[16]

***

"Kura-kura Biru! Kenapa kau hanya diam berdiri disana?! cepat datang!!"

Khun mematung berdiri di pintu masuk kamar pribadi. Mata kobaltnya tampak menatap horror siapa-siapa saja yang ada di dalam ruangan luas tersebut.

Atas desakan Rak yang terus menerus menagih janji Khun akan segunung pisang lebih dan traktiran makan besar yang di paksakan oleh sang Buaya agar Khun lakukan. Khun harus dengan terpaska menyetujui agar mereka bertemu di sebuah resto ternama yang memiliki cukup banyak cabang di tiap lantai Menara. Restoran yang terkenal dengan makanan enak dan harga selangitnya dan juga fasilitas di mana tersedianya ruang pribadi untuk para tamu VVIP yang sudah mereservasi lebih dahulu..

Ruang VVIP itu luas dan besar, cukup untuk menampung sekelompok kecil prajurit. Dan di dalam sana, selain Rak yang tampak jengkel menunggu Kura-kura biru nya terlalu lama. Ada beberapa wajah akrab lainnya yang membuat Khun menyesal tidak membawa Ran ataupun Novick bersamanya.

Shibisu tampak mengukir senyum bodoh khasnya saat melambai ke arah Khun, disampingnya Hatz tampak mendengus marah saat mata ravennya menolak untuk menatap Khun. Endorsi dan Anaak secara mengejutkan sangat kompak tampak diam menatap Khun tajam, mereka seakan siap untuk bertarung kapan pun waktu membutuhkan. Lauroe seperti biasa tertidur. Ehwa tampak canggung memeluk Miseng duduk di samping Goseng dan Horyang.

Lalu kemudian, kehadiran lain yang membuat Khun merasa seakan dia baru saja memasuki mimpi buruk.

Wangnan yang mengukir senyum kikuk menyapa nya. Yura yang tampak menahan Rachel dari maju menusuk Khun dengan pisau di tangannya. Dan kemudian, Baam yang tampak mengukir senyum tampan di wajahnya sementara HwaRyun berdiri di belakang Baam seperti bayangan. Menatap Khun dengan sinyal memperingatkan.

Hei! Ini bukan keinginan ku juga untuk bertemu dengan Dewa-mu itu!

"Hei Khun, lama tidak jumpa!" sapa Shibisu saat Khun mengambil duduk diantara dirinya dan Wangnan, "Kau tampak sehat, ah, tapi apakah itu foundation di wajahmu? Kau pasti bekerja terlalu keras sampai kurang tidur huh?"

Khun tanpa sadar menyentuh kantung mata nya, "......"

Endorsi mendengus, "Huh! Itu bagus, terus lah bekerja sampai kau mati di meja kerja mu!"

Rachel mengangguk setuju yang kemudian menerima delikan tajam dari Endorsi. Walau memang mereka semua sudah tahu kalau semua perbuatan buruk dan pengkhianatan Rachel di masa lalu bertujuan baik untuk Baam, Endorsi masih saja membenci gadis berbintik tersebut. Alasannya tentu saja karena Baam yang makin jauh dari kejaran Endorsi.

Mata kobalt itu beralih menatap Rak tajam, tampak marah dan menyalahkan.

Rak di sisi lain tampak acuh saat kemudian memesan makanan, Ehwa yang mencoba keluar dari situasi canggung juga mengikuti jejak Rak.

Helaan nafas pelan dia keluarkan saat mencoba mengabaikan beberapa tatapan tak mengenakkan di meja tersebut. Memilih untuk ikut melihat menu yang ada, mata kobaltnya berkilat jengkel melihat hal-hal yang dipesan oleh Rak benar-benar makanan yang tak bermanfaat dengan harga selangit. "Oi Buaya! Untuk apa kau memesan makanan jenis itu? Kau bahkan tidak akan menyukai nya!"

"Hah! apa maksudmu Kura-kura Biru? Aku memesan tentu saja karena aku menyukainya! Dan apa kau tidak lihat disana!" cakar Rak menunjuk gambar makanan yang tersedia di daftar menu, "Itu pisang!"

