Love Out Of Neglect #2

***

Semua orang di ruangan itu tegang. Terlebih sosok biru yang berada di meja kerja saat ini tengah menatap sekelompok orang-orang baru didepannya dengan mata kobalt yang dingin dan tajam. Menoleh kearah Shibisu yang tampak mengukir senyum kikuk, Khun bertanya dengan nada sarkas. "Jadi, sekelompok prajurit yang komposisi kekuatannya tidak merata ini akan menjadi tim baru Baam?"

Wangnan membuat suara protes tidak terima, "Hei itu kurang ajar!"

Ehwa mengibaskan rambut nya arogan, "Ya tim ini memang berisikan orang-orang yang lemah, selain aku tentu nya."

Akraptor melirik Ehwa dengan satu alis terangkat, "Permisi Nona, setidaknya kami bukan orang ceroboh yang akan melukai rekannya sendiri."

"Kau..."

Khun, "Diam!"

"..."

Berdecak sebal, Khun menatap Shibisu jengkel. Shibisu bagaimanapun hanya menggaruk pipinya yang tidak gatal dengan canggung, "Ini cukup rumit, kau tahu benar para petinggi ingin menarik Baam untuk pihak Kekaisaran setelah semua hal menjadi jelas. Terutama setelah gender kedua nya diketahui, semua orang di platform StarNet menjadi sangat heboh."

"Dan karena itu mereka kemudian mengirim Pangeran Zahard termuda, Putri Keluarga Yeon, Hunter terbaik dimasa nya, dan anak konglomerat kaya sebagai tim? Apa ini? para pertinggi ingin memberi paket khusus agar FUG bisa langsung mencuri permata berharga kita?!"

"Ah uhm, kau terlalu melebihkan." Ujar Wangnan tersipu.

Khun melototi pemuda pirang itu, dia sama sekali tidak memberi hormat bahkan dengan identitas yang miliki Wangnan lebih tinggi dari dirinya. Shibisu mengangkat tangannya mencoba menjelaskan, "Ini bukan di lakukan secara sembarangan, Jenderal Aguero, para petinggi ingin agar Baam melatih insting kepemimpinannya. Bagaimanapun sebagai seorang Ancient Alpha, itu adalah hal terpenting yang harus di kuasai."

Khun memutar mata nya malas, "Tapi bukan berarti harus mengirim sekelompok kekacauan berjalan seperti ini! Bahkan Rak lebih mudah diurus dari pada mereka!"

Prince tampak cemberut di sudut, dia hendak melawan saat mata kobalt Khun menatapnya tajam. Membuat bocah itu diam ketakutan.

Mengalihkan perhatiannya kepada data di hadapannya, Khun membaca ulang kembali perintah yang di berikan. Mendengus saat dia kemudian menekan tombol tertentu, memanggil Baam untuk datang.

Tidak butuh waktu lama sampai Baam datang. Pemuda dengan mata emas itu mengukir senyum seperti biasa saat dia memberi hormat. Khun melambai acuh menunjuk sekelompok prajurit baru didepannya, "Mereka semua adalah tim baru yang akan berada di bawah ke pemimpinan-mu mulai sekarang. Kalian akan mendapatkan bunker kalian sendiri, aku sudah mengirim koordinatnya kepadamu. Kalian bisa langsung berkemas."

"Yes Sir! Aku harap itu bunker yang besar!" seru Wangnan bersemangat sebelum kemudian dia mendekati Baam. "Halo Letnan Baam! Saya Ja Wangnan Zahard, di bawah pengawasanmu!"

Baam mengukir senyum canggung sedikit terkejut didekati oleh orang asing. Ehwa, Akraptor dan Prince kemudian juga mendekat dan memperkenalkan diri. Sikap semua orang disana agak bebas dan supel sehingga dengan cepat mereka bersikap akrab dengan Baam bahkan walau ini adalah pertemuan pertama mereka.

Tidak tahan dengan keributan, Khun pada akhirnya mengusir mereka dari kantornya. Baam tidak langsung pergi, mata emasnya menatap Khun saat si Biru tampak acuh mengurus pekerjaannya sendiri. Alpha tersebut baru keluar mengikuti setelah Wangnan dan Prince memanggilnya.

Shibisu menggosok belakang lehernya tidak enak setelah hanya ada dirinya dan Khun yang tinggal. Melihat saat sahabat yang sekarang merupakan atasannya menatap dengan manic kobalt tersebut, Shibisu mengerti betul apa yang Khun inginkan. "Khun, kau harus tahu ini benar-benar di luar kehendak ku. Tapi para petinggi sangat ingin Baam tetap berada di pihak kekaisaran bagaimanapun juga, dan kau tahu benar cara paling ampuh untuk membuat itu menjadi kenyataan."

Khun mendengus. Tentu dia tahu, tidak mungkin tidak. Hanya saja apa harus sekelompok orang kacau begitu? Bukankah mereka terlalu... uhm, Khun bahkan tidak tahu bagaimana mengatakannya.

Mengetahui apa yang di pikirkan oleh sahabatnya, Shibisu menjelaskan. "Seorang Ancient Alpha adalah gender paling bebas dibandingkan dengan gender kedua yang lainnya. Kau sendiri tahu itu, mereka juga tidak terlalu memikirkan melanjutkan keturunan secara normal seperti kita. Bahkan Raja kita, Raja Zahard, lebih memilih membuat klon sebagai penerus keturunan daripada memilih mate."

"Bahkan jika mereka memiliki true mate, Ancient Alpha juga tidak akan memiliki banyak ikatan dengan true mate –nya sendiri selama proses klaim belum terjadi. Di banyak catatan, Ancient Alpha yang memilih mate, mayoritas mereka memilih Alpha lain karena lebih kuat dari pada Omega. Bahkan walau mereka memiliki Omega sebagai true mate, mereka tetap lebih memilih alpha yang menarik perhatian mereka."

Khun melihat data para prajurit yang tadi dia temui. Semua orang tadi adalah Alpha yang memiliki ego yang tinggi sehingga akan sangat susah di kendalikan nantinya. Tapi sebagai seorang Ancient Alpha, itu seharusnya mudah bagi Baam untuk mengurus mereka.

Masalahnya sekarang adalah mereka berada di tim Baam bukan sekedar untuk menjadi bawahan, namun juga sebagai kandidat untuk pasangan sang Alpha sendiri. Alasan kenapa mereka semua dipilih dari berbagai kalangan dan juga sifat unik yang dimiliki masing-masing. Itu tidak lepas dari bagaimana para Ancient Alpha terdahulu yang mengambil pasangan dengan cara tersendiri.

"Yah kasus orangtua Baam sendiri cukup langka." Shibisu melipat kedua tangannya di depan dada saat wajahnya tampak termenung, "Maksudku, ibu Baam jelas adalah Omega dan aku bingung bagaimana cara dia bertahan dengan seorang suami Ancient Alpha yang kuat begitu?"

