[2]Past Who They're Never Know

Kau berjanji untuk mejemputku, tapi kau mengingkarinya. kau berjanji untuk selalu melindungiku, tapi lagi, kau mengingkarinya!!

***

Suasana di jalanan itu ramai dengan orang-orang yang berlalu lalang. Aktivitas jual beli terlihat berjalan lancar. Tapi samar-samar terdengar teriakan marah seorang anak di sudut jalan, memancing perhatian beberapa pejalan kaki disana.

"Kau yang seharusnya pergi!! Kami sudah berada disini lebih dulu!" Seru seorang anak dengan pakaian kusut dan robek di sana-sini.

"Huh! Untuk apa aku harus pergi? Aku sudah berada disini sejak lama, dan sekarang kalian ingin merebutnya hanya karena kalian datang lebih awal? Jangan bercanda! Cepat pergi dari sini atau aku tidak akan segan mematahkan leher kalian satu-persatu!!" balas seorang anak dengan nada sombong. Anak itu memiliki kulit yang kusam dan pakaian yang juga sama kotornya dengan anak-anak jalanan yang lain, tapi walau begitu ukiran wajahnya masih tampak indah dan halus. Jika saja dia tidak mengucapkan kata-kata kasar.

"Kau hanya bersikap sombong karena Qi-gege selalu mendukungmu!!" tunjuk salah seorang anak yang lainnya pada anak berwajah halus itu. Anak berwajah halus itu mendengus sebal, "Hei, bahkan jika aku memberi tempat ini untuk kalian, kalian hanya akan menyia-yiakan kesempatan yang ada! Jadi sebaiknya kalian pindah sana!!"

Anak -anak yang lain sangat tidak puas, mereka hendak berteriak dan bersiap untuk menghajar anak di depan mereka saat suara lembut nan tegas menginstrupsi. Sontak mereka menoleh, mendapati seorang anak yang sedikit lebih tua dari mereka datang. Anak itu memakai pakaian hitam kusam, tapi aura penuh kharisma nya masih dapat dirasakan.

"Xiao Jiu, ada apa ini? kenapa kalian malah bertengkar?" tanya anak itu lembut pada anak berwajah halus. Anak yang di panggil Xiao Jiu itu melirik Anak yang bertanya tajam, bersidekap dada sembari menunjuk gerombolan anak-anak di depannya. "Mereka mencoba mengusir-ku!"

"Kami yang lebih dulu disini jadi kami berhak!!" seru anak itu tak terima.

"Hah? kalian? Sejak kapan kalian memiliki hak untuk mengusirku? Jalan ini bukan milik kalian!!" tegas Xiao Jiu/ Shen Jiu mendelik marah.

"Tapi jalan ini juga bukan milikmu!! Qi-gege, Shen Jiu yang seenaknya datang dan merusak keberuntungan kami!!"

"Kalian saja yang kurang beruntung!" tukas Shen Jiu malas.

"Kau,..."

"Hentikan!" tegas anak yang sedari tadi di sebut Qi-gege, anak itu menghela nafas sembari mengenggam erat tangan Shen Jiu yang sudah bersiap untuk melayangkan pukulan pada anak yang lain. "Kita bisa berbagi dengan aman oke,..."

Shen Jiu mendengus kasar, tidak punya pilihan lain selain menuruti usulan yang lebih tua. Membagi daerah untuk mengemis. Tangan yang lebih tua masih mengenggamnya erat, menariknya lembut kearah yang lain.

Dulu, saat mereka mengemis. Karena Shen Jiu saat itu masih kecil dan juga sering sakit-sakitan, dia akan menjadi umpan sehingga menarik simpati para pejalan kaki. Dirinya (Shen Jiu) akan pura-pura menangis untuk mendapat uang lebih banyak. Tapi semakin waktu berlalu, Shen Jiu sendiri sudah tumbuh menjadi remaja dan walau tubuhnya kurus tapi harga dirinya semakin tumbuh tinggi dari hari kehari. Membuat dirinya, walau masih bisa berakting menangis dan hal itu masih menarik banyak simpati orang lain karena wajahnya yang halus, Shen Jiu tidak pernah mau melakukannya lagi.

"Qi Ge, kau bisa lepaskan!" ujar Shen Jiu saat mereka sudah mencapai tempat yang mereka tuju. Yue Qi memandang cemas anak yang lebih muda darinya saat Shen Jiu mengambil jarak cukup jauh untuk mereka berdua. Walau memang tubuh Shen Jiu sudah tidak sakit-sakitan seperti dulu, Yue Qi masih trauma kalau sewaktu-waktu Shen Jiu akan jatuh.

