15. Bahagia
"Kenapa kamu tega mendorongku, Seulgi ssi? Kenapa--ugh!" dan Rose pun pingsan.
Jimin menatap Seulgi dengan maksud benerkah itu?
Kalian tidak tau bagaimana sakitnya hati Seulgi ketika ditatap seperti itu.
U dont believe me?
Nevermind 😢
Akhirnya Rose pun segera di bawa ke rumah sakit dan dioperasi juga.
Untung saja kecelakaan tsb terjadi tepat di depan rumah sakit, jadi penanganannya cepat sehinga tidak membahayakan nyawanya.
Tapi tetap saja ia terluka parah.
Setelah keluar dari ruang operasi, Rose pun di pindahkan ke bilik yg sama bersama Jimin.
Kini ibu Jimin dan juga ibu Rose sudah berada disana.
Melihat Seulgi yg juga berada disana membuat ibu Jimin curiga.
Apakah anakku berhubungan lagi dengan pelacur ini?
Kok bisa!?
Tapi ibu Jimin sengaja tidak membahasnya dulu mengingat ada masalah lain yg lebih genting saat ini.
Fakta bahwa Rose sempat hamil, tapi keguguran lantaran kecelakaan tsb.
Bagaimana ibu Rose tidak marah coba?
Rose adalah anak semata wayangnya, satu satunya, kesayangannya.
Tanpa banyak bicara lagi, ibu Rose pun langsung menampar Jimin.
Plak/
"Sebenarnya apa yg sedang kamu lakukan, huh?! Bagaimana bisa kamu menjadi pria tidak bertanggung jawab seperti ini! Aku menyesal telah merestui hubunganmu dengan anakku dulu!"
Melihat anaknya yg di tampar, tentunya ibu Jimin tidak terima.
Kamu hanya sedikit kaya dariku, bagaimana bisa kamu memperlakukan anakku seperti itu? 😠
"Ibu Park, tolong jaga sikapmu. Bagaimana bisa kamu memukuli anakku?"
"Kenapa tidak? Kamu tau anakmu telah berbuat salah pada anakku bukan? Ia ingin membatalkan pertunangannya, apakah kamu tidak tau itu? Kalau bukan karna Rose yg terus memohon padaku, aku pasti sudah menghancurkan anakmu ini"
"Ya!!"
Melihat keduanya yg mulai bertengkar, Rose yg sudah terluka parah itu pun terpaksa melerainya juga.
Untung ada Rose.
"Jadi, katakan? Bagaimana bisa kamu kecelakaan, hm? Aku tidak percaya kamu akan sebodoh ini terjatuh di jalanan, pasti ada yg mendorongmu. Ya, kan? Siapa itu? Apakah Jimin--"
"Bukan, umma. Jimin tidak akan melakukan hal itu padaku, melainkan--" Rose hanya menatap ke arah Seulgi dan Seulgi juga langsung mengelengkan kepalanya. Tapi, siapa yg akan percaya?
Melihat kedua ibu tsb hendak menghakimi Seulgi, Jimin pun langsung menahan mereka.
Tapi percuma, ingat kan kalau Jimin juga sedang terluka. "Jangan seperti itu, umma! Nyonya Park!"
"Jangan membelanya, Jim. Ada apa denganmu, huh! Bagaimana bisa kamu membiarkannya melukai Rose? Dia pasti iri pada Rose makanya bisa melakukan hal itu!"
"Tidak! Aku beneran tidak! Tapi dia sendiri yang--" Seulgi berusaha menjelaskan tapi percuma, tidak ada yg mau mendengarnya.
Seulgi hendak menangis jadinya. Difitnah itu lebih sakit loh ya.
Sedangkan Rose malah tersenyum licik di belakang para ibu ini.
Tapi sayang hanya Seulgi yg bisa melihat senyuman liciknya tsb.
Bagaimana pun kamu jelaskan tidak akan ada yg mempercayaimu, bodoh! Haha
Dan aku yakin mulai saat ini Jimin juga bakal membencimu, karna kamu telah mencelakaiku dan juga anaknya
Seulgi sadar, apapun yg ia katakan sudah percuma, karna tidak ada yg mau mempercayainya di ruangan ini. Termasuk... Jimin?
Bahkan kamu juga--hiks 😢
Ketika Seulgi sudah pasrah bakal dipukuli oleh kedua nyonya besar ini, seseorang pun tiba tiba masuk keruangan tsb dan membantunya.
Dia adalah Taeyong.
Sebenarnya sejak tadi-bahkan sebelum kecelakaan itu terjadi-Taeyong sudah berada disana, mengikuti Seulgi. Atas perintahnya Sehun btw.
"Hentikan tuduhan kalian yg tidak punya bukti jelas itu. Negara kita negara hukum, jangan main hukum sendiri. Lagian Seulgi tidak bersalah, melainkan putrimu lah yg bermasalah!"
"Apa kamumu? Rose salah? Ini pertama kalinya aku mendengar korban di salahlan seperti ini. Hei, apa mungkin anakku melukai dirinya sendiri, huh? Apalagi ia sedang hamil!" Bela ibunya ini.
