Love Out Of Neglect #ExtraChap

***

Sinar bintang yang menjadi surya di orbit itu menyorot masuk melalui jendela-jendela. Partikel-partikel kecil debu tampak melayang lembut dari nya. Suasana sebuah bunker yang terletak di atas sebuah tebing yang menjorok ke lautan tersebut sepi dan damai. Hanya sebuah desing lembut dari beberapa mesin dan robot yang bekerja.

Ehwa meregangkan tubuhnya. Memakai pakaian ketat khusus olahraga untuk melakukan olahraga paginya. Dia baru saja hendak melangkah keluar saat suara dering pertanda tamu datang terdengar.

Mayoritas semua orang masih tertidur di pagi ini terlebih ini adalah hari libur yang jarang mereka dapatkan. Ehwa dengan enggan datang menyambut tamu tak di undang.

"Oh, ini kau Putri Yeon." Cibir Endorsi saat melihat adalah Ehwa yang menyambut kedatangannya. Tanpa menunggu balasan, sang Putri langsung menerobos masuk sambil mengibaskan rambut coklatnya yang cantik. "Dimana Baam? Menginngat saat masih di kamp militer, dia seharusnya sudah bangun."

Ehwa mendengus, jelas marah dengan sang Putri yang memamerkan bagaimana dia lebih dekat dengan Baam. "Jenderal Baam masih beristirahat, menganggu agar anda menunggu lebih lama ku rasa."

"Oh, kalau begitu aku akan membangunkan nya."

"A-Apa?" Ehwa tercenggang, "Apa maksud anda?! Tidak tahukah anda tentang sopan santun?"

Memutar mata malas, "Apa yang salah? Aku hanya mencoba bersikap sebagai calon pasangan yang baik."

"Pasangan?" Ehwa mengejek.

Mereka berdua adalah Alpha yang berasal dari keluarga yang sama tersohor nya di Bintang Kekaisaran. Sejak awal berita tentang identitas Baam sebagai Ancient Alpha tersebar, keduanya dan beberapa Alpha lainnya sudah terlibat dalam kompetisi untuk menarik perhatian sang Ancient Alpha. Bahkan setelah Baam di konfirmasi mengambil Khun Aguero Agnis sebagai mate –nya. Mereka masih tidak mundur sebab bukan hal aneh bagi Ancient Alpha untuk memiliki lebih dari satu pasangan.

Khun Edhuan adalah bukti nyata dari hal ini.

Baam baru saja selesai mengatur sarapan di sebuah nampan. Hendak membawa nya pada Sang Omega Biru kesayangannya saat dia mendengar percecokan dua gadis alpha di penghujung koridor.

Senyum di wajahnya luntur saat mengetahui pasti apa inti dari percecokan keduanya. Cukup sudah! Dia sudah muak dengan semua Alpha yang mencoba mengejar dan menarik minatnya. Terlebih sejak gender Khun sebagai seorang Omega tersebar, beberapa Omega lainnya juga bergabung dalam gerakan untuk menarik minatnya.

Hell! Mertua nya memanglah seorang Pria Hedonis yang dengan senang hati menerima siapapun yang secara suka rela menawarkan diri mereka. Tapi Baam jelas bukan!

Dia pada dasarnya adalah individu egois yang tidak ingin berbagi apa yang menjadi milik pribadi nya dan juga tidak ingin membagi perasaannya sendiri. Dia seutuhnya ingin memiliki dan dimiliki!

"Jenderal Baam?"

Baam mengukir senyum menyapa Wangnan, "Pagi opsir Wangnan, aku akan merepotkan mu untuk mengurus keduanya."

Alpha pirang itu menyanggupi sambil memberi hormat. Memperhatikan saat Baam dengan mudah mengambil jalan lain menuju kamar nya. Kamar tempat Baam dan Khun berbagi.

Mata kuning nya meredup terlebih saat mendengar percecokan dua gadis alpha yang sekarang bertambah dengan Prince yang juga tidak mau kalah. Seorang Ancient Alpha adalah ras yang bebas, bahkan mereka di bebaskan memiliki lebih dari satu pasangan. Tapi itu lain halnya dengan para Omega. Mereka ditakdirkan untuk memiliki hanya satu pasangan se-umur hidup.

Wangnan menjadi iri. Ehwa dan yang lain masih memiliki kesempatan untuk berjuang menjadikan Baam pasangan mereka. Tapi dirinya sepenuhnya tidak memiliki jalan lain. Bahkan jika suatu hari nanti Baam di paksa terpisah dari Khun, Khun yang seorang Omega tetap tidak akan pernah bisa menjadi miliknya atau siapapun.

Pintu metal itu berdesing lembut saat terbuka dan tertutup. Baam menghirup nafas dalam, menikmati aroma feromon pasangannya membuat mood-nya yang sebelumnya jatuh kembali terangkat.

Khun tampak bersandar malas di sofa besar. Memakai kaus oblong putih dipadukan dengan cardigan biru tua yang senada dengan manic kobaltnya. Kedua kakinya di silangkan saat dia membaca sebuah buku tebal di pangkuannya. Buku kertas yang sudah sangat langka di masa antarbintang ini berhasil memikat minat sang Omega yang tengah hamil, membuat Shibisu yang walau penuh dengan rasa kekecewaan karena tidak mengetahui lebih awal tentang masalah Baam dan Khun, meminjamkan setumpuk buku kertas koleksinya.

