Our Reunion
Cahaya merah tadi mendadak bersinar sangat terang. Dan dalam sekejap mata, tubuh Momotaro langsung menghilang tanpa menyisakan jejak sama sekali.
○●○●○●
Saat Momotaro sadar, ia kini sudah berada di aula akademi sihir Gandara. Matanya menatap sekitar aula yang masih kosong, tanda bahwa siswa lain masih belum menyelesaikan ujian mereka.
"Selamat datang kembali, Onzai-kun."
Suara seorang pria paruh baya terdengar dari arah belakang Momotaro, membuat pemuda itu spontan berbalik.
Matanya membulat begitu melihat sosok kepala sekolahnya -yang entah sejak kapan- duduk di salah satu kursi aula.
"Kepala sekolah."
Momotaro hendak membungkukkan badannya, hendak memberi hormat. Tapi sebelum dia sempat melakukan itu, kepala sekolahnya berkata,
"Kau tak perlu bersikap formal padaku lagi, Onzai-kun. Kau sudah bukan lagi siswa akademi Gandara ini."
Pemuda itu terdiam dengan kepala yang tertunduk, sadar bahwa ia telah mengacaukan ujian miliknya sendiri dengan memberitahu [Name] identitas aslinya. Tapi entah kenapa, Momotaro tak merasa menyesal sama sekali. Ia justru merasa lega, karena ia telah jujur kepada [Name]. Karena itu, dirinya sudah siap menerima risiko atas perbuatan-
Clap clap clap
"Selamat, Onzai-kun. Kau adalah siswa pertama yang berhasil menyelesaikan ujian sihir kali ini." Kepala sekolahnya berkata sambil bertepuk tangan, "Dan kau bahkan menyelesaikan ujianmu dalam kurun waktu yang dapat terbilang singkat, satu setengah jam. Rekor baru untuk akademi ini."
Eh?
Apa maksudnya?
Apa mungkin kepala sekolahnya salah orang ya? Tapi tadi beliau jelas-jelas mengatakan 'Onzai-kun'. Sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini?
"Bu-bukannya aku sudah gagal melaksanakan ujian?" Tanya pemuda itu terbata-bata.
Mendengar pertanyaan Momotaro, sang kepala sekolah justru tersenyum.
"Jika dilihat dari sudut pandang siswa, kau memang gagal melaksanakan ujian. Tapi dari sudut pandang kami, tim penilai, kau telah menyelesaikan ujianmu dengan sangat sempurna."
Huh?
"Skenario asli untuk ujian akhir kelulusan ini adalah; Manusia yang menjadi pasanganmu curiga pada identitas aslimu. Apa yang akan kau lakukan?
Normalnya, penyihir lain akan memilih untuk berbohong dan menghindari pertanyaan tersebut dengan susah payah. Tapi tindakan inilah yang justru akan membuat manusia menjadi semakin penasaran dan mulai menyelidiki kita. Hal paling buruk yang dapat terjadi adalah, para manusia akan mengetahui keberadaan Negri Penyihir.
Tapi Onzai-kun, kau mengambil tindakan yang tepat dengan memberitahukan identitasmu sebagai seorang penyihir kepadanya dan membuat rasa penasarannya terhadapmu menghilang. Kau bahkan menghapus semua ingatannya yang berhubungan denganmu, seorang penyihir, agar dia dapat kembali menjalankan kehidupannya dengan normal tanpa perlu terlibat lagi dengan penyihir."
Momotaro tampak terkejut mendengar penjelasan kepala sekolahnya. Kepala sekolah yang menangkap raut terkejut Momotaro itu pun hanya bisa tersenyum maklum.
"Ujian kelulusan kali ini bukan dibuat oleh pihak akademi Gandara, melainkan pihak OPKD divisi Negri Penyihir. Jadi wajar saja apabila ujian kelulusan tahun ini sedikit berbeda dadi tahun-tahun sebelumnya," kata beliau seraya beranjak dari kursi mendekati Momotaro.
Keterkejutan pemuda itu kini tampak lebih jelas karena mendengar kata 'OPKD'. Siapa yang tak tahu OPKD?
