu semua ada hubungan yang putus
***
Luo Binghe yang terjebak dalam tubuh kecilnya tidak bisa berhenti memasang wajah masam. Dia dan Mo Beijun keluar dari Puncak An Ding untuk mencari Shang Qinghua yang menghilang sejak pagi dan hingga larut malam menjelang pagi ini orang itu masih saja belum kembali. Mo Beijun yang sudah gusar keluar dan tidak mungkin meninggalkan Luo Binghe sendirian, jadi dia membawanya.
Ketika mereka baru saja menuruni Puncak An Ding, mereka melihat wajah ceria para murid puncak Qing Jing. Aneh. Karena beberapa hari ini mereka selalu berwajah muram. Luo Binghe hendak bertanya, tapi wajah ceria murid yang ditanya langsung gelap dan membuang wajah untuk pergi. Tidak menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh si Raja Iblis muda.
Kedua iblis itu pada awalnya tidak memikirkan. Dan melanjutkan tujuan awal mereka mencari Shang Qinghua di puncak-puncak lainnya. Dia ingin pergi ke Puncak Xuan Shu hendak bertanya kepada Liu Mingyan, tapi malah tidak sengaja bertemu dengan Qi Qingqi yang baru saja kembali. Qi Qingqi selalu tidak puas dengan Luo Binghe maupun dengan Mo Beijun. Mengabaikan kedua lelaki tampan itu dan menutup gerbang puncak Xian Shu tepat di depan hidung mereka dengan keras.
Pada akhirnya mereka mencapai puncak Wan Jian, bagaimanapun Shang Qinghua mengatakan dia ingin berbicara dengan Lord Puncak Wan Jian sebelum pergi. Tanggapan yang di terima kali ini relatif ramah, dan Wei Qingwei dengan berbaik hati menjawab.
"Shang- shidi keluar menemani Shen-shixiong berkeliling."
Jangan katakan apa yang terjadi setelahnya. Luo Binghe yang mendengar kata kunci langsung berdiri dan bertanya secara rinci. Dan Wei Qingwei dengan senyum menjawab semua pertanyaan dari Luo Binghe kecil.
Mengetahui kalau Shizun nya ternyata sudah kembali siang tadi, Luo Binghe sangat senang. Tapi dia tidak bisa menahan rasa marah dan masam yang dirasakannya saat memikirkan bagaimana Shizun nya melupakan keberadaannya dan bahkan tidak pergi menemui dia terlebih dahulu dan malah mencari Pemimpin Sekte dan Lord Puncak Qian Cao, Mu Qingfan.
Wei Qingwei melihat kepergian dua iblis dari puncaknya sembari menyesap teh. Dia baru saja hendak kembali ke ruangannya saat dia teringat satu hal.
"Hm, sepertinya aku lupa mengatakan perihal Shen shixiong yang sekarang ada dua."
***
Shen Yuan dilanda rasa khawatir saat melihat langit yang sudah gelap tapi masih belum ada tanda kepulangan yang lain.
Lagi pula dia juga tidak tahu apakah Shen Qingqiu akan kembali ke Pondok Bambu atau malah ke tempat Yue Qingyuan. Karena saat ini Shen Yuan sendiri berada di tempat Yue Qingyuan.
Karena dia sudah absen selama sebulan lebih beberapa hari di dunia yang asing, dan tentang dia yang terakhir kali terjebak dalam kasus penculikan. Yue Qingyuan memaksa Shen Yuan untuk diperiksa oleh Mu Qingfan terlebih dahulu. Walau hasil pemeriksaan mengatakan kalau dia baik-baik saja, Yue Qingyuan masih ragu untuk meninggalkannya sendiri. Sehingga jadilah dirinya berada di tempat sang Pemimpin Sekte saat ini.
"Shen shixiong, ini sudah begitu larut. Kenapa kamu belum istirahat?" tegur Mu Qingfan. Dia baru saja hendak memeriksa keadaan Shen Yuan hanya untuk mendapati Shen Yuan ternyata masih terjaga.