Suara keributan dari jalan utama terdengar menarik perhatian orang-orang. Shen Jiu melihat ujung jalan, melihat sekilas siluet kereta kuda yang bergerak dengan kecepatan tinggi tanpa mempedulikan jika mereka menabrak seseorang. Shen Jiu ingin melihat detail kereta itu saat jaraknya mulai mendekat saat tangannya di cengkram erat dan dirinya di tarik ke gang terdekat.

"Xiao Jiu, kau tetap disini dan jangan keluar! Jangan nakal dan jadilah anak baik!" ujar Yue Qi penuh penekanan sembari mengusap puncak kepala Shen Jiu sebelum kemudian keluar dari gang. Shen Jiu terdiam beberapa lama sebelum memutuskan untuk mengintip. Dilihatnya kereta kuda itu berhenti dengan seseorang yang mengomel marah pada anak-anak yang sempat cekcok dengan Shen Jiu tadi.

Ternyata saat kereta tadi lewat, salah satu dari anak itu terserempet sehingga kereta itu sedikit lecet. Hanya sedikit tapi memancing kemarahan si pemilik. Shen Jiu memperhatikan ukiran kereta yang mewah itu. Hidup dalam kemiskinan setiap hari melihat pemandangan ini membuat Shen Jiu berdecak kagum melihat ornament emas yang menghiasi sudut kereta.

Pandangan takjub Shen Jiu beralih pada seorang pemuda yang baru saja keluar dari kereta. Pemuda itu memakai pakaian sutera yang mahal dan mewah, surai hitam pemuda itu di ikat dan berkilau di terpa sinar mentari. Pemuda itu tampan dan tampak sangat bermartabat, sejenak Shen Jiu kagum melihatnya, tapi setelah melihatnya lebih lama. Shen Jiu beralih merasa jijik.

Walau samar, Shen Jiu dapat melihat aura pemuda itu. Aura itu begitu pekat dan sama sekali tidak menyenangkan seperti aura yang di miliki oleh beberapa cultivator yang tidak sengaja di temui oleh Shen Jiu sebelumnya. Aura orang itu menjijikkan membuat Shen Jiu merasa orang ini akan membawanya pada kesialan jika dirinya terlibat.

Shen Jiu baru saja hendak kembali bersembunyi saat melihat Yue Qi tengah mencoba membela anak-anak itu dan di satu sisi Pemuda yang di sebut kerumunan orang sebagai Tuan Muda dari keluarga Qiu tengah meletakkan tangannya di pegangan pedangnya. Bersiap untuk menghunuskannya.

Sesaat Shen Jiu melupakan larangan Yue Qi perihal menggunakan kekuatan sihir. Anak yang lebih muda itu secara spontan menarik beberapa dedaunan liar, melemparkannya menjadi pisau pada Tuan Muda Qiu. Gerakannya masih amatir tapi itu cukup membuat rasa terkejut seseorang bangun.

Yue Qi yang melihat dedaunan itu membelalakkan matanya saat mengetahui daun-daun itu menahan serangan pedang yang tertuju padanya. Tapi dirinya segera di serang rasa takut saat wajah tampan Tuan Muda Qiu di depannya jatuh gelap. Mata tajam pemuda itu mengikuti arah asal dedaunan, mengukir seringai kejam saat dirinya melihat wajah halus Shen Jiu.

Keberuntungan-ku buruk sekali!! Batin Shen Jiu berteriak.

***

Shen Jiu benar-benar membenci takdirnya. Tidak butuh beberapa waktu setelah kejadian di jalanan, Tuan Muda Qiu langsung datang dan membelinya sebagai budak. Dirinya akan di pukuli dan di ikat atau lebih buruk terkadang akan dirantai tiap waktunya dan mau tak mau harus mengikuti setiap keinginan dari Tuan Muda itu. Dirinya harus berteriak saat pemuda itu menginginkan atau siksaan yang diberikan padanya akan lebih tidak manusiawi.

Hal itu terus berlanjut sampai suatu waktu Tuan Muda Qiu mulai bosan. Pemuda yang lebih tua memandangi perkamen di tangannya malas, dirinya ingin sekali mencari sesuatu yang lebih menarik. Sudut mata Pemuda itu menangkap Shen Jiu yang berdiri tegap di salah satu sudut ruangan, wajah bocah itu masih memiliki memar tapi ekspresinya masih dingin seperti saat awal mereka bertemu.