"Ya, mungkin saja. Karna... anak itu bukanlah anak yg ia harapkan."
"Apa maksudmu?"
"Lagian kamu ini siapa sih?" Ini ibu Jimin btw.
"Aku? Aku sepupunya Rose, yaitu calon menantumu ini."
"Ohya, perkenalkan. Aku Taeyong, manager dari perusahaan SM."
"Perusahaan SM? Perusahaan SM yg itu--??"
"Iya."
"Oke, sekilas dengan pengenalan dariku, sekarang mari kita bahas hal yg lebih penting."
"Rose, kamu ingin menjelaskannya sendiri, atau aku yg membantumu menjelaskannya?" Tanya Taeyong kemudian.
Rose mengutuk dalam hati, padahal rencananya sudah berjalan sebaik ini, kenapa Taeyong harus datang dan mengacaukannya!
"Yong, itu..." suara Rose terdengar sedikit bergetar.
Dari tatapannya, Taeyong mengerti kalau gadis ini tidak berharap ia membocorkan rahasianya.
"Tapi, apa yg bisa aku lakukan, Rose. Aku tidak bisa membantumu, karna kamu hendak menfitnah istriku." Taeyong pun mengengam erat tangan Seulgi.
"Ah, takutnya kalian tidak percaya padaku, maka aku akan memberikan buktinya terlebih dahulu. Ini adalah bukti percakapan kami beberapa waktu yg lalu. Tidak ku sangka, aku akan mengunakannya di situasi seperti ini..."
Taeyong pun memutar rekaman suara tsb dari hapenya, lalu terdengar dengan jelaslah suara Rose dan Taeyong yg sedang berbicara disana.
"Sial! Tidak ku sangka rencanaku gagal, aku tidak hamil anaknya Jimin. Tidak bisa! Aku tidak boleh menyerah begitu saja. Oppa, kamu harus membantuku! Pokoknya, aku harus hamil sekarang!" Ucap Rose pada Taeyong.
"Apa--maksudmu?" Tanya Taeyong juga.
"Tidur denganku."
Mendengar hal tsb, Taeyong pun nampak tersenyum dengan licik.
"Apa keuntunganku bila membantumu?" Tanyanya juga.
"Memangnya kamu tidak mau tidur denganku? Lagian aku juga tidak akan meminta pertanggungjawabanmu. Jadi, apalagi yg kamu pikirkan!"
Setelah menutup rekaman suaranya, Taeyong pun terlihat menatap ke arah Rose. Dimana yg lainnya juga melakukan hal yg sama saat ini.
"Jadi, anak yg berada di dalam kandunganmu itu adalah anakku bukan?" Tanya Taeyong kemudian.
Rose terlihat mengelengkan kepalanya, sampai mati pun ia tidak ingin mengakui hal tsb. "Tidak! Tidak! Diam kamu!"
"Aku tidak menyangka kamu sekejam itu, Rose. Bagaimana pun anak itu tidak berdosa!"
"Ya, sudahlah. Sekarang masalahnya sudah selesai bukan? Ayo, kita pergi, Seul." Taeyong pun menarik Seulgi pergi.
Sekarang sisalah Jimin, Rose dan kedua ibu mereka disini.
Jimin terlihat mendatangi Rose yg masih menangis sesengukan itu.
"Baik kamu menyetujuinya atau tidak, aku tidak mungkin bertunangan denganmu lagi, Rose. Kita.. tidak mungkin bisa bersama lagi."
"Klo gitu, aku pergi." Jimin pun meninggalkan bilik tsb yg diikuti oleh ibunya.
Memang sih ibu Jimin ini mata duitan, tapi ia juga tidak ingin mempunyai menantu sekejam Rose.
Bahkan ia tega membunuh kandungannya sendiri.
Setelah kedua orang itu pergi, ibu Rose pun terlihat memeluk anak semata wayangnya ini.
"Tenanglah, Rose. Umma pasti akan membalasnya untukmu. Umma akan menarik semua investasi umma diperusahaan mereka--"
"Tidak! Jangan lakukan itu, umma! Bahkan sekarang ia sudah sangat membenciku, aku tidak ingin ia lebih membenciku lagi hwuaaaa." Nangisnya kemudian.
Sang ibu pun tidak berdaya.
***
Sejak saat itu, Jimin dan Seulgi tidak pernah bertemu lagi.
Sampai suatu hari, rumah Taeyong kedatangan tamu yaitu Jungkook, Yeri dan Sehun. Mereka sedang membahas pernikahan Jungkook Yeri yg bakal di selengarakan dalam waktu dekat itu.
Mengambil kesempatan Sehun sedang bicara empat mata dengan Yeri, Jungkook pun mencari kakaknya di kamar.
Tok tok
"Apakah ini kamarmu, noona?" Tanya pria ini kemudian.
"Masuklah, Kook."
"Wuah.. besar ya hehe."
Seulgi pun hanya tersenyum, tapi ntah kenapa senyuman itu terlihat palsu di mata Jungkook.
"Apakah.. kamu bahagia, noona?"
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top