"Aguero, aku membawakan sarapan untuk mu."

Omega biru itu bersenandung pelan. Memberi bookmark pada halaman yang di bacanya sebelum menoleh, memperhatikan makanan yang di bawa oleh sang Alpha. "Kau memasak?"

Senyum sang Alpha merekah, "Ya, sejujurnya ini resep ku sendiri, ku harap kau menyukainya."

Mengambil sendok yang di tawarkan. Wajah Baam makin melembut saat sang Omega tanpa ragu memakan satu suapan.

Sejak Khun di pastikan tengah mengandung, sang Omega biru di paksa untuk cuti oleh baik Ayah dan atasannya. Dia juga di turunkan pangkatnya dari seorang jenderal satu kompi menjadi wakil jenderal, di pindahkan ke kompi tempat Baam berada. Dan tentu nya Khun juga harus pindah ke bunker tempat Baam dan kompinya.

Walau di paksa untuk mengambil cuti, Khun jelas bukan orang yang senang bermalas-malasan. Pada akhirnya sang Omega tetap ngotot membantu Baam mengurus mengatur pasukan yang ternyata hanya sekelompok anak muda yang tidak memiliki banyak pengalaman di medan perang. Baam terlalu memanjakan mereka sehingga mereka pada dasarnya hanya diam di posisi masing-masing saat Baam di haruskan melawan para musuh.

Dia tentu tidak akan membahayakan diri dengan bekerja keras. Cukup menjadi tukang suruh dan mengurus menu pelatihan pasukan yang ada, bagi Khun itu lebih dari cukup dari pada harus duduk diam seperti omega yang jinak.

Sejak awal Baam tahu kalau Khun adalah orang yang kuat. Sebagai Omega sendiri, Khun memiliki mental sekuat dan setinggi para Alpha. Dia terlalu rasional untuk seorang Omega yang terkenal sentimental. Jelas dia sama sekali tidak memikirkan banyak hal tentang hubungan mate mereka yang membuat Baam kadang frustasi. Tapi semakin berlalu nya waktu dan dengan Khun yang tinggal bersamanya, Baam memiliki lebih banyak kesempatan untuk memberi sang Omega semua afeksi yang selalu ingin Baam berikan.

Perlahan membuat Khun menjadi lebih terbuka dan Baam tahu, omega nya mulai membuka perasaannya.

"Ini enak, kau benar-benar berbakat." Ujar Khun tulus, mengukir senyum kecil yang akhir-akhir ini mulai menghiasi interaksi mereka. "Kau benar-benar meracik resep ini sendiri? Luar biasa."

"Aku senang kau menyukai nya, aku masih memiliki resep lain yang ingin aku coba, harus merepotkan mu untuk menjadi pencicip rasa." Lagipula aku hanya ingin kau menjadi yang pertama mencoba mereka.

"Tentu, selama kau tidak menambahkan hal yang aneh-aneh lagi pada kedalamnya." Khun menyindir Baam yang terkadang memiliki kebiasaan mencampurkan obat-obatan kedalam makanan nya. Seperti ketika pada minggu pertama Khun tinggal di bunker, dia yang masih mencoba beradaptasi dengan tempat baru menolak untuk berhubungan sejenak yang mana membuat sang Alpha menggila mencampur obat perangsang kedalam makan malam Khun.

"Ah, aku tidak bisa menjanjikan." Ujar Baam santai, sama sekali tidak merasa bersalah.

Mata emasnya jatuh ke perut Khun yang mulai mengembung, meratakan telapak tangannya di sana. Dia tersenyum sayang memikirkan kalau ada kehidupan kecil yang menjadi buah hati nya, hidup dan berkembang di rahim orang yang dicintainya.

"Aku sangat senang, kali ini berhasil." Guman Baam pelan.

"......"

Khun tampaknya tidak ingin mengangkat topik tentang dirinya yang mengambil obat fertile tanpa sepengetahuan sang Alpha. Memilih diam menyantap makanannya sendiri saat dia membiarkan Baam mengelus perutnya sayang. Baam juga tidak ingin membuat mood Khun turun dengan membawa kembali masalah lama, jadi dia membiarkan saja semuanya berlalu. Lagipula ini tidak seperti Khun melakukan perbuatan aborsi yang membunuh anak mereka.

Khun pada dasarnya hanya melakukan program KB tanpa se-pengetahuan Baam saja.

Diam-diam Khun mencuri lirik pada sang Alpha nya. Dia selalu sadar kalau Baam adalah orang yang sangat menarik di mata. Semua orang di seluruh Antar Bintang Kekaisaran pasti akan mengakui betapa tampan dan menawannya sang Ancient Alpha pemilik manic emas di hadapannya ini. Terlebih sejak Baam menyelesaikan rut pertama nya yang merupakan puncak kedewasaan nya sebagai Alpha. Baam tampak terlahir kembali menjadi orang yang lebih menawan dari yang biasanya.

Tidak, mungkin itu hanya imajinasi ku karena pengaruh hamil saja. Atau sisi Omega ku yang berulah...

Ah, itu mungkin saja karena dia akan menjadi seorang ayah.

"Aguero, kau tidak harus sampai memakan sendok mu, kau tahu." Tawa lembut sang Alpha membuyarkan lamunan Khun.

