[19] Child

***

Thed Hong, dia adalah putra ketiga keluarga Hong. Sebagai anggota termuda dan juga sebagai seorang anak dia sudah dilatih secara intensif dalam keluarganya untuk menjadi petarung FUG yang kompeten di masa depan dan diharapkan menjadi regular seperti saudara dan kerabatnya yang lain.

Begitu tinggi nya harapan para orang dewasa diberikan kepada seorang anak, Thed Hong menjalani pelatihan yang sangat tak manusia sejak dini. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain yang sebelumnya diberikan beberapa kelonggaran dalam latihan dan banyak hal memanjakan lainnya. Thed Hong tidak mendapatkan kemewahan tersebut.

Para tetua keluarganya, sebelumnya hanya ingin membuat keluarga mereka menjadi angota FUG yang kompeten dan menjadi regular yang memiliki kemampuan menjadi ranker secepatnya. Namun sekarang ini sejak kemunculan Dewa mereka, Jyu Viole Grace, mereka ingin anggota keluarga mereka dapat satu tim dengan sang Dewa yang diagung-agungkan. Namun tidak satupun dari anggota keluarga yang telah menjadi Ranker ataupun regular yang dapat mendekati sang Dewa, membuat mereka berpikir untuk mendidik para anggota keluarga yang lebih muda lebih keras lagi agar kekuatan dan kemampuan mereka dapat menarik perhatian sang Dewa.

Dan Thed adalah yang dipilih untuk memikul beban ini.

Pelatihan yang dijalani oleh anak yang baru berusia 7th tersebut terbilang sangat berat namun memang menghasilkan prestasi yang dapat diihat. Thed diusia muda telah banyak mempelajari teknik yang bahkan orang yang lebih tua darinya akan kesusahan untuk mempelajarinya.

Khun yang telah mengurus banyak segunung dokumen, melakukan inspeksi. Memeriksa secara langsung bagaimana keadaan orang-orang di penampungan. Tidak lupa dia memberitahukan bahwa mereka yang telah sehat bisa pergi jika mereka ingin dan mereka yang ingin tinggal juga diizinkan tentu mereka harus bekerja untuk bisa terus tinggal.

Mencuci pakaian dan alat makan, memasak untuk orang-orang di penampungan, bertani ataupun pergi membantu membangun kembali bangunan yang hancur. Tentu semua itu juga diberikan upah sesuai dengan berapa yang berhasil dikerjakan.

Fakta menunjukkan mayoritas para budak akan memilih untuk tetap tinggal, bagaimanapun mereka telah kehilangan tempat untuk pulang. Mereka yang pergi adalah mereka dari keluarga yang mengabdi pada FUG, dan mereka juga membawa anak-anak dari keluarga mereka masing-masing. Yang mana pada saat itu cukup membuat keributan karena mereka ingin membawa serta anak dan orang yang mereka klaim sebagai budak keluarga mereka.

"Tidak ada budak di Kota ku!" tegas Khun memandang wanita itu dingin, "Jika kau ingin pergi maka pergilah, tapi mereka, kau tidak bisa memaksa mereka untuk mengikuti mu!"

Orang yang di panggil sebagai budak tadi membungkuk berterima kasih pada Khun sambil menangis. Lega pada akhirnya berhasil lepas dari jeratan perbudakan yang telah menjeratnya selama bertahun-tahun.

Wanita itu mengendong anak keluarganya dengan marah menatap Khun, "Putra Khun! ini bukanlah Kota mu! Ini Kota para Dewa kami, FUG! Kau akan menyesali hal ini!" teriaknya melengking sebelum melangkah menuju pesawat transit yang akan mengangkut para fanatic FUG yang masih hidup ini ke lantai lain, dan terserah apakah FUG akan menjemput mereka atau tidak. Khun tidak peduli lagi.

Pada akhirnya hanya beberapa anak dari faksi FUG yang keluarganya mati di saat perang terjadi yang tetap tinggal di kota Grace yang segera akan bertukar nama.

Sungguh, 'Grace' untuk sebuah kota yang memiliki banyak sekali budak benar-benar sangat tak pantas. Bahkan setelah Khun menghapus sistem perbudakan di kota tersebut, dia masih tidak menyukai nama tersebut. Lebih baik namanya di ubah.

"Kau baik-baik saja?" tanya Novick, yang hanya dijawab gelengan pelan dari Khun.

Khun menyampirkan rambutnya kebelakang telinga, mengelus sedikit anting biru nya. "Bawa Dann bersamamu dan pastikan semua hal-hal yang berhubungan dengan FUG telah meninggalkan kota ini. Aku tidak ingin mengurus sesuatu yang masih memiliki banyak duri di dalamnya."