Berpikir sejenak, Tuan Muda Qiu segera memanggil pelayan kepercayaannya. Memerintahkan agar membawa Shen Jiu untuk di bersihkan dan memberi pakaian yang lebih layak. Shen Jiu yang di tarik keras oleh pelayan itu jelas memberontak, tapi tenaga bocah itu lemah dan pada akhirnya dia hanya bisa berteriak keras saat para pelayan menggosok tubuhnya keras untuk menanggalkan seluruh kotoran yang melekat selama bertahun-tahun ia hidup di jalanan.

Saat dirinya selesai berpakaian, kulitnya sudah tidak kusam lagi, tapi kulitnya sedikit kemerahan karena gosokan kuat para pelayan. Pakaiannya rapi dan bersih, rambutnya di beri ikatan dengan pita hijau yang lebih bersih. Tuan Muda Qiu memandang kagum bocah didepannya, bocah itu sejak awal memang berwajah halus dan indah saat dirinya bertemu. Tapi sekarang bocah itu jelas semakin indah. Kulitnya yang sedikit kemerahan bersinar seperti giok, dan rambut hitam legamnya bersinar di terpa cahaya matahari.

Tampilan Shen Jiu tidak lebih dari anak bangsawan lainnya, bahkan mungkin lebih! Sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau anak itu memang seorang pengemis di jalanan.

Tuan Muda Qiu, "Kemari!"

Shen Jiu dengan patuh datang mendekat, menundukkan kepalanya melihat alat tulis di atas meja dalam diam. Tuan Muda Qiu mengambil satu kuas, menyodorkannya pada Shen Jiu, "Tulis!"

Shen Jiu enggan tapi dirinya harus patuh, jadi dia mengambil kuas itu dan mengoreskan karakter namanya 'Jiu' di sehelai kertas itu. Goresan kata itu bagus dan rapi, Tuan Muda Qiu bahkan yakin dengan sedikit latihan Shen Jiu mampu membuat kaligrafi yang lebih indah.

"Dari mana kau belajar menulis?"

"Saya hanya melihat orang-orang melakukannya" jawab Shen Jiu jujur. Shen Jiu memang selalu memperhatikan orang-orang di tempatnya tumbuh menulis dan mengukir tiap pandangan itu dalam ingatannya. Membuatnya sedikit banyak mengetahui cara penulisan beberapa karakter, terutama nama yang dimilikinya.

Tuan Muda Qiu sadar kalau bocah yang di hadapannya ini memiliki otak yang sangat jenius, dan mungkin di masa depan akan menjadi orang besar jika keberuntungannya datang. Tidak! Itu tidak boleh terjadi! Shen Jiu sudah menjadi miliknya dan Tuan Muda Qiu jelas tidak akan melepaskannya begitu saja.

Dengan hal itu, Tuan Muda Qiu langsung mengangkat Shen Jiu sebagai saudara saat dirinya mengantikan Ayahnya sebagai kepala Keluarga Qiu, dan akan mengajari Shen Jiu ilmu umum. Orang-orang luar yang tak tahu apa-apa memuji Keluarga Qiu yang begitu murah hati dan setiap Shen Jiu keluar dari manor dengan Putri keluarga Qiu. Mereka akan selalu menyanjung keberuntungan yang dimiliki Shen Jiu.

Shen Jiu selalu diam dan berekspresi dingin. Dia sama sekali tidak beruntung!! Siang hari dia akan di ajari semua ilmu yang memang sangat dia inginkan sejak lama. Atau pada saat itu dia akan memiliki kesempatan untuk keluar dan bermain dengan Putri keluarga Qiu -Qiu Haitang. Tapi pada malam hari dia akan kembali di pukuli atau paling buruk dia akan dilecehkan oleh Tuan Muda Qiu.

Itu benar-benar siang dan malam!!

Tuan Muda Qiu sangat menyayangi adiknya Qiu Haitang dan selalu bersikap sebagai kakak yang baik didepan adiknya. Tapi seiring adiknya tumbuh, Tuan Muda Qiu selalu takut hari dimana adiknya akan pergi mengikuti suaminya di masa depan. Karena itu, di saat Tuan Muda Qiu mengetahui kalau Qiu Haitang menyukai Shen Jiu, Dirinya sangat senang dan mengikat keduanya dalam ikatan pertunangan. Dengan begini Qiu Haitang akan selalu di sisinya dan Shen Jiu juga akan selamanya menjadi miliknya.

