[12] Alpha-Beta-Omega


***

Semua orang di aula pertemuan benar-benar diam memilih dalam keheningan. Mata mereka terkadang masih menghampiri layar giok hitam yang tidak menampilkan apapun, dan kemudian beralih pada Luo Binghe yang tampak ingin membunuh seseorang di dekat layar itu.

Liu Qingge membantu Shang Qinghua menopang Yue Qingyuan, mendudukkan yang lebih tua di tempatnya. "Zhangmen Shixiong, Shen Qingqiu pasti akan kembali. Mungkin memang memakan lebih dari sebulan tapi dia pasti akan kembali."

Yue Qingyuan mengangguk lesu. Pikirannya masih bercabang dengan kenyataan yang didengarnya sebelumnya. Kenyataan bahwa Shen Qingqiu yang lain bukannya mendapat cinta Luo Binghe, melainkan mendapatkan kematian yang tragis benar-benar menguncang Yue Qingyuan. Walau dia sadar itu bukan Shen Qingqiu 'mereka' yang menderita, jauh dalam jiwanya Yue Qingyuan merasakan kalau yang mengalami hal itu adalah Shen Jiu-nya!

Ketika pikirannya membandingkan takdir dari dua Shen Qingqiu yang jauh berbeda ini. Satu dicintai dan satunya dibenci. Yue Qingyuan benar-benar merasa sangat lemah hingga ke dasar hatinya.

Tapi begitu dia melihat Shen Qingqiu yang lain menjadi Dewa setelah kematiannya, dengan Liu Qingge menemaninya dari berbuat ceroboh. Yue Qingyuan benar-benar menghela nafas lega. Tapi ketika dia memikirkan Shen Qingqiu yang lain menjadi Dewa di dunia Luo Binghe yang membunuhnya. Yue Qingyuan kembali merasa gelisah.

Luo Binghe yang mereka kenal saja sampai jatuh kebawah kendali pedang Xin Mo saat dulu mendapat pengabaian dari cintanya(SY). Dan Luo Binghe yang satu lagi, walau Yue Qingyuan sadar bahwa keduanya setara dan kekuatan mereka seimbang. Yue Qingyuan dengan samar bisa tahu kalau Luo Binghe yang satu lagi lebih berbahaya cara pikirnya.

Dia tidak mungkin mencoba mengejar Qingqiu lagi bukan?, batin Yue Qingyuan gelisah.

"... ja... ak... kem... li..."

Mata semua orang bersinar saat serempak mereka melihat kelayar giok yang awalnya hitam tak menampilkan apapun. Luo Binghe berdiri melihat layar giok itu lekat. Awalnya dia berpikir karena layar ini diciptakan oleh dirinya yang lain, lalu apa dirinya sendiri tidak bisa mengaktifkannya kembali. Siapa yang menyangka kalau dia bisa mengaktifkannya setelah dia memaksa Meng Mo -Iblis Mimpi- untuk membantu.

Perlahan gambaran di sana menjadi lebih jernih, menampakkan dua orang laki-laki yang hampir seiras. Satu memakai pakaian hijau cerah sementara satu lagi memakai pakaian hijau pucat . Yang memakai pakaian cerah memiliki surai hitam dengan ekspresi tenang sementara yang lain memiliki surai seputih teratai dengan ekspresi lebih dingin.

Shen Yuan menatap keluar jendela acuh saat tangannya memainkan kipas lipatnya, dirinya ingin berbicara tapi yang lain mengabaikannya. Jadi dia memutuskan untuk diam. Shen Jiu sendiri terfokus pada dua pasang anting di tangannya, tampak memodifikasi kedua benda itu menjadi lebih halus.

Kereta yang ditarik oleh naga bumi itu perlahan mendarat dengan lembut. Suara lonceng yang halus terdengar seolah memberitahukan agar penumpangnya bisa turun.

Shen Jiu menyimpan dua anting itu di lengan bajunya sebelum perlahan turun, di ikuti Shen Yuan. Shen Jiu menghirup nafas dalam sebelum mengalihkan perhatiannya pada hewan legenda yang berukuran dua kali kuda biasa itu. "Terima kasih, kalian bisa beristirahat sekarang."

Shen Yuan menatap kepergian kereta yang baru dinaiki nya. Sedikit sayang karena dia masih ingin melihat hewan tadi lebih lama. Shen Yuan sedikit takut akan ketinggian sehingga dia sendiri juga jarang menggunakan pedangnya untuk terbang kecuali di saat genting. Saat Luo Binghe merajuk contohnya. Tapi menaiki kereta terbang cukup menyenangkan, dia seakan menaiki sebuah bianglala.

"Jadi, kita mau kemana?" tanya Shen Yuan pada Shen Jiu yang tampak memandang pohon sakura di depannya lekat.

