Awal

Nama Gua Rafa, tapi nama panjang gua Rafael.
Panjang banget kan?

BTW hari ini gua nabrak wanita aneh di pagi hari. Wanita yang kayak sadako menurut gue soalnya rambutnya digerai dan nutupin sebagian wajahnya.

Yang datar kayak jalanan aspal.

Dia merapikan rambutnya sedikit sehingga gua dapat mengenali wajah poker aneh itu. Dia lalu natap gua seperti bertanya

Bagaimana menurut lo?

Dia lalu menunjuk ke arah bawah sebuah meja panjang, dan saat itu baru gua mengerti artinya.

Sebuah mayat cowok tergeletak tak bernyawa dengan wajah putih pucat.

"Kalo gitu gua manggil satpam dan elu tetap disini jagain tuh mayat." kata Gua

***

Setelah satpam dan polisi datang Gua dan Sadako aneh itu langsung diseret ke ruang BK untuk diintograsi perihal penemuan mayat tak berdarah itu.

"Saat saya membuka ruangan lab untuk mengambil spesimen minggu lalu, saya melihat tubuh korban tergeletak begitu saja." ujar si Sadako alias Ami, gua baru tau namanya setelah tadi salah satpam memanggilnya dengan sebutan "Ami"

"Rafael bagaimana denganmu?" tanya guru BK ke gua

"Saat gu-saya hendak mengambil buku catatan yang tertinggal gu-saya menemukan bahwa mayat itu tergeletak disana." jawab Gua

"Jadi begitu hm...." komen seorang detektif yang duduk di sebelah guru BK

"Padahal belum genap sebulan ternyata ada kasus lain lagi disini." ucapnya lalu melirik kearah gua dan juga Ami

"Kalian boleh kembali ke dalam kelas." ujar guru BK kami

***

Gua berjalan disamping si Ami yang diem dan melihat kedepan, gua juga diem memilih untuk enggak memulai percakapan. Gua memasukan kedua tangan gua kedalam saku celana sambil sesekali melihat kearah jendela kelas yang kami lewati.

Ngomong-ngomong gua nggak ngerti kenapa si sadako dipanggil Ami padahal jelas-jelas kalo di nametag-nya enggak ada unsur kata Ami.

"Rafa, kau tau toko buku yang bagus di Nusatara?" tanyanya

"Nggak tau, Lu bukan anak asli Nusatara?" tanya gua

"Iya, kamu juga?" tanyanya balik

Gua mengangguk.

Nusatara adalah sebuah pulau baru yang terletak di tengah-tengah wilayah Indonesia. Pulau ini ada sejak gempa besar yang terjadi 10 tahun yang lalu atau tepatnya tahun 2058.

Pulau ini di fungsikan sebagai pulau pelajar alias pulau yang 90% penghuninya adalah pelajar dan sisanya adalah ilmuan yang sedang melakukan riset.

Dulunya pulau ini sangat sedikit penghuninya. Dan sekolah yang kutempati sekarang juga dulunya penghuninya sedikit bayangkan saja sekolah dengan 5 lantai hanya dihuni oleh 50 orang itu sudah termasuk siswa dan staf.

Sejak sebuah insiden besar itu terjadi secara serentak beberapa sekolah memindahkan siswanya.

***

"Lo nggak masang gaya cool tadi?" ucap Romi saat gua udah di dalem kelas.

"Hah?"

"Biasanya lo kan agak antipati ama cewek dan sekarang... yang gue liat lo ngobrol ama cewek yang enggak dekat sama elo."

"Nggak tau." ucap gua, bener juga sih katanya, gua selalu masang wajah cool kalo lagi diluar, kecuali untuk orang-orang tertentu dan klub drama.

"Udahlah ngapain sih bahas gituan." ucap gua sambil mengeluarkan buku.

***

Normal POV

"Katanya ada vampir."

"Jadi itu benar ya?"

"Katanya nggak ada darah setetespun yang tersisa."

"Serem amat."

Rhea hanya bisa berjalan melewati gerombolan cewek itu, fokusnya adalah untuk segera ke ruang auditorium. Setelah kejadian menggemparkan itu ruangan klub Biologi harus berpindah dari lab ke ruang auditorium.

Harus ia akui insiden ini cukup mengerikan apalagi sebagai junior alias murid kelas 10 dia cukup takut dengan mitos-mitos terdahulu tentang sekolah ini.

"Aku dengar ada vampir di sekolah." ucap Carol yang duduk di sebelah Rhea

"Aku yakin itu bo'ongan." ucap Rhea sambil menyandarkan tubuhnya di kursi.

"Hari ini katanya pembinaan dari anak kelas 11." ucap Carol "Aku berharap cowoknya ganteng."

Rhea mengangguk setidaknya hari mengerikan ini sedikit terobati dengan wajah tampan senior klub-nya.

Ada 3 orang yang masuk ke dalam auditorium setelah ke-20 anak kelas 10 duduk rapi.

"Hai! Nama kakak Yuni! Kakak dari spesialis Evolusi, terus yang cowok ini namanya Rafael dari spesialis anatomi terus yang cewek ini namanya Ami dari spesialis taksonomi, hari ini kami akan memberikan materi sambil bermain dan diskusi. Tolong kerjasamanya." kata Yuni dengan semangat empat-lima dan wajah ceria.

Carol dan beberapa anak cewek lainnya memandang Rafael dengan pandangan "i like him"

Sedangkan beberapa anak cowok memandang Yuni sebagai "the most wanted girl in the world"

Selama kegiatan klub berlangsung Rhea berkonsentrasi untuk menerima setiap materi yang diberikan oleh seniornya.

"Konsep yang kau tulis salah."

Terkejut Rhea memandang ke arah Ami yang berada di sebelahnya. Rhea cukup kaget dengan keberadaan Ami yang menurutnya antara ada dan tiada. Ami lalu menjelaskan kembali konsep yang tadi disalah artikan oleh Rhea.

Lampu auditorium tiba-tiba mati membuat semua orang terkejut.

"Jangan-jangan ada vampir." kata salah seorang siswa.

"KYA!!!!"

semua siswa langsung lari berhamburan keluar ruangan dengan rasa panik luar biasa. Sedangkan ketiga seniornya berusaha untuk menenangkan keadaan.

"Jangan ada yang panik! Ini hanya mati lampu biasa!" teriak Yuni

"Lagian mana ada vampir di siang bolong." bisik Rafael

Rhea merasakan tubuhnya yang didorong dorong oleh anggota klub lain. Setelah mereka keluar barulah mereka menarik nafas melepas ketegangan.

"Sinar matahari...." ucap Carol

"Kenapa sih semua pada panik waktu mati lampu? Lagian ini cuma mati listrik biasa kan?" kata Rhea

"Bisa aja kan tadi di dalem ada vampir terus dia matiin lampu biar nggak ada cahaya truss dia nyerang leher kita." ucap Carol sambil memegang kedua lehernya.

***


Yosh! Maaf kalau cerita pembukanya hanya segini. Death Math udah rampung dan tinggal di post soal Biology Blood emang baru segini xixi.

Nanti bulan Juli ku panjangin lagi deh.

Salam manis dari Lyla chuuu :*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top