Dirinya tersentak saat mengeluarkan sendok perak dari mulutnya. Warna merah menyebar di wajahnya saat melihat ada lengkungan yang tidak seharusnya ada di permukaan sendok tersebut. Baam tertawa pelan saat menyandarkan dirinya, membenturkan hidungnya lembut ke hidung Khun. Ah dia mulai bersikap kekanak-kanakan lagi...

"Diam Baam, berhenti tertawa!" ketus Khun cemberut saat Baam masih tetap saja tertawa.

Menggelengkan kepalanya pelan, saling mengesekkan hidung mereka. Mata bundar sang Alpha melengkung seperti bulan sabit saat tersenyum geli. "Ah mate-ku manis sekali~ aku ingin memakannya."

"A-apa? Tidak! Kau sudah melakukannya semalam! Jangan lagi!" seru Khun langsung mencoba mendorong sang Alpha menjauh. "Baam, aku sedang hamil!"

Memberi kecupan lembut di sepanjang rahang si Biru, Baam bersenandung pelan. "Dokter bilang kita masih bisa melakukan hubungan intim saat kau hamil selama aku berhati-hati. Jadi aman~"

"Aman untuk janin-nya! Tapi tidak aman untuk batasan stamina ku!"

-----

Suara derap langkah kaki terdengar bergema di koridor. Suara nya detak sepatu sang Putri terdengar begitu mendominasi saat suara langkah tergesa lainnya mengikuti di belakang.

"Endorsi! Kau tidak seharusnya melakukan hal ini!" teriak Wangnan dari belakang mencoba menghentikan. "Jenderal Baam akan datang menemui mu di ruang tamu, jadi kau tidak seharusnya..."

"Diam lah! Apa yang salah dengan diriku menyapa dia lebih dulu?!" bentak Endorsi mengirimkan tatapan memperingatkan pada Wangnan.

"Tentu kau salah! Apa menurutmu ini adalah hal yang seharusnya di lakukan saat proses pendekatan? Mate nya sedang hamil saat ini!" Ehwa sedikit mengeram saat mengungkit keadaan Khun, jelas menahan cemburu.

"Huh! Kau harus bercermin, Alpha Yeon!"

Langkahnya terhenti dengan mantap di salah satu pintu metal. Memperbaiki aura di sekitarnya saat senyum menawan di wajahnya terukir. "Hei Baam! Aku datang untuk berkun—"

"......"

"......"

"KELUAR KALIAN SEMUA! DASAR KUMPULAN ALPHA SIALAN!!"

.

.

.

Akraptor menautkan alisnya bingung. Suasana sarapan pagi ini entah kenapa begitu tegang. Semua orang tampak nya berusaha untuk tidak membuat suara berlebih. Ehwa tampak gemetar di kursinya hampir tidak berhasil mengangkat sendok makanannya. Prince tampak menguman kan sesuatu sambil menggigit kuku jarinya. Dan kemudian tamu tak diundang, Endorsi tampak menyantap makanannya dengan marah walau sebisa mungkin mencoba untuk tetap tenang.

Menendang kaki Wangnan di bawah meja, Akraptor bersandar lebih dekat untuk berbisik. "Apa yang terjadi?"

Wangnan tampak lesu, menggeleng lemah. Senyum di wajah si Alpha pirang itu tampak redup saat dia terlihat tidak memiliki gairah hidup. Aneh, dia seperti Alpha yang baru di tinggal mati mate-nya saja.

Saat dua orang pemimpin mereka memasuki ruangan, barulah Akraptor mendapatkan pencerahan.

Ah, mereka membuat Wakil Jenderal marah, dan tentu Jenderal sendiri akan ikut marah.

Khun hanya memberi sekelompok Alpha tersebut tatapan tajam nan dingin sebelum berbelok ke ruang kerja nya sendiri. Baam di sisi lain tinggal lebih lama, menatap semua orang dengan tatapan datar yang membuat Akraptor teringat potret Baam saat masih menjadi seorang Slayer FUG, Jyu Viole Grace.

"Aku pikir, kita semua di sini selalu mengetahui apa itu tata karma baik dalam bertamu dan lainnya." Suara Baam terdengar tanpa nada, tidak dingin ataupun panas, benar-benar sama sekali tidak membawa jejak emosi apapun. "Nona Endorsi, aku akan sangat menghargai kalau kau bisa bersikap selayaknya tamu. Bagaimanapun itu tidak sopan bagi mu untuk menerobos masuk begitu saja, apalagi kedalam kamar ku tanpa mengetuk."

Endorsi mengenggam peralatan makannya hingga bengkok. "Baam, aku—"

"Dan aku akan sangat berterima kasih jika kau bisa membuat janji terlebih dahulu jika ingin datang berkunjung." Potong Baam acuh. "Bagaimanapun ini adalah salah satu markas militer, jelas bukan tempat yang bisa kau kunjungi semau-mu. Sebagai seorang putri Zahard, seharusnya kau memiliki kesadaran ini."

"......"

Mata emas itu kemudian jatuh pada Ehwa dan Prince, menetap lebih lama saat menatap Wangnan. "Dan juga, pergi ke WorkShop dan hapus ingatan tentang apa yang kalian lihat tadi."

"Eh?" Wangnan membeo, sekelibat ingatan tentang keadaan kacau Biru tertentu terlintas di pikirannya. "Jenderal Baam..."

"Pergi ke sana atau aku akan menghantam kepala kalian ke lantai hingga kalian lupa!"

.

.

.