"Tidak apa Mu Shidi, aku sudah tidak memerlukannya sekarang." jawab Shen Yuan sopan. Dan memang dia sudah tidak memerlukan tidur lagi sebagai kebutuhan pokoknya. Mu Qingfan hendak menasehati lebih lanjut saat tiba-tiba pintu di belakangnya terbuka lebar dan sosok satu orang terlempar kearahnya.
Spontan, Mu Qingfan menghindarinya. Hanya untuk menyadari kalalu sosok itu adalah Shang Qinghua yang sekarat. Dia dengan cepat memeriksa yang lain dan menemukan kalau Shang Qinghua menderita dehidrasi parah dan juga stress berlebih.
Bagaimana bisa?!
Shen Yuan hanya melirik Shang Qinghua sekilas, setelah memastikan nafasnya Shen Yuan mengalihkan pandangannya kearah orang di depan pintu. "Qingqiu Ge, bagaimana jalan-jalannya?"
Shen Qingqiu memberi 'hm' acuh sembari mengangguk pelan. Mu Qingfan yang ingin memastikan keadaan Shang Qinghua bertanya lebih lanjut, "Shen Shixiong, kemana kalian pergi hingga Shang shidi menjadi seperti ini?"
Shen Qingqiu dengan datar menjawab, "Kami hanya berjalan kaki ke Kota Jianan dengan jalan memutar, lalu terus ke gunung Bailu, dan terus ke pinggiran sungai Luo."
Shen Yuan, ".... Jalan kaki?"
Mu Qingfan tiba-tiba punya firasat buruk, "Apa kalian tidak mengambil waktu untuk istirahat?"
Shen Qingqiu, "Tidak"
Mu Qingfan bertanya lagi, "Apa kalian tidak mengkonsumsi sesuatu di perjalanan? Setidaknya minum air?"
Shen Qingqiu dengan acuh menjawab, "Dewa tidak perlu makan."
Mu Qingfan, "....."
Kipas lipat terbuka, menyembunyikan setengah wajah dibawahnya. Shen Yuan diam-diam mengukir senyum puas di bawah kipasnya. Qingqiu Ge, aku turut gembira karena akhirnya keluhan mu sudah terbayarkan. Walau aku merasa setidaknya kau harus menyiksa nya lebih lagi sebelum Qingqiu Ge pulang.
Membuang semua pikiran buruk kebelakang. Shen Yuan membantu Mu Qingfan untuk meletakkan Shang Qinghua ke tempat tidur di ruangan itu. Shen Qingqiu melihat kedua orang yang merawat makhluk sekarat itu untuk sementara waktu sebelum kemudian memutuskan untuk pergi berkeliling di sekitaran tempat Yue Qingyuan.
Dia melihat setiap sudut tempat, merasa nostalgia ketika melihat semua yang dulu selalu dia acuhkan. Sejak di tangkap oleh Luo Binghe di masa lalu, Shen Qingqiu tidak pernah lagi melihat tempat ini. dia hanya mendengar dari Luo Binghe kalau keseluruhan Gunung Cang Qiong sudah hancur, terlebih puncak Qing Jing yang dia secara pribadi melihatnya sudah hangus terbakar.
Shen Qingqiu berdiri di tengah aula puncak Qiong Ding. Melihat pemandangan di depannya dalam diam saat suara langkah terdengar dari arah gerbang depan. Tidak perlu untuk menoleh kebelakang, Shen Qingqiu sudah tahu siapa itu. Bagaimanapun di sangat akrab dengan aura dan energi spiritual orang lain setelah banyak pertarungan dan pertengkaran yang terjadi di masa lalu.
"Shen Qingqiu, kau benar-benar sudah kembali?" tanya Liu Qingge ketika mendapati Shen Qingqiu di aula begitu dia masuk. Dia memperhatikan orang lain dengan seksama, mencoba mengidentifikasi Shen Qingqiu yang mana tenggah ia coba ajak berbicara saat ini.
