Feeling Blue and Alone


Selamat datang di cerita Bisma yang unpredictable ini, selamat menikmati rasa-rasa yang terbaca dan berwarna.

Happy reading teman-teman.


-Cerita Selamanya-


Gusti berjalan penuh percaya diri setelah selesai mengolah informasi yang mendadak terdengar oleh pendengarannya yang begitu menerima segala hal tanpa terkecuali, begipun ini terkait hal-hal yang berbau kampus dan sedang ramai diperbincangkan dan muncul di hastag pagi ini berita di akun base kampus.

"Mahasiswa berinisial O.B tertangkap basah menerima uang satu koper, yang diduga hasil penyelundupan dari Sang Ayah..."

"Mahasiswa ini terlihat sangat berani dengan masih menggunakan PDH Himpunan Jurusan..."

Banjir komentar pada postingan tersebut menunjukkan kekesalan warga Twitter, beserta kondisi yang masih tahun ajaran baru di awal semester pula menambah keganasan para budak korporat yang kerja banting tulang tertindas habis akibat tahu ulah atasannya ternyata korupsi hanya untuk menyenangkan kebutuhan anak. Dibarengi dengan jelang kenaikan pangkat, berita-berita kebenaran terasa beredar membelak pikiran, mata, dan pendengaran untuk tahu akan seperti apa bertindak. Jangankan marah-marah, pihak kontra akan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan dengan segera mencari biang keladi untuk mengakui atau setidaknya membuat klarifikasi. Anak-anak Himpunan walaupun malu, tetapi mereka kuat untuk menentang yang seharusnya tidak mereka lakukan untuk kepentingan prbadi. Lima petinggi Himpunan kini beradu pendapat melawan pihak oposisi yang memandang Himpunan juga turut terlibat.

"Kita harus bergegas! Cepat temukan O.B dan bawa ke ruangan untuk kita minta klarifikasi! Sebelum Ketua Himpunan turun tangan, kita harus hadapi ini duluan! Ayo." Ketua Himpunan yang baru saja sampai kampus dan ingin sarapan di ruang Himpunan mendadak tidak berselera untuk menyantap menu sarapannya akibat mendengar keributan yang datang dari salah satu anak Himpunan yang memang terkenal berduit dan Ayahnya seorang Dosen di Universitas Negeri di Jakarta.

"Gus, makan gue Lo makan aja. Gue udah terlanjur nggak selera, anggap aja isi tenaga buat nanti pas Lo ditanyain anak-anak lain, biar bisa jawab yang rada masuk akal dikit..." Gusti yang niat mampir ke Himpunan untuk mengambil jaket yang kemarin tertinggal, malah dapat sarapan dan dapat hikmah dibalik dia yang mampir ke ruang Himpunan.

"Oooo-OK!" Jawab Gusti singkat dan jelas. Tanpa pikir panjang dia mengambil makanan dan keluar ingin memakannya di taman kecil yang ada gazebonya di dekat Gedung B sembari nyantai sebelum masuk kelas.


-Cerita Selamanya-


Sesampainya di kelas, Fuji jadi satu-satunya teman yang cerewet melihat Gusti tiba lima menit sebelum kelas akan dimulai. Menghindari pertanyaan dan debat-debat kecil saja sih. Kala terlihat santai dengan kegiatannya memandangi handphone melihat isi beranda di Twitternya. Untung saja, Kala memiliki sifat yang nggak kepo, sehingga untuk Trending hari ini di Twitter, ia sungguh tidak memperdulikannya. Hingga Gusti membawa kabar terkini yang membuat Kala mendongak ingin mengetahui. Dengan perut yang full tank, Gusti menceritakan informasi yang ia dapatkan ketika di ruang Himpunan tadi dengan menggebu.

"Lo sedeng ya Gus? Jam berapa ini? 5 menit lagi Lo nggak ada di sini, alamat Lo nggak bisa ikut Kelasnya Bu Heni...." Marah Fuji melihat temannya baru terlihat di menit-menit terakhir kelas dimulai.

"Wadawww, selamat gue sampai sebelum pintu di kunci dari dalam," balas santai Gusti.

"Gue habis kenyang, makan sarapannya Mas Heden sama kenyang habis dapat info menarik." Sambung Gusti membuat Fuji dan Kala seketika berkerut dahi.

"Maksud Lo?" Tanya Kala ingi tahu lebih.

"Lo tahu O.B kan? Nah dia ketiban masalah gede..." Gusti membuka topik spill the tea.

"Office Boy? Orang Baru? Orang Buron? Oka Gibran?" Tebak Fuji seakan tahu tapi bingung juga dengan inisial nama itu.

Gusti yang mendengar respon balik tanya membuat seketika menggeleng, namun tepat di nama itu, iya, di nama terakhir itu, itu orangnya. Ternyata Fuji jago juga mengingat nama orang, atau jangan-jangan dia nge-fans lagi sama tukang nampani uang korupsi Bapaknya. Idih.

"Exacly, yang terakhir Lo sebut!" Seru Gusti.

Melongo Fuji dibuatnya, seorang Oka Gibran yang dielu-elukan oleh tidak hanya anak-anak perempuan, namun beberapa anak laki-laki karena wibawa dan posturnya yang gagah, ternyata selama ini tidak seperti yang terlihat.

"Kena masalah apa dia?" Tanya Kala yang kepo juga ingin tahu permasalahan apa yang O.B timbulkan.

"Ketahuan nerima uang hasil korupsi Bapaknya..." to the point Gusti, keburu kelas Pengantar Tata Negara dimulai.