Novick ragu sejenak, tapi mengetahui mereka telah sampai ke Istana –bekas Gereja Viole- Novick setuju dan memberi perintah tambahan pada para pengawal yang ada.

Menghela nafas setelah akhirnya di biarkan sendiri. Khun menyandarkan dirinya lebih dalam ke kursi. Mata kobaltnya menatap datar segunung dokumen dan banyaknya angka notifikasi dari LightHouse nya. Sepertinya dia akan lembur lagi malam ini.

Malam dilantai 99 sangat sunyi namun sangat indah. Langit malamnya di penuhi bintang shinsu ynag bertaburan tampak begitu indah dan nyata, yang mungkin menjadi salah satu alasan bagi FUG untuk menjadi lantai ini sebagai tempat pendirian gereja agung mereka. bagaimanapun keindahan dan keagungan langit malam di lantai 99 telah lama terkenal sebagai yang paling menakjubkan dan digadang-gadang pemandangan langit berbintangnya sama persis dengan pemandangan langit berbintang di dunia luar Menara.

Apa yang kurang dari langit malam ini adalah tidak adanya bulan. Langit malam di lantai ini selalu di penuhi dengan taburan bintang, tapi tak pernah sekalipun salah satu benda langit yang dalam legenda menjadi cahaya paling terang di malam hari pernah di tampilkan di sini. Entah itu Administratornya yang tidak terlalu suka dengan pemandangan langit malam dengan hiasan bulan atau Administratornya hanya malam menciptakan tiruan bulan.

Yah, ada juga kemungkinan kalau Administrator tidak memiliki refrensi seperti apa bulan itu terlihat sehingga dia sengaja tak menciptakan tiruannya.

Bagaimanapun dalam legenda Menara, dalam beberapa bagian dikatakan bulan itu berbentuk cembung, beberapa lagi berbentuk sabit, garis lengkung tipis, separuh lingkaran, dan lingkaran penuh. Terlalu banyak bentuk yang disebutkan sehingga mungkin saja sang Administrator lantai pusing dan memilih menciptakan tiruan langit berbintang saja.

Indah dan sangat mudah di buat.

Cukup ciptakan langit malam dengan tirai biru gelap dan kemudian tinggal menciptakan ribuan bang shinsu kecil yang akan tampak sangat indah seperti berlian. Berkelap-kelip di gelapnya malam bak bintang sungguhan.

Khun menatap langit berbintang palsu dari jendela besar kantor nya –bekas ruangan kepala kepala pendeta gereja sebelumnya. Sinar biru menyilaukan muncul secara otomatis, membentuk dinding perisai transparan. Beberapa jarum shinsu yang jelas mengandung racun jatuh dilantai berkarpet, terpecah dan menguar menjadi gas yang jelas sama beracunnya.

Khun hanya menatap adegan itu bosan, diam-diam memberi pujian akan keterampilan anak ini dalam membuat senjata shinsu. Tapi juga mencibir karena siapa dia? Dia adalah seorang putra Khun! keluarga yang jelas terkenal dengan kelicikan dan otak mereka yang licin dan tajam. Berniat mengalahkan keluarga Khun tidak hanya membutuhkan kekuatan saja, diperlukan otak yang sama licin nya atau kalau tidak pihak lawan hanya akan menjadi sampah di sudut menara.

Dan Khun Aguero Agnis, dia adalah salah satu kebanggan keluarga Khun dan FUG benar-benar mengirim seorang anak yang belum matang untuk menghabisi nya?!

Sungguh bodoh dan gila, bahkan walau Thed memang sangat berbakat, dibandingkan dengan Ran saat di usia yang sama, Thed masih jauh di bawah.

"Kau benar-benar tak tahu kapan harus berhenti." Hela Khun malas, "Mungkin ada baiknya aku mengirimmu ke lantai lain, setidaknya dengan semua informasi yang kau kumpulkan, FUG akan menerima mu dengan tangan terbuka."

Sosok anak kecil itu perlahan keluar dari bayangannya malam, menampilkan fiturnya yang halus dan cantik. Namun ekspresi yang menghiasi wajah muda itu tidak ada bahkan tatapannya kosong seperti boneka. Tatapan yang sering Khun temukan saat dia bercermin di masa mudanya.

"Aku tak boleh gagal." Ujar Thed kosong, menyiapkan tiga bang shinsu yang segera dibentuk menjadi jarum tipis lainnya,

Sungguh mengesankan, menciptakan tiga bang di usia yang begitu muda. Khun bangkit berdiri perlahan, menon-aktifkan perisai otomatisnya. "Ini sudah berlalu tiga bulan lebih, lebih baik di akhiri segera."

Dan untuk para penjaga, dia benar-benar harus mengatur menu latihan baru untuk mereka. Sungguh ceroboh bahkan tidak dapat menyadari penyusupan yang dilakukan oleh seorang anak, bagaimana jika yang melakukannya adalah petinggi FUG atau bahkan Jyu Viole Grace sendiri? Akhir cerita hidup Khun dipastikan sudah datang!