Khun, "......" Oh jadi kau pikir semua Omega akan langsung hancur di bawah para Ancient Alpha? Permisi aku masih hidup disini!

.

.

.

"Jenderal, persiapan sudah selesai! Kami akan berangkat segera."

"Hm," Khun mengangguk tanpa repot menatap pada Baam yang berdiri di depan meja kerjanya. "Para petinggi benar-benar sangat berharap banyak dari mu, selama kau berhati-hati dalam menjaga diri seharusnya tidak akan ada masalah."

"Yes Sir!"

Beberapa penyerangan dilakukan oleh pihak FUG di tepian orbit bintang Kekaisaran. Penyerangan itu sendiri cukup brutal dan banyak kekuatan besar FUG mulai menunjukkan diri. Kompi Khun tidak di tugaskan ke garis depan kali ini, saudari-nya, yang juga merupakan seorang Jenderal sudah lebih dulu maju di ikuti dengan beberapa jenderal berpangkat lebih tinggi lainnya.

Walau begitu dia tetap harus mengawasi jalannya perperangan sebab Saudara-nya yang seharusnya menjadi penasehat strategi menemani Saudari-nya, Maschenny, tiba-tiba 'memberontak' seperti seorang remaja labil. Merajuk dan tidak mau tahu nasib para pasukan di medan perang sehingga Khun harus turun tangan. Hachuling bodoh! Hanya karena koleksi Game nya dihancurkan oleh Ayah dia sampai begitu! Dasar Idiot!

Khun, "....."

Berkedip beberapa kali, Khun sama sekali tidak menyembunyikan keheranannya saat mendapati Baam masih belum juga pergi. "Kenapa kau masih disini? Kau harus segera berangkat ke bunker baru mu."

Alpha tersebut menatap Khun lamat, "Khun-ssi, aku yakin kau tahu alasan lain dari kehadiran mereka."

Mengangguk acuh, Khun mengetik beberapa laporan lain saat dia menjawab. "Tentu saja, para petinggi ingin kau mengambil salah satu dari mereka sebagai mate."

"Tapi aku sudah memiliki mu!"

"Tapi mereka tidak tahu."

"Kita hanya perlu membuat mereka ta—"

"Baam!" mata kobalt itu menatap tajam memperingatkan, "Memberitahu mereka hubungan kita berarti memberitahu gender kedua ku ke seluruh Bintang Kekaisaran. Mungkin aku tidak akan dihukum, bagaimanapun aku berhasil mengikatmu dengan pihak Kekaisaran. Tapi aku dipastikan akan dikeluarkan dari kemiliteran dan hanya akan tinggal di rumah sebagai Omega yang jinak. Tidak, aku tidak mau itu!"

"Khun-ssi..."

"Tidak cukupkah kau mengikatku secara paksa! Kau masih ingin menghancurkan karir yang selama ini aku bangun hati-hati?!" seru Khun menampar meja kerjanya marah.

Apa yang terjadi di antara mereka di Bintang terpencil beberapa tempo lalu di jadikan rahasia mereka berdua saja. Satu hari sebelum kedatangan Shibisu dan yang lain untuk menjemput mereka, Baam berhenti menyentuhnya dan memberikan Khun suppressant yang dia simpan. Sang Alpha sama sekali tidak membuangnya.

.

"Suppressant ku?" Khun menatap lelah kotak berisi pil hijau yang ditempatkan Baam di atas nakas samping tempat tidur.

Baam duduk di samping tempat tidur, membawa sebaskom air hangat dan handuk basah. "Yang lain akan datang besok, aku tidak bisa membiarkan mereka mencium aroma harum-mu!" kata sang Alpha dengan nada posesif yang sangat kentara.

"Mari, aku akan membersihkan dirimu terlebih dahulu, setelahnya aku sekali lagi akan membersihkan tempat ini. Jangan sampai ada feromon heat-mu yang tertinggal."

.

Khun tidak bisa lebih bersyukur. Dia memiliki kesempatan untuk menyembunyikan apa yang terjadi pada dirinya dari semua orang dan Shibisu. Dia juga beruntung selalu membawa barang-barang yang dianggapnya penting bersama dengannya. Termasuk sebuah choker yang akan menyamarkan aroma miliknya yang sekarang sudah membaur dengan aroma Baam.

Membuat semua orang tidak tahu kalau baik dia dan Baam sudah melewati proses Mating bersama.

Baam pada saat itu tidak mempermasalahkannya. Bagaimanapun juga Baam juga tidak berniat melucuti Khun dari posisi nya sebagai seorang prajurit. Dia sadar betul kehadiran Khun sangat di perlukan di kemiliteran jika mereka ingin melawan FUG ataupun ancaman lain di luar sana. Selain itu dengan Khun yang berada di kemiliteran, Baam tidak perlu berpisah dengan Khun yang akan di haruskan tinggal di Bintang Ibukota sedangkan dirinya harus selalu siap siaga di kantor kemiliteran.

Tapi sekarang Baam jelas tidak senang. Bukan hanya dia ditugaskan ke pasukan lain, dia juga dipindahkan ke Bunker yang jaraknya bahkan cukup jauh dengan Khun. Bukan hanya itu dia malah dikirimi sekelompok Alpha yang diperlakukan sebagai kandidat mate-nya.

Hell! Dia sudah memiliki mate tapi mate-nya sendiri malah dengan acuh mengirimnya pergi.

Mengepalkan tinju-nya erat. Amarah Baam memuncak.

Dia mengira dengan mereka menjadi mate, Khun akan berhenti bersikap acuh dan mengabaikannya. Tapi tetap saja, tidak ada perubahan dari sikap Khun. Masih sama seperti Khun menyikapi Baam entah itu di kamp pelatihan maupun setelah Baam kembali. Masih acuh dan hanya memperlakukan Baam sebagaimana si Biru memperlakukan prajurit lainnya.

Jika saja tidak ada kontak intim yang selama ini mereka pertukarkan secara diam-diam. Baam mungkin akan berpikir kalau masih belum ada perubahan diantara mereka.

"Haaah ah tu-tunggu aah Baaaaaamngh!" Khun mengerang saat tubuh terjebak di kursi kerjanya, mengeliat tak nyaman saat tangan Alpha-nya menyusup masuk ke pakaiannya. "Se-seorang ngh ah mungkin akan masuk ah!"

Hanya gumanan pelan yang menanggapi saat Baam mengulum daun telinga Khun sensual. Tangannya tidak berhenti merayap meraba tiap sudut tubuh Omeganya. Mata emasnya sedikit berkilat saat menyentuh perut datar Khun. Alisnya bertaut dalam renungan.

