07

✈️

Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Dara juga sudah berpakaian rapi dan siap berangkat. Hari ini ia berencana untuk pergi ke tempat kursus dan menyambangi perpustakaan terdekat setelah mengisi perutnya dengan dua roti panggang yang diberi selai cokelat. Sebenarnya ini bukanlah porsi sarapan Dara biasanya, namun karena ia terlalu malas untuk memasak akhirnya memutuskan untuk mencari makanan di luar saja.

Kembali pada masalah utama, keputusan Dara untuk pergi ke Amerika bukan tanpa sebab atau karena ia melarikan diri. Setelah konflik di rumahnya memuncak malam itu, Dara tak bisa tidur dan mencari cara lain agar orang tuanya tak sia-sia mendukungnya selama ini.

Selain itu, ia juga ingin menantang dirinya sendiri, untuk mampu mematahkan pandangan serta kata-kata meremehkan yang ditujukan padanya dan tak gentar hanya karena sebuah kegagalan.

Ya, tidak apa-apalah ia menyombong dan berambisius sedikit anggap saja untuk mengobati sakit hatinya karena gagal. Karena itulah dalam waktu singkat Dara membuat sebuah keputusan setelah mendapat berbagai informasi mengenai sekolah pilot di Amerika.

Kali ini ia benar-benar memberanikan dirinya. Jujur saja Dara tak pernah bepergian keluar kota sendirian tanpa didampingi siapapun. Tetapi kali ini ia melenyapkan rasa takutnya untuk memenuhi rasa penasarannya. Hingga akhirnya di sinilah Dara sekarang di negeri yang amat sangat jauh dari Tanah Air.

Dara berjalan kaki hingga mencapai gerbang perumahan yang di sisi-sisinya terdapat ruko yang menjual makanan cepat saji bahkan sampai bahan bangunan saking lengkapnya. Setelah itu ia menuju ke sebuah stasiun kereta bawah tanah terdekat untuk mencapai kota.

Dara begitu menikmati perjalanan yang hanya memakan waktu sepuluh menit ini. Dan akhirnya ia sampai di depan gedung yang kini membuatnya menghentikan langkahnya untuk menatap sejenak.

Bismillah.

Ting!

"Excusme, can I help you?" Seseorang langsung menyambut Dara ketika sampai.

Orang yang menyebut dirinya bernama Max itu langsung menjelaskan segala mekanisme dan pembelajaran di kursus tersebut. Kemudian tanpa pikir panjang lagi Dara langsung mendaftar dengan uang tabungan yang memang sudah ia anggarkan. Senyumnya pun mengembang karena ternyata ia masih memiliki secercah harapan.

This is just a beginning.

Dara tersenyum simpul.

Di hari yang sama Dara langsung masuk ke kelas, yang ternyata hanya ada sekitar delapan orang yang mengambil paket kursus yang sama dengannya. Rencananya Dara akan mengikuti kursus ini hingga Oktober karena di bulan November dan Desember mereka sudah mulai mengikuti tahapan tes sekolah pilot.

Setelah memperkenalkan diri Dara lebih memilih duduk di kursi yang dekat dengan jendela. Suasana kelasnya tidak seperti di sekolah. Suasananya dibuat senyaman mungkin, kalau dibilang ini terlihat seperti sebuah ruang keluarga hanya saja ada tambahan papan tulis di salah satu sisi dinding ruangan dan tidak ada camilan.

Meski sudah terdapat beberapa siswa di ruangan, namun Dara tak berminat untuk bertegur sapa dengan mereka yang terlihat "meng-eksklusifkan" diri.

Huh, Chelsea kw di mana-mana.

Rutuk Dara dalam hati saat seseorang mendelik ke arahnya.

Beberapa saat kemudian seorang tutor memasuki ruangan. Semua orang langsung memusatkan perhatiannya pada seorang perempuan cantik nan anggun yang sudah berdiri di tengah kelas. Dan ini adalah angin segar bagi Dara yang sedari tadi gabut tak jelas tanpa teman ngobrol.

Oh, ya, namanya Keandra Devanti Al- apa kepanjangannya Dara tak begitu menyimak dengan baik, cukup tahu saja nama depannya. Namun ketika Keandra itu menyebut kata 'Indonesia' Dara kembali memusatkan perhatiannya. Telinganya berada pada mode siaga agar dapat mendengar jelas apa yang sedang dibicarakan Keandra.

Orang Indonesia?

Dahi Dara berkerut ketika mengetahui perempuan yang menjadi tutornya ini berasal dari Indonesia juga. Namun tak berlangsung lama karena sedetik kemudian senyum Dara langsung mengembang.

Akhirnya ketemu juga sama orang indo, yeay!

Soraknya tak sabar ingin mengobrol langsung setelah selesai kelas.


🛫🛫🛫


Waktu empat jam berlalu tanpa terasa. Kini ia merasakan pinggangnya telah memanas karena terlalu lama duduk.

Niatnya, Dara ingin mengunjungi perpustakaan kota setelah ini, namun sepertinya takkan bisa karena kini tubuhnya sudah lelah ditambah lagi dengan ia sudah mendapat banyak modul dari tempat lesnya.

"Megandara?" Seseorang menepuk bahu Dara yang sedang membenarkan tali sepatunya di sofa lobi.

"Iya," sahut Dara refleks, hingga ia mendongakkan kepalanya, ternyata itu adalah tutornya yang katanya orang Indonesia.

"Kamu dari Indonesia, kan?" Tanya Keandra kemudian duduk di sisi Dara.

"Uhm, i-iya," Dara canggung dan bingung harus memanggil apa dia pada Keandra.

Kalau manggil ibu, dia terlalu muda. Kalau manggil kakak, kesannya sok akrab banget gue.

Merasa ditatap nanar oleh Dara, Keandra pun mengulurkan tangannya.

"Keandra, panggil aja Kak Kei," ujarnya sambil tersenyum.

Sempat bersikap bodoh dengan membiarkan tangan Keandra mengudara tanpa sambutan, Dara cepat-cepat menyalami Keandra.

"Dara,"

"Kamu tinggal di mana?"

"Di sini? Atau di Indonesia?" Dara bertanya balik.

"Dua-duanya." Keandra masih setia dengan senyumannya.

Duhh, emang bener ya, kalo gaul harus pilih-pilih. Kelamaan deket Bianca jadi ikutan lemot plus ngeselin juga gue lama-lama.

Dara menepuk jidatnya.

"Hmm?"

Ngeuh diperhatikan, Dara langsung mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegak. Ia harus memanfaatkan Keandra. Bukan memanfaatkan dalam konotasi yang negatif tapi memanfaatkan ilmu yang dimiliki Keandra. Karena entah kenapa Dara yakin Keandra akan menjadi orang yang akan dapat membantunya meraih impiannya itu.

"Aku asal dari Bandung, tapi sekarang rumah ortu di Ibu Kota. Kalau di sini di Fort Dupont Terrace," jawab Dara pada akhirnya.

"Kakak juga pernah tinggal Bandung loh, dan sekarang keluarga tinggal di Ibu Kota juga, kebetulan yang sepertinya jadi takdir, ya," ujar Keandra dengan semangat.

Kini mereka pun asik mengobrol untuk mengenal kepribadian masing-masing. Yup, you can say it masa pendekatan.

Step 1 completed , kini Dara mengenal seseorang yang bisa ia jadikan konselor.




🔜🔜🔜🔜🔜



I like the readers, but I love more the voters heheheheh



Lavv,
Nun
09/11/2017

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top