.

.

.

~10 Bulan Kemudian~

"Wow, tempat ini menjadi jauh lebih mengesankan dari yang aku ingat!" seru Shibisu takjub.

Bangunan yang sebelumnya berwarna abu-abu gelap dengan ukiran emas yang megah di ubah menjadi warna baby blue yang lembut dan dihiasi dengan emas putih dan beberapa batuan suspendium di beberapa tempat di puncak menara bangunan. Suasana mistis dan religious hilang sudah digantikan dengan suasana yang lebih cerah dan keagungan sebuah kerajaan.

Relief-relief yang dulunya menghiasi hampir semua sudut dinding bangunan yang mana menceritakan kehebatan para Pahlawan di masa-masa lalu dan kejayaan tiap Slayer FUG. Bahkan Hatz ingat satu dinding yang dikhususkan untuk menceritakan kehebatan White. Namun sekarang dinding itu bersih polos tanpa ukiran apapun, hanya tanaman ivy yang merambat di sekitar dinding yang menambah vitalitas bangunan.

"Dia bahkan merombak lantainya..." guman Hatz sedikit kesal menatap lantai marmer yang bersih dan mengkilap.

Ketika mereka masih regular dahulu, yang mana sejak pengkhianatan Khun di Sarang. Hubungan semua orang menjadi lebih renggang terlebih Baam menjadi lebih menutup diri dan was-was. Tidak mau lagi memberi kepercayaan nya secara penuh bahkan kepada teman-teman nya. bagaimanapun Khun sendiri adalah teman yang paling dekat dengan Baam dibanding semua orang yang lain. Jadi walau ada beberapa anggota yang jengkel dengan perubahan Baam, mereka mencoba untuk memahami.

Sesekali mereka masih akan bekerja sama untuk menaiki menara bersama, dan lantai 99 adalah satu dimana mereka kembali bekerja sama setelah lama terpisah karena urusan masing-masing.

Untuk menghemat biaya, Baam mengundang Shibisu dan tim untuk tinggal di Gereja yang di siapkan oleh FUG untuk Dewa mereka. Apa yang tidak mereka duga saat itu adalah bahwa gereja itu ada untuk menyembah Baam yang mana membuat suasana cukup canggung. Terlebih saat mereka baru saja memasuki gereja, mereka langsung disambut dengan patung raksasa seorang Jyu Viole Grace.

Baam yang mungkin sudah terlalu banyak dirangsang sejak berada di dalam Menara, hanya terdiam sejenak sebelum meminta pendeta yang tampak seperti fanatic gila untuk menunjukkan jalan tempat semua orang bisa beristirahat.

Selagi mereka beristirahat disana, mereka tentu tidak akan menyia-yiakan wilayah ynag luas yang ada seperti halaman belakang gereja yang luas dimana mereka akan menggunakannya sebagai tempat untuk berlatih selagi persiapan untuk menjalani ujian lantai.

Pernah sekali, entah karena alasan apa, Administrator lantai membuat seluruh lantai diguyur oleh hujan secara tiba-tiba. Membuat semua orang kembali masuk ke gereja. Kebetulan Gereja saat itu tidak terbuka untuk umum jadi mereka beralih berlatih di aula gereja yang luas. Dan Hatz telah menggores lantai gereja dengan pedangnya beberapa kali, membuat para pendeta gereja memandangi Hatz dengan mata membunuh.

Walau akhirnya setelah beberapa kata dari Baam, para pendeta itu mengangguk patuh dan bahkan bersumpah akan membiarkan bekas pedang Hatz menghiasi lantai aula.

"Ini adalah kenangan dari sahabat sang Dewa! Tentu kita harus menjaganya!"

Hal ini membuat Shibisu cukup kerepotan untuk menghentikan Endorsi dari membuat bekas –kerusakan- lainnya di gereja.

Perhatian Shibisu kembali ke masa sekarang saat mendapati Endorsi dan Anaak datang menghampiri dengan wajah masam. "Ada apa dengan kalian?"

Anaak mendengus kesal, tidak menjawab saat dia langsung menuju meja yang menyajikan berbagai makanan. Endorsi, setelah berdecak sebak dan menggumankan beberapa kutukan akhirnya mau membuka suara. "Apa kalian tahu apa yang di lakukan si brengsek biru itu pada halaman belakang?"

Shibisu mengangkat alis, mengingat bagaimana berkeasnya dan elitnya gaya seorang Khun Aguero Agnis yang tampak seperti pangeran dari negeri dongeng. Walau secara teknis dia memanglah seorang pangeran. Pangeran dari keluarga Khun. hanya saja Keluarga Khun memiliki terlalu banyak anak sehingga gelar kebangsawanan seperti itu tidak agi terpakai dan hanya mengunakan kata Putra dan Putri saja.