Apa yang terjadi di bunker Baam pada dasarnya cepat sekali tersebar ke seluruh jaringan StarNet. Endorsi sebagai Putri Zahard yang juga sering terjun ke dunia entertaimen adalah public figure yang paling di minati dan di soroti oleh semua orang. Dan tentu tentang kunjungannya ke Bunker tempat sang Ancient Alpha muda yang tengah menjadi perbincangan hangat sama sekali tidak luput dari pengawasan para pengejar berita.

Dengan sikap arogan dan penuh dominan khas seorang alpha, dan juga dengan perawakannya yang sangat cantik. Endorsi menjadi Putri Zahard yang paling di minati oleh banyak orang jika dibandingkan dengan para Putri lainnya. Hal ini tentu karena selain berada di kemiliteran, Endorsi juga turun sebagai seorang selebritis.

Dengan banyaknya rumor yang beredar akan kedekatan sang Alpha wanita dengan Ancient Alpha Baam sejak di kamp militer. Jelas semua orang berasumsi kalau sang Alpha Wanita akan menjadi kandidat mate paling berpotensi untuk Baam.

Fakta bahwa Khun Aguero Agnis yang di pilih menjadi mate memang mengejutkan banyak orang. Terlebih dengan identitas aslinya sebagai seorang Omega yang mana memicu banyak ketidak puasan dari para prajurit Alpha yang selama ini menjadi bawahan si Biru. Ego mereka yang tinggi seketika terluka ketika menyadari bahwa selama ini mereka di perintah dan di tekan oleh seorang Omega.

Faktor tambahan yang membuat para Alpha yang belum memiliki pasangan menjadi lebih keras kepala untuk menarik Baam sebagai mate mereka.

Lalu kenapa kalau Baam sudah memiliki mate? Sebagai Ancient Alpha tentu dia tidak akan mudah di puaskan terlebih dengan Omega yang terkenal lemah. Khun Aguero Agnis adalah Omega, dan tidak peduli sekuat apa dia dibandingkan Omega pada umumnya. Tentu dia tidak akan bisa terus mengimbangi Baam yang seorang Ancient Alpha.

Pada akhirnya sang Ancient Alpha itu akan mengambil orang lain sebagai pasangan juga. Dan saat itu terjadi, menyingkirkan sang Omega biru yang telah menginjak harga diri para alpha bukanlah mimpi siang bolong.

Setidaknya itu adalah apa yang di pikirkan oleh para Alpha dan beberapa pihak lainnya sampai kemudian apa yang terjadi di bunker menyebar cepat.

Endorsi yang terkenal sebagai Alpha Wanita yang kuat dan tidak mudah di kalahkan mendadak jatuh dalam keadaan drop down. Hal yang biasanya terjadi pada para Alpha ketika mereka berada di titik paling terburuk mereka. Yang mengejutkan ternyata itu adalah karena Baam yang menekan sang Putri dengan feromonnya dalam kemarahan karena sang Putri merendahkan Khun di depan Baam saat pertemuan siang nya.

Di hari yang sama juga sekelompok prajurit yang sebelumnya di kirim untuk menarik perhatian Baam malah di kirimkan ke WorkShop untuk mengikuti prosedur penghapusan ingatan. Pihak WorkShop bahkan sama sekali tidak memiliki niat untuk menutupi saat mereka dengan wajah semi serius memberi tahu kalau para prajurit itu tidak sengaja melihat beberapa bagian tubuh sang Bintang Biru.

Semua orang menjadi heboh sejenak. Merasa kalau tindakan Baam agak terlalu jauh.

StarNet di sibukkan dengan topic ini sampai kemudian di salah satu variety Show dimana Gustang, selaku Pemimpin Keluarga Poe Bi Dau yang juga merupakan Profesor ternama di seantero Bintang Kekaisaran menjadi salah satu tamu.

Topic pembahasan mereka awalnya berkisar tentang FUG dan sistem bintang baru yang ditemukan. Tiba-tiba saja berbelok tajam saat salah satu penonton yang mendapat kesempatan bertanya mengungkit perihal sikap Baam ke permukaan.

"Ancient Alpha adalah ras yang bebas, itu memang benar, tapi mereka juga unik. Masing-masing dari Ancient Alpha berbeda dan eksentrik dalam cara sendiri, kau tidak akan pernah bisa memakai aturan yang sama antara satu Ancient Alpha dengan Ancient Alpha lain." jelas Gustang serius.

"Edhuan mungkin adalah Ancient Alpha yang menerima semua orang dengan senang hati sebagai pasangan, tapi bukankah Zahard tidak begitu. Malahan Zahard memilih untuk sendiri. Dan Baam 25th jelas bukanlah keduanya. Dia memiliki keunikannya sendiri dan jika kau bertanya pada ku, menganggu Ancient Alpha muda itu dengan mate nya adalah hal terbodoh di semesta."

Setelah semua ini, jaringan StarNet terlibat dalam keheningan sejenak. Beberapa jelas tidak percaya jika Baam hanya akan mengambil satu pasangan saja mengingat Edhuan yang bahkan sampai sekarang jumlah haremnya terus bertambah. Beberapa lainnya mengatakan hal tersebut bisa saja terjadi. Melirik kembali ke masa lalu di mana para Ancient Alpha hanya memilih satu mate saja.

Hal ini di tepis segera. Mengatakan para Ancient Alpha di masa lalu hanya memilih satu mate dengan mate mereka itu adalah Alpha. Tidak ada satupun yang Ancient Alpha yang terikat dengan Omega yang bisa bertahan hanya dengan satu orang saja.