Sementara si Blunette mengatur nafasnya. Heran kenapa tiba-tiba Baam diam. Sejak mereka terikat sebagai pasangan, Baam sering menarik Khun kedalam hubungan intim lainnya. Toilet , sudut koridor sepi dan bahkan di kamar asrama prajurit mereka. Dan dalam semua itu, bahkan walau Khun memiliki sesuatu yang mendesak yang harus dilakukan. Baam tetap tidak mau berhenti sampai setidaknya sang Alpha itu keluar sekali. Jadi itu benar-benar sangat aneh untuk Baam tiba-tiba berhenti apalagi saat mereka masih di tahap pemanasan.

"Ah benar, kau akan segera berangkat bukan. Para prajurit baru itu pasti sudah menunggu di gela—AH!"

"Mereka bisa menunggu!" geram Baam saat menggerakkan sedikit jemarinya di bawah sana. "Kita akan berpisah, aku tidak tahu kapan kita bisa memiliki waktu untuk bersama lagi. Jadi setidaknya bertahan denganku, oke."

"Y-ya aah~!"

.

.

.

Kamp Pelatihan. 12th yang lalu.

"Kura-kura Hitam! Kau ambil ini!" seru Buaya raksasa, Rak Wraithraiser, menyerahkan satu gadget yang berbentuk kacamata kepada Baam. "Aku akan mengalahkan mu di pertandingan kali ini!"

Baam hanya tertawa kecil. Melihat gadget berbentuk kacamata di tangannya. Itu adalah sebuah gadget yang digunakan sebagai penghubung kepada otak, memungkinkan kesadaran pemakai memasuki dunia virtual. Pada dasarnya teknologi ini di ciptakan untuk sebuah game virtual yang kemudian merebak ke rancah medis karena terbukti mampu membantu pemulihan para pasien koma. Pemerintah kemudian juga memasukkan hal ini kedalam pelatihan militer untuk mengasah insting para prajurit di medan perang nantinya.

Klek—

Pintu kamar mandi di kamar asrama dua orang itu terbuka membuat Baam menoleh. Sapaan yang hendak dia lontarkan pada teman sekamar Rak tertahan di tenggorokan.

Mata kobalt itu menatap Baam sekilas, "Ah halo Baam, kau datang lagi."

Si biru memakai kaus hitam turtleneck hitam tanpa lengan dengan celana longgar. Memamerkan tubuh rampingnya dengan jelas. Kulit nya yang seputih giok murni tampak sedikit kemerahan dengan uap di sekitar nya, jelas dia baru saja mandi air panas. Satu tangannya memegang handuk yang sedari tadi dia tepukkan lembut ke rambut biru keperakannya yang sebahu. Bulu matanya yang lebat dan lentik itu masih tampak basah saat menatap si Brunette.

Mengalihkan pandangannya kembali ke kacamata di tangannya, Baam mengotak-atik tombol disana. "Ehm, Rak-ssi ingin aku menemaninya melihat server pelatihan baru."

"Kita berduel Kura-kura Hitam! Bukan untuk melihat-lihat!" Rak sudah mengenakkan kacamata miliknya sendiri. "Cepat log in! Kenapa kau terus berbicara dengan Kura-kura Biru pesolek itu! Huh, dia bertingkah seperti Omega saja padahal dia sendiri Beta!"

Baam tidak tahu apakah itu semacam tipuan optik, tapi sekilas dia melihat tubuh Khun tampak menegang.

"Diam Buaya! Kau urus saja urusanmu sendiri!"

Sang Blunette berbalik begitu saja menuju kasurnya, menyibukkan dirinya dengan LightBrain miliknya. Baam ingin mengundang Khun untuk ikut bermain bersama, tapi Rak lebih dulu menolak dan mendesak Baam untuk segera memakai gadgetnya.

.

"Hei Baam! Bagaimana hari mu?" sapa Shibisu sambil merangkul Baam akrab.

Pemilik mata emas itu menjawab dengan senyum saat mata emasnya melihat kehadiran si Biru di pintu masuk kantin bersama dengan Rak. Buaya besar itu segera menghampiri Baam dan mengajaknya dalam pembicaraan tentang duel seperti biasanya. Beberapa calon kadet juga datang menghampiri Baam, mereka semua dengan asyik bertukar topik. Tapi...

Khun tidak bergabung dengan mereka.

Pemuda biru itu langsung menuju konter, mengambil jatah makanannya sendiri saat dia mengambil meja yang agak jauh dari kelompok heboh Baam. Makan dengan tenang sambil memeriksa artikel dari layar LightBrain miliknya.

Terkadang Shibisu atau yang lain akan memanggilnya, tapi si Biru hanya melirik acuh lalu kembali ke urusannya sendiri. Khun hanya memberi Baam anggukan singkat sebagai sapaan saat mata mereka tidak sengaja bertemu dan kemudian dia bangkit. Membawa nampan makanannya ke tempat yang seharusnya sebelum kemudian meninggalkan kantin.

"Kura-kura Hitam! Apa kau mendengarkan ku?!"

"Ah, tentu Rak-ssi. Aku akan datang ke kamar asrama mu lagi malam ini."

.

.

.

Sekarang

MegaRobo merah itu terlempar jauh hingga keluar dari zona yang ditentukan. Pemberitahuan 'kalah' terpampang di layar di depannya menyebabkan pemuda bersurai hitam itu berdecak sebal.

Shibisu bertepuk tangan saat dia tersenyum menyambut dua MegaRobo didepannya. Hatz keluar dengan wajah kusut, membuang wajah menolak melihat pemilik MegaRobo biru yang memiliki sedikit corak api emas merah tersebut. Khun melompat turun dengan mudah, mengusap rambutnya kebelakang saat dia mengukir seringai kemenangan.

"Hei Tuan Ksatria! Aku menang, bukankah kau memiliki sesuatu yang harus kau katakan?"

Hatz, "Hmph!"

Mereka terlibat dalam pertengkaran kecil setelahnya yang segera di tengahi oleh Shibisu dengan membuka topik lain. "Benar Khun, kau tampak lebih energik akhir-akhir ini. Kau pasti sudah memperbaharui jadwal tidur mu dengan benar. Haa—aku senang kau akhirnya mau mengurangi sedikit sifat workaholic mu itu."

Khun, "..."

Melepas sarung tangan hitamnya, Khun mengukir seringai khasnya. "Aku tahu kondisi tubuhku dengan cukup baik, Isu. Aku bukan orang bodoh yang akan menyiksa diri ku sendiri dengan terus membenamkan diri dalam pekerjaan."

Shibisu dan Hatz tinggal di belakang. Mereka memandangi kepergian Khun dengan diam, hingga punggung sempit Khun menghilang di belokan koridor. Shibisu berkata sambil menopang dagu, "Apa kau tidak merasa aneh? Khun sering memakai pakaian berkerah tinggi sejak beberapa bulan belakangan ini."

