Bab 6. Si Rumit


Mana nih, yang minta dilanjut? Tuh, udah aku kasih wkwk.

Happy reading!

***

Kekhawatiran Zanna ternyata benar adanya. Layaknya si jago merah, video terkait peristiwa kemarin mendadak viral di sosial media. Banyak wartawan yang meliput di lokasi syuting hingga penjagaan semakin diperketat. Mereka menanyakan perihal kejelasan dari video tersebut, tak jarang muncul spekulasi-spekulasi tentang hubungan segitiga yang menyeret nama Zanna, menimbulkan komentar-komentar miring yang memojokkan Zanna sebagai orang ketiga.

Merasa keadaan semakin keruh, pihak agensi Sebastian dan Naomi langsung turun tangan, yang berdampak pada keterlambatan dua bintang utama itu ke lokasi syuting. Pagi-pagi sekali, sekitar jam 7, Sebastian sudah berangkat kerja, tapi sampai waktu menunjukkan pukul sepuluh, pria itu belum juga menampakkan batang hidungnya, membuat Zanna bertanya-tanya.

Apa seserius itu kejadian kemarin? Atau mungkin berpengaruh pada karir Sebastian?

Zanna sendiri bukannya tidak peduli dengan nama baiknya yang sedang dipertaruhkan, hanya saja dia berpikir kalau lama kelamaan masalah tersebut pasti akan menghilang. Toh, sosial medianya masih aman-aman saja, takada komentar yang terang-terangan menghujatnya. Paling-paling dia mendengar berita dari para kru. Itupun sebisa mungkin Zanna bersikap acuh tak acuh.

Begini banget jadi istri Sebastian.

Nasi sudah menjadi bubur. Janji sehidup semati sudah terucap, dan bukti yang diabadikan dalam catatan sipil, buku nikah serta akta juga sudah tersimpan rapi di rak. Jadi, takada yang bisa Zanna lakukan selain pasrah. Andai waktu bisa diulang, pasti dia akan melakukan berbagai cara supaya perjodohannya dengan Sebastian batal. Mengenaskan sekali hidupnya. Ini baru ujian awal dari pernikahan mereka, bagaimana nantinya Zanna menghadapi ujian yang lebih besar?

Zanna tak mau mati muda!

Setidaknya ... usia 27 tahun masih dianggap muda, kan? Apalagi wajahnya juga masih imut-imut, sangat cocok kalau kembali ke masa sekolah menengah.

Pede gila!

Oke, sepertinya Zanna sudah terkena virus kepercayaan diri Sebastian yang setinggi Gunung Everest.

"Na, Na. Liat ini, deh!"

Kedatangan Fayra yang tiba-tiba membuat Zanna yang sedang menikmati siomay langsung tersedak. Dia buru-buru meminum air hingga tersisa setengah. Untung dia tak punya riwayat penyakit jantung.

"Apa, sih, Fay? Gawat banget kayaknya," tukas Zanna seraya menutup botol minuman.

Fayra mengambil kursi yang terletak tidak jauh dari posisinya lalu duduk di sebelah Zanna. Dikarenakan Sebastian dan Naomi belum muncul, para kru yang bertugas tidak terlalu sibuk, hanya melanjutkan syuting yang tidak sampai melibatkan pemeran utama. Bahkan Zanna memilih untuk duduk, apalagi kakinya juga masih sedikit sakit.

"Udah liat berita di hape?"

Zanna mengernyit. Dari tadi dia tidak bermain ponsel karena benda persegi panjang tersebut sedang diisi daya.

"Belum. Kenapa?"

"Pihak agensi Sebastian udah konfirmasi masalah yang kemarin." Fayra menyerahkan ponselnya kepada Zanna untuk menunjukkan berita yang dimaksud. Untuk sesaat, Zanna tercenung ketika membaca headline news.

Style Entertainment konfirmasi! Wanita yang kemarin itu tidak ada hubungan apa pun dengan Sebastian.

