2. Simpanan

Seulgi telah melakukan apa yg dimintai oleh nyonya Park kepadanya. Tapi, setelah mengetahui hal tsb, ibunya Seulgi malah tidak terima anaknya di lecehkan seperti itu dan akhirnya memilih untuk mengundurkan diri saja. Harga diri anaknya lebih penting, menurutnya.

Tidak masalah miskin, asalkan harga diri masih di junjung tinggi oleh keluarganya. Dan mulai darisanalah Seulgi pun terus menjauhi Jimin.

Bila menemukan Jimin berada di dekatnya, ia pasti langsung pergi.

Jimin sampai kewalahan ingin bicara dengannya.

Padahal ia hanya ingin mengatakan kalau ia akan segera pindah ke Seoul untuk melanjutkan sekolah menengah atasnya (SMA) tsb. Btw Seulgi uda SMA tapi Jimin masih SMP tingkat 3.

Tapi, Seulgi malah tidak pernah muncul di depannya lagi. Akankah Jimin punya kesempatan untuk mengucapkan perpisahan padanya?

Aku akan menunggumu, Seul. Sampai kapanpun itu....

,

Selang beberapa minggu kemudian, Seulgi baru tau kalau ternyata ibunya sedang hamil 3 bulan.

Pantas saja waktu ibunya mengatakan ia berhenti bekerja, ayahnya kelihatan shock. Karna ayahnya tau ibunya mesti mencari pekerjaan lain lagi dan itu pasti sulit untuk dirinya.

Seulgi yg merasa bersalah itu pun memutuskan untuk membantu ibunya.

Kebetulan ada seorang tante yg sering datang ke restoran tempat ibunya bekerja sekarang. Dan Seulgi sering membantu ibunya cuci piring di belakang.

Dari pakaiannya sih kelihatan kalau tante itu kaya, ia juga sering mengatakan kalau Seulgi itu cantik. Dan Seulgi pun memberanikan diri untuk mendatanginya hari ini.

Kebetulan tante itu datang untuk makan lagi hari ini. Tapi, ibu Seulgi tidak mengetahuinya. "Oh, kamu perlu pekerjaan?" Tanya tante itu antusias, lalu tersenyum manis.

Ia pun melihat Seulgi dari atas sampai bawah, Seulgi merasa aneh dan langsung membantahnya. "B-bukan pekerjaan seperti itu!" Ucapnya cepat.

"Ya, tentu saja! Aku juga tidak berani memberimu pekerjaan seperti itu, nanti aku yg masuk penjara."
"Kamu masih di bawah umur kan? Bagaimana kalau jadi pelayan di club malamku saja? Aku akan memberimu gaji yg lumayan."
"Untung saja proporsi tubuhmu lumayan berisi, jadi seseorang tidak akan curiga kalau kamu masih sekolah. Jadi, bagaimana? Kamu mau?"

Seulgi pun langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Mulai darisanalah ia terus membantu di club malam tante tsb.

Keluarganya tidak mengetahuinya, ia selalu keluar dari jendela kamar dan pulang menjelang subuh. Itulah kenapa ia tidak konsentrasi belajar sekarang.

Sepertinya ingin melanjutkan sekolah di Seoul adalah hal yg tidak mungkin ia capai lagi.

"Kang Seulgi, bangun!!" Seulgi terkejut ketika gurunya tiba tiba meneriaki namanya, ternyata ia ketiduran di kelas.

"Maaf, ssaem. Lain kali aku tidak akan berani tidur di kelas lagi--"

"Cepat ke rumah sakit! Ummamu di larikan ke rumah sakit!"

"A-apa??"

Seulgi pun langsung menuju ke rumah sakit tsb.

"Ummamu mengalami pendarahan, ia harus segera di operasi. Sedangkan appamu--ia tidak terselamatkan lagi," ucap dokter tsb.

Seulgi baru tau kalau ayahnya menjemput ibunya pulang kerja hari ini.

Tapi, sebuah mobil tiba tiba melaju cepat ke arah mereka. Seorang pengendara yg mabuk.

Demi menolong sang istri, ayahnya pun kehilangan nyawanya dilindes oleh ban mobil tsb.

Sedangkan ibunya terjatuh dan mengalami pendarahan.

Tubuh Seulgi tidak kuat untuk menopang dirinya lagi, rasanya ia ingin pingsan saja. Tapi, apakah hal itu bisa menyelesaikan masalahnya?

Tidak Seul, kamu harus kuat! Sekarang hanya ada kamu yg bisa menjaga kakek nenek dan adikmu ini.

(Sebagai pemberitahuan, Seulgi masih punya seorang adik yg berumur 7 tahun)

"Helmoni, haraboji. Tolong jagakan Jungkook sebentar ya, ada yg harus kulakukan."

"Tapi, kemana--?"

"Sebentar saja...." lalu Seulgi pun langsung pergi.

Kedua kakek neneknya terlihat cemas, tapi apa daya, tidak ada yg bisa mereka lakukan juga.