Dahi Hatz mengernyit, menatap Shibisu seakan dia orang idiot. "Apa maksud mu? Bukankah si Anting itu memang suka memakai pakaian berkerah tinggi. Kembali kemasa saat di Kamp Pelatihan, bukankah semua pakaiannya berkerah tinggi?"

Shibisu, "Itu memang benar tapi,..." Tapi itu semua karena sikap awasnya sebagai seorang Omega. Menjaga area lehernya dengan hati. Sekarang, bagaimanapun terasa berbeda. Seakan dia menyembunyikan sesuatu.

Hatz menepuk punggung Shibisu tak sabaran, "Tapi apa?"

Shibisu meringis sambil menggeleng pelan, "Tidak, ayo kita kembali. Aku yakin para anggota yang lain sudah mulai membuat kekacauan."

Pintu metal itu berdesing lembut saat tertutup. Mata kobaltnya menatap lantai dibawahnya kosong.

Tubuhnya sekarang jauh lebih kuat dan lebih berenergi dibandingkan di masa lalu. Sejak Baam menandainya. Hampir semua kebutuhan dan naluri Omega Khun yang selama ini ditahan bisa disalurkan dengan baik sehingga tidak lagi membebani tubuhnya seperti dulu. Siklus Heat-nya juga perlahan menjadi lebih teratur dan Khun sudah berhenti mengambil Suppressant jika itu bukan untuk keadaan darurat.

Baam selalu menyisihkan waktunya sendiri, selalu menyelesaikan misi yang diberikan kepadanya dengan cepat agar bisa menemani Khun ketika waktu heat Khun datang. Pada awalnya Khun berencana tetap meminum Suppressant, dia tidak ingin memanggil Baam yang mungkin sibuk dengan tugasnya sendiri.

Namun siapa yang menyangka sang Alpha akan datang dengan sendirinya.

.

Kotak obat itu terbuka, pil-pil berwarna hijau di dalam tampak mengisi penuh ruang kecilnya. Khun baru saja hendak mengambil pil-pil tersebut saat suara ketukan di pintu kaca balkon kamarnya terdengar. Dia langsung awas dan bersiaga, tangannya siap memegang belati saat berbalik. Hanya untuk terkejut melihat Baam di seberang sana.

"Baam?! Apa yang kau lakukan disini?" tanya Khun heran sambil membukakan pintu yang menghubungkan balkon dan kamarnya. "Bukankah kau ada misi untuk memberantas pemberontak di Bintang ke-41?"

Sang Alpha merangsek masuk, langsung menguburkan wajahnya di leher Khun. "Aku menyelesaikannya segera, lagipula aku tidak mau meninggalkan mu melewati Heat sendirian."

Tubuh Khun gemetar saat dia mendengkur halus merasakan Baam memanjakan lehernya, "Hmm~ aku bisa mengambil Suppressant, kau tidak perlu repot-repot."

Eraman marah terdengar saat Baam langsung mendorong Khun ke ranjang Queen-size milik Khun. Mata emasnya bersinar menatap Khun lekat, "Suppressant tidak baik untuk tubuhmu, jadi hentikan itu!"

"Tapi... mmph!"

.

Memejamkan mata erat, Khun menggeleng keras mencoba menghapus kenangan malam panas mereka saat itu. bagaimanapun pada malam itu Khun hampir kena serangan jantung karena ditengah aktivitas mereka, Asensio datang mengetuk kamar Khun. Ya, Khun saat itu tengah pulang ke rumah keluarga nya.

Beruntung kamarnya kedap suara dan Asensio hanya bisa memanggil Khun melalui intercom kamar. Dan sekali lagi, beruntung Baam sangat posesif kelewatan sehingga Khun bisa menjawab semua pertanyaan Asensio tanpa mengeluarkan suara aneh yang ambigu. Baam tidak ingin seorang pun mendengar erangan dan desahan Khun sehingga dia berhenti sejenak.

Ah! Omong-omong soal heat, Baam sendiri masih belum memasuki masa rut nya sejak mereka bersama...

"......"

Jemari ramping itu bergerak cepat menyentuh layar biru didepannya. Mengubungkannya dengan jalur komunikasi tertentu. Suara statis sebelum 'ding' pertanda hubungan sudah tersambung terdengar begitu nyaring di ruang yang sepi.

"Ya, ini aku lagi... aku ingin membeli benda itu segera... belum, masih belum habis tapi aku ingin tambahannya segera..."

.

.

.

Keramaian selalu menjadi hal yang di jauhi oleh Khun sebisa mungkin. Dirinya benar-benar sangat ingin segera lari menjauh dari semua kebisingan yang menyelimuti sekitarnya sekarang.

Baam tidak mengecewakan harapan para petinggi. Tidak butuh waktu lama bagi sang Ancient Alpha muda tersebut naik pangkat hingga sekarang dia menjabati posisi sebagai Jendral, setingkat dengan Khun. Kelompok prajurit yang di pimpin oleh nya dengan segera berhasil menjadi salah satu kelompok dengan kemungkinan berhasil tiap misi nya tinggi.

Hal ini membuat semakin banyak orang yag meneteskan air liur mereka. Ingin menarik sang Ancient Alpha kepihak mereka. Sekelompok prajurit yang sebelumnya di kirimkan terbukti tidak berhasil menarik perhatian sang brunette yang mana membuat banyak pihak makin bersemangat.

Khun memperhatikan dengan acuh saat sekelompok Alpha mendekati Baam. Mencoba menarik perhatian sembari memamerkan agresi alpha mereka sendiri. Ada beberapa Omega yang tampak juga tertarik dengan kepribadian lembut Baam, tapi informasi dari Jinsung Ha, mentor Baam selama di FUG, tentang kecenderungan sang Ancient Alpha muda untuk membunuh Omega yang mendekatinya. Membuat para omega itu hanya bisa mengigit jari.

Beberapa Beta mungkin juga tertarik pada si Brunette, namun mereka jelas memilih mengalah untuk bersaing dengan para Alpha yang ada.

"Halo Aguero, lama tak jumpa."

Menoleh kesamping, mata kobalt Khun mengerling menatap gadis di sampingnya. "Maria, apa yang kau inginkan?"

"Kasar sekali, aku hanya berniat menyapa." Gadis itu tertawa pelan saat menguncang gelas wine di tangannya. "Tapi ya, kau tak sepenuhnya salah. Aku memang berniat meminta bantuan mu."

Mengikuti kemana arah pandang gadis itu, Khun mencibir. "Kau ingin aku membantumu mendekati Baam? Oh Maria, tidak peduli kau sekarang adalah Putri Zahard, status mu masih sebagai seorang Beta."