Segera hal ini juga di tepis oleh Shibisu yang atas izin Baam memberitahukan kebenaran lain. Tentang orang tua Baam yang adalah Ancient Alpha dan Omega yang tetap bersama tanpa adanya tambahan pihak ketiga keempat dan seterusnya. Bukti tak terbantahkan kalau Ancient Alpha tidak harus mengambil pasangan lain dan Omega dapat bertahan bersama Ancient Alpha.

Alasan kenapa para Omega di masa lalu tidak bisa bertahan, itu tergantung pada sang Ancient Alpha dalam merawat Omega nya. Bukan karena Omega nya yang lemah.

Jemari panjangnya yang ramping menyisir lembut helaian biru keperakan. Senandung pelan tidak berhenti dia gumankan saat tangan yang lain membelai tubuh lemas orang lain dengan lembut. Khun mengerang malas merasakan sentuhan Baam, bersandar pada tubuh sang Alpha. Keduanya berbaring malas setelah aktivitas panas mereka beberapa waktu lalu.

"Bunker akhir-akhir ini sepi sekali, tidak ada lagi tamu tak diundang yang datang." Ujar Khun yang suara nya sedikit parau.

"Hmm, bukankah lebih baik begini? Atau kau merasa tidak puas karena waktu menyendiri mu hilang, hm?" sindir Baam akan Khun yang terkadang selalu mencari waktu untuk sendiri saat Baam diharuskan mengurus para peminatnya yang berdatangan.

"Apa kau berniat mengambil pasangan lain?" tanya Khun. Karena posisi nya, Baam tidak tahu ekspresi apa yang sekarang tengah Omega nya pakai. Tapi Baam tahu kalau Khun merasa tidak aman akan sesuatu.

Menanamkan ciuman lembut di sepanjang bahu Khun, Baam menarik Omega biru nya lebih dekat. "Kenapa aku harus? Aku sudah memiliki mu."

"... tapi kau bebas untuk itu..."

"Kau ingin aku mengambil pasangan lain?"

"......"

Alis Baam bertaut tidak nyaman dengan keheningan yang ada. "Aguero..."

Khun berbalik tiba-tiba, menangkap Baam lengah. Sang Alpha benar-benar tidak siap saat Khun menerkam lehernya, memberi gigitan kuat hingga Baam bahkan bisa merasakan dagingnya robek.

"Karena kau menjadikan aku milik mu," mata kobalt itu berkilat berbahaya saat bibirnya penuh dengan darah. "Maka kau juga harus menjadi milik ku!"

Tertegun sejenak sampai seringai lebar terukir di parasnya. Orb emasnya bersinar saat dia menekan sang Omega kembali ke tempat tidur.

"Itu yang aku mau, Aguero~"

.

.

.

Di salah satu sistem bintang, dimana bebatuan angkasanya melayang dengan jarak sempit dan daya tarik gravitasi yang tidak stabil. Di tambah dengan suhu di sana yang cukup panas dan susahnya mendapatkan pasokan makanan.

Sebuah bangunan besar yang terbuat dari logam khusus di bangun di salah satu asteroid paling besar di sana. Penjara yang khusus dibangun untuk para penjahat ataupun terpidana paling berbahaya di Bintang Kekaisaran. Dengan keamanan yang super ketat yang tidak akan mungkin bisa di tembus begitu mudahnya.

Langkah kaki berlapis sepatu boot tebal itu terdengar bergema di koridor yang sepi. Suara degung mesin dan gerakan lembut dari lensa kamera pengintai mengikuti langkah sosok yang memakai atribut serba hitam tersebut. Para prajurit yang bertugas mengawas di ruang pengawasan tampak serius mendalami pekerjaan mereka.

Sosok itu menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu metal raksasa. Mengangkat pandangannya kearah kamera pengintai di atas pintu tersebut. Diruang pengawas, seorang pria dengan tubuh besar dan kekar yang tampaknya adalah pemimpin di sana memberi arahan, "Buka pintu nya!"

KLEK

DANG

Pintu besar itu megeluarkan bunyi yang cukup keras saat semua mekanisme kunci terbuka. Bergeser perlahan hanya memberi celah yang cukup untuk dua orang masuk kesana.

Baam memasuki ruangan itu dengan langkah tegas. Cahaya lampu yang sebelumnya di matikan kembali hidup, menerangi ruangan luas di sana. Mata emasnya dengan segera terangkat menatap lekat sosok yang sekarang tengah di tahan di atas sebuah pilar dengan berbagai laser berwarna cerah menahan tubuh kurusnya.

"Viole, murid ku sayang, kau akhirnya datang berkunjung."

Senyum di wajah pemuda Brunette itu terukir saat menyapa sosok yang tengah terkekang saat ini. "Guru, anda tampak baik di sini."

Sosok yang di sebut sebagai guru tak lain tak bukan adalah Ha Jinsung. Mentor Baam selama berada di FUG. Pria yang merupakan anggota Keluarga Ha yang membelot dan bergabung dengan kelompok pemberontak FUG dalam melawan Kekaisaran.

Dirinya di tangkap tak lama setelah Baam kembali ke Kekaisaran. Pria tua itu hendak membawa kembali muridnya namun berhasil di tahan dan ditangkap oleh Saudari Khun yang sejak awal sudah mengawasi tindak-tanduk sang Alpha Dominan keluarga Ha yang membelot tersebut. Setelah tertangkap dan mengetahui niat para petinggi untuk mengikat Baam dengan mate dari pihak kekaisaran. Jinsung tertawa terbahak-bahak mengatakan itu tidak mungkin sebab FUG sendiri juga sudah mencoba melakukan hal yang sama.