Shen Jiu bukan orang bodoh, tapi dia jelas tidak bisa menolak. Dirinya sendiri tahu benar kalau Qiu Haitang hidup di manjakan oleh Ayah dan Kakaknya, dan sama sekali tidak mengetahui kemalangan yang dimiliki Shen Jiu. Shen Jiu jelas cemburu tapi dia hanya bisa bersikap manis pada gadis kecil itu. Sampai kemudian dia mendengar tentang seorang Kultivator yang berkunjung ke kota mereka dan berniat mencari murid.

Shen Jiu ingat kalau beberapa waktu yang lalu Yue Qi datang diam-diam untuk melihat keadaannya. Shen Jiu yang pada saat itu marah karena nasibnya melampiaskan amarahnya pada Yue Qi, mengatakan kalau kakinya patah karena sikap pengecut Yue Qi yang tidak bisa melindunginya. Kaki Shen Jiu tidak patah, apa yang patah tak lebih dari semangatnya untuk hidup sehingga Shen Jiu benar-benar putus asa saat itu. Terlebih dia tidak mau Yue Qi sampai di temukan oleh Tuan Muda Qiu sehingga mengatakan hal-hal yang lebih kejam agar Yue Qi langsung pergi dan biarlah melupakan dan membencinya.

Dan lagi, dirinya sudah mencoba kabur dengan bantuan Yue Qi beberapa kali dan semua itu terbukti tidak berguna. Yang ada hukumannya hanya semakin bertambah dan jika Yue Qi tertangkap maka jelas kalau anak yang lebih tua darinya juga akan menderita.

Tapi Yue Qi sudah hidup dan tumbuh bersama dengan Shen Jiu sejak masih bayi sehingga Yue Qi jelas benar perihal bagaimana Shen Jiu bertindak. Yue Qi tidak mengambil banyak ucapan kebencian yang diarahkan padanya, dirinya hanya berucap dengan yakin tentang rencana nya untuk masuki salah satu sekte kultivasi agar memiliki dukungan dan bisa menyelematkan Shen Jiu

Shen Jiu benar-benar tidak mengerti, kenapa Yue Qi harus bersikap begitu baik pada sampah seperti dirinya. Shen Jiu jelas mengatakan hal-hal yang kejam dan tak pernah memperlihatkan rasa hormatnya pada Yue Qi. Walau dirinya terkadang diam-diam membantu Yue Qi, tapi itu sama sekali tidak mencolok dan bahkan terlihat seakan dirinya malah tengah mengolok-olok Yue Qi. Tidak mungkin Yue Qi sadar akan tindakannya bukan?

Karena itu masih ada harapan, dirinya hanya bisa memegang harapan itu. Menyalakan semangat Yue Qi untuk memasuki salah satu sekte ternama terutama Gunung Surgawi dan menekankan agar Yue Qi tidak terlalu impulsif menolong orang-orang di masa depan. Bagaimanapun, kehidupan cultivator jelas lebih dipenuhi orang munafik.

Itu sudah lama dan Shen Jiu yakin dirinya harus menunggu bertahun-tahun agar Yue Qi menjemputnya. Sebelum itu dia benar-benar harus menjaga dirinya sendiri atau mencoba kabur dengan kemampuannya sendiri. Tapi jauh dalam hatinya, harapan Shen Jiu akan kedatangan yang lain untuk menjemputnya benar-benar berada di ujung tanduk.

Kembali pada pikirannya, Shen Jiu menatap dingin anak-anak di kota yang berdesakan pergi ke alun-alun kota.

Anak-anak di kota saat itu sangat antusias pergi ke alun-alun kota untuk mengikuti tes yang di laksanakan oleh Kultivator yang berkunjung itu. Tak terkecuali Shen Jiu dan Qiu Haitang. Banyak anak-anak yang merasa sedih karena tidak berhasil dan mereka akan menunggu untuk mengolok-olok anak yang tidak berhasil lainnya untuk penghiburan diri.