"Kau benar, dan normalnya Ancient Alpha hanya akan memilih Alpha ataupun Omega sebagai mate. Tapi, bukankah selalu ada pengecualian untuk semua hal?"

"Entahlah, aku tidak terlalu yakin. Endorsi tampaknya tidak akan membiarkan ku untuk ikut campur." Khun memperhatikan bagaimana sang Putri Zahard yang merupakan teman lama nya selama di Kamp tampak begitu agresif dan mendominasi dalam mendekati Baam. Catatan sejarahnya yang satu kamp dengan Baam selama di militer benar-benar berhasil mendorog pergi sekelompok Putri Zahard dan Alpha lain menjauh.

"Selain itu, aku pikir adalah aturan mutlak untuk Para Putri menjauhi jalinan asmara."

"Itu benar, tapi lain hal nya jika kau memilih Ancient Alpha. Itu malah di anjurkan." Maria melirik sepupunya, "Aguero, beta seperti kita tidak di takdirkan untuk memiliki hubungan mate yang kokoh seperti halnya pasangan yang lain. Itu wajar jika aku menjadi serakah di bidang ini bukan begitu?"

"Beta, ya~" Khun hanya bersenandung malas.

Fakta bahwa dirinya adalah seorang omega hampir tidak di ketahui oleh banyak orang. Selain dari Shibisu dan Lero Ro yang merupakan mentornya selama kamp pelatihan, lalu beberapa orang di workshop yang bertugas memberinya suppressant. Kemudian Ayah dan dua saudaranya, Hachuling dan Ran. Tidak ada lagi yang tahu kalau Khun adalah seorang Omega. Mereka semua hanya tahu kalau Khun adalah seorang Beta yang memilki bakat luar biasa saja.

Putri Zahard mayoritas adalah para gadis dengan gender keduanya adalah Alpha. Jarang para Putri Zahard yang berasal dari kalangan Beta.

Maria adalah salah satu kasus yang jarang tersebut.

Kursi Putri yang sekarang Maria tempati seharusnya di tempati oleh Saudari kandung Khun yang lain, yang merupakan seorang Alpha wanita. Sayangnya sebagai seorang Alpha, saudari Khun yang satu itu terlalu lunak dan terlalu patuh. Membuatnya kalah dalam pemilihan karena Maria jauh lebih ambisius dari pada dirinya.

Walau begitu, walau sekarang Maria berhasil mengamankan posisi nya sebagi seorang Putri Zahard. Status nya sebagai seorang Beta selalu menjadi cibiran sebelah mata oleh beberapa pihak. Tidak peduli bagaimana Maria membangun prestasi besar, pada akhirnya prestasi itu dengan cepat di lampaui oleh Putri Zahard lain yang berstatus Alpha. Wajar jika gadis Beta ini pada akhirnya merasa tak aman dan ingin menarik Baam yang merupakan Ancient Alpha sebagai mate ­untuk dukungan tambahan.

Jenderal Biru itu hanya menatap kepergian Maria mendekati Baam acuh. Kembali pada kesibukannya sendiri, menyapa beberapa kolega penting yang tidak bisa dia abaikan begitu saja.

"Ah! Jenderal Aguero!" seru Wangnan bersemangat seperti biasanya. Alpha pirang itu mengukir senyum cerah, segelas sampanye ada di satu tangan. "Senang bertemu dengan anda lagi, sudah cukup lama."

Seringai kecil terukir di paras si Bluenette, "Lama? Aku rasa saat kau menyerahkan laporan dua hari yang lalu tidak bisa di sebut sebagai lama."

Pangeran Zahard muda itu terkekeh pelan.

"Itu benar-benar luar biasa, dalam debut pertama mu kau berhasil mencapai tahap ini dengan sangat cepat. Seperti yang diharapkan dari Pangeran Zahard."

Wangnan, "Ah tidak juga, itu semua karena Jendral Baam yang memanage semua hal. Jujur saja, aku sendiri merasa seperti hanya pajangan saat Jenderal Baam membantai habis semua lawan yang kami hadapi."

Khun ber-'hm' ria saat memutar gelas wine nya, "Tapi dengan kau berhasil bertahan untuk tetap di sampingnya itu sendiri adalah prestasi yang luar biasa, kita semua tahu kalau agresi Ancient Alpha sangat menakutkan dan memberatkan. Kau yang tampak baik-baik saja dan berhasil kembali tampak kekurangan apapun benar-benar harus bangga."

Agresi yang dimiliki oleh Ancient Alpha saat mereka bertarung ataupun dalam keadaan tentu adalah hal yang tidak bisa di anggap remeh. Tekanan yang diberikan sangat kuat hingga membuat mu berlutut bahkan yang terburuk akan menghancurkan organ dalam hingga begitu buruk. Karena hal ini lah, jika seseorang ingin dekat dengan seorang Ancient Alpha, mereka harus pandai membaca situasi dan kuat baik secara mental ataupun psikis.

Wangnan tersenyum canggung. Dia memang harus mengakui kalau dia berhasil melawan agresi yang di miliki oleh Baam.

Entah bagaimana dia berhasil untuk tetap berada di dekat Jenderal nya saat melawan semua musuh. Walau dia tidak melawan para musuh secara pribadi, memang dengan berdiri dengan sumber destruktif seperti Baam yang sedang dalam agresi adalah hal yang patut di puji.

Manik kuning cerah sang Alpha diam-diam melirik sosok Bluenette di dekatnya. Sejak awal dia di tugaskan untuk mendekati Baam, menjadi salah satu kandidat untuk mate nya Baam. Tapi sebagai seorang Alpha, insting Wangnan jelas menolak keras. Dia tidak ingin di dominasi oleh Alpha lain bahkan walau itu adalah seorang Ancient Alpha. Karenanya Wangnan tidak pernah serius mendekati Baam seperti yang dilakukan oleh gadis Yeon dan Prince.

Dari pada Baam. Perhatian Wangnan sejak lama sudah tertambat pada jenderal Biru yang saat itu menjadi atasan Baam

Khun Aguero Agnis.

Seorang Beta yang kemampuannya bahkan bisa membuat para Alpha berlutut. Putra dari salah satu Ancient Alpha di kekaisaran, Khun Edhuan. Dia adalah seorang Beta yang memiliki paras yang lebih cantik dari Omega manapun, lebih arogan dan mendominasi dibandingkan Alpha manapun. Sebuah kehadiran yang membuat banyak Alpha di seluruh pelosok Bintang Kekaisaran ingin taklukkan.

Bintang Biru Kekaisaran.

Saat dulu Wangnan mendengar semua berita yang berhembus tentang sang Beta biru. Dirinya hanya menganggap angin lalu saja, tidak terlalu memberi perhatian. Tapi kemudian, saat dia pada akhirnya bertemu dengan Khun secara langsung saat melapor untuk menjadi anggota tim Baam.