Dilansir dari Today's News, pihak agensi Sebastian akhirnya buka suara terkait kejadian kemarin yang sempat viral di media sosial. Menurut Style Entertainment, wanita yang identitasnya disembunyikan itu merupakan salah satu kru yang ikut tergabung dalam pembuatan mini series Sebastian.

Bahkan, dengan tegas Style Entertainment mengatakan bahwa wanita dalam video tersebut sudah menikah dan tidak ada hubungan apa pun dengan Sebastian. Terkait dugaan adanya hubungan rahasia sama sekali tidak benar. Dorongan rasa kemanusiaan lah yang mendasari aktor kelahiran Jakarta, 29 tahun silam itu untuk melakukan hal demikian.

"Tidak, tidak ada hubungan. Sebastian sudah bilang sama kami. Dia hanya menolong salah satu kru yang jatuh akibat fans yang saling dorong," ucap Anton, perwakilan dari Style Entertainment saat ditemui di gedung agensi, yang semakin menegaskan kalau Sebastian dan wanita itu memang pure rekan kerja.

Sementara itu, banyak juga yang berspekulasi bahwa alasan berita Sebastian hanya untuk menutupi hubungannya dengan Naomi yang diam-diam mulai terjalin.

Wah, wah. Kalau memang benar, kita tunggu konfirmasinya, ya!


Zanna tidak tahu apakah dia harus senang atau justru sedih setelah membaca berita tersebut. Di satu sisi, dia merasa seperti seorang simpanan yang keberadaannya harus disembunyikan rapat-rapat, sedangkan di sisi lain, Zanna mengerti kalau ini semua pasti demi kebaikannya. Dua bulan menjadi istri dari seorang aktor terkenal membuat Zanna sedikit demi sedikit mencoba memahami dunia Sebastian yang penuh drama.

Zanna membuang napas kasar. Berat, berat. Dia harus tahan banting dan punya mental baja kalau tidak ingin kalah. Walaupun pemikiran tentang perceraian tidak buruk juga, tapi dia ingin menikah sekali seumur hidup. Biarpun rasa nano-nano yang katanya indah itu belum menjalari hatinya.

"Aku bingung sama orang-orang yang mikir aneh-aneh tentang kamu sama Bastian. Memangnya salah, memanusiakan manusia?"

Zanna tersenyum tipis membalas gerutuan Fayra. Dia mengembalikan ponsel wanita itu. Bukan hanya Fayra saja yang berpikir begitu, Zanna juga. Padahal apa salahnya membantu orang? Dunia artis itu memang sangat kejam. Semua yang dilakukan tak pernah lepas dari tangkapan kamera. Kadang kala, Zanna kasihan dengan para publik figur yang dipaksa sempurna oleh sekitarnya. Tak ayal, banyak dari mereka yang memilih memprivasi kehidupan mereka.

Sebastian salah satunya.

"Dikit-dikit digosipin, dikit-dikit diberitain. Nggak capek apa? Ngurusin hidup orang." Fayra belum juga berhenti.

"Buat cari bahan, Fay. Kalau enggak gitu, atasan mereka bakal marah, berita mereka nggak laku."

"Tapi kesel banget tau! Mereka cuma tau dari satu sisi doang, padahal kamu juga sampe harus didorong-dorong sama fans Sebastian. Terus, gimana sama respons suami kamu? Pasti risih banget, ya?" tanya Fayra dengan tatapan prihatin.

Zanna menggeleng pelan. "Dia ngerti, kok."

Saking mengertinya, Zanna sampai jadi korban dari keganasan fansnya.

***

"Kakinya udah nggak sakit lagi?"

Zanna terkejut dengan kehadiran Sebastian saat dia sedang membereskan peralatan make up-nya di ruang ganti. Dia langsung menatap ke arah pintu keluar, memastikan takada orang yang lewat dan menyadari keberadaan mereka berdua. Bisa-bisa nanti gosip baru bermunculan. Kalau sampai iya, Zanna bersumpah akan memasukkan Sebastian ke Squid Game, biar mati sekalian.

Terus kamu jadi janda, dong?