Saat Shen Jiu di uji, hasilnya sangat bagus dan membuat Kultivator itu -Wu Yanzi berdecak kagum karena dapat menemukan bakat langka di kota terpencil itu. Shen Jiu sangat senang karena dirinya memiliki kesempatan untuk lepas dari kekangan Keluarga Qiu sehingga dia dengan segera menyatakan niatnya pada Tuan Muda Qiu.

Tapi Tuan Muda Qiu tidak mengizinkan, dirinya jelas tidak akan pernah membiarkan Shen Jiu pergi dari jangkauannya. Pertengkaran antara mereka tidak terhindarkan hingga berakhir dengan kekerasan, dan itu semakin memburuk saat Shen Jiu menemukan pedang untuk digenggam.

Sebelumnya selama tes, Kultivator itu, Wu Yanzi memberinya beberapa nasihat. Atau lebih tepat disebut sebagai hasutan agar Shen Jiu memberontak. Dan dengan Tuan Muda Qiu mencemooh bakat kultivasinya, itu sudah cukup untuk menambah motivasi Shen Jiu membantai semua penghuni pria di manor.

Qiu Haitang kembali tepat saat Shen Jiu membunuh pria terakhir, gadis cantik itu pingsan dan Shen Jiu melunakkan ekspresinya sejenak. Qiu Haitang selalu memperlakukannya cukup baik dan Shen Jiu memilih untuk menutup matanya. Shen Jiu resmi menjadi murid sang Kultivator dan keduanya meninggalkan kota pada malam penuh berdarah itu.

Manic mata hitamnya melirik manor yang terbakar itu beberapa waktu sebelum kemudian berbalik pergi. Dia tidak kembali! Dia tidak akan kembali menjemputku! Kata-katanya hanya omong kosong!!

Shen Jiu berguru dengan Wu Yanzi selama di perjalanan mereka mengembara, Shen Jiu mengabaikan aura Wu Yanzi yang menurutnya cukup kotor dan tetap menyerap pelajaran yang diberikan hingga pada saat mereka melewati salah satu kota besar, Shen Jiu mendengar rumor tentang Wu Yanzi dari Kultivator pengembara lainnya.

Mengetahui bahwa Sang Guru adalah buronan kejam di ranah Kultivator, Shen Jiu tidak perlu berpikir banyak perihal kebenaran dari semua rumor itu. Dengan menyuruh dirinya untuk membantai seluruh penghuni di Kediaman Qiu sudah lebih dari cukup untuk membenarkan semua cerita yang beredar. Sekali lagi, Shen Jiu memilih untuk mengabaikan siapa Wu Yanzi dan tetap berguru padanya.

Lagipula, tidak seperti Shen Jiu bisa kabur dari gurunya yang jelas lebih kuat dari Tuan Muda Qiu.

Metode pembelajaran Wu Yanzi cukup kejam dan keras, beberapa kali Shen Jiu hampir kehilangan nyawanya karena latihan yang di berikan. Terlebih dengan sikap sewenang-wenang Wu Yanzi cukup membuat Shen Jiu selalu merasa bahwa dia sudah salah perhitungan lagi.

Keluar dari mulut harimau, masuk kedalam mulut Buaya. Itulah yang dipikirkan Shen Jiu selama dirinya bersama sang Guru.

Dalam kurun waktu dimana dia dilatih sampai seluruh nyawanya hampir menjadi taruhannya, ada satu waktu dimana Shen Jiu akan bertemu dengan Makhluk-makhluk spiritual secara tak sengaja. Hantu, Iblis, Siluman, dan bahkan beberapa Pejabat Surgawi atau Dewa itu sendiri. Beberapa dari mereka akan mengejeknya dan beberapa yang lain hanya akan memperhatikannya dari jauh. Tapi ada beberapa yang mendekatinya.

Contohnya saat dirinya hampir mati karena di paksa bertahan hidup di tengah Hutan Hitam. Shen Jiu yang hampir mati karena kelelahan tidak sengaja bertemu dengan Siluman Anjing yang nampaknya tengah melakukan perburuan malam. Siluman Anjing itu memiliki rupa yang tidak berbeda jauh dari manusia biasa, wajah Siluman itu halus dan sangat indah di hiasi dengan manic mata kuning keemasan. Rambut perak panjang Siluman itu tergerai bebas dan jatuh lembut di punggungnya, dan di atas kepala Siluman itu yang jelas menandakannya bukanlah manusia tampak jelas. Telinga putih mencuat dari rambut perak yang indah, telinga itu sekilas mirip telinga kucing, sejenak membuat Shen Jiu mengira Siluman yang berada di hadapannya adalah Siluman Kucing.