Wangnan harus mengakui kenapa banyak Alpha di luar sana yang gila ingin menaklukkan si Biru.

Karena dia sendiri sekarang termasuk dalam jajaran Alpha menyedihkan yang mencoba menarik perhatian si Bintang Biru kekaisaran.

"Jenderal Aguero, menurut anda, siapa yang pada akhirnya akan menjadi mate Jenderal Baam?" Tanya Wangnan hati-hati, hendak memastikan bahwa pasangan pilihannya tidak tertarik dengan sang Ancient Alpha.

Khun, "Hm? Kenapa kau bertanya? Bukankah kau sendiri adalah kandidat mate nya Baam?"

Tawa kecil dia keluarkan, "Aku sejak awal tidak berniat, bagaimanapun sebagai seorang Alpha, aku menolak untuk di dominasi."

"Hee~ Seperti yang diharapkan dari ego seorang Alpha kurasa." Menyesap sedikit wine di gelasnya, "Lalu, apa mungkin Pangeran Zahard ini sudah memilih pasangan potensial nya?"

Senyum lebar terukir di paras sang Alpha pirang, matanya membawa cahaya cemerlang saat balas menatap Khun. "Ya, aku sudah menemukan pasangan potensial! Aku hanya harus berusaha keras membuat dia setuju!"

Tawa renyah keluar lolos dari bibir merah muda itu, "Oh mengejutkan sekali, aku pikir dengan status mu tidak akan ada orang yang akan menolak untuk menjadi pasangan mu."

Wangnan menyeringai, dia baru saja hendak mengatakan hal lainnya saat suara nyaring kaca pecah terdengar. Segera fokus semua orang mengikuti arah asal suara, mendapati itu berasal dari arah tempat Baam dan sekelompok peminatnya berkumpul.

Kedua alis tebal Khun bertaut bingung, indra penciumannya terhadap feromon pada dasarnya hanya bekerja saat bersama berhubungan intim dengan Baam saja, jadi dia tidak menangkap segera apa yang sebenarnya tengah terjadi. "Ada apa di sana?"

Tubuh tegang Wangnan tersentak saat mendengar pertanyaan Khun. Sebagai seorang Beta adalah normal untuk tidak memiliki sensitivitas terhadap feromon seperti halnya Alpha dan Omega. Jadi Wangnan sama sekali tidak terkejut dengan Khun yang tidak menyadari perubahan feromon yang meliputi aula besar tempat pesta diadakan.

"Sepertinya, Jenderal Baam mendapatkan rut nya."

Mata kobalt Khun melebar tak percaya. Kepalanya langsung tersentak melihat Baam tampak berlutut di lantai. Kepala brunette itu menunduk saat geraman terdengar samar. Kedua tangannya terkepal erat seakan mencoba menahan agresi insting alpha nya.

Melihat kesekitar, Khun mendapati beberapa Omega sudah jatuh ke lantai karena tidak kuat menahan tekanan feromon yang Baam keluarkan. Beberapa Alpha dan Beta yang lemah juga bernasib sama. Para Putri Zahard tampak bergeming di tempat sebelum senyum di wajah mereka berubah penuh tekad.

"Baam, kau baik-baik saja? Bagaimana kalau kita pergi ketempat lain?" bujuk Endorsi saat mencoba mendekati Baam. Langkahnya terhenti saat Baam mengeram, feromon Baam terlalu berat memaksa dia dan para Putri ataupun Alpha lainnya untuk tunduk.

Wangnan meringis mencoba untuk tetap berdiri tegap, melawan agresi yang Baam keluarkan. Dia tidak ingin menampakkan dirinya yang tunduk akan alpha lain di depan Khun.

Khun di sisi lain memperhatikan dengan teliti. Aneh sekali bagi Baam untuk memasuki rut begitu tiba-tiba. Untuk memasuki kondisi rut tentu nya akan ada beberapa tanda seperti perubahan mood dan sikap di hari-hari sebelumnya di ikuti dengan aroma feromon yang meningkat perlahan. Khun walau tidak menghabiskan waktu banyak bersama dengan Baam, dia pada dasarnya masih menerima informasi keadaan Baam dari Shibisu dan agen pengawas lainnya.

Dia tahu benar kondisi Baam selama beberapa hari belakang ini normal tanpa ada penurunan ataupun peningkatan. Bahkan menurut perkiraan, waktu rut Baam baru akan datang beberapa minggu lagi.

Melihat pecahan gelas di lantai, Khun dengan segera mendaftarkan bahwa itu adalah gelas yang sama dengan yang di bawa oleh Maria.

Rut secara paksa?!

Maria tampak mendekati Baam, berucap lembut akan sesuatu.

Melihatnya Khun tidak bisa menahan untuk tidak mendengus geli. Sungguh, sepertinya sepupu nya yang satu itu benar-benar sangat putus asa sehingga mengambil jalan ekstrem seperti ini.

"Menjauh dari nya, Maria." Seru Khun berjalan mendekat. Langkahnya sama sekali tidak goyah saat semua orang tampak tertekan oleh feromon yang Baam keluarkan. "Baam harus segera di isolasi dari semua orang, bagaimana pun kita tidak ingin ada yang terluka karena pengaruh Baam hilang kendali atas insting nya, bukan begitu?"

Endorsi mendesis marah, "Kau hanyalah seorang Beta, jangan mencoba memerintah kami!"

THUMP

"KHUN!"

"AGUERO!"

Mata semua orang di sana membelalak horror saat Baam tiba-tiba saja bangkit bergerak cepat seakan menerkam Khun. Mereka ingin maju tapi tekanan yang Baam berikan terlalu berat untuk mereka atasi.

"Aguero~ aku tidak tahan, aku ingin kamu, segera~" dengkuran sang Ancient Alpha terdengar begitu jelas di keheningan aula. Mata semua orang tampak penuh tanya saat menatap kearah Khun.

Khun hampir saja jatuh ke lantai saat Baam menubruk tubuhnya, beruntung dia berhasil mengambil langkah mundur sehingga dia masih berdiri walau terkukung di antara Baam dan juga meja prasmanan. Lehernya di renggangkan saat sang Alpha mengendus lehernya. Suara logam yang retak memberi tahu Khun bahwa Baam hampir berhasil menghancurkan choker khusus yang di pakai oleh Khun sekarang ini. "Baam, kita harus pergi."

Sang Ancient Alpha mengeram tidak puas. Memberi lebih banyak kekuatan saat mengigit benda yang menganggu dirinya dari menghirup aroma memabukkan Omega nya.

Clang

Tangan ramping itu segera menyabet gelas di atas meja. Menyiramkannya pada sang Alpha yang hampir berhasil menghancurkan choker nya.

"......"

