29. Akhir Cinta

🌼🌷
Apapun yang terjadi, terapkan Husnudzon billah.
Karena hidup lebih manis dari coklat jika kita mau bersabar dan bersyukur
😊
🌰🌰🌰

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

"Qobiltu nikaahaha watazwijaha bi mahril madzkur." Suara tegas itu terdengar oleh rungunya begitu Hasbi melangkahkan kaki dengan cepat memasuki ruangan.

Dia terlambat datang ke acara pernikahan Ziyya pagi ini, karena macet yang menderanya tadi di jalan tak bisa ia hindari. Jalan yang sudah terlanjur akan ia lintasi, terjadi insiden kecelakaan yang cukup parah, sehingga membuat kendaraan lain macet total sampai hampir 1 jam.

Saat tubuhnya telah benar-benar berdiri di dalam ruangan. Netranya mendapati pemandangan yang menyesakkan dada. Tampak olehnya, punggung gagah seseorang yang ber-jaz putih tengah berhadapan dengan bidadarinya.

Ups ... bukan bidadarinya lagi, karena ia tak sempat memilikinya dan kini telah berhasil disanding oleh sahabatnya sendiri.

Miris memang menatap pemandangan ini, tapi mau bagaimana lagi. Semua yang terjadi adalah taqkdir-Nya. Tak ada satu pun makhluk yang mampu merubah segala ketentuan-Nya.

Nisa tampak ayu dengan setelan baju warna merah mudanya. Senyumnya merekah setelah mencium punggung suaminya. Tampak Fadhil memejamkan mata, saat lelaki dihadapannya itu meletakkan telapak tangannya sembari melantunkan doa.

Semuanya tampak Bahagia. Terkecuali hati Hasbi yang kini berdiri paling belakang diantara 100 tamu yang hadir pagi ini.

Hatinya terluka semakin dalam. Keadaan ini semakin menggoresnya, sangat memedihkan dan ngilu tiada terkira. Ia tak menyangka jika akan semenyakitkan ini. Tak terasa air matanya berlinang menahan sesak di dada.
Ia terpuruk seorang diri dalam kesedihan yang sangat, sampai akhirnya.

"Hasbi ...." Sebuah tepukan membangunkannya. Ia membuka mata, kaget. Dadanya masih merasakan sesak akibat apa yang baru saja ia lihat. Ternyata itu hanyalah mimpi, ketegangan begitu kentara menghiasi wajahnya.

"Hasbi ...," panggil Ummi Halimah heran mendapati putranya yang masih bergeming. Tak juga menegakkan tubuhnya, kepalanya masih bersender di atas meja. Hanya netranya yang tampak mengerjap berulang kali.

Hasbi pun menoleh ke sumber suara. Baru sadar kalau ternyata Umminyalah yang membangunkannya barusan. Ia pun akhirnya mengukir senyum setelah menggeliat lalu menyandarkan tubuhnya.

Ada sedikit rasa lega mendapati kejadian baru saja hanyalah mimpi.
Tapi bukankah mimpi itu akan menjadi kenyataan beberapa jam lagi? Hasbi tampak menghembuskan napas kasar. Setidaknya masih ada waktu untuk  ia agar lebih bisa siap menata hati menerima kenyataan ini, pikirnya.

Tidur pagi setelah subuh memang tak mengenakkan tubuh. Apalagi tidurnya dalam posisi duduk, rasanya pegal-pegal inginnya tidur lagi. Mungkin karena inilah para Ulama' mengatakan bahwa tidur setelah subuh itu tak baik.

Sehabis subuh tadi Hasbi ketiduran di meja kerja. Niatnya akan melanjutkan pekerjaan tadi urung, sebab ia sibuk melamun dan akhirnya tertidur di sana.

Tapi ada sebab lain kenapa ia bisa tertidur. Ia hampir semalaman tak bisa tidur. Hatinya ketar-ketir mengingat wanita yang dicintainya akan menikah. Ia membayangkan berbagai hal yang semakin menyesakkan dadanya. Ia baru sadar, mengikhlaskannya tak semudah yang ia pikirkan.
Wajahnya kini tampak begitu lesu, tak bersemangat.
Apakah ini pertanda kalau ia belum merelakan Ziyya untuk Fadhil? Sudahlah ... Ia yakin rasa ikhlas itu pasti akan hadir juga suatu saat nanti, hanya butuh waktu saja.
Bukankah Allah Maha pembolak-balik hati manusia. Tinggal minta pada Allah kekuatan dan keikhlasan itu dalam doa.
Memang bisa sesimpel ini dalam menyusun kalimatnya, tapi ... untuk prakteknya akan butuh usaha dan waktu yang tak hanya sehari dua hari.

"Maaf, Mi. Tadi Hasbi ketiduran," ucapnya bangkit, berdiri mensejajari posisi Umminya yang pasti dia lebih tinggi menjulang, tinggi Umminya hanya sebatas bahunya.

"Yaudah, siap-siap gih! Ummi berangkat dulu ya dengan Kak Himma dan Bang Risqi. Soalnya mau mengambil sesuatu dulu," ujar Ummi, kemudian berlalu dari hadapan Hasbi setelah mendapatkan anggukan kepala dari Hasbi.

Hasbi pun langsung saja melangkahkan kakinya menuju kamar Mandi. Mungkin dengan mengguyur tubuhnya sekarang, Ia bisa tampak lebih segar.

Selepas melaksanakan sholat Dhuha