Bagaimanapun, Ming Fan dengan sangat rinci menjelaskan padanya kalau ada dua Shen Qingqiu yang datang. Dan Liu Qingge bisa secara kasar menebak kalau salah satu dari dua Shen pasti adalah Dewa Bailian Huaxin yang entah karena apa juga ikut terlempar kemari. Dia tidak tahu detail lebih lanjut karena dia tidak mencari info tambahan dari Lord Puncak lain saat dia dengan cepat menaiki pedangnya ke Puncak Qiong Ding saat mendengar kalau Shen Qingqiu ada disana.
Shen Qingqiu menoleh menatap orang lain dengan pandangan datar. Kipas lipat di tangannya digenggam erat saat melihat Liu Qingge yang didepannya saat ini begitu asing tapi juga begitu familiar. Sudah lewat ratusan tahun dan dia begitu dekat dengan wujud Liu Qingge yang Abadi dan hampir sepenuhnya melupakan wujud fana yang lain dan akan benar-benar lupa kalau saja ingatannya tidak dipulihkan secara paksa.
"Liu shidi, apa begitu cara anda memanggil senior anda?" tanya Shen Qingqiu sarkas mencoba membuka pembicaraan seperti yang sering dia lakukan di masa lalu.
Hasilnya, Liu Qingge dengan cepat menyimpulkan kalau Shen Qingqiu yang berada di depannya adalah Dewa Bailian Huaxin. Yang juga Shen Qingqiu dari dimensi lain. Menyadari hal ini, Liu Qingge dengan sangat terpaksa menahan diri untuk membalas ucapan sarkas pihak berlawanan.
Shen Qingqiu mendapati ketiadaan respon dari Liu Qingge dan segera mengetahui alasan di baliknya. Kipas terbuka menyembunyikan setengah wajah, senyum main-main tersembunyi di bawahnya. "Shidi, kenapa diam? apa mungkin Shidi terlalu kelelahan setelah melawan monster di bawah gunung? Ah, tidak menyangka ternyata Shidi adalah seorang yang kekurangan tenaga."
Liu Qingge menutup bibirnya rapat, pembuluh darah tampak menyembul di dahinya saat dia mencoba menahan diri dari membalas perkataan orang lain. Bahkan walau dia tahu kalau dirinya yang lain cukup dekat dengan dan berlaku bebas dengan 'Shen Qingqiu' di depannya ini. Itu jelas juga dikarena kan status mereka yang sama-sama Dewa di Surga dan juga karena wilayah tempat mereka bersemahyam juga bertetangga.
Gunung Zhong Ming dan Gunung Po Lang saling bersisian dan di antara keduanya terdapat satu kota yang selalu menjadi tempat berkumpulnya para kultivator ketika Festival Memetik Bunga datang.
"Liu Shidi Liu Shidi Liu Shidi, apa shidi benar-benar sungguh kelelahan hingga tidak bisa berbicara? Tapi shidi baru saja membuka suara ketika baru datang? Apa mungkin itu batasanmu?" pancing Shen Qingqiu lagi sembari mengambil langkah untuk menghampiri orang lain.
Liu Qingge. "......"
Wajah yang setengahnya tersembunyi di balik kipas itu mengukir senyum kecil. Sejak menjadi Dewa dan hubungannya dengan Liu Qingge setelah kenaikan menjadi semakin dekat dan akrab, mereka menjadi jarang berdebat. Dan walau Shen Qingqiu masih sering mencoba memancing batas kesabaran Liu Qingge, pada akhirnya dia masih sering di permainkan oleh Liu Qingge karena kesukaanya akan manisan dan makanan.
Karena yang di depannya adalah Liu Qingge yang belum matang pemahamannya, Shen Qingqiu akan mengambil kesempatan ini untuk balas dendam. Haha.
Melihat wajah pihak yang lebih muda. Shen Qingqiu ingin tertawa. Lihatlah bagaimana ekspresi kaku Liu Juju yang menahan emosinya. Wajahnya yang putih menjadi merah dan matanya di pejamkan erat hingga bulu matanya yang panjang bergetar. Bibir tipisnya di tekan hingga membentuk garis tampak gemetar ingin menjawab tapi di tahan oleh empunya sekuat tenaga.