Selama Baam berada di bawah pengawasan FUG dan menjadi Slayer, tidak jarang mereka mengirim sekelompok pelacur ataupun orang-orang tertentu untuk memikat sang Ancient Alpha muda dalam hubunngan mate untuk mengikat Baam lebih erat ke sisi mereka.

Tapi pada akhirnya apa yang terjadi?

Bukan hanya menolak, Baam bahkan membunuh para Omega yang dikirimkan pada nya dan hampir membantai orang-orang pilihan tetua FUG. Jinsung sendiri pada awalnya mengirim sekelompok pelacur Omega hanya untuk memberi Baam semacam refreshing agar tidak menjadi lebih gila di bawah tekanan FUG. Dirinya benar-benar terkejut saat kemudian di hadapkan dengan mayat para Omega di depan pintu kamar Baam.

Selama bertahun-tahun Baam berada di FUG. Mereka terus mencoba tapi selalu berakhir sia-sia. Pihak peneliti mereka bahkan beranggapan kalau Baam adalah tipe Ancient Alpha yang super sensitive dan hanya ingin sendiri.

Lonely Wolf, nama yang sempat di sematkan para peneliti FUG karena kecendrungan Baam dalam menolak menerima mate.

FUG sudah berpikir dan memahami hal ini karena itu sama sekali tidak khawatir jika pihak Kekaisaran mencoba mengikat Baam dengan mate. Mereka yakin hal itu akan sia-sia dan Baam masih bisa di ambil kembali dengan mudah. Karena itu lah mereka sangat terkejut saat berita tentang Baam yang mengambil mate tersebar.

Jinsung yang berada di selnya bahkan mengangga tak percaya saat Maschenny memberi tahu nya perihal hal tersebut.

"Ku dengar kau menerima seseorang Omega sebagai mate, mengejutkan sekali." Komentar Jinsung memperhatikan muridnya.

"Ya, aku sendiri juga terkejut." Senyum di wajah sang Murid adalah sesuatu yang tidak pernah Jinsung lihat selama masih berada di FUG. "Aku benar-benar tidak menyangka bisa mengikat dia."

Ah, jadi begitu... batin Jinsung memahami. Pantas saja muridnya menolak menerima orang lain sebagai mate, itu karena muridnya ini sudah memasang mata pada orang tertentu. Oh kutukan para Ancient Alpha, sekali mereka jatuh cinta itu hanya akan menjadi obsesi gila...

"Jadi, apa kau datang kesini hanya untuk memberi tahu tentang hal tersebut? Viole, aku sangat merasa bosan di sini."

"Haha, Guru benar-benar memiliki selera humor. Aku sebenarnya datang untuk melihat saja, membebaskan mu jelas adalah hal yang sangat bertentangan dengan keinginan ku. Jika kau sampai bebas dan kembali pada FUG, mate-ku pada akhirnya harus bekerja keras di kantornya dan aku akan kesepian. Jadi aku pikir adalah baik bagi Guru untuk tetap di sini dan tidak memberi lebih banyak masalah dan pekerjaan untuk mate-ku."

"... Viole, kau bercanda?"

"Tentu tidak, aku serius." Baam mengusap lembut sisi lehernya yang tersembunyi di balik kerah pakaiannya, merasakan bekas gigitan yang di tinggalkan sang Omega biru. "Lagipula ini tidak seperti kehidupan mu di sini begitu buruk, sebagai salah satu Alpha Dominan di Keluarga Ha, bahkan walau kau berbelot, aku yakin mereka tidak akan dengan mudah memberi mu kesulitan selama disini."

Jinsung dengan serius menatap murid kesayangan nya, sama sekali tidak memberi komentar lebih.

"Guru, bukankah kau mengharapkan kebahagian ku? Aku mendapatkannya sekarang, karena itu kau akan menerima dan mendukungku bukan?"

KLAM

Pintu besar itu sekali lagi tertutup dengan suara berdebam keras.

Baam baru saja hendak berbelok di koridor saat langkahnya terhenti. Di depannya salah satu Jenderal dan juga Putri Zahard dari keluarga Khun berdiri dengan sikap dominan khas seorang Alpha. Wanita yang juga merupakan saudari mate –nya ini menatap dirinya dengan mata biru tua yang dingin.

"Kau akan segera pergi, kurasa."

Mengangguk, Baam menjawab seadanya. "Ya, aku tidak memiliki banyak keperluan disini."

Maschenny mengangguk saat mengangkat dagu nya tinggi. "Aku tidak peduli apakah kau itu Ancient Alpha atau apapun. Hanya asal tahu saja, mantan Slayer, aku masih tidak mempercayai mu untuk menjaga saudara ku. Jika ini salah satu taktik licik mu dan FUG... Well, tentu kau tidak bisa menyalahkan jika keluarga Khun-ku akan memberi mu balasan yang setimpal."

Mata emas itu berkilat berbahaya. Seringai miring terukir di parasnya saat sang Alpha Wanita pergi meninggalkannya sendiri.

"Kau tak perlu khawatir Saudari Ipar, aku akan menjaga keluarga ku bagaimanapun juga." Dia menghela nafas saat melirik jendela besar yang memamerkan pemandangan asteroid bebas di angkasa. "Aah Aguero, kau benar-benar di cintai."