,

Seulgi pun berlari masuk ke club untuk menemui bos nya. Ketika berlari, ia tidak sengaja menabrak seorang pria. "Maaf, maaf," ucapnya cepat tanpa melihat siapa pria tsb.

Lalu ia pun masuk ke dalam ruangan bos nya. "Tolong, bantu aku!" Pintanya cepat.

Tante yg sedang mengistirahatkan matanya itu nampak kebinggungan. 

"Ada apa denganmu?"
"Ya! Bagaimana kamu bisa memakai seragam sekolahmu kesini. Buka! Apakah kamu mau club malamku ini bangkrut karnamu!" Marah tante ini juga.

Seulgi tidak sempat mengantinya lagi, dari sekolah ke rumah sakit lalu langsung menuju kesini.

Menuruti perkataan sang tante, Wendy pun langsung membuka pakaiannya.

"Aku rela--aku rela melakukan apapun! Tapi aku mohon, kamu harus meminjamkan uang 50jt kepadaku hiks... ummaku... ummaku sekarat hiks."

"Apa!"
"Apa yg terjad--i?"

"Akk!!" Seulgi langsung berteriak ketika seorang pria tiba tiba memasuki ruangan tsb, Seulgi pun memakai pakaiannya kembali.

"50 juta? Baiklah, aku akan memberimu 100juta. Tapi, gadis ini harus menjadi milikku!"

,

Seulgi sama sekali tidak bisa memikirkan apapun ketika pria itu mulai menyentuhnya, ia hanya menutup matanya dan memikirkan bagaimana ibunya bisa di tolong dengan uang tsb.

Pelan pelan pria tsb mulai menanggalkan celana dalamnya dan--

"Akk aakkkk aaakkkkk!!!" Teriaknya penuh kesakitan.

JIMIN AAHHHHHH

,

Setelah memberikan uang tsb kepada pihak rumah sakit, operasi pun di lakukan dengan sesegera mungkin.

Ibu Seulgi tertolong, tapi, ia malah harus kehilangan putrinya ini.

Ibu Seulgi tidak pernah melihatnya lagi setelah malam itu.

Selama bertahun tahun, Seulgi hanya mengirimkan uang kepada mereka.

Tapi, ibu Seulgi tidak pernah ingin mengunakannya.

Karna ia telah mengetahui semuanya dari tante itu.

Seulgi... telah di jadikan simpanan oleh seorang miliarder dan ikut bersamanya ke Seoul.

Ibu Seulgi merasa benci, baik itu pada dirinya sendiri maupun putrinya ini.

Bagaimana bisa ia mengambil jalan ini?!

Hiks... semua salahku! 😢

"Tidak! Putriku sudah meninggal bersama appanya malam itu, nak Jimin. Putriku-Seulgi... sudah meninggal. Jadi, jangan pernah mencarinya lagi, lupakanlah dia dan jalani hidupmu dengan baik." Itulah ucapan ibu Seulgi untuk terakhir kalinya ketika Jimin datang mencarinya sehari sebelum ia berangkat ke Seoul.

Sampai sekarang, Jimin masih tidak berani percaya kalau Seulgi sudah meninggal.


10 tahun kemudian.

Taeyong sedang berjalan memasuki kamarnya Seulgi, gadis ini terlihat sedang tidur dengan lelapnya disana. Taeyong pun hendak membangunkannya. Tapi, rasanya jadi tidak tega setelah melihat wajah nyenyaknya tsb.

Taeyong begitu tergiur untuk menyentuhnya, ketika tangannya baru saja menyentuh pipi gadis tsb, Seulgi pun terbangun,

Taeyong langsung menarik tangannya kembali. "Kamu... sudah bangun, noona? Sehun Hyung sedang menunggumu di ruang makan."

"Eoh? Kenapa kamu tidak mengatakannya lebih awal?"

"Dia tidak memberitahuku akan datang, maaf."

Tidak membalas ucapan Taeyong lagi, Seulgi pun langsung menuju ke kamar mandi dan mandi.

Tak lama ia pun turun untuk menemani Sehun di ruang makan. "Maaf, aku ketiduran," ucapnya.

Sehun langsung mengacak rambutnya gemas. "Gakpapa. Lagian, siapa yg memintamu bangun?"
"Aku tidak memintamu melakukan hal itu kan, Tae?" Tatapnya kesal ke arah Taeyong.

"Ohya? kupikir hyung ingin makan bersama noona. Klo gitu maaf, aku salah paham."

"Baguslah kalau hanya salah paham." Balas Sehun penuh maksud.

Kelihatan banget kalau ada masalah dengan kedua abang adik tiri ini.

Tapi, Seulgi tidak peduli.

Lagian bukan urusannya.

Saat ini ia hanya ingin fokus menjadi simpanannya Sehun, lalu membahagiakan keluarganya dengan uang yg ia dapatkan itu.

Salahkah seperti itu?

Tbc

Jangan lupa komen yg banyak ya biar author semangat. Makasi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top