Bab 19

Runaway with you

Say it's true, there's nothing like me and you
Not alone, tell me you feel it too
And I would runaway
I would runaway, yeah
I would runaway
I would runaway with you
'Cause I have fallen in love
With you, no never have
I'm never gonna stop falling in love, with you

Lagu Runaway dari the Corr’s menemani perjalanan pulang keduanya. Rizky membiarkan perempuan di sampingnya menyandar di jendela memandang ke arah jalanan yang masih terlihat ramai. Ia tahu lelah yang dirasakan Ananta saat ini, karena mengulang kembali cerita masa lalu di depan seseorang bukan sesuatu yang mudah. Terlebih lagi, seseorang itu telah memintanya untuk menikah dengannya.

Tiba-tiba ia mendengar suara lembut Ananta mengikuti lagu yang masih mengisi ruang dengar mereka. Ada kelegaan yang terpancar di dua orang dengan senyum di bibir mereka. "Aku takut … semua ini hanya karena emosi. Ngerti maksudku enggak, Mas?"

Seketika tawa Rizky terlontar dan membuat Ananta memandangnya dengan kening berkerut. Bahkan sorot matanya terlihat lebih tajam ke arahnya. “Sorry, Mas hanya merasa kita memang berjodoh. Karena Mas juga menanyakan hal yang sama,” jawabnya cepat, karena tak ingin perempuan di sampingnya merasa ia meremehkan ketakutan yang di rasakannya. “Setelah lamaran dadakan—yang tidak terkesan serius sama sekali—Mas juga memikirkan hal  yang sama. Apakah ini hanya karena emosi, hawa nafsu atau bahkan bisikan setan."

Tiba-tiba lengannya terasa panas, karena cubitan Ananta. "Bisikan setan! Enggak ada yang lain apa, Mas!"

Keduanya pun tertawa terbahak-bahak merasa kekonyolan mereka. Pikiran mereka yang ternyata sejalan, bahkan ketakutan yang sama, membuat keraguan di hati mereka semakin terkikis. Rizky melirik Ananta yang masih memandang dengan tidak bersahabat meski mereka sempat berbagi tawa.

"Gini, lho. Mas orang yang percaya bahwa enggak ada yang namanya kebetulan—”

"Setuju," sela Ananta.

"Semua terjadi karena sudah tertulis di Lahful Mahfud, iya, kan?" Annata mengangguk setuju. "Jadi, buat  Mas, lamaran dadakan kemarin memang sudah seharusnya begitu. Bukan karena emosi tetapi karena hati, pikiran dan mulut ini Allah bimbing untuk mengeluarkan semuanya." Rizky membelokkan mobil ke salah satu toko dua puluh emat jam. Setelah mematikan mesin, ia menggeser pandangan kearah Ananta. "Tunggu sebentar. Mas butuh rokok." 

Beberapa menit kemudian, Rizky menyerahkan sebotol air mineral pada Annata. Ia menyalakan rokok dan menghisapnya pelan, seolah-olah dari batang nikotin ini ia mendapatkan ketenangan. Padahal yang terjadi adalah, nikotin ini mengurangi gugupnya jantungku. Ia bukan perokok aktif, tapi semenjak cerita Ananta, Rizky membutuhkannya.

"Sebelum Bapak meninggal, Mas pernah menanyakan masalah ini. Bapak bilang, jika kita mengikut sertakan Allah ke dalamnya, InsyaAllah itu bukan hanya hawa nafsu atau emosi. Pada saat itu memang terkesan lamaran tanpa dasar. Tetapi saat pulang, Mas berpikir kenapa hanya ke kamu mas bisa dengan mudah mengeluarkan ajakan menikah."

Membuang sisa rokok keluar mobil, Rizky mengarahkan pandangan ke Ananta lagi. "Mas bukan pria suci yang nggak pernah punya pacar sama sekali. Meski di umur Mas sekarang, menyebut pacar terasa geli sebenarnya. Jadi intinya adalah, Mas beberapa kali punya kekasih tetapi belum pernah sekalipun terpikir atau terlintas ingin mengajak menikah."

"Emang, kenapa?"

Rizky mengulurkan tangan dan senyumnya terkembang ketika Ananta menerimanya tanpa ada keraguan. Genggaman keduanya seakan saling menguatkan dan memberikan ketenangan. Detak jantungnya yang beberapa saat lalu sedikit melonjak kembali berjalan normal. Ditatapnya kedua bola mata Ananta, "Karena kamu Ananta Gemintang adalah perempuan pertama yang menemani disaat Mas membutuhkan teman, dan kehadiranmu membuat hati ini tenang. Biasanya Mas nggak pernah mengijinkan siapapun tahu saat Mas ada masalah seperti kemarin. Karena buat Mas, yang namanya sedih bukan untuk dibagi. Kamu, membuat Mas merasakan sesuatu yang lain. Kehadiranmu menguatkan Mas. Disaat Mas takut membayangkan sesuatu yang buruk bisa terjadi sama Ibu, kamu di sana menemani."

Pria itu terkejut ketika mendapati lelehan air mata menuruni pipi perempuan yang juga menatapnya erat. Namun di dalam hatinya, ia yakin air mata yang dilihatnya saat ini adalah ekspresi lega dan juga bahagia. Terlihat dari senyum yang mengiringi tangis itu.

"Tapi aku … takut." 

"Enggak apa-apa. Mas tadi juga bilang kalau Mas takut, kan? Kita bisa saling menguatkan, menjaga dan berusaha menjadi pasangan yang baik."

Kedua terdiam mamandang jalinan  jari mereka berdua untuk beberapa saat. Rizky tidak bisa menebak apa yang ada di pikiran Ananta. Namun ia yakin apapun itu akan membawa kebaikan untuk mereka berdua. “Jangan beranggapan bahwa cerita hidupmu membuat Mas berpikir ulang, karena yang terjadi adalah sebaliknya. Mas semakin ingin menikah denganmu.” Ia tahu keraguan masih ada di hati perempuan yang jarinya ada dalam genggamannya.

"Bismillah, ayo kita menikah Bapak Rizky Anggara Birowo." Senyum manis menutup kalimat Ananta yang membuat matanya membeliak dengan mulut terbuka. Hingga suara tawa Ananta membuatnya tersadar.

"Baik Ibu Ananta Gemintang. Mau kapan? Besok, minggu depan atau bulan depan?" Cubitan kembali ia rasakan di lengan kirinya. Di dalam hati, Rizky berkata, seribu cubitan pun akan ia terima dengan tenang hati jika itu menandakan perempuan di sebelahnya menerima lamarannya.

"Pulang! Mas masih harus ngomong sama Papa, kan!" Mendengar itu, jantungnya kembali berulang. Ia merasakan organ tubuhnya yang satu itu meloncat tidak beraturan. "Kenapa? Takut? Berubah pikiran?" Tanya Ananta yang ia jawab dengan senyum pongah.

"Enak saja! Anak Pak Agus Birowo pantang mundur. Ayo berangkat, Nyonya!" 

Sisa perjalanan menuju rumah Ananta, ia mempersiapkan diri. Karena untuk pertama kalinya, ia akan meminta secara resmi kepada pria yang telah menjadi pelindung Ananta. Rizky akan memberanikan diri untuk meminta pria itu menyerahkan tanggung jawab kepadanya. Mencintai, menjaga, menghormati dan melindungi anak perempuannya yang sudah melewati banyak hal di masa lalunya.

Selamat nyate guys
😘😘😘
Shofie

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top