Andai saja aku bisa mengurung mu sehingga hanya aku yang bisa mencintai mu.

.

.

.

Suara ceria anak kecil terdengar bahkan dari kejauhan dengan pendengaran Baam yang tajam. Sang Brunette mengukir senyum saat melihat Rak tampak serius bercerita tentang kehebatannya sendiri kepada bayi biru yang dengan mudah duduk di cakarnya yang besar.

Buaya itu dengan semangat membara bercerita betapa hebat dan mulia nya dirinya, mengatakan betapa semua 'kura-kura' adalah mangsa dan juga anak buahnya yang lemah dan selalu bergantung padanya.

"Nah Bayi Kura-kura, lihatlah, Ayah mu yang lemah itu sudah pulang."

"Waa~" bayi kecil itu melambai-lambaikan kedua tangan mungilnya.

Mendapatkan isyarat yang di inginkan oleh sang bayi. Baam menjangkau dan membawa bayi kecil itu dalam gendongan. Membiarkan bayi kecil itu memainkan emblem militer yang tersemat di dada mantelnya. "Rak-ssi, aku tidak tahu kau akan berkunjung hari ini. Jika aku tahu aku akan mengosongkan jadwal ku."

Buaya itu mengayunkan cakarnya acuh, "Tidak usah begitu Kura-kura Hitam, lagipula aku baru kembali dari ekspedisi ku. Aku juga datang hanya untuk melihat Bayi Kura-kura saja. Duel kita, walau harus di sayangkan terpaksa di tunda dulu."

"Hmm, sayang sekali."

Jemari panjang sang Brunette mengelus lembut pipi tembem bayi kecilnya.

Bayi kecil itu memiliki rambut biru keperakan sedikit bergelombang. Alisnya tebal turunan sang Papa sementara matanya bulat dan bundar, begitu mirip dengan mata Baam saat masih kecil dulu. Manic emas si kecil tampak berkilau indah saat sibuk bermain dengan emblem militer Baam.

Astre, di ambil dari salah satu bahasa sebuah negeri di peradapan bumi terdahulu. Yang berarti bintang.

Nama yang telah mereka berikan pada si kecil setelah diskusi panjang. Karena nama nya sendiri berarti ; langit tanpa bintang, alias langit malam tergelap di hari ke-25. Baam sendiri menganggap Khun sebagai langit pada siang hari yang cerah dan terkadang sebagai bulan-nya. pada akhirnya mereka memilih 'bintang' sebagai objek yang selalu ada di langit.

Entah itu siang atau malam. Bintang selalu ada di langit.

Baam mengantarkan Rak ke geladak kapal. Mengucapkan 'sampai jumpa' sambil melambaikan tangan kecil Astre pada kepergian Rak.

Bayi kecil itu berseru girang saat Baam mengangkatnya tinggi, sedikit melemparnya sebelum menangkapnya. "Little Star, ayo kita kembali."

"Waa~ aaa~"

"Baik-baiklah, kita akan menemui Papa mu nanti." Baam terkekeh renyah. "Saat ini dia pasti tengah bekerja, tidak seharusnya kita menganggu nya bukan?"

"Uuuh~ aaah~ bubu~"

Sore hari saat Khun menyelesaikan semua pekerjaan nya. Dia di sambut dengan seruan riang dari seorang bayi kecil. Astre tampak menggeliat di gendongan Baam, tampak antusias ingin segera berada di pelukan sang Papa.

"Selamat datang, Aguero." Ujar Baam mencoba menahan Astre agar tidak jatuh. "Astre benar-benar sangat bahagia melihat mu."

Helaan nafas si Bluenette keluarkan saat mengambil bayi kecil tersebut dari Baam. "Aku heran, kenapa dia selalu menolak mu saat aku ada?"

"Bukankah itu berarti dia lebih mencintai Papa-nya dari pada Daddy-nya?"

Khun merungut, tampak tidak puas.

Astre di sisi lain langsung memeluk tubuh sang Papa. Tampak nyaman dalam gendongan si Bluenette.

Masih memakai seragam dan mantel militer, Khun merasa sedikit gerah. Terlebih dirinya benar-benar sangat ingin membersihkan diri terlebih dahulu dan menganti pakaian ke jenis yang labih nyaman. Melihat Baam yang tampak sudah berganti pakaian, Khun mengalihkan pandanganya pada si Bayi.

"Astre, kau ikut bersama Daddy-mu seb—"

"Nndaa~!" bayi kecil itu berseru keras sambil mengeratkan cengkreman tangan mungilnya terhadap mantel Khun.

"......"

"Baam, dia benar-benar mewarisi sikap suka se-enak nya dari mu, huh!"

Setelah beberapa bujukan dari Baam dan tatapan datar dari Khun yang memperhatikan sang Alpha. Astre berhasil di lepaskan dan Khun dengan segera memasuki kamar mandi.

Berkutat dengan pekerjaan sepanjang hari benar-benar memberi tekanan dan stress tersendiri. Khun sangat lelah dan waktu mandi adalah waktu paling tepat untuk merileks kan diri. Berendam di bath-up berisi air panas di campur dengan garam mandi dengan aroma lavender benar-benar menyegarkan.