Bukan begitu maksudnya, tapi ... ah sudahlah. Intinya kalau sampai terjadi hal-hal yang tak diinginkan, Zanna akan mencincang tubuh Sebastian sebelum diberikan kepada kecoa.

"Kamu ngapain ke sini?" tanya Zanna horor, seperti melihat makhluk Chupacabra yang baru saja keluar dari serial Shinbi House.

"Memang nggak boleh?" Bukannya takut dengan konsekuensi kalau mereka ketahuan, Sebastian malah duduk santai di salah satu kursi rias sambil mengeluarkan sekotak yoghurt dari saku kantong jaket lalu meminumnya.

"Kamu mau ada gosip macem-macem lagi tentang kita? Udah cukup, ya, aku ditatap aneh sama anak-anak di sini. Mereka ngiranya aku selingkuh sama kamu."

Alis Sebastian terangkat. "Agensi aku udah ngeluarin statement. Mereka nggak bakal mikir macem-macem lagi."

Zanna mendengkus. Gampang sekali mulut Sebastian berbicara, tanpa beban. Pria itu enak karena sudah ada yang meng-handle, berbeda dengan Zanna yang apa-apa harus sendiri.

"Terserah kamu aja." Entah kenapa, hari ini terasa begitu berat, padahal dia hanya melakukan pekerjaan seperti biasa. Barangkali berita tersebut juga memberi dampak yang melelahkan bagi kondisi tubuhnya.

"Kaki kamu gimana?" Pertanyaan Sebastian kembali ke awal. Pria itu melirik kaki Zanna yang dibalut celana longgar panjang.

"Udah mendingan."

Zanna melangkah ke arah Sebastian, berniat untuk mengambil peralatannya yang tertinggal, tapi dengan usilnya, Sebastian menekan lutut Zanna, membuat wanita itu langsung meringis dan memelototi Sebastian.

"Apa-apaan, sih, Bas? Sakit tau!"

Sebastian mengedikkan bahu. "Katanya udah mendingan."

"Udah mendingan belum berarti sembuh, Bas. Ya, ampun!" Zanna geregetan dengan Sebastian. Ingin sekali menjambak rambut gondrong pria itu seperti sebelum-sebelumnya, kalau saja dia tidak ingat sedang berada di mana. Padahal, baru kemarin Sebastian bersikap manis, sekarang malah kembali ke mode menyebalkan.

Punya suami gini amat.

"Nanti juga sembuh, cengeng."

Alis Zanna seketika menekuk tajam. Dia berkacak pinggang, menatap Sebastian bak ibu kos yang meminta uang bulanan.

"Sebenarnya kamu ke sini mau ngapain? Nggak mungkin cuma mau ganggu aku, kurang kerjaan banget!" Karena Sebastian tidak akan mau repot-repot ke sini mencarinya kalau takada urusan. Bisa dibilang, dia hanyalah kunci cadangan kala Sebastian membutuhkan.

Sebastian diam sejenak, lalu menghela napas. "Mama telepon aku."

Tuh, kan! Pasti ada maunya.

"Terus?"

"Mama nyuruh kita besok ke rumah, syukuran empat bulan kehamilan Kak Nadine."

"Kamu bakal ke sana?"

"Terpaksa."

Sebetulnya, Zanna bukan wanita tega yang akan bahagia di atas penderitaan orang, tapi saat melihat eskpresi pasrah Sebastian, mendadak jiwa-jiwa peri jahatnya muncul ke permukaan hingga membuat Zanna ingin tertawa keras. Selain karena syukuran kehamilan Kak Nadine—kakak ipar Sebastian—Zanna yakin, ibu mertuanya punya alasan khusus mengundang mereka ke rumah. Dan hal itu pasti berkaitan dengan berita tersebut.

Let's see!

***

Udah puas? Belum puas? Coba komen di bawah tentang chapter ini.

Kalau aku jadi Zanna, sih, bakal terang-terangan bilang kalau jadi istri Sebastian. Mayan, lah, biar trending wkwk

So, see you again, Lovey!

Bali, 3 Oktober 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top