Merapikan kerah pakaiannya, menyembunyikan leher berhias choker yang setengah hancur. Khun menatap Baam tajam, sama sekali tidak gentar saat mata emas itu menatapnya seakan ingin melahapnya saat itu juga. Melirik ke sekitar, tatapan semua orang terfokus pada mereka berdua. Tampak terkejut saat semua mata itu mendarat padanya.

Sial! Aku terlambat! Choker itu sudah terlanjur rusak!

"Aguero... kau Omega...?" guman Maria tidak percaya.

Membuang muka tak ingin menatap siapapun. Khun menarik Baam untuk segera keluar dari aula pesta. Mengabaikan keributan yang terjadi setelah kepergian mereka.

Sial sial sial sial!! Habis sudah! Semua sudah selesai!

Semua orang sekarang tahu gender asli ku! Lalu apa? Aku akan di lucuti dari kemiliteran? Setelah semua yang aku perjuangkan?!

Sial! Sial! Sial!

Pintu logam itu mengeluarkan suara 'ding' pertanda telah di kunci. Tubuhnya menghantam pintu baja dengan keras saat tangan Baam bergerak cepat melepas sabuk celana dan hampir merobek celananya.

"Kau puas sekarang? setelah semua orang tahu kalau aku adalah seorang Omega?" seru Khun marah.

Baam memberi jilatan panjang di sepanjang leher Khun, menggigit choker yang sudah rapuh, membuangnya ke lantai. Kedua tangannya bekerja rajin membuang celana panjang Khun. Dia terkekeh, suara nya dalam dan serak. "Ya, aku sangat bahagia~ akhirnya mereka tahu, akhirya mereka tahu kalau kau milik-ku!"

"Tu-tunggu! Baam! Aku tidak sedang dalam heat, tubuhku tidak bisa langsung AH!"

"Agh~ Aguero, kau benar-benar hangat dan ketat~" Baam mengerang nikmat. Sama sekali tidak memberi waktu bagi Khun untuk terbiasa saat dirinya langsung bergerak.

Khun mencakar punggung Baam yang masih berlapis jas. Terancam robek akibat kuatnya gengaman Khun saat Baam mendorong ke dalamnya tanpa penangguhan. Teriakannya tak bisa di tahan saat Baam mendorong keinginan nya kedalam krisan Khun, penuh mengenai titik kenikmatan Khun. Matanya berguling kebelakang saat pikirannya perlahan menjadi kosong tersapu oleh ekstasi.

"Baam!!"

Erangan nama Sang Alpha di tarik keluar saat dia mencapai klimaks, dinding krisannya mengepalkan keinginan Baam dengan erat. Baam mengerang keras saat dia memberi dorongan keras terhadap Khun, melepaskan benih hangatnya kedalam rahim sang Omega.

Nafas Khun terengah akibat euphoria dan nafsu. Mengerang lemah saat Baam menarik keluar. Secara naluriah lubang di bawahnya mengetat menahan agar tidak ada benih yang bocor keluar.

Baam menarik Khun dalam ciuman panas. Mengulum, menyesap dan menautkan lidah hingga saliva mereka bercampur. Bocor di sudut bibir jatuh mengalir menodai dagu. Menangkup pantat Khun, sama sekali tidak mematahkan ciuman mereka saat Baam mengangkat Omega nya menuju ranjang di kamar tersebut.

"Aguero, you are mine, my Aguero..." Baam berguman parau di leher Khun.

Kecupan basah dan gigitan kecil dia tinggalkan di sepanjang leher ramping Omega nya. Mata emasnya berkilau seperti binatang buas saat melihat sebuah mark tepat di kelenjar feromon Khun. Sebuah mark yang tercipta setelah dirinya mengklaim Khun sebagai pasangannnya dulu.

Mark itu berbentuk sebuah bulan sabit yang tampak seakan di telan oleh matahari. Berwarna kuning ke emasan dengan sedikit gradiasi merah, tampak begitu mencolok di kulit putih pualam Khun.

Desahan panjang kembali lolos dari kedua birai yang sekarang memerah bak kelopak mawar saat Baam kembali mendorong masuk. Lengan kuat melingkari tubuh sang Omega yang berada di pangkuan sang Alpha. Mengangkatnya lalu mendorongnya jatuh ke kemaluan Baam.

Mata kobalt itu berputar kebelakang saat perasaan perutnya terasa kenyang dan penuh. Hanya erangan dan desahan serta kata-kata yang tak koheren yang keluar dari bibirnya. Tidak membiarkan sang Alpha untuk bekerja sendiri, dirinya mulai bergerak. Mengangkat pinggulnya dan menurunkan, bertemu dengan setiap dorongan Baam. Satu tangan memegang bahu Baam sebagai pegangan saat yang lain meremas surai coklat kastanye sang Alpha.

"Baam ah!!"

"Aguero, kau cantik sekali ah benar-benar sangat cantik~" puji Baam, jemarinya mengelus sisi tubuh Khun lembut.

Dia menahan diri untuk tidak mendorong keras kembali pada Khun. Menahan diri untuk tidak mendorong Khun jatuh ke ranjang dan meniduri nya dengan keras seperti yang baru saja dia lakukan pada Khun di pintu tadi. Mata emasnya menatap memuja pada sosok biru yang tengah bergerak di atas kemaluannya.

Tubuhnya yang putih bak giok tampak begitu berkilau indah dengan keringat akibat kegiatan panas mereka. Rambut biru keperakannya tampak begitu berkilau saat berayun lembut mengikuti gerakan yang dia lakukan. Khun benar-benar tidak terlihat seperti seorang manusia jika dibandingkan. Sosoknya terlalu indah dan lebih mirip Elf atau Imp. Begitu cantik dan mempesona seakan dia baru saja turun dari Surga.

Gerakan si Biru perlahan melemah, dia kelelahan hingga memutuskan untuk berhenti sejenak. Mengambil nafas dalam-dalam, matanya yang setengah terbuka menatap tepat kearah Orb emas Baam. Mempererat genggamannya terhadap surai coklat Baam, menyatukan kedua dahi mereka saat nafas mereka saling bertukar akibat jarak yang begitu minim. Saling menatap pada kedalaman mata masing-masing. Penuh dengan keinginan dan nafsu yang tidak terpuaskan.

"Alpha, please fill me with yours~" bisik Khun menggoda, sudah tenggelam terlalu dalam dalam lautan nafsu.