Sang Omega membiarkan dirinya berendam di sana dan menghilangkan kekakuan ototnya yang mana membutuhkan waktu yang cukup lama. Saat dia sudah selesai dan keluar, tatapan mata emas yang tampak tak puas segera menyambutnya.

Khun, "......"

Baam, "Hahaha, dia benar-benar tidak menyukaiku jika dibandingkan dengan dirimu."

Astre tampak cemberut di pangkuan Baam. Menatap Khun dengan mata emas yang hampir menangis tapi juga menuntut. Alisnya bahkan bertaut yang benar-benar membuat Khun khawatir kalau putra kecil-nya ini akan mendapatkan kerutan lebih awal.

Lihat saja, tautan alis si bayi itu bahkan lebih kusut jika dibandingkan dengan tautan alis para siswa saat meyelesaikan tugas Matematika.

"Hah, anak dan bapak sama saja. Tidak ingin di tinggal dan hanya ingin di perhatikan."

.

.

.

Itu adalah sebuah rumah mewah besar yang hampir lebih mirip sebuah kastil. Di bangun di area paling strategis di Bintang Ibu kota. Markas militer, Rumah sakit dan juga Mall. Semuanya dengan mudah dapat di akses dari sana. Tempatnya sendiri juga tidak terlalu dekat maupun terisolasi dari kota besar.

Bangunan besar yang merupakan rumah bagi keluarga kecil Baam. Walau banyak ruang kosong karena besar dan luas bangunan itu. Semuanya terasa sangat hangat dan tentram. Terlebih terkadang beberapa kenalan mereka datang untuk menginap ataupun hanya untuk bertamu. Membuat keseharian di sana selalu penuh dengan hal baru yang mengasyikkan.

Khun memeriksa beberapa pekerjaan di LightBrain nya. Sama sekali tidak mengangkat pandangannya saat Baam naik ke atas tempat tidur mereka. Sapuan halus terasa saat sang Alpha mengelus sayang surai biru sang Omega. Tangannya turun membelai wajah halus Khun.

"Baam, biarkan aku menyelesaikan pekerjaan ku." Ujar Khun sedikit jengkel tapi sama sekali tidak mencoba mengelak.

"Aguero, bukankah kita sudah terlalu lama tidak melakukannya? Aku benar-benar merindukan mu."

"Jika tiga hari adalah waktu yang lama, bagaimana cara mu bertahan saat dulu kita masih di kompi yang terpisah? Bukankah kita hanya bertemu tiap kali kau selesai untuk misi mu? Dan itu bahkan bisa memakan waktu berbulan-bulan." Khun mendelik Baam penuh curiga. "Kau, apa kau menarik salah satu peminat-mu untuk menyelesaikan nafsu sebesar gunung mu itu?"

"Tentu saja tidak!" seru Baam cepat, "Aguero, aku tidak mugkin bisa menyentuh orang lain selain diri mu!"

"Hmph!"

Baam memajukan bibirnya, cemberut saat Khun membuang muka menolak untuk menatapnya. Tapi sedetik kemudian, senyum kembali merekah di paras Baam.

Khun benar-benar sudah menerima nya. Entah itu insting Omega, rasionalitas dan juga hati Khun sendiri. Khun sepenuhnya sekarang sudah menerima Baam sebagai mate nya. Di tambah dengan bagaimana Khun lebih terbuka menampilkan rasa cemburu nya saat Baam di dekati oleh orang lain, Baam benar-benar sangat menyukai tampilan itu.

"Aguero~" bisik Baam rendah, memberi jilatan sensual pada daun telinga Khun yang sensitive. "Aguero, biarkan aku. Oke~"

Tubuh Khun gemetar akibat rangsangan. Perlahan dia melemas dengan semua sentuhan yang di berikan oleh sang Alpha. Mendesah kecil saat tangan Baam menelusup masuk kedalam pakaiannya, menyentuh kulit telanjangnya dengan niat menginvasi.

Baam menutup jendela dokumen LightBrain milik Khun. Mencium sang Omega, membawa nya dalam kesibukan dalam pertarungan lidah. Saling bertukar saliva. Tangan besar sang Alpha dengan mudah mengapit pinggang ramping sang Omega, menuntun nya ke atas pangkuan Baam. Kemeja yang di pakai oleh Khun meluncur jatuh dari bahu nya saat Baam berusahan melucuti pakaian Khun secara perlahan.

Ziiing

"Papa, aku tidak bisa tidur~"

DUAGH

"Papa?"

Bocah berusia 4th itu menatap kedepan dengan mata mengantuk.

"Ah Astre," Khun memiliki senyum kikuk di wajahnya saat menyesuaikan pakaiannya. "Ada apa? Mimpi buruk?"

"Uh-um," Aster mengangguk, "Papa, aku ingin tidur dengan Papa."

"Astre, kau harus menjadi laki-laki yang berani." Ujar Baam mengusap belakang kepalanya yang sedikit benjol akibat terbentur kepala tempat tidur yang keras. "Kau tidak bisa terus-terusan tidur bersama Pa—Ouch"

Khun menatap Baam memperingatkan, "Ini salah dirimu yang tidak mengunci pintu, jadi terima saja!" desisnya berbisik sebelum menoleh pada Astre. "Tentu sayang, ayo kita kembali ke kamar mu."

"Aguero~" renggek Baam tidak senang dengan kepergian sang Omega.

.

.

.

.

~End of Extra Chapter~

Astre 7th💕💕
Btw dia Alpha walau bukan Ancient kayak Baam😂

12 September 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top