-Cerita Selamanya-



Untuk pengalihan isu, bukan, untuk mereda masa yang ingin segera menetahui kebenarannya. Mas Heden meminta pihak BC untuk membuat pernyataan bahwa pihak Himpunan sedang berusaha mencari pelaku. Setidaknya tidak diam saja menunggu keputusan dari pihak Jurusan menyelesaikan kasusnya. Olehnya, grup Himpunan terlihat sangat panas walau hanya membaca di dalam ruangan be-AC sekalipun. Gusti sibuk menyimak perkembangannya melalui kolom chat grup. Sembari kupingnya mendengarkan menit-menit Bu Heni menyelesaikan teori Ketatanegaraannya.

"Anak-anak solid banget, walau gue tahu pasti pada kelimpungan, tapi Mas Heden dan yang lain sudah berusaha sebisa yang dimampu untuk mencari keberadaan O.B yang membawa kabur uang rakyat. Sungguh laknat Lo O.B (Orang Buron)..." Ucap Gusti seperti berbisik tapi kepada dirinya sendiri.

Masih ada tiga jam sebelum kelas selanjutnya, Gusti izin kepada Fuji dan Kale sekaligus meminta restu agar pencarian segera menemukan pelaku.

"Bro-broku, Gue minta doanya ya supaya si O.B O.B itu segera ketemu dan ngaku! Doa kalian sangat menambah semangat kami menemukan si pelaku..." Ucap Gusti dengan nada melas sembari menyambar tas nya untuk segera bergegas menjaga ketenangan Himpunan.

"Iya Gus, semangat! Pasti segera ketemu, kalau udah ketemu Lo segera hubungin Gue ya!" Fuji giliran memberi semangat.

"Mau nyapain Ji? Tanya Kala yang tidak mengharapkan Fuji membalas begitu.

"Mau lihat orangnya kayak apa setelah bawa kabur uang hasil korupsi, hahahaha..." Tawa Fuji membuat ketiganya kini tertawa bersama sesaat.

"SEMANGAT GUS! Kalau belum juga ketemu coba kabarin Gue, kali aja Gue bisa bantu." Ucap Kala turut menyemangati sembari menawarkan bantuan sebelum Gusti kembali ke ruang Himpunan untuk mengetahui kondisi real di sana.

"Thanks Bro-broku. Panjang umur keadilan!"



-Cerita Selamanya-



WARNING! ! !

O.B (Orang Buron)

Dalam Pencarian...

Mengungkap FAKTA!!!

{O K A    G I B R A N}

Bagi yang melihat desas-desus keberadaan, Hubungi segera pihak Himpunan yang kalian ketahui!!

#Salam1Keadilan #TolakKoruptor

Jangan kau coba lawan penindasan dengan penindasan, jangan kau coba usik ketenangan dengan kerusuhan. Ikan di lautan pun tidak berbangga bisa menyelam di palung terdalam, maka jika ketidakadilan akan kau agungkan, maka binasalah binasa segala akal sehat yang menetralkan hal buruk untuk hal baik. Jangan berbelit, awas kau akan terlilit.

Bagi Oka, mungkin dia sekarang sedang senang-senang dengan uang itu di luar pulau. Bisa saja dia sedang meratap melihat dirinya kini dicari, bukan karena dia hebat, namun karena dia tamak. Oka hidup berkecukupan atas setoran yang tiap bulan mengalir untuk kebutuhan hidupnya yang mewah. Sangkaan bahwa keluarganya hidup dalam bahtera Keluarga Cemara ternyata tidak sepenuhnya dia benarkan. Ibunya mengidap Kanker Otak Stadium II, sedang di rawat di RS Jalin Jiwa Jakarta Timur, sejak Oka masih duduk di SMP, Ibunya kerap mengeluh sakit kepala, sampai ketika setiap hari harus meminum bertablet-tablet obat sakit kepala agar merasa lebih baik. Menginjak SMA, Ibunya semakin parah, meronta-ronta kesakitan dan terlihat sedang dalam kondisi yang paling menyedihkan yang Oka lihat. Sungguh pilu. Oka habiskan waktu liburnya untuk menemani Ibunya disaat Ayah masih sibuk dengan urusan kerjaannya di Kampus ataupun Kegiatan Luar Kampus.

Hingga pertengkaran besar terjadi di rumah, antara Oka dengan sang Ayah. Oka melihat Ayah terlalu egois untuk menjadi tulang punggung yang tidak memperdulikan Ibu. Sampai akhirnya Oka memutuskan untuk meminta uang Ayah dan berusaha dengannya meminta pengobatan terbaik untuk kesembuhan sang Ibu.

"Kalau Ayah nggak mau, biar Oka aja. Biar Oka sendiri yang ngurus Ibu! Ayah tinggal kasih aja uangnya, biar Oka yang minta dan bayar semua biaya pengobatan Ibu!" Dengan nada bak sambaran petir, Oka bernada tinggi kepada Ayah yang tidak memiliki kepedulian kepada kerabat bahkan istrinya sendiri.

"Ya baik, besok Ayah kasih uangnya ke kamu." Bagai petir yang beneran menyambar tubuh Oka, tidak ada kalimat yang harus Oka sampaikan agar terdengar dengan baik dipikiran Sang Ayah, Oka hanya kembali berbalik dengan penyesalan dan luka yang sama sejak enam tahun lalu.



-Cerita Selamanya-



Bab 4 nya kira-kira gimana guys?

Apa kalian bisa menebak? Alur cerita ini mau aku bawa kemana? Menuju titik apa?

Calm down, ini masih awal, selamat menerka dan membayangkan edisi misterinya...

Salam hangat, sehangat sruputan kopimu -silviaamz. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top