Siluman itu mengenakan pakaian merah polos dan terlihat tidak mewah sama sekali, dengan sebuah pedang tua di genggaman. Shen Jiu yang kelelahan mencoba untuk menjauhi Siluman itu, bersikap siaga bila sewaktu-waktu Siluman itu berniat memburunya. Siluman itu menautkan alisnya sedikit ragu, memindai tubuh Shen Jiu sebelum kemudian mengukir senyum cerah.

"Kau manusia!! Sudah hampir 200 tahun aku tidak melihat manusia di hutan ini!!" seru Siluman itu bahagia, menambah kesan menawan di wajahnya. Shen Jiu sedikit tersentak saat Siluman itu mendekatinya, mencoba untuk melarikan diri saat tangannya digenggam lembut. "Kau jelas tidak dalam keadaan baik, bagaimana kalau kau beristirahat sejenak dengan ku malam ini?" ujar Siluman itu cerah tanpa menunggu reaksi Shen Jiu.

Shen Jiu yang tidak memiliki tenaga yang tersisa hanya bisa pasrah saat Siluman itu membawanya ke tanah lapang di hutan. Di tengah-tengah tanah itu tumbuh sebuah pohon sakura yang bunganya masih mekar padahal jelas musim semi belum datang.

Siluman itu mendudukkan diri di bawah pohon Sakura itu dengan sikap sembrono, melawan wujudnya yang terkesan mulia dan elegan. Siluman itu masih mengukir senyum indah di wajahnya saat menarik Shen Jiu agar juga duduk di sampingnya.

"Hei, apa ada sesuatu yang hebat terjadi di dunia luar? Aku tidak tahu karena aku tidak pernah keluar, terlalu banyak Kultivator gila yang menginginkan agar aku musnah, lebih parahnya ada yang berniat menjadikan kami para siluman bawahan mereka! mereka sangat angkuh! Aku tidak menyukai mereka!" ujar Siluman itu heboh.

Shen Jiu menundukkan kepalanya tidak menjawab, dirinya sendiri masih belum jelas mengetahui keadaan dunia luar karena terlalu sibuk berlatih. Jadi bagaimana mungkin dia bisa menjawab pertanyaan itu.

Siluman itu melihat bahwa Shen Jiu sama sekali tidak menjawabnya, bahkan wajah Shen Jiu masih saja berekspresi dingin dan waspada terhadapnya. Bagi Siluman itu, ini pertama kalinya ada yang bersikap waspada terhadapnya.

"Bagaimana kalau kita berkenalan, Aku Siluman Anjing, karena aku tidak murni dan ada darah manusia yang bercampur dalam tubuhku, semua Siluman memanggilku Hanyou. Jujur aku membenci panggilan itu, tapi jika kau mau kau bisa memanggilku,..."

"Nama-mu" potong Shen Jiu cepat, dia benci melihat aura hangat Siluman itu berubah suram dan perlahan mendingin. Dengan cepat menyimpulkan bahwa sebutan Hanyou adalah hinaan yang diberikan para Siluman murni untuk Siluman peranakan manusia.

Manik emas siluman itu mengerjap beberapa kali sebelum senyum cerah kembali menghiasi wajahnya, "Aku Yasha!! Aku memang bukan keturunan murni karena darah manusia-ku tapi aku ini anak langsung dari Siluman Agung Penguasa tanah ghaib wilayah barat!!" ujar Siluman itu penuh arogansi tapi terkesan konyol karena tingkahnya yang sedikit kekanak-kanakan.

Shen Jiu masih bersikap waspada, tapi aura cerah dan murni dari Siluman di hadapannya membuat Shen Jiu merasa hangat dan tenang. Membuang sikap dinginnya, Shen Jiu tersenyum lembut untuk pertama kalinya. "Shen Jiu, itu namaku."

Yasha mengulangi nama itu beberapa kali, telinga di atas kepalanya kadang-kadang tersentak dan bergerak membuat Shen Qingqiu harus menahan diri karena gemas. Shen Jiu kembali memperhatikan Siluman itu sementara Yasha masih menggumankan namanya. Siluman itu berwujud manusia dengan tampilan pemuda cantik nan menawan, tampak masih berusia 17th kalau saja Shen Jiu tidak mengingat kalau Yasha sempat menyinggung waktu 200 tahun sebelumnya.