Shen Qingqiu baru saja hendak membuka suara untuk lanjut menggoda Shidi nya ini. Tapi terhenti di tenggorokan saat suara lembut seorang anak terdengar memenuhi aula.
"SHIZUN! SUDAH KEMBALI!!" seru Luo Binghe yang langsung melompat turun dari pangkuan Mo Beijun dan berlari menghampiri Shen Qingqiu. Beberapa langkah dari 'Shizun' nya, sudut mata Luo Binghe berkedut melihat kehadiran Liu Qingge dan fakta tentang bagaimana jarak antara keduanya yang bisa dibilang cukup minim di mata Luo Binghe.
Alis tipis Shen Qingqiu sedikit bertaut tak senang karena kesenangannya di ganggu, tapi alis itu langsung merenggang sedetik dia melihat siapa yang datang. Wujud kecil Luo Binghe pada dasarnya sangat di ingat oleh Shen Qingqiu setelah semua ingatannya kembali.
Dia ingat benar kalau pada saat dia benar-benar menjadi Tongkat Manusia, sosok kecil Luo Binghe mendatanginya dengan wajah cemberut. Pada saat itu Shen Qingqiu mengira kalau sosok kecil itu adalah anak Luo Binghe mengingat Luo Binghe yang memiliki banyak Hareem dan rajin menyebarkan benihnya pada mereka. Tapi dugaan itu langsung hilang sesaat setelahnya saat sosok kecil Luo Binghe mendekat dan Shen Qingqiu melihat jelas auranya dari satu matanya.
Sosok kecil Luo Binghe yang merupakan hasil penyimpangan Qi, tidak lebih dari bocah biasa. Dia lemah dan tidak memiliki kekuatan spiritual yang mencukupi untuk menyiksa Shen Qingqiu seperti yang biasa dilakukannya. Tapi dia masih memiliki kontrol penuh atas darah iblis di tubuhnya dan Shen Qingqiu benar-benar diperas habis-habisan oleh gejolak darah iblis di tubuhnya.
Jika saja pada saat itu Shen Qingqiu masih memiliki tangan dan kakinya, dia pasti akan langsung berlutut memeluk tubuhnya yang kesakitan karena semua organ internalnya yang di siksa oleh darah iblis Luo Binghe. Sementara dia menderita kesakitan yang amat, Luo Binghe di sana melihatnya sembari tersenyum lebar.
Sekarang melihat kembali wujud kecil Luo Binghe yang tersenyum ceria hendak memeluknya. Shen Qingqiu tidak bisa menahan rasa dingin di punggungnya dan spontan mengibaskan kipas lipatnya. Menampar jatuh Luo Binghe.
Luo Binghe terdiam saat tubuh kecilnya terlempar kelantai. Rasa sakit yang mendera beberapa bagian tubuhnya terabaikan saat dia melihat keatas pada Shen Qingqiu. Dia tentu tidak asing dengan penolakan Shizun nya, tapi sekuat apapun Shizunnya menolak, paling banyak hanya berupa pukulan kipas di puncak kepalanya. Dan itu pun tidak sekuat yang baru saja dia terima.
Liu Qingge juga terkejut tapi kemudian ingat kalau ini bukanlah 'Shen Qingqiu' yang berbahagia dengan Luo Binghe. Tapi 'Shen Qingqiu' yang menderita kematian di tangan Luo Binghe. Dilihatnya wajah dingin Shen Qingqiu yang saat ini menekuk alisnya, jelas mengambarkan betapa marah dan bencinya dia saat menatap tajam Luo Binghe.
Tapi walau begitu. Shen Qingqiu diam-diam melangkah kebelakang Liu Qingge, seakan mencoba menyembunyikan dirinya. Melihat hal ini, Liu Qingge tahu kalau Shen Qingqiu yang didepannya ini mungkin masih menyimpan beberapa trauma pada Luo Binghe. Bahkan walau Shen Qingqiu sendiri tahu kalau Luo Binghe yang disini bukanlah Luo Binghe yang membunuhnya.
