Bab 11. Si Rese

Sebastian rese!

Gara-gara ucapan Sebastian, Zanna jadi kepikiran, apalagi pria itu langsung pergi begitu saja setelah berucap demikian, meninggalkan Zanna yang penasaran setengah mati. Dia sebenarnya tidak mau percaya, tapi melihat raut tak mengenakkan dari sang sutradara, sepertinya memang benar. Sebastian tidak melakukan adegan tersebut.

Kalau sikap Naomi, tak banyak yang berubah. Wanita itu masih menyunggingkan senyumnya setiap saat, hanya sorot matanya tak bisa berbohong. Jelas, wanita mana yang tidak kecewa kalau ditolak? Kalau dia ada di posisi Naomi, pasti dia juga akan kecewa kepada Sebastian.

Yang menjadi pertanyaan; kenapa Sebastian harus repot-repot menjelaskannya kepada Zanna?

Zanna tak menampik kalau jauh di sudut hatinya, dia lega karena Sebastian tidak jadi melakukan adegan tersebut, tapi alasan di balik kejujuran Sebastian yang tiba-tiba masih mengganjal bagi Zanna. Sebastian tidak mungkin ahli telepati yang bisa membaca pikiran orang, kan?

Dan karena itu juga, Zanna tidak bisa melepaskan tatapannya pada Sebastian. Pria yang kini sedang berbicara dengan beberapa kru itu tampak tak terusik meski Zanna perhatian secara terang-terangan. Oh, atau mungkin ... sebenarnya Sebastian sadar, hanya pura-pura tidak tahu saja.

Dasar bermuka banyak! Kadang-kadang Sebastian bisa sangat menyebalkan, kadang-kadang bisa sangat baik, dan bisa juga berubah misterius. Tak heran kalau Sebastian  didapuk menjadi aktor dengan sikap manipulatif yang seakan sudah menjadi bagian dari dirinya.

Sudahlah, daripada Sebastian kegeeran karena terus diperhatikan oleh Zanna, lebih baik dia wisata kuliner. Acara syukuran dalam rangka berakhirnya syuting yang katanya diadakan kecil-kecilan ternyata tidak sekecil yang Zanna kira.

Pasalnya, banyak makanan yang tersaji di prasmanan. Bukan hanya makanan berat, tapi berbagai macam camilan dan minuman juga ada. Zanna serasa sedang menghadiri acara kondangan.

Makan nasi sudah dia lakukan tadi, jadi sekarang Zanna tengah memilih camilan. Sebagai penyuka makanan manis, dia tidak akan melewatkan cupcake, pancake, bolu, dan tentunya cotton candy. Dia mengambil camilan-camilan tersebut secukupnya dan diletakkan ke piring. Zanna memakan cupcake terlebih dahulu. Dia langsung berdecak kagum tatkala butter cream yang lembut menyapa indra pengecapnya.

Ya ampun ... ini enak sekali!

Zanna ketagihan dan kembali menyuapkan sesendok cupcake ke dalam mulutnya. Wah, bagaimana bisa butter cream yang biasanya membuat Zanna mual bisa seenak ini?

Sepertinya cupcake tersebut sudah menyita seluruh atensi Zanna hingga dia tak menyadari kalau Sebastian sudah berdiri di sebelahnya. Dengan posisi yang berlawanan arah dengan Zanna—semata-mata supaya takada yang curiga—Sebastian melirik piring Zanna dan si empunya bergantian. Dia menggeleng saat melihat banyaknya camilan dengan kandungan gula yang ada di piring Zanna.

"Aku curiga kalau perut kamu terbuat dari karet."

—Bersambung—

Untuk lanjutannya, kalian bisa langsung ke karyakarsa ya! Atau bisa klik link di profil akuuu ❤️

Masih gratis!

https://karyakarsa.com/Syikalina/11-si-rese

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top