"Itu tidak bisa disebut sebuah nama." Ujar Yasha setelah puas berguman, "Apa kau menjadi budak sebelum beralih berlatih menjadi Kultivator?"

"....."

"Terakhir kali aku keluar, angka selalu menjadi penamaan untuk para budak yang dijual. Sepertinya kau juga begitu,..."

"......" Shen Jiu terdiam cukup lama, "Kau tidak membenciku? Karena aku seorang Kultivator sekarang?"

"Hm? Aku memang membenci Kultivator dan Iblis, tapi aku tidak membencimu. Sama sekali tidak!" jawab Yasha sungguh-sungguh.

"Lalu, kau jijik karena aku budak?" tanya Shen Jiu lagi, membuang wajahnya kearah lain.

Yasha, "Kenapa aku harus jijik? Jika kau bertanya mana yang lebih menjijikkan antara kita, maka jelas aku yang lebih menjijikkan bukan?"

"Apa?"

Yasha tersenyum kecut, "Sudah kubilang bukan, aku hanya keturunan setengah. Bagi Siluman, Hanyou adalah keberadaan yang seharusnya tidak ada. Bagi mereka Hanyou mencemarkan darah suci mereka, Hanyou menjijikkan dan tidak diterima di kalangan Siluman. Walau mereka memiliki darah manusia, manusia juga tidak mau menerima mereka. Tidak ada tempat bagi Hanyou di dunia ini,... Bahkan Kakak-ku sendiri ingin membunuhku."

Shen Jiu memandang tak percaya Yasha, dirinya sekali lagi memperhatikan Yasha lekat. "Kau sangat indah, aku sama sekali tidak merasakan jijik terhadapmu. Kau berbau harum dan manis, bahkan aura-mu sangat murni dan mulia. Kau jelas tidak menjijikkan."

"Eh?"

"Jika mereka mengatakan kalau kau itu menjijikkan, mata mereka pasti sudah rusak! Terlebih, bahkan jika kau terlahir buruk rupa, selama kau memiliki aura hangat dan nyaman seperti ini dan berlaku baik, aku akan selalu menganggapmu indah!" ujar Shen Jiu dengan nada angkuh, menghindari tatapan Yasha.

"Jadi, selama Aku baik dan memiliki aura yang murni kau akan bersedia menjadi temanku? Benar-benar mau menjadi temanku?" seru Yasha bersemangat. Shen Jiu menghindari wajah Yasha yang mencoba mendekatinya, mencoba menyembunyikan rona merah di pipinya karena malu. Yasha mengukir senyum cerah dan langsung berhambur memeluk Shen Jiu.

"Hei hei!! Pakaianku kotor, kau juga akan kotor nanti!!" ujar Shen Jiu gelagapan.

"Seperti katamu, penampilan itu kesekian, hati itu pertama!!" seru Yasha tidak acuh.

Mereka berdebat dan membicarakan hal lainnya selama beberapa waktu. Membangun hubungan mereka dengan baik. Tingkah konyol Yasha yang tidak sesuai dengan bagaimana dia terlihat cukup membuat Shen Jiu terhibur. Dan juga aura hangat dan ceria Yasha membuat Shen Jiu bahkan dengan senang hati mengikat pertemanan dengan Siluman anjing itu.

Saat mereka akan berpisah, Yasha memberinya sebuah benih tumbuhan spiritual tingkat tinggi untuk memperbaiki konstitusinya. "Lain kali datanglah berkunjung, dan jika ada waktu aku akan memperlihatkan wujud manusiaku padamu nanti!" ujar Yasha lugas.

Shen Jiu mengukir senyum dan mengangguk, dirinya hendak pergi setelah mengucapkan terima kasih saat Yasha meneriakkan satu kata untuknya.

"Lian Hua*!" teriak Yasha keras membuat Shen Jiu berhenti melangkah dan berbalik mendapati Yasha menatapnya dengan senyum cerah dan hangat. "Itu lebih cocok untukmu,..."

"... Lian Huaxin**!"

*Lian Hua = Bunga Teratai

**Lian Huaxin = Hati Teratai/Heart Lotus

.


.
.
.
.
.
***

Tbc~

Huahahaha, yang suka nonton anime pasti tahu bener aku masukin siapa. Hahahahaha 😄😄😄

Selamat membaca dan jangan lupa untuk memberi Vote dan Comment nya😋😋😋...

12 Juni 2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top