Luo Binghe menatap tak suka Liu Qingge yang melangkah membantu menyembunyikan Shen Qingqiu dari nya. "Liu Shisu, murid ini berharap shisu bisa menyingkir. Murid ini hanya ingin bertemu dengan Shizun nya."
"Sudah begitu larut, apa yang kau lakukan begitu lancang memasuki puncak tempat kediaman Pemimpin Sekte! Kembali!" tegas Liu Qingge mengabaikan tatapan tajam dari Luo Binghe.
Shen Yuan baru saja hendak keluar, mencari Yue Qingyuan untuk bisa membantu Mu Qingfan mendapatkan beberapa bahan herbal untuk Shang Qinghua yang masih belum baikan. Tapi malah tidak sengaja melihat pemandangan di depannya ini.
Mo Beijun berdiri di depan gerbang, melihat kedalam seakan mencari Shang Qinghua. Wujud kecil Luo Binghe di lantai aula dengan wajah penuh permusuhan pada Liu Qingge yang hanya dengan acuh menoleh kearah orang yang tampak mencoba untuk bersembunyi.
Oh My God!!
Shen Yuan panic saat melihat wajah penuh kebencian tapi penuh paranoid di wajah Shen Qingqiu. Terlebih dia dengan jelas dapat melihat bagaimana Shen Qingqiu diam-diam mengenggam salah satu tangannya seolah memastikan itu masih di tempat. Dengan tergesa-gesa Shen Yuan melangkah sembari dengan gugup mengukir senyum.
"Binghe,..." panggilnya menarik perhatian semua pihak kearahnya, "Disini, Binghe."
Luo Binghe tertegun sejenak sebelum dengan cepat bangkit dan menghampiri Shen Yuan dan memeluknya erat. "Shizun~! aku kira Shizun sudah melupakan ku!!"
Shen Yuan tersenyum kikuk saat dia mengambil Luo Binghe kecil ke dalam pelukannya dan mengendongnya. Dia tidak memerlukan penjelasan perihal kenapa Luo Binghe-nya memiliki wujud kecil ini.
Jelas Luo Binghe-nya menderita penyimpangan Qi saat mencoba mengendalikan sisa-sisa pedang Xin Mo untuk mencoba merobek pembukaan dimensi untuk menjemput Shen Yuan secara pribadi. Luo Binghe-nya pasti mendapatkan ide ini dari Luo Binghe asli karena barang asli dengan mudahnya membentuk pembukaan dimensi tanpa perlu menderita setelahnya.
Luo Binghe-nya sendiri, BingMei, tidak memiliki kemampuan dan tidak memiliki kepatuhan Xin Mo. Dan lagi, Xin Mo milik BingMei sudah hampir setengahnya hancur karena kejadian di pegunungan Maigu sehingga itu menjadi tidak sestabil barang asli.
Shen Qingqiu memandang pemandangan di mana orang yang memiliki rupa yang mirip dengan dia tengah mengendong anak kecil yang merupakan Luo Binghe. Mengingat apa yang menimpanya di masa lalu, Shen Qingqiu tidak bisa menahan diri dari menurunkan kedua sudut bibirnya dengan jijik.
Gambaran di depannya begitu beracun! Untuk berpikir Tuan ini mengendong setengah peranakan seperti itu membuat Tuan ini hampir memuntahkan makanan terakhirnya di Dunia Tengah!!
Ah!
Shen Qingqiu menyanggah monolog batin nya sendiri, karena bagaimanapun dia sebenarnya memang pernah mengendong Luo Binghe. Tapi saat itu Luo Binghe masih murni dan baru saja menyapa dunia. Jadi Shen Qingqiu sama sekali tidak bisa menyamakannya dengan Luo Binghe yang auranya sudah hitam legam yang menyiksanya hingga mati di masa lalu.
Melihat kembali pada Luo Binghe yang di tengah bermanja dengan Shen Yuan. Shen Qingqiu menyadari kalau BingMei juga memiliki aura gelap dan hitam. Tapi aura itu tidak sekelam dan sepekat milik Luo Binghe asli. Apa penyebabnya? Shen Qingqiu tentu tahu betul apa.
