Delapan Belas.

⚠⚠typo bertebaran⚠⚠

Happy reading...

Aargghh....

Teriakan ku telah berhasil membuat seisi rumah panik seketika. Ibu, ayah dan bi diah menghampiriku dengan tergopoh-gopoh.
Ayah segera mendobrak pintu kamarku.
Dan alangkah terkejutnya mereka saat melihat aku baik-baik saja berdiri di atas timbangan.

"Ada apa?" tanya Ayah yang saat ini menatap kamarku was-was. Ayah pasti kira kalau kamarku baru saja kedatangan maling. Ayah tidak tau saja, bahwa bukan maling yang datang ke dalam kamar ini. Tapi lemak-lemak nakal yang kembali hinggap seberat 10kg. Alhasil kini bb ku naik lagi menjadi 70kg. Sedih banget aku.

"Ibu ...." aku menghampiri ibu langsung memeluknya.
Ibu menyambut ku dengan khawatir. Lain halnya dengan bi diah yang menodongkan gagang sapu ke setiap sudut ruangan. Kalau di pikir-pikir bibi seperti seorang jagoan yang bersiap-siap menembak musuhnya yang telah bersembunyi. Aku terkekeh sendiri melihat sigapnya ayah dan bi idah.

"Ada apa, Nak?" tanya Ibu padaku.

"Ibu berat badanku naik lagi." seru ku kepada ibu. Aku kembali menangis, tapi mereka bertiga menghela nafas panjang. Seakan tidak ada masalah besar saja.
Apakah mereka tidak tau? kalau ini adalah masalah sangat besar bagiku.

"Gimana kamu gak mau naik lagi berat badannya, setiap hari derren dateng bawain kamu ice cream sama coklat, belum lagi makanan yang mengandung lemak." omel ibu padaku.

"Udah ibu mau masak dulu." jawab ibu dan pergi. Ayah menghampiriku.

"Sabar." ujar Ayah lalu keluar menyusul ibu. Aku tercengang mendengar ucapan ayah. 'Sabar' satu kata yang saat ini sama sekali tidak bisa membantu.

Aku menoleh ke arah bi idah.
"diet lagi aja, non. susah amat." ujar bi idah lalu keluar dari kamarku. Nah ... Setidaknya ucapan bibi ada benarnya juga. Aku harus diet lagi, walau pun jangan sampai ketahuan dengan Derren. Bisa gawat aja kan kalau sampai ketahuan dengannya.

Oh ya, apa aku sudah mengatakan sudah berapa lama hubunganku dan Derren saat ini, tentunya dalam setatus pacaran. Pacaran? Mengucapkan kata itu, aku jadi geli sendiri. Pasalnya di usiaku saat ini bukan lagi kata pacaran, mungkin seharusnya tunangan atau calon istri.
Aku bersemu malu bila harus memikirkan itu.
Sudah hampir 2 bulan aku memiliki hubungan dengan Derrrn pria tanpa celah itu. Aku berharap Derren akan melamarku. Berharap gak masalah kan??

Drtt drtt drtt.

deringan ponselku menyadarkan ku dari lamunan.
Aku mengambil ponselku di atas ranjang. Ternyata yang sedang di pikirkan baru saja mengirim pesan. Panjang umur. Aku membaca pesannya.

Derren❤

Sore ini aku mau kerumah mu sweety, mau aku bawakan apa??

Derren selalu seperti itu, percayalah aku di bawain bunga aja udah bahagia amat kok, apa lagi di bawain sebongkah berlian. Eh ... Ingat aku bukan wanita matre loh ya!! Tapi jaman sekarang siapa sih yang gak mau di bawain berlian? Sudahlah kita akhiri omongan kosong ku ini.

Aku segera membalas pesan Derren saat satu miscall an darinya.
Derren benar-benar cerewet aku telat balas saja sudah di telepon terus. Apa lagi kalau aku matikan ponselku. Aku rasa dia akan langsung datang ke rumah.

Me.

gak perlu bawa apa-apa, aku lagi gak mau makan apa-apa

Balasku pada Derren. Tidak lama, balasan darinya datang.

Derren❤

Apa kamu diet lagi?

Aku memutar kedua bola mataku malas. Dasar Derren dia selalu seperti itu, apa dia takut aku diet lagi? Tenang itu rencanaku kok.

Me.

Tidak,tentu tidak, hanya saja aku belum mau apa pun. Aku rasa aku ingin di bawakan bunga saja dengan kekasihku yang tampan ini.😊😚

Rayuku. Begini lebih baik iyakan. Dari pada aku harus di bawakan makanan siap saji atau ice cream dan coklat. Itu semakin menggagalkan dietku bukan?

Derren
Bunga? Apa saat ini kau ingin memakan bunga? Apa itu bisa membuatmu kenyang? Beri aku penjelasan kenapa kau ingin bunga?

Aku mendengus kesal membaca balasan pesan darinya.
Apa dia pikir aku ini manusia jadi-jadian yang memakan bunga?? Derren ternyata memiliki celah, dia sangat tidak peka.

Me.
Derren kau keterlaluan, apa aku ingin bunga harus dengan alasan? Bersikap romantislah sedikit.

Aku emosi, sangat emosi. tapi berlebihan sekali bila aku marah-marah hanya karena masalah kecil.
Sepertinya saran ayah akan aku pakai untuk bersabar dengan Menghadapinya.

Derren❤

Aku meeting dulu, nanti aku kabari lagi.