Organisasi Pelindung Keseimbangan Dunia (OPKD) adalah sebuah organisasi khusus yang sesuai namanya bertugas menjaga keseimbangan tiap-tiap dunia. Organisasi ini terbagi dalam beberap divisi, seperti divisi Negri Penyihir, divisi Dunia Manusia, dan seterusnya. Anggota OPKD sendiri adalah mereka yang telah diakui di dunianya masing-masing. Mereka semua dikumpulkan untuk saling bekerjasama agar terciptalah keseimbangan antar-dunia. Menjadi anggota OPKD berarti sama artinya dengan mendapatkan pengakuan dari dunia tempat ia berasal.
Dan Momotaro baru saja lulus dari ujian yang dibuat langsung oleh anggota OPKD divisi Negri Penyihir. Apakah itu berarti dia telah diakui?
"Onzai-kun, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu."
Suara sang kepala sekolah memecahkan lamunan Momotaro. Ia melirik ke arah kepala sekolahnya itu dengan keheranan, kemudian baru menyadari akan kehadiran orang lain di belakang beliau.
Orang itu mengenakan tudung hitam panjang dan juga topeng putih yang menutupi setengah wajah bagian atasnya.
"Onzai-kun, dia adalah ketua OPKD divisi Negri Penyihir yang telah membuat ujian ini."
"Salam kenal," ujar Momotaro seraya membungkukkan badannya sejenak sebagai tanda hormat.
Tapi orang itu hanya diam saja, tak merespon. Hening pun melanda mereka bertiga. Momotaro jadi mulai merasa canggung dan takut. Apa ia telah membuat suatu kesalahan? Kalau iya, kapan? Di mana? Kenapa Momotaro tak bisa mengingatnya?
Saat Momotaro tengah sibuk memikirkan kesalahan jenis apa yang telah ia perbuat, ketua OPKD tadi justru mengulurkan tangan kanannya kepada Momotaro dan tersenyum tipis. Momotaro tak tahu harus melakukan apa. Sebab, jabat tangan di Negri Penyihir hanya dilakukan oleh mereka yang seumuran atau sederajat. Sedangkan untuk penyihir yang lebih tinggi atau tua, yang lebih muda harus membungkukkan badan sebagai tanda salam. Apa tak apa jika Momotaro balas berjabat tangan dengan seorang penyihir hebat seperti ketua OPKD divisi Negri Penyihir?
"Umm..."
Tangan Momotaro terangkat dengan ragu-ragu. Melihat keraguan pemuda itu, ketua OPKD pun tanpa basa-basi langsung menjabat tangan Momotaro.
"Salam kenal. Aku [Name] [Fullname], ketua OPKD divisi Negri Penyihir. Senang berjumpa kembali denganmu, Momo."
Mata Momotaro membulat begitu mendengar perkataannya. Dan tanpa ia sadari, tangannya sudah bergerak sendiri untuk melepas topeng putih yang dikenakan oleh orang di hadapannya kini. Begitu topeng putih tersebut terlepas, tampak sepasang manik mata berwarna [Eye Color] yang sudah tak asing lagi baginya.
"[Name]..."
Senyum kecil terukir pada wajah gadis itu kala mendengar namanya dipanggil oleh Momotaro.
"Momo, kau benar-benar menarik ya," kata [Name] terkekeh pelan, "Kau menyelesaikan ujian buatanku dengan hasil yang bahkan di luar perkiraanku."
"Karena itu, maukah kau bergabung denganku di OPKD divisi Negri Penyihir?"
Mulut Momotaro terbuka kala mendengar penawaran [Name]. Ia tak salah dengar kan? Dia? Menjadi anggota OPKD? Terlebih lagi, dia akan satu divisi dengan [Name]?
Momotaro menangis terharu dalam hatinya. Ia berlutut dengan sebelah kakinya, kemudian mengambil tangan kanan [Name] dan mencium punggung tangan gadis tersebut.
"Aku, Onzai Momotaro, dengan ini bersumpah setia kepadamu, [Name] [Fullname]. Aku akan selalu mengikutimu ke mana pun kau pergi dan tak akan pernah menghianatimu. Hidupku seluruhnya... ada di tanganmu."
The End.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top