Sebagai anak kecil yang baru melihat dunia, dan sebagai keturunan iblis. Secara naluriah Luo Binghe pasti menginginkan perhatian lebih. Namun dia tidak mendapatkannya dari orang tuanya yang sudah menghilang dari dunia fana. Dia mendapatkan kasih sayang dari ibu angkatnya tapi juga tidak bertahan lama terlebih dia juga menderita di bawah kemiskinan yang melanda.
Walau mungkin apa yang menimpa Luo Binghe pada masa kecil tidak setragis apa yang menimpa Shen Jiu di masa kanak-kanaknya. Tapi iblis adalah makhluk paling berhati hitam tapi juga putih di saat yang bersamaan. Setiap perbuatan akan dibalas kembali beribu-ribu kali lipat.
Shen Qingqiu mengetahui hal ini dengan sangat jelas. Tapi sifat dan naluri Shen Qingqiu akan kebenciannya terhadap iblis terlalu kuat. Karena itu dia tidak bisa menahan diri untuk memperlakukan Luo Binghe dengan buruk bahkan walau dia memiliki niat baik terhadap Luo Binghe, Shen Qingqiu akan dengan sangat hati-hati membalut semua tindakan baik hatinya dengan kekasaran hingga Luo Binghe hanya akan menganggap kalau dia di bully oleh Shizun nya.
Karena Shen Qingqiu tidak membutuhkan balasan baik dari Iblis.
Karena kebaikan yang di terima oleh Iblis tidak akan membuahkan kebaikan. Hanya akan membuahkan rasa obsesif dan rasa ingin memiliki yang kuat di dalam hati mereka. BingMei adalah contoh paling sempurna. Jangan lupakan juga Zhuzi Lang yang sangat dengan loyal menjaga Shen Yuan sebelumnya hanya karena Shen Yuan menunjukkan sedikit kebaikannya.
Shen Qingqiu mendengus kasar sembari mengayunkan kipas di tangannya. Menahan Mo Beijun tetap di luar saat sudut pandang nya melihat kalau Iblis Es itu hendak melangkah masuk. Jelas siapa yang di cari si pengikut setia Luo Binghe ini. "Yuan, lepaskan dan keluarkan dia dari sini!" ujarnya dingin menyentak suasana hati Luo Binghe.
Shen Yuan tentu mengerti kenapa Shen Qingqiu bersikap demikian. Bagaimanapun Shen Qingqiu memperlihatkan sikap dingin nan acuhnya terhadap Yue Qingyuan, bagi Shen Qingqiu, Yue Qingyuan tetaplah 'Qi-Ge' nya dan satu-satunya orang yang dia beri rasa kepercayaan nya di kehidupan lalu Shen Qingqiu tentu tidak akan tahan jikalau harus melihat cerminan pembunuh Yue Qingyuan berada di puncak tempat pemimpin sekte, Yue Qingyuan, tinggal.
Mengabaikan rengekan Luo Binghe, Shen Yuan menurunkan muridnya yang cengeng itu kelantai. "Binghe, untuk sementara kau tetap di tempat Shang- shisu mu dulu. Besok aku akan menemui mu."
Luo Binghe hendak membantah tapi sebelum itu terjadi tubuh kecilnya terasa di tarik kencang dan dilempar kedalam pangkuan Mo Beijun yang untung sigap menangkapnya. Shen Qingqiu mengibaskan jarinya, wajahnya terlipat jijik saat memikirkan kalau dia menyentuh Luo Binghe dengan teknik telekinesis nya.
Shen Yuan mengukir senyum selembut mungkin, dia tentu tidak ingin kekacauan terjadi kembali. "Pergilah dan ambil waktu untuk beristirahat," ujarnya pada Luo Binghe sebelum kemudian beralih pada Mo Beijun yang menatap lama di kedalam aula, "Shang-Shidi sedikit tidak enak badan, untuk sementara dia akan tinggal di sini untuk menerima perawatan dari Mu Shidi, yakinlah besok dia akan kembali."