Seringai gelap terukir di wajah Baam. Dengan cepat dia membalik Khun hingga tengkurap, menekannya ke kasur, mengangkat pinggulnya hingga hanya tersisa ujungnya saja. membanting kembali dengan mantap hingga sang Omega mendesah keras. Memberi jilatan sugestif tepat di mark yang tercetak di tengkuk tepat kelenjar feromon Khun. "As you wish my Omega~"

Baam mendorong lagi. Setiap dorongan mencapai kedalaman baru hingga membuat tubuh Khun hanya bisa bergoyang layaknya kapal di atas lautan badai. Teriakan dan tangisannya semakin menjadi-jadi saat Baam menggigit keras pada bekas gigitan klaimnya. Menghantarkan seperti aliran arus listrik yang kuat menyerang saraf Khun. Perutnya terasa begitu hangat dan penuh saat Baam mengeluarkan tampungan benihnya yang kedua.

"Tapi kali ini, pastikan kau membiarkan mereka berhasil, Aguero~"

.

.

.

Kelopak mata itu bergetar terganggu. Erangan kecil keluar dari nya saat perlahan dia terbangun. Tubuhnya terasa sakit di semua tempat, terutama tubuh bagian bawah yang menjadi korban paling buruk.

Berkedip beberapa kali mencoba mengumpulkan fokus. Khun menyadari kalau dia sekarang ada di kamar nya di Mansion keluarga nya. Alisnya bertaut bingung atas alasan apa dia bisa ada di rumah keluarga nya sekarang.

"Kau sudah bangun, Aguero."

Mengikuti sumber suara. Betapa terkejutnya Khun saat melihat ayahnya yang tidak dia sadari ternyata duduk tepat di samping ranjangnya. Khun Edhuan meletakkan LightBrain miliknya saat menatap putra nya dengan senyum khasnya.

"Kau tertidur cukup lama, ya itu wajar setelah semua yang kau hadapi adalah rut Ancient Alpha." Edhuan mengangkat tangannya, memberi isyarat agar sang Putra tetap diam. "Identitas mu sebagai seorang Omega sudah tersebar ke seluruh Bintang Kekaisaran, tentang kau yang menjadi mate si Putra V juga."

Wajah Khun jatuh dalam kesuraman.

"Tapi untungnya, kau tidak di lucuti dari ke militeran."

Khun, "...?!"

"Kau tahu, seorang Ancient Alpha yang memiliki mate memiliki agresi yang lebih kuat dibandingkan Ancient Alpha yang tidak. Hal ini lah yang menyebabkan Putra V begitu mendominasi di medan perang. Itu point bagusnya, tapi juga berarti ada buruknya." Ujar Edhuan menjelaskan. "Ancient Alpha pada dasarnya sangat posesif melebihi Alpha lainnya. Mereka juga sangat territorial terhadap kepemilikan. Menjauhkan Ancient Alpha dari mate nya sama saja dengan mengundang kematian karena ada kemungkinan besar mereka akan mengamuk."

Mata kobalt Khun segera mendapat pencerahan.

"Prestasi mu di kemiliteran jelas tidak bisa dipungkiri oleh siapapun. Zahard juga sudah menerima hal ini. Tapi sesuai peraturan, kau tidak bisa lagi menjadi pemimpin satu pasukan, bagaimanapun terlalu beresiko. Karena nya kau akan di tempatkan di pasukan yang sama dengan Putra V. Kalian berdua yang akan menjadi pemimpin di sana."

Khun bagaimanapun tidak mempermasalahkan. Dia harus mengakui kalau bekerja sama dengan Baam dalam satu tim memang lebih efisien dari pada harus bekerja sendiri.

Edhuan bangkit berdiri, hendak meninggalkan sang putra untuk beristirahat lebih lama. "Ah benar, untuk sekarang kau cuti saja, bagaimana pun aku tidak ingin ada sesuatu yang buruk terjadi pada cucu ku."

Cucu?

Khun mengernyit bingung. Wajahnya perlahan berubah horror saat mengaktifkan LightBrain miliknya, melihat tanggal yang tertera. Nafasnya terasa seakan dicuri keluar menyadari kalau sudah tiga minggu sejak pesta itu di selenggarakan. Sial! Aku tidak tahu apakah itu Baam yang meniduri ku lebih lama atau aku sendiri yang koma terlalu lama?!

Tatapannya turun ke perutnya yang masih datar. Menyentuhnya perlahan. Helaan nafas panjang keluar saat dia berbaring pasrah. "Jika sudah seperti ini, tidak mungkin aku bisa menyingkirkannya..."

Itu sudah terlanjur menjadi makhluk hidup...

.

.

.

Pandangan mata emas itu tampak begitu fokus terhadap sekotak pil berwarna biru di depannya. Melirik kearah sosok tidur mate nya, Baam mengambil satu tablet untuk di periksa.

Dirinya sudah lama memendam keraguan. Kenapa Khun masih tidak hamil juga setelah semua yang mereka lakukan? Terlebih dengan dirinya yang rajin mendatangi Khun ketika sang Omega sedang dalam heat yang merupakan waktu paling subur.

Khun jelas tidak melakukan perbuatan aborsi, karena jika sang Omega melakukan, Baam pasti akan langsung menyadari. Jadi, apa dan bagaimana sebenarnya?

Tidak butuh lama sampai dia mengetahui. Pil biru yang diletakkan berdampingan dengan pil hijau di kotak obat Khun ternyata adalah produk baru dari workshop. Pil Hijau yang merupakan suppressant kelas tinggi yang selalu Khun konsumsi, lalu pil Biru yang merupakan produk baru.

Obat Fertilisasi.

Tidak seperti obat aborsi yang akan menguras isi perut Omega dan meluruhkannya. Obat ini adalah produk baru yang akan membuat rahim sang Omega menjadi fertile alias tidak subur untuk sementara. Selama Omega yang bersangkutan mengkonsumsi obat ini setelah selesai berhubungan intim, dipastikan mereka tidak akan bisa hamil. Jangka waktu konsumsi adalah dari sehari hingga satu minggu setelah berhubungan.

Baam pada dasarnya sangat sibuk. Dia mengunjungi Khun dengan susah payah setelah mencuri waktu dengan hati-hati. Dia harus segera kembali kepasukannya setiap kali selesai sehingga Baam tidak bisa memastikan agar Khun tidak mengambil pil biru tersebut setelah mereka selesai. Bahkan walau Baam menyita obat itu, dirinya yakin kalau Khun akan bisa mendapatkannya obat itu kembali dengan mudah.

Harus ada cara, cara dimana Khun tidak akan bisa mengambil obat fertile sehingga benih Baam bisa berkembang di rahim sang Omega.

...

Seringai lebar terukir di paras sang Alpha. Seperti Iblis dia tersenyum saat memberi kecupan sayang pada sang Omega yang masih tertidur.

"Aguero, kau tidak masalah kalau aku mempercepat waktu rut ku bukan?"

.

.

.

.

.

~End of Part2~

Maria sama sekali tidak melakukan hal yang dituduhkan Khun. Itu adalah Baam yang meracuni dirinya sendiri untuk memasuki Rut secara paksa di tengah-tengah pesta👍

07 September 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top