Behind The Story
"Ekhem. Tes, satu dua tiga. Udah mulai, ya?" Sebastian menepuk-nepuk mic-nya beberapa kali. Setelah memastikan kalau benda tersebut sudah diaktifkan, dia kembali berbicara dengan tatapan yang mengarah ke kamera, "Baik. Sebelumnya, para Lovey pasti udah tau nama saya, kan? Tapi sebagai formalitas, saya perkenalkan diri lagi. Nama saya Sebastian Aksa Nugraha. Boleh panggil Bastian, Babas atau Tian, whatever. Asal jangan panggil Papa Ian karena itu spesial—saya nggak mau spoiler karena nanti digeplak Syikalina, haha."
Sebastian melirik Syikalina yang sedang serius dengan laptopnya. "Jadi, kali ini saya mengambil alih lapak ini, karena Syikalina lagi sibuk menyiapkan extra part untuk kalian. Di sini, saya enggak mau ngapa-ngapain sebenarnya, cuma pengen ngobrol doang sama Lovey yang udah excited banget sama cerita ini. Saya, mewakili seluruh tokoh, mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada para Lovey, berharap suatu saat nanti kita bisa bertemu dalam bentuk visual yang nyata, haha. Tapi ... saya nggak yakin kalian bakal biasa saja. Minimal, kalian bakal mimisan atau pingsan karena melihat kegantengan saya."
"Bas! Jangan banyak bicara, deh. To the point aja, kamu harus ke supermarket buat beli popok baby A." Zanna tiba-tiba datang menghampiri Sebastian sambil berkacak pinggang. Melihat kemarahan sang istri yang entah kenapa justru tampak seksi, membuat pria itu menyeringai.
"Oke, karena Mamah muda kita udah nggak sabaran, saya akan menjawab beberapa pertanyaan yang masuk. Yang pertama," Sebastian menggulir ponselnya, mencari beberapa pertanyaan yang sudah diberikan oleh Lovey. "Dari @Mia_nam. Apa yang membuatmu sadar kalau kamu mencintai Zanna. Jawabannya ... waktu dan kesetiaan. Saya pernah meminta Zanna untuk enggak mengkhawatirkan saya, sekaligus memberi batasan supaya dia nggak berharap sama saya, tapi istri saya itu terlalu keras kepala, sampai-sampai dia berhasil membuat saya jatuh dan nggak tau cara untuk keluar dari perangkap dia."
"Next, dong." Emily yang sedari tadi hanya menjadi penonton langsung menyerobot, tak suka melihat keromantisan yang membakar hatinya. "Ada pertanyaan buat aku, nggak Bas?"
Sebastian kembali menggulir layar ponselnya. "Ada. Dua." Jawaban ketus yang dilontarkan Sebastian membuat Emily cemberut.
"Dari ikaaachmad dan Sandiagaunooo Em, udah depresi belum? Butuh psikiater nggak?" Zanna tak bisa menahan tawanya saat mendengar pertanyaan tersebut. Dia bahkan sampai memukul Sebastian yang tampak pasrah diperlakukan demikian.
"Pertanyaannya bisa diskip nggak? Atau, ada pertanyaan lain yang better?"
"Jawab aja. Kalau enggak mau, boleh keluar. Kamu nggak penting-penting amat juga di sini," ucap Sebastian tanpa menatap si lawan bicara.
Emily mendengkus, meski mau tak mau dia menjawab, "Aku sakit hati waktu Tian malah milih perempuan yang baru dia kenal daripada aku yang jelas-jelas udah tau luar dalamnya dia, tapi nggak sampe depresi. Masih banyak laki-laki yang lebih baik dari Tian."
"Bilang aja kamu nggak mau dikatain murahan lagi."
Mata Emily membulat sempurna, dia hampir mengeluarkan umpatan untuk Zanna tapi urung saat melihat ekspresi datar Sebastian.
"Sekarang pertanyaan untuk saya lagi. Astaga ... kalian ngefans banget sama saya? Nggak ada pertanyaan untuk istri saya gitu? Kasihan, dia cuma nemenin saya doang, hahaha." Sebastian mencubit pipi Zanna yang semakin gembul setelah melahirkan.
"Bas, fokus!" Teguran dari arah belakang mereka membuat Sebastian langsung menurunkan tangannya. Tampak Syikalina sedang menatap kesal Sebastian.
"Sorry. Pertanyaan selanjutnya. Sebastian, kapan aku punya ponakan? Tunggu aja, ya. Kita masih merahasiakan tentang Baby A, tapi nanti Syikalina pasti bakal kasih di extra part, kok, kecuali cara pembuatannya, ya hahaha."
Syikalina memutar bola matanya dan langsung mengambil alih mic Sebastian. "Karena Sebastian absurd banget, jadi sekarang giliran aku, ya. Terima kasih banget atas pesan dan kesan para Lovey untuk cerita aku, jujur aku terharu banget sampai-sampai pengin peluk kalian satu-satu. Aku harap bisa ketemu kalian secara langsung. Dan, ya. Aku akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian mengenai cerita ini."
"Pertanyaan pertama, dari yurluvv2 bakalan ada sequel untuk cerita ini atau mau buat karya yang lain lagi? Jadi ... dengan banyak pertimbangan tentunya, aku memutuskan untuk nggak membuat sequel. Alasannya simpel, aku nggak mau para pembaca tetap stuck sama tokoh Sebastian dan Zanna. Aku mau membuat cerita yang lebih fresh dengan tokoh-tokoh yang lebih menarik lagi."
"Terus, kita dilupain gitu?" protes Sebastian, membuat Syikalina rasanya ingin menabok pria itu.
"Membuat cerita baru bukan berarti ngelupain, ya, Bas. Ngeselin banget."
"Oke, pertanyaan selanjutnya. Dari Sandiagaunooo bermula dari ide apa yang buat kepikiran nyiptain Sebastian-Zanna. Sejujurnya, aku nggak pernah berpikir kalau akan membuat cerita ini, tapi setelah menonton drama Korea yang berjudul So I Married An Anti Fan, entah kenapa aku tiba-tiba mendapat inspirasi. Aku berpikir, gimana rasanya menjadi seorang istri dari aktor yang terkenal dan menjalani pernikahan yang dirahasiakan. Semuanya ngalir gitu aja, without kerangka ataupun outline. Just feeling."
"Ada juga yang minta aku untuk buat cerita perjodohan lagi. Hm, aku belum ada ide sih untuk itu. Mungkin nanti aku pikir-pikir dulu. Buttt, aku spoiler dikit, ya. Next project aku, romance juga, tapi tentang mantan. Hahaha. Nanti liat aja, yaaa."
"Spoiler terakhir, selain extra part, aku juga bakal bikin spin off Sebastian. Selama ini, kalian cuma tau dari sisi Zanna dengan sudut pandang orang ketiga, kan. Tapi kalau enggak ada halangan, aku bakal buat spin off Sebastian. Terakhir, aku juga lagi ada project self healing, bukan novel. Semacam diary yang related sama kehidupan sehari-hari. Dua cover project aku kayak yang di bawah."
"Menurut kalian gimana? So, sampai jumpa lagi!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top