Shen Yuan tidak menunggu tanggapan kedua iblis di pintu yang jelas ingin membantah. Dia segera menghampiri Shen Qingqiu dan menariknya lembut kedalam kediaman Pemimpin Sekte dengan Liu Qingge mengikuti.
Luo Binghe menatap punggung Shen Yuan yang semakin hilang dalam pandangannya. Rasa gelisah akan kehilangan cinta dari Shizun nya setelah sekian lama menghilang sekarang kembali. Dia ingin sekali mengejar Shen Yuan, tapi pelindung yang dibuat Shen Qingqiu sangat kuat dan sedikit kontak saja membuat tubuhnya terbakar panas. Dengan berat hati, baik dia dan Mo Beijun kembali ke puncak An Ding. Masing-masing dari keduanya mencoba menahan diri untuk tidak bertindak gegabah.
Luo Binghe berbaring di tempat tidur saat ingatannya mengembara kepada ingatan saat dimana 'Diri nya' yang lain untuk pertama kalinya datang dan mencoba membawa Shizun nya. Pada saat itu dia ingat saat dia terjebak didunia tempat 'diri nya' yang lain, dan selain wanita dan bawahan iblis, dirinya sama sekali tidak melihat keberadaan 'Shen Qingqiu' disana.
Dia juga mengingat bagaimana wajah mencemooh 'diri nya' yang lain saat mengatakan kalau dia tidak akan tahan jika harus bersama dengan 'Shen Qingqiu' di sana. Melihat kembali kepada orang yang mirip dengan Shizun nya tadi, yang dengan sangat kasar melemparkannya. Luo Binghe mengira kalau itu adalah 'Shen Qingqiu' yang di maksud.
Sangat berbeda dengan Shizun yang dia kenal. Shen Qingqiu yang tadi terasa sangat dingin dan benar-benar mengambarkan apa itu keberadaan yang tidak tersentuh. Itu persis sama dengan yang dia lihat pertama kali saat dia di terima menjadi murid puncak Qin Jing. Tapi, Shizun nya semakin lama semakin melembut dan selalu memperlakukannya dengan baik.
Melihat kembali pada kejadian yang baru menimpa nya, sepertinya hal itu tidak terjadi pada 'Luo Binghe yang lain'. Dia tidak tahu alasan pasti kenapa 'diri nya' yang lain malah membunuh dan menghancurkan semua yang berhubungan dengan 'Shen Qingqiu'. Hanya saja secara garis besar, Luo Binghe merasa itu ada kaitan erat dengan Endless Abyss. Sama seperti dia sendiri yang menjadi marah dan semakin memiliki keinginan untuk mengikat Shizun nya, 'Luo Binghe' yang lain pasti juga mendapat motivasi lebih dari situ.
Tapi,...
Memikirkan kembali temperamen 'Shen Qingqiu' dari dimensi lain itu. Luo Binghe hanya merasakan jengkel untuk dirinya yang lain.
Dasar idiot!
.
.
.
.
.
Tbc~
Lucy : BingMei, bagaimana mungkin kau menyebut dirimu sendiri idiot begitu mudahnya? walau memang harus ku akui kalau kau itu memang terlihat seperti idiot ketika bersama dengan Shen Yuan. Untuk BingGe sendiri, aku tidak yakin kata idiot cocok untuknya.
BingMei : Lalu, apa yang cocok?
Lucy : *setidaknya kau harus membantah ketika aku menyebutmu 'idiot'* Mungkin lebih tepat di sebut kekurangan pelajaran tentang 'hati' mengingat pedang Xin Mo(yang berarti Hati Iblis) merusak 'hati' si pemilik?
BingMei : Kalau memang begitu kenapa aku tidak? aku juga pemilik pedang XIn Mo!
Lucy : Jangan kau kira aku lupa kalau kau pernah menggila dan ingin menghancurkan dunia kultivasi karena efek pedang Xin Mo-_-
BingMei : .......
22 Feb 2020, Sabtu
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top