"Hm?" Shen Jiu menoleh sedikit, telinga rubahnya sedikit tersentak seolah menangkap suara lain. "Mereka akan menjemput, jadi tunggu sajalah."

"Mereka?"

Shen Yuan mengalihkan pandangannya kearah gerbang raksasa yang masih berjarak ratusan li dari tempat mereka saat ini berdiri. Melihatnya dari jarak jauh dan benda itu masih tampak besar, Shen Yuan benar-benar kagum saat membayangkan betapa menakjubkannya pemandangan yang bisa dilihat dari dekat.

DRAP DRAP DRAP

"MAMA~!!"

Suara teriakan itu bergema bersamaan dengan badai pasir mini mendekati mereka. Shen Yuan sedikit terkejut tapi kembali menenangkan ekspresinya. Berkedip beberapa kali begitu matanya bisa melihat siluat dua anak di dalam badai pasir.

BUGH

"Mama! Selamat datang!!"

Seru dua anak itu langsung menghambur memeluk Shen Jiu. Shen Yuan menatap dua anak itu dan tidak bisa tidak berdecak kagum. Kedua anak itu tampak masih berumur 10 tahun, satu perempuan dan satu laki-laki.

Yang perempuan memiliki rambut setengah hitam setengah putih bergelombang panjang dengan mata jernih bulat berwarna kuning cerah. Rambutnya yang bergelombang panjang dibiarkan tergerai jatuh hingga betisnya tanpa di beri hiasan tambahan apapun. Pakaian berwarna merah muda cerahnya tampak halus menonjolkan kulit adil sang bocah yang tampak hampir transparan. Telinganya sendiri runcing hampir mirip telinga para Elf tapi lebih pendek.

Yang laki-laki memiliki rambut halus seputih salju dengan mata persik berwarna kuning cerah sama seperti yang lain. Rambutnya lurus dan halus juga dibiarkan jatuh tergerai hingga punggung. Pakaiannya berwarna ungu kelam tampak membuat tanda bulan di keningnya yang juga berwarna sama menonjol di kulitnya yang sebening Kristal. Telinganya yang runcing juga sama seperti yang perempuan.

Dan Shen Yuan yakin dua bocah yang sudah jelas siluman ini -walau dirinya tidak tahu siluman apa- adalah saudara. Tapi, kenapa mereka memanggil Shen Qingqiu dengan sebutan 'Mama'?

"Yue, Kai. Aku sudah sering melarang kalian untuk berlarian heboh seperti itu saat melewati kota bukan?" tegur Shen Jiu lembut sembari menunduk melihat dua bocah yang memeluknya erat, mengelus dua kepala bocah itu sayang. "Lihatlah, kalian harus menyapa seseorang."

Dua anak itu mengenggam erat pakaian Shen Jiu saat mereka serentak menoleh pada Shen Yuan. Mata kedua bocah itu bersinar dan Shen Yuan merasa dia bisa melihat bintang-bintang di kedua mata tersebut.

"WA~ ada dua Mama!! YEAY~!" seru Yue menatap Shen Yuan dan Shen Jiu bergantian dengan antusias.

Kai melihat Shen Yuan terkagum sebelum kemudian menoleh pada Shen Jiu, "Mama? Apa boleh aku memanggilnya sebagai Mama no.2?"

Shen Yuan menyentak kipasnya hingga terbuka, menutupi setengah wajahnya yang tersenyum melihat dua bocah ini sebelum kemudian dia berlutut menyamakan tingginya dengan dua bocah itu. "Hm, aku akan lebih senang kalau kalian mau memanggilku dengan sebutan 'paman' dibandingkan dengan 'Mama'"

Yue menelengkan kepalanya dengan wajah lucu saat berpikir, "Hm,... kalau begitu aku akan memanggilmu 'Saudara Perempuan/Jiejie'!!"

Shen Yuan menunduk mencoba menyembunyikan tawa kecilnya. Gemas melihat dua anak itu, boleh aku memasukkan dua anak ini dalam karung?

Shen Jiu mengangkat Kai dalam gendongannya sedikit mengejutkan Shen Yuan karena menurut cerita yang di gambarkan Airplane Bro, Shen Jiu bukan orang yang lembut dengan anak-anak. Tapi saat dirinya mengingat lubang plot dan juga kemungkinan kalau Shen Jiu sudah menyeberangi banyak dunia sebelumnya, Shen Yuan menjadi acuh kembali.

Shen Jiu, "Kenapa kita tidak kembali ke Istana dan bermain? Ayah dan Ibu kalian pasti sudah bertengkar mencari kalian sekarang."

Yue menghentakkan kakinya sebal sembari merengek minta digendong. Bocah perempuan itu menatap sebal saudaranya yang mana saudaranya dengan wajah tenang melingkarkan kedua tangan mungilnya di sekeliling leher Shen Jiu, memeluknya erat. Hal ini sontak membuat Yue semakin kesal dan Shen Jiu hanya bisa menghela nafas dan menggeleng pelan.