"......" Khun membuka dan menutup mulutnya beberapa kali, tidak tahu bagaimana harus menjelaskan kalau rupa makanan tersebut tidak seperti yang mungkin di bayangkan oleh Rak rasanya. Melihat kembali kepada nilai harga makanan yang bisa dipastikan tidak akan di makan oleh Rak, Khun merasa dia baru saja membuang uang secara sia-sia.

"Kenapa kau begitu perhitungan? Kau kan kaya dan memiliki banyak uang, apa salahnya dengan membiarkan kami memesan apa yang kami inginkan?" gerutu Hatz saat menutup matanya terhadap harga mi soba pesanannnya.

"Aku tidak akan mempermasalahkan jika kalian bisa menghabiskannya tanpa sisa!" desis si Biru kesal.

"Kau memandang rendah kami, Kura-kura Biru!"

Ketika makanan yang dipesan sudah terhidang didepan dan mereka semua dengan gembira mulai menyantap makanan mereka. Khun memotong steak di piringnya saat mata Kobaltnya memandang cemooh pada Rak yang tampak seakan ingin memuntahkan makanannya. "Buaya, apa kau tahu berapa point yang baru saja kau muntahkan, hm?"

Meminum segelas air yang diberikan oleh Goseng kepadanya hingga tandas, mata vermilionnya menatap tak suka segunung makanan yang berhiaskan ornament mirip pisang. "Aku ingin memesan makanan yang lain! Kura-kura Hitam, apakah mekanan itu enak?"

Khun, "Oi! Habiskan makanan itu!"

Baam, "Yang ini enak, Rak, kau bisa memesannya juga."

Rak dengan mudah memesan makanan yang sama dengan Baam. Dia juga menanyakan makanan milik Wangnan dan yang lain, dan kemudian ikut memesan lagi. Khun memutar matanya malas, dia sudah lelah untuk mengingatkan sang Buaya yang bahkan tidak mendengarkan dirinya.

"Tch, harga nya saja yang mahal tapi rasanya seperti sampah!" Rak menggeser makanan yang di pesannya muak.

"Kau saja yang tidak mendengarkan nasihat ku tadi."

Rachel mendengus, "Memangnya siapa juga yang mau mendengarkan nasihat mu? Siapa yang tahu nasihat itu akan mengarahkan kami ke kematian atau kemana."

"Rachel, kau makan belepotan." Baam mengingatkan sambil menawarkan tissue.

Beberapa jumah piring yang dipesan oleh Rak pertama kali pada akhirnya menjadi hal terakhir yang tersisa utuh di atas meja diantara piring-piring kosong. Wangnan yang tahu berapa harga makanan itu pada awalnya mencoba menjadi suka relawan, tapi dia sama akhirnya tidak bisa bertahan bahkan setelah dua suapan.

Shibisu dengan mudah menarik semua orang kedalam pesta minum. Memesan wine dan minuman keras dengan harga tinggi dan berkualitas yang tidak biasanya mereka miliki.

Pertengkaran antara dia dan Hatz pada akhirnya tidak terelakkan. Mereka hampir saling bertukar serangan dengan pisau makan sebagai senjata. Mungkin mereka akan saling bertempur jika saja Baam tidak mengendalikan konsentrasi shinsu di sana hingga menyebabkan semua orang tidak memiliki kemampuan untuk bertarung penuh.

Endorsi juga yang emosinya sudah sejak awal tidak baik, dan juga ketidak puasan yang dia miliki terhadap Khun. Dalam keadaan setengah mabuknya, melempar botol wine kosong pada Khun yang berhasil di tahan oleh barrier Lighthouse secara tepat waktu. Rachel terus mengumankan kutukan dan juga segala macam keburukan Khun dalam mabuknya. Shibisu mencoba menengahi keadaan yang kacau, tapi dirinya sendiri juga mabuk dan pada akhirnya tidak bisa menahan semua keluhan yang dia rasakan.

Khun terhuyung keluar dari kamar pribadi yang mereka tempati, berniat pergi ke toilet untuk menjernihkan sedikit pikirannya yang kabur. HwaRyun duduk di sudut ruangan ynag dipenuhi dengan orang mabuk. Mata merah delimanya menatap tajam kepergian sang Marshal muda. Menghela nafas saat Dewa- nya mengikuti kepergian si Biru.