Selalu seperti itu. aku pun memutuskan untuk membersihkan diri.

****


Aku melirik jam tangan yang aku kenakan. Sudah pukul 8 malam. Derren tak kunjung tiba.
Kemana dia yang bilang akan datang setelah pulang kerja?
Sampai saat ini ia tidak juga datang.
aku menunggunya dengan sabar, aku berdiri di balkon kamar ku seraya menatap jalanan yang tampak sepi.

Aku kembali melirik jam tanganku yang sudah menunjukan pukul 9 malam, tidak terasa aku sudah berdiri 1 jam disini. Derren tak kunjung datang juga. Aku memutuskan untuk pergi tidur. Aku merebahkan tubuhku di ranjang kesayanganku.
Hingga kantuk menjemput ku ke alam mimpi.

****

Cahaya matahari tampak menyorot dari tirai kamarku yang telah di buka lebar dengan bi Idah. aku terbangun dari tidur panjang ku . aku bergeliat. Aku terduduk. Aku segera mengambil ponselku yang ku letakan di nakas . tak ada satu pesan pun dari Derren. Kemana sebenarnya dia ini?

"bi derren gak dateng ya semalem?"

"Gak, Non." jawab bi idah lalu pergi setelah pamit.

Apa derren marah ya ? Kok sampai gak dateng?. pikir ku.

Tapi sesuatu di luar jendela kamarku mengalihkan segalanya. Pasalnya ada sebuah puluhan balon. Tidak, bukan puluhan, mungkin ratusan balon berwarna warni baru saja terbang di depan jendelaku. Aku segera keluar menuju balkon kamarku. Betapa terkejutnya saat balon itu di terbangi. Pasalnya sebuah tulisan yang terbawa disana membuatku seketika terharu.

"Will you marry me"

betapa beruntungnya wanita yang di lamar saat pagi buta. Tapi seketika aku berpikir lagi, balon ini terbang di halaman rumah ku. Jadi adakah orang yang ingin di lamar di rumah ini? Apakah ibu? Aku yakin ayah akan berteriak-teriak bila ibu ada yang melamar. Bi idah? ya tuhan, percayalah teman, bi idah bahkan sudah menjadi seorang nenek. Atau bi diah? Dengarkan aku baik-baik. Bi diah merupakan istri dari sopir pribadi ayahku.
Lalu wanita siapa yang telah di lamar pagi ini??

"Gendis." panggilan itu berhasil membuat pertanyaan ku terjawab. Aku menoleh ke bawah dimana semua orang tampak menatapku. Dibawah sana Derren berdiri dengan sebuqet bunga mawar merah.

"Menikahlah denganku." ujarnya, logatnya yang belum pasif dalam berbahasa indonesia terdengar sangat lucu di pendengaran ku.
Aku tersenyum dan juga menangis. Menangis bahagia melihat kejutan yang derren buat untukku.

Aku segera keluar dari kamarku untuk menemui Derren.
di luar sana. Derren merentangkan tangannya siap untuk memelukku.
Aku berlari dan memeluknya. ia memeluk ku erat. aku melepaskan pelukannya. Derren memberi bunga yang sedari tadi di pegang nya kepadaku.
Aku menerimanya dengan senang hati. Hingga akhirnya Derren berlutut di depanku. Ia mengeluarkan sekotak beludru berwarna merah. dan betapa terkejutnya aku saat kotak itu di bukanya.

Sebuah cincin permata tampak indah di tempatnya.

"Gendis, will you marry me?" tanya Derren. Semua orang serempak untuk menyuruhku menjawab 'iya'

Aku mengangguk pelan sebagai jawabannya. Derren bersorak gembira. Ia memakaikan cincin itu di jari manis ku. Kemudian ia berdiri lagi lalu memelukku. sesekali ia mengecup kening ku.

"Terima kasih sayang, aku sangat bahagia." ujar Derren.

"Terima kasih Derren kejutan ini buat aku bahagia."

"Ya, Dan ...." Derren melepaskan pelukannya.

"Wajahmu masih muka bantal, belum lagi tubuhmu sangat bau." kritik Derren pada ku, aku mengerucutkan bibirku.

"Kau kebangetan Derren, baru saja kamu melamarku, baru saja kamu melakukan hal romantis pada ku. Sekarang kamu sudah mencari masalah denganku."

Derren tertawa puas mendengar omelanku.
"Aku mulai terbiasa dengan omelanmu, Gendis. dan di saat nanti kita menikah, tolong kurangi omelan mu yang cerewet itu, bisa berdampak tidak baik untuk kuping ku." seketika aku tersenyum mendengar ucapan Derren. hari ini aku sangat bahagia. Lamaran Derren sangat romantis bagi ku, meski akhirnya aku harus bertengkar dengannya.

Tapi percayalah, sebuah hubungan yang terlalu serius dan terlalu romantis. Itu tidak asyik. Yang seru itu saling berselisih paham, saling beda pendapat, tapi kami saling mencintai.

satu lagi, bila kalian ingin di cintai dengan tulus. Jadilah diri sendiri, jangan pernah menjadi diri dia, dirinya atau mereka. Cukup jadi dirimu sendiri. agar seseorang bisa mencintai kekuranganmu bukan hanya kelebihanmu.

*Bersambung*

Hallo.... Gimana part kali ini?
Silahkan yang merasa baper vote and komen..
Yang gakbaper juga vote and komen ya.
Maaf  up ny selalu lama.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top