Shen Yuan tertawa kecil sebelum kemudian mengambil sang anak yang masih menggerutu dalam gendongannya. "Sudahlah sudahlah, ayo kita kembali ke rumah kalian."

Dengan begitu, dua lelaki yang memiliki wajah hampir seiras itu masing-masing mengendong anak kecil di tangan mereka. Berjalan santai sembari meladeni ucapan dua bocah saat melewati kota yang cukup besar dan kaya itu. Mengabaikan tatapan-tatapan yang diarahkan pada mereka oleh siluman lain.

Shen Yuan sangat kagum dengan segala keindahan tak manusiawi yang tampak disana, dan beberapa kali mengajukan pertanyaan pada Yue yang mana langsung dijawab dengan antusias. Perumahan dan pertokoan di susun begitu rapi dan siluman-siluman yang berjalan dengan nyaman karena jalan besar yang tersedia. Setiap perumahan memiliki sentuhan tersendiri tapi masing-masing dari mereka memiliki suasana yang glamor dan begitu mewah. Memang bukan istana yang menghiasi tiap sudut seperti apa yang ada disurga, tapi pemandangan ini lebih menggiurkan dan lebih mewah jika dibandingkan dengan surga.

Shen Yuan berdecak kagum saat mereka mencapai gerbang istana yang dibangun entah dari batu apa tapi itu begitu bersinar dan indah tiap goresan kaligrafi di setiap petak batu membuat nyaman hati. Para pengawal yang memiliki wajah tegas dan mata tajam memberi hormat saat mereka melewati gerbang dan itu sama sekali bukan hal yang baru bagi Shen Yuan. Bagaimana pun di Dunia Nyata tempatnya sebenarnya, dia adalah seorang Tuan Muda Kedua dari keluarga Kaya. Jadi hal ini masih bisa ditolerir.

Istana itu sangat indah hingga membuat Shen Yuan tidak tahu harus mengambarkannya sebagai apa. Yang jelas dia tidak pernah melihat Istana semegah dan seindah itu bahkan ketika dia berkunjung beberapa waktu lalu di alam Surga dia sama sekali tidak melihat ada keindahan yang menyamainya.

"HAH?! KAU SENDIRI YANG BILANG MAU MENGURUS DUA ANAK ANJING MU ITU DAN SEKARANG KAU KEHILANGAN DIA!?!?"

Mereka berempat sontak menghentikan langkah saat mendengar suara teriakan marah yang menggelegar memenuhi istana. Shen Yuan dan Shen Jiu saling melempar pandangan sekilas sebelum kembali melangkah. Melihat reaksi dua bocah di pangkuan mereka masing-masing yang langsung menyusut dalam pelukan Shen Yuan kurang lebih bisa mengerti.

"INI SALAHMU!! JIKA SAJA KAU TIDAK MEMAKAN KU DI TEMPAT TIDUR TERLALU LAMA SEMALAM SEHARUSNYA AKU BISA MENJAGA MEREKA SEKARANG!! DAIZHOU BRENGSEK!!" Teriak suara itu lagi yang mana langsung membuat Shen Yuan mengerutkan alis. Pasalnya suara itu walau halus dan tinggi tapi jelas milik laki-laki.

"Yasha! Tenang dan fokuslah! Mereka baik-baik saja!" tegur suara lain tegas terdengar saat mereka sudah hampir mencapai ruang aula.

Shen Jiu berlutut perlahan di depan pintu aula, menurunkan Kai dari gendongannya. Begitupun Shen Yuan melakukan hal yang sama.

"Pergi dan tenangkan Ibu kalian, jika ini terus berlanjut Ayah kalian akan serius merantainya di kamar nanti." tegur Shen Jiu sembari menggeleng prihatin untuk temannya di dalam sana.

Kai dan Yue mengangguk patuh. Walau sempat ragu mereka tetap melangkah masuk sembari berseru keras. "Ibunda!! Ayahanda!!"

Kedua siluman yang masih bertengkar itu langsung menoleh mendengar suara dua bocah. Yasha mengukir senyum cerah, menghela nafas lega saat dia langsung turun dari altar takhta tempat Kakaknya menghampiri dua anak nya.

"Kalian! Kenapa kalian suka sekali menghilang tiba-tiba tanpa pemberitahuan!!" omel Yasha memeluk erat Yue dan Kai. Kedua nya berguman meminta maaf sembari balas memeluk Yasha.

"Yah, kita tahu benar itu diturunkan oleh siapa." Ujar DaiZhou sembari menopang dagunya dengan satu tangan, melihat interaksi Yasha dengan dua anaknya teduh. Mata kuning cerahnya beralih kearah ambang pintu aula. "Selamat datang Lian Hua, dan juga Tuan Cermin."

Shen Jiu menunduk pelan, membalas sapaan DaiZhou. Shen Yuan juga menunduk sopan walau dia sedikit tidak nyaman dengan panggilan yang dialamatkan padanya. Keduanya memasuki aula dan barulah Shen Yuan bisa melihat wujud yang lain dengan lebih jelas.

Yasha memiliki ciri yang sekilas hampir mirip dengan Shen Jiu. Rambut putih bersih jatuh lembut hingga mata kaki, dengan di puncak kepalanya telinga segitiga berwarna putih. Jika Shen Yuan tidak memperhatikan, mungkin dia akan berpikir kalau Yasha juga adalah rubah, tapi jelas sekarang kalau Yasha memiliki telinga anjing. Perawakannya pemuda berwajah cantik nan halus tapi sikapnya ceroboh namun menarik.

Yang satu lagi, DaiZhou. Shen Yuan sebelumnya yakin kalau Luo Binghe adalah laki-laki tertampan di dunia kultivasi, tapi setelah memikirkan jika ada dunia Ghaib dan dunia-dunia lainnya yg masih banyak tidak dia ketahui. Jelas Luo Binghe kalah dengan sosok Daizhou. Dia memiliki kulit pucat nan adil dihiasi tanda ungu yang membungkus sekitar tubuhnya dan tanda bulan sabit berwarna ungu di dahi. Telinganya mirip seperti elf dihiasi anting dengan permata biru jernih membuat nya tampak bersinar diantara rambutnya yang putih bersih.

Jika Shen Jiu tidak dihitung, maka rambut Daizhou adalah rambut terbaik yang pernah di lihat oleh Shen Yuan. Dan tidak seperti Luo Binghe yang membuat orang merasa dingin karena takut dengan topengnya. Daizhou membuat siapapun dengan suka rela berlutut seakan semua hal itu adalah sesuatu yang memang seharusnya dilakukan.

Yasha mengelus kepala dua anaknya, "Lian Hua, ku kira kau akan pulang lusa. Aku tak menyangka kau akan kembali begitu cepat."

Shen Jiu mengukir senyum kecil, hampir membuat Shen Yuan berteriak karena terkejut. "Maafkan aku, apa mungkin kepulangan ku menganggu kegiatan malam Yang Mulia Dewa Barat?"

DaiZhou mendengus dingin, "Aku senang kau sadar!"

"Kakak!!" seru Yasha sebal, "Tidak apa Lian Hua, justru kau menyelamatkanku! Jika dia tetap dibiarkan aku benar-benar akan lumpuh seperti beberapa ratus tahun lalu karena nafsu bejatnya itu!"

DaiZhou mendengus dingin saat dia mengambil secara acak sebuah perkamen, menghindari tatapan tajam Adiknya. Yasha mengembalikan tatapannya pada Shen Jiu, "Ayo ayo, kenapa kita tidak ke taman dan meminum secangkir teh. Kita bisa membicarakan banyak hal disana, dan untuk anak-anak, bukankah kalian ada kelas dengan Kappa sekarang ini?"

Yue merenggek memeluk erat kaki Yasha, "Eeeeh, tapi aku ingin bersama Ibunda dan Mama~!"

Kai mengenggam tangan Shen Jiu erat, "Aku juga! Penjelasan Kappa terlalu membosankan!!"

Shen Jiu mengelus rambut Kai sayang, "Sudahlah, pergi dan jalani kelas kalian. Lagipula aku akan tinggal lama dan kita juga bisa bermain sepuasnya, nanti malam aku dan Yasha akan bernyanyi untuk kalian. Bagaimana?"

"Kau saja yang bernyanyi untuk anak-anak, Lian Hua. Yasha akan bernyanyi untukku!" titah Daizhou dingin tanpa sekalipun mengalihkan pandangannya dari perkamen di tangannya.

Shen Jiu menatap Daizhou dan Yasha bergantian, "Oh begitu, kalau begitu pastikan kalian memasang penghalang suara. Aku tidak mau mendengar nyanyian Yasha yang jelas akan merusak telinga, haha."

Shen Yuan melempar tatapannya kearah lain sembari menyembunyikan setengah wajahnya yang memerah di bawah kipas lipatnya. Dan Yasha yang wajahnya sudah memerah hingga menyamai tomat mengertakkan giginya sebal.

Shen Yuan, "Qingqiu, aku rasa kau salah paham lagi!"

Yasha tidak menahan teriakannya sama sekali, "DASAR KAKAK MESUM!!"

***

Shen Yuan menyesap teh dicangkirnya, menghirup nafas dalam saat merasakan udara bersih mengisi ruang paru-parunya. Dirinya menatap pohon cina yang menaunginya dari sinar matahari, dedaunan nya tampak bergemerisik lembut seiring angin berhembus. Percakapan antara dia, Shen Jiu dan Yasha kemarin malam masih tergiang di telinganya.