"Dia mengubahnya menjadi labirin bunga? Atau taman bunga?" tebak Shibisu, nampak cukup yakin dengan kedua nya.

Endorsi memutar matanya sebal, "Aku awalnya juga berpikir begitu, bagaimanapun lihatlah bangunan ini!" seru nya sambil mengisyaratkan seluruh kemegahan dan keanggunan dari gereja yang telah di sulap menjadi Istana kerajaan. "Tapi tidak! Si Biru itu benar-benar gila kerja! Dia mengubah seluruh halaman belakang menjadi tempat berlatih para pasukannya! Bahkan di tengah pesta besar seperti ini masih ada beberapa pasukan yang bukannya berada di sini untuk berjaga tapi mereka sibuk berlatih bertempur!"

Ah baiklah. Shibisu rasa dia bisa mengerti kejengkelan Endorsi. Bagaimanapun sang Putri telah lama terobsesi menvari tempat-tempat indah dan romantic, bermimpi dapat mengajak seseorang untuk berkencan di sana. Tapi kenapa Anaak yang notebane-nya sangat suka bertarung tampak kesal juga? Bukankah seharusnya dia senang dengan penemuan mereka?

"Lalu bagaimana dengan Anaak?"

"Huh? Oh, si cebol itu. Kami tidak sengaja bertemu dengan adik di Biru tadi, dan dia benar-benar sama brengseknya dengan kakaknya, menolak tantangan Anaak." Endorsi mengibaskan rambutnya santai. "Kau lemah, bukan lawanku. Itu katanya dan langsung pergi bahkan tanpa menoleh ke belakang."

"Oh begitu, jadi Ran juga datang..."

Di tempat lain di dalam Istana, Ran membuka pintu besar di depannya. Kamar Khun. "AA, apa kau masih belum selesai?"

Khun yang tampak sibuk mendandani dua anaknya hanya ber'hum' sebagai jawaban. Mata kobaltnya bersinar setelah akhirnya menemukan pin yang cocok untuk salah satu anak.

Benar, dua anak nya.

Dengan dirinya yang sudah mendapatkan wilayahnya sendiri, urusan dengan FUG sekarang hanya terkait perihal politik tanpa ada perang senjata –walau terkadang ada tapi jarang. Uang yang sebelumnya dia takutkan kurang sekarang terus mengalir ke akun nya bahkan walau dia berbaring bermalas-malasan di tempat tidurnya seharian penuh.

Memang dia masih di sibukkan dengan dokumen-dokumen yang datang silih berganti tumpukan demi tumpukan. Tapi Khun sudah lama terbiasa dan kebal dengan kesibukan yang satu itu sehingga dia bisa menyelesaikannya dengan cepat sekarang dan tidak lagi terganggu.

Intinya, Khun sangat BOSAN!

Dan Novick dengan niat 'bercanda' mengusulkan agar Khun mengadopsi anak saja. setidaknya itu akan membuat Khun lebih teralih daripada termenung menatap jendela selama berjam-jam.

Sungguh, Novick benar-benar hanya mengatakan hal itu dengan niat bercanda, tapi sekali lagi harap kita ingat bahwa pria kekar Novick yang memiliki wajah seperti batu yang tegas sering kali membuat semua orang menganggap perkataannya serius. Dan Khun yang sedang dalam keadaan super bosan benar-benar menganggap serius perkataan Novick.

Dan yang pertama Khun incar menjadi anak adopsi nya adalah Ran. Demi wajah Novick dan usulan terkutuknya, Khun ingin mengambil Ran yang notebane-nya adalah adik satu ayahnya!!!

Penolakan keras Ran bahkan sampai mengguncang situasi di Istana Zahard. Khun Edhuan yang kebetulan lewat, niat ingin menyapa dan menganggu anak-anak nya tercinta, melihat dan mendengar apa yang terjadi, membatu di jalan. Pemimpin keluarga Khun itu terjebak dalam kerangka pikirannya sendiri selama beberapa menit sebelum menerobos kamar Zahard yang tengah menikmati tidur siangnya.

"Zahard?! Apa kekuranganku sebagai seornag Ayah sehingga anak-ku ingin menjadi ayah dari anak-ku yang lain?!" 

Zahard yang masih linglung, "......"

Hari itu, Menara di gemparkan dengan tiga perintah Zahard.

1. Kekurangan Edhuan Sebagai Ayah

2. Kelebihan Marshal Sebagai Wali Anak

3. Penderitaan Anak Khun sebagai Anak dari Edhuan

.

.

.

.

.

Tbc~

Ada yang bisa nebak dua anak yang di adopsi Khun ^^

11 August 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top