Aliran air dingin jatuh dari keran dengan suara yang memekakkan telinga di keheningan. Sapuan dingin air yang membasahi wajah nya membuat pikiran Khun jadi lebih jernih.

Dia menatap lama pantulan dirinya di cermin. Memikirkan kembali bagaimana kacau dan hancurnya reuni tak terencana yang di sebabkan oleh Rak ini. Memikirkan kembali bagaimana semua mantan temannya yang menaiki menara di paruh pertama pertualangannya.

Tawa kecil keluar dari kedua bibir merah mudanya. Menertawakan betapa ironis dan penuh tragedinya hubungan dia bersama dengan orang lain.

Ceklek-

Suara pintu terbuka dan tertutup terdengar tapi tidak dia indahkan, bagaimanapun toilet itu adalah tempat publik, tidak heran jika ada orang lain yang datang. Dia merapikan penampilannya saat kemudian kembali menatap cermin. Terkejut melihat pantulan cerminan Baam di belakangnya.

Panik melandanya saat kemudian dia mencoba menenangkan diri. Menatap kearah lain mencoba mengabaikan kehadiran sang Irregular. Dia baru saja hendak pergi keluar saat lengannya di tahan kuat, kepalanya tersentak menoleh menatap Baam. Udara terasa seperti diperas keluar dari paru-paru nya saat mata emas cair itu menatapnya intens. "Apa mau mu?" ujarnya mencoba tetap bersikap tenang, menyembunyikan kepanikannya.

Sang Irregular menelengkan sedikit kepalanya saat menatap Khun lamat, "Aku hanya ingin memeriksa keadaanmu, kau tampak tidak terlalu baik." Tubuh Khun menegang saat tangan Baam yang bebas bergerak, mengusap daerah di bawah matanya. Mata emas melihat zat riasan yang menempel di jemari nya sebelum kemudian beralih kembali menatap Khun. "Kau bekerja terlalu banyak, itu tidak terlalu baik untuk tubuh mu."

"Terima kasih atas perhatianmu, Tuan Viole, tapi sungguh sebagai musuhku kau tidak seharusnya berlaku seperti itu." menepis sentuhan Baam, mata kobalt itu kembali pada ketajaman nya yang biasa. Efek alcohol yang sebelumnya cukup membuat otaknya berkabut sudah mulai menghilang. "Jika tidak ada yang lain, aku akan segera pergi."

"Pergi begitu saja?" Baam sekali lagi menghentikan Khun, tahu bahwa yang dimaksud oleh si biru adalah untuk pergi ke markasnya, bukan ke kamar pribadi tempat teman-teman mereka yang lain masih berada. "Kau tidak akan berkumpul lebih lama dengan yang lain? bagaimanapun kita sudah lama tidak berkumpul bersama seperti ini."

Khun memutar matanya malas saat mendengus jengkel, "Aku sibuk, terima kasih pada semua rekan FUG sialan mu itu, aku memiliki lebih dan lebih banyak pekerjaan tiap hari nya!"

BLAM-

Tangan sang irregular bergerak kurang cepat kali ini, hanya menangkap udara kosong saat hendak menghentikan Khun pergi. Dia terdiam menatap pintu yang sudah tertutup. "Setidaknya kau bisa memberi ucapan perpisahan, 'sampai jumpa' atau semacamnya..."

Satu tangannya yang tadi menyentuh Khun terangkat. Membawanya ke bawah hidung, Baam dapat mencium aroma harum foundation dan aroma khas milik si Biru. Memikirkan kembali kulit hitam yang tersembunyi di bawah riasan itu, alis tipis Baam bertaut tak senang memikirkan kalau sekarang Khun memiliki mata panda karena terlalu banyak bekerja.

"Haa-, dia harus beristirahat lebih banyak."

.

.

.

Tbc~

Hai semua, masih adakah yang nungguin cerita ff ini?!

Kalau ada makasih banget dan maaf aku orangnya males dan jarang update. Mungkin kalau dikasih vote dan banyak komen bisa bikin aku lebih semangat, siapa tahu mungkin😂

Btw sekalian aku mau promo oneshot BaamKhun aku, baru sore tadi aku publish, masih anget jadi ayo semua mampir dan beri vote dan ramein komennya dong😂

Mampir yak💕💕💕

12 Januari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top