Kenyataan kenapa Yue dan Kai memanggil Yasha 'Ibunda' bukan tanpa alasan tapi memang karena Yasha lah yang memberi mereka kelahiran. Ini sedikit mengejutkan Shen Yuan karena dari bagaimanapun dia melihat Yasha adalah laki-laki tulen, walau dia cantik.

Siluman berbeda dengan manusia dan juga makhluk lainnya. Pembagian kelamin mereka tidak terbatas pada Wanita-Lelaki. Tapi di bagi atas tiga kasta. Alpha, tingkat tertinggi dan memiliki kekuatan berlimpah dan kemampuan tinggi dibanding siluman biasa. Mereka ditakdirkan sebagai dominan baik dalam keseharian mereka maupun di bidang lain. Aroma siluman Alpha biasanya lebih kuat dan menindas.

Beta, mayoritas Siluman memiliki tingkat ini. Aroma mereka ringan dan mereka adalah keberadaan yang biasa di kalangan Siluman. Bisa dibilang mereka ini masyarakat standar yang biasa-biasa saja.

Omega. Mereka sering diburu oleh siluman lain. Bukan tanpa alasan mereka diburu, Siluman di takdirkan abadi dan hanya akan mati jika mereka dibunuh oleh yang lain. Sehingga karena ini Dewa menakdirkan mereka terutama Siluman Berdarah Murni memiliki kendala dalam memperbanyak keturunan. Dan Omega, baik lelaki dan perempuan dapat memberi mereka anak.

Daizhou adalah Alpha dan Yasha adalah Omega. Mereka adalah saudara sedarah dari pihak ayah, secara pemikiran sebagai manusia, hubungan antara dua saudara jelas di kutuk keras. Tapi itu tidak berlaku bagi Siluman, mau bagaimanapun aturan mereka jelas berbeda. Terlebih, siapa yang mengira kalau dua saudara itu ternyata adalah Mate.

Pertama kali Yasha mencapai kedewasaannya dan menyadari kalau dia adalah Omega. Daizhou sangat murka dan sering kali memburu Yasha untuk kemudian dia coba bunuh. Penyebab kemurkaan Daizhou sangat wajar bagi kalangan Siluman Murni.

Pertama, Yasha adalah aib keluarga nya karena menjadi peranakan manusia. Dan saat di ketahui dia juga adalah Omega yang sering di jadikan budak karena mereka ditakdirkan memiliki fisik lebih lemah, tentu ini menambah kemurkaan Daizhou.

Yasha hidup dan dibesarkan oleh manusia sehingga dia tidak terlalu mengerti apa itu Alpha-Beta-Omega dan juga Mate sehingga saat dia bertemu Daizhou pertama kali setelah kedewasaannya dia tidak menyadari kalau alasan dia memasuki Heat secara mendadak adalah karena Daizhou adalah Alpha pasangannya.

Butuh 200 tahun lebih sampai kedua saudara itu mengakui masing-masing dari mereka adalah Mate. Dan selama waktu itu Shen Jiu yang sudah terlahir kembali hanya bisa menonton diam melihat dua anak anjing yang saling menolak tapi diam-diam mau. Shen Jiu bahkan memberi komentar, 'Aku berencana mengurung keduanya di Sangkar Emas Danau Ming jika mereka masih saling menolak saat itu.'

Dan karena Shen Jiu terlahir sebagai Siluman Rubah Bulan Perak. Yue dan Kai yang memanggilnya dengan sebutan 'Mama'. Walau Shen Jiu tidak memberi tahu Shen Yuan gender keduanya, Shen Yuan yakin kalau Shen Jiu juga terlahir sebagai Omega sama seperti Yasha.

Shen Jiu sebagai Beta? Jangan bercanda, penjahat di novel <<Proud Immortal Demon Way>> walau memang hanya digambarkan sebagai sampah tapi setelah semua lubang plot ini terisi. Shen Yuan yakin 100% kalau Shen Jiu adalah Omega. Siapa Alpha yang ditakdirkan untuknya Shen Yuan tidak mau menebak. Memikirkannya sekilas saja Shen Yuan sudah merinding.

"Haha, tapi tidak mungkin dia bukan. Lagipula pembagian Alpha dan Omega hanya ada pada kaum siluman, bukannya di kaum Iblis. Haha." Ucap Shen Yuan sembari tertawa datar. Mata hitamnya ditarik melihat Daizhou dan Yasha yang berjalan di koridor lantai dua. Keduanya tampak membahas sesuatu yang mana sepertinya Daizhou menolaknya dengan tegas tapi terus di desak oleh Yasha.

Daizhou berjalan mendahului Yasha berjalan meninggalkan Yasha di belakangnya, pemuda bertelinga anjing itu cemberut sembari menarik rambut panjangnya saat dia menggerutu mengejar Daizhou. Shen Yuan melihat mereka sampai hilang dari pandangan. Kembali pada tehnya yang mulai mendingin karena ditinggalkan cukup lama.

"Jiejie! apa yang Mama lakukan sendirian disana?" tegur Yue menarik pandangan Shen Yuan untuk melihat keatas sebuah jendela di lantai 3. Shen Yuan mengibaskan pelan kipas lipat di tangannya saat dia mengukir senyum teduh, "Hanya minum teh, Yue-er sudah selesai belajar?"

Gadis kecil itu menggeleng membuat rambut nya yang panjang indah bergerak mengikuti. "Mama sepertinya sakit jadi hari ini, jadi pembelajaran sastra kami di undur."

Mengerutkan dahinya sedikit, Shen Yuan menipiskan bibirnya. "Begitu, lalu dimana saudaramu Kai? Yue-er tidak bersama saudara laki-laki?"

"Saudara Kai pergi ke dapur kerajaan, dia bilang dia ingin memasak untuk Mama." Ujar Yue sembari mengukir senyum cerah sebelum kemudian senyum itu hilang digantikan cemberut. "Aku ingin membantu tapi Saudara Kai melarang ku masuk, dia bilang setiap kali aku memasuki dapur selalu saja ada racun baru yang tercipta."

Shen Yuan tertawa kering. Sedikit banyak dia bisa mengerti apa alasan Kai melarang Saudarinya memasuki dapur. Dan dalam hati Shen Yuan juga langsung menegaskan agar jangan sampai nanti dia memakan makanan yang di buat oleh gadis lucu itu.

Bangkit berdiri dari batu besar yang menjadi dudukanya. Shen Yuan sedikit menyapukan pakaiannya dari debu atau dedaunan yang mungkin menempel di pakaiannya. "Bagaimana kalau Yue-er aku berkunjung ke tempat Mama? Mama pasti senang karena di jengguk oleh Yue-er."

Yue mengangguk antusias. Kepala kecilnya menoleh kanan kiri melihat apa tidak ada pengawal di sekitar, setelah memastikannya tidak ada, gadis siluman itu dengan ceroboh memanjat bingkai jendela dan langsung meloncat turun. Hal ini sontak hampir membuat Shen Yuan jantungan mengingat kalau Yue meloncat bebas dari lantai tiga yang tingginya bukan main-main.

Shen Yuan menghela nafas panjang saat Yue berhasil mendarat dengan baik. Menegur gadis kecil itu sebelum kemudian mengajak yang lain untuk segera mengunjungi Shen Jiu. Shen Yuan membiarkan gadis itu menuntun jalannya. Menyusuri tiap koridor mewah hingga berakhir di sebuah taman belakang istana.

Yue melangkah dengan ringan melewati pepohonan cina yang rimbun hingga mencapai sebuah danau. Shen Yuan sedikit berguman saat melihat danau yang tampak indah dengan bunga teratai putih bergradiasi sedikit merah muda yang menghiasi danau. Mata hitamnya kemudian menangkap satu bangunan yang cukup bisa disebut sebagai rumah mewah tapi berukuran minimalis. Sekilas itu tampak seperti rumah Shen Qingqiu di puncak Qi Jing dulu, tapi bedanya rumah itu berdiri di tengah danau, bukannya di puncak gunung.

Yue berjalan riang menuju rumah itu, ketika kaki kecilnya melangkah hendak menyentuh air, daun teratai yang lebar bermunculan di setiap langkahnya. Menjadi pijakan kuat di atas permukaan danau yang tenang. Shen Yuan menatap gadis kecil itu sejenak sebelum kemudian dengan sediit ragu melangkah.

Matanya berkedip beberapa kali saat kakinya yang hampir menyentuh air mendapat pijakan berupa daun teratai yang entah bagaimana kuat menahan beratnya. Melanjutkan langkahnya, mata Shen Yuan menyapu pemandangan di permukaan danau yang tenang. Danau itu memiliki air biru jernih sehingga Shen Yuan bisa dengan jelas melihat dasar danau yang ditutupi dengan kerikil kecil.

"Jiejie, danaunya lebih dalam dari yang terlihat lho! Terakhir kali ada pengawal yang aku suruh menyelam untuk mengambil jepit rambutku yang jatuh, dia malah mati karena kehabisan nafas." Ujar Yue dari seberang dengan nada memelas.

Shen Yuan sedikit tersentak sebelum dengan senyum tenang dia kembali berjalan, sedikit lebih cepat. "Ayo ayo, bukankah Yue-er ingin menemui Mama."

Keduanya mencapai dan memasuki bangunan megah yang sama sekali tidak terlihat ada pelayan ataupun pengawal yang ditempatkan di sana. Padahal jika dilihat dari ukurannya yang bisa di bilang cukup besar, seharusnya bangunan itu memiliki setidaknya 10 pelayan kebersihan dan 20 pengawal.

Tapi mengingat siapa pemilik bangunan tersebut, Shen Yuan mengangkat bahu tidak lagi peduli.

"Mama! Mama baik-baik saja?"

Yue berseru bersemangat memasuki satu kamar yang interiornya sangat mirip dengan kamar di rumah bamboo di puncak Qin Jing. Mengedarkan pandangannya kesekitar, Shen Yuan tidak bisa membantu untuk merasa sedikit kosong karena dirinya malah semakin merindukan muridnya yang nakal.

"Yue, hati-hati lah! Mama masih butuh istirahat!!" Kai menegur saudarinya, bocah siluman itu tengah duduk di samping ranjang Shen Jiu dengan tangan memegang satu mangkuk yang sudah kosong. Tapi mencium sisa aroma makanan di udara, Shen Yuan yakin kalau Kai baru saja membuat sebuah Congge yang sangat lezat.

Dan lagi, hal ini mengingatkannya pada Luo Binghe miliknya.

Tatapannya perlahan terangkat pada sosok di atas ranjang. Shen Jiu bersandar dikepala ranjang dengan pakaian hijau pucat, surai peraknya terurai dan sebagian tersampir di bahunya. Telinga rubah dan Sembilan ekor putih berbulu lebat itu tidak terlihat digantikan dengan telinga normal yang dihiasi dengan anting rumbai merah darah. Melihat betapa kontrasnya warna itu dengan warna yang secara keseluruhan yang menyelimuti diri Shen Jiu, Shen Yuan tidak bisa untuk tidak bertanya-tanya. Apa mungkin anting-anting itu punya arti tersendiri?

Shen Jiu mengusap lembut kepala dua anak anjing itu sebelum kemudian menegur mereka lembut. Sikap ini jelas sangat berbeda drastis dengan bagaimana Shen Jiu memperlakukan murid puncak Qin Jing. Bahkan Shen Yuan curiga apa mungkin Liu Qingge ataupun Yue Qingyuan pernah diberi afeksi oleh Shen Jiu dengan selembut ini? Shen Yuan yakin kalau jawabannya 70% ; TIDAK.

Shen Yuan memilih diam melihat interaksi Shen Jiu dengan dua bocah siluman. Kai pada awalnya ingin pergi untuk memberi ruang bagi Shen Jiu untuk beristirahat, dia berencana hendak pergi mencari Ayahnya. Bagaimanapun sebagai pihak yang akan menjadi pewaris takhta, Kai jelas lebih dewasa walau umurnya masih dianggap bocah. Tapi rencana tetaplah rencana.

Yue yang bersikeras ingin tidur dengan Shen Jiu sambil dinyanyikan lagu pengantar tidur membuat Kai ragu. Pada awalnya mereka berdebat dan Shen Jiu harus menengahi dengan Kai bisa pergi dan Yue bisa tetap dengannya menemani dirinya tidur siang. Dan karena hal ini, Kai jadi diliputi perasaan tak menentu. Dia juga ingin tidur dengan Mama-nya, tapi dia juga jelas sudah diberitahu oleh Ibu-nya, Yasha, tentang kondisi Shen Jiu yang butuh banyak istirahat selama beberapa waktu.

Shen Jiu mengelus lembut rambut Yue yang membaringkan tubuh mungilnya di salah satu sisi ranjang yang kosong. Gadis kecil itu memeluk Shen Jiu manja saat dia diam-diam melempar tatapan mengejek pada saudaranya. Kai melototi saudarinya ganas, kedua tangan mungilnya mengepal erat. Menahan marah.

Shen Jiu jelas menyadari hal ini. Bagaimanapun Siluman selalu bisa mendeteksi bagaimana perasaan makhluk lain karena mereka bisa mencium aroma setiap perasaan itu. Terutama jika itu adalah aroma perasaan seorang Alpha Mutlak seperti DaiZhou dan Kai.

Shen Jiu mengukir senyum lembut, "Kai, tidak apa, aku sudah cukup beristirahat."

Kai mengerutkan alisnya, menatap Shen Jiu ragu. "Tapi, Mama masih butuh istirahat. Ibunda bilang tubuh Mama sangat rentan sekarang."

Menggeleng pelan, Shen Jiu mengulurkan satu tangannya yang bebas pada Kai. "Itu kondisi ku beberapa bulan yang lalu, sekarang sudah tidak apa. Ayo, kemarilah. Bukankah Pangeran Mahkota juga butuh tidur siang?"

Kai masih ragu saat dia memanjat naik, tapi semua itu hilang tak berbekas saat dia memeluk tubuh Shen Jiu. Menghirup nafas dalam, merasakan aroma menenangkan khas milik orang lain yang selalu membuat siapapun yang menciumnya menjadi rileks dan lebih tenang.

Shen Jiu mengelus sayang kedua bocah yang memeluknya erat, bersenandung lembut. "Bunga sakura mekar, jatuh menari ditiup angin, danau tenang kelopak indah menghiasi, sakura putih sakura merah muda, dua sakura indah menghiasi danau, kelopak lembutnya menyentuh permukaan, menenangkan hati saat air beriak,"

Shen Yuan sedikit tertegun. Tentu dia tahu kalau Shen Qingqiu Asli digambarkan sangat berbakat dan termasuk jenius ketika mencapai bidang sastra, tapi dia tidak pernah sekalipun berpikir kalau orang lain memiliki bakat dalam hal tarik suara. Shen Yuan selalu menyukai musik, tapi kebanyakan lagu yang disukai Shen Yuan adalah lagu yang bersemangat dan mengangkat suasana hati. Tapi bukan berarti dia tidak menyukai lagu yang memiliki nada yang tenang, hanya saja dia sedikit sulit menemukan lagu tenang yang cocok dengannya.

Dan lagu yang dibawakan oleh Shen Jiu entah bagaimana seratus persen cocok dengannya. Lagu itu tenang dan menenangkan hati. Baitnya berisikan keindahan alam nan kaya yang membuat Shen Yuan bahkan merasa nyaman dan sekilas seakan dia berada di tengah pepohonan sakura yang mekar itu sendiri.

Suasana dan irama ini benar-benar menyihir menenangkan hati, Shen Yuan bahkan hampir sepenuhnya melupakan tentang sebuah lirik 'lagu terkutuk' yang tidak pernah dia hapus dari kepalanya saat sekali mendengarkannya.

(A/N : Kalian pasti tahu(●'∀`●) )

Lagu yang dibawakan oleh Shen Jiu secara ajaib mengubur lagu cabul hingga kedasar pikiran Shen Yuan. Menghilangkan sementara salah satu penyebab stress terbesar Shen Yuan.

".... Sakura putih menari diatas danau, yang merah muda mengikuti lembut, mendarat jatuh di permukaan, beriak lembut muncul menenangkan,..."
.
.
.
.
.
.
Tbc~

Catatan pribadi Shen Yuan, Daftar penyebab stress terbesar :
*Resentmen of Chunsan
*Doujin2 yg diperjualkan puncak An Ding
*Buku2 lucknut karya Liu Mingyan (bagi fujo ini kitab suci)
*ANJING KECIL BINGMEI┐( ̄ヮ ̄)┌

Catatan pribadi Shen Jiu/oriShenQingqiu, Daftar penyebab amarah memuncak :
*Tempat berisik/kotor/berantakan.
*Sesuatu yg cabul
*Makanan jelek/buruk/tak enak.
*Kelebihan orang lain
*Dikatakan CANTIK padahal dia TAMPAN╮(─▽─)╭
*Shang Qinghua Asli
*Airplane Shooting Toward To The Sky
*Semua jenis iblis terutama yg 'itu'
*dll

Catatan pribadi Yasha, Daftar penyebab kelumpuhan kaki :
*Berlatih pedang di halaman, DaiZhou datang.
*Membaca sejarah panjang Tanah Barat, Tuan Tanah Barat datang.
*Berjalan-jalan di pasar bersama dua anak anjing, si Induk anjing datang menyeret kekandang.
*...
*...
*...
*
*
*
*
*
*Semua hal positif yg coba dia lakukan, Saudara nya pasti datang\(;'□`)/

++++++++

Lucy : Keluhan Yasha banyak banget yak😅, dan lagi semuanya karena Kakaknya tercinta😅😅😅

Lucy : Btw, GrandFather, aku sungguh mendukung apa yg GrandFather lakukan!!😣 bagaimanapun mereka pantas mendapatkannya!!

Jun Wu : tersenyum tampan* Terima kasih Lucy, sangat sedikit yg mau mengerti hati yg tersiksa oleh surga dan neraka ini.

Lucy : Wuwuwu, GrandFather, andaikan aku ini rajin mengetik dan otak ku banyak ide nya, aku akan membuat dunia khusus dimana kamu akan berbahagia(ToT)

Jun Wu : Tidak apa, jangan terburu. Selesaikan satu persatu atau kau akan menjadi kacau.

Lucy : GrandFather!! Aku berharap Mama Me Nian mau mendampingi mu!! (┳Д┳)

Jun Wu : tersenyum sedih* Andai wajahku masih tampan maka itu mungkin saja, tapi sekarang wajahku ini,.... Haaah, sudahlah.

Lucy : GrandFather(┳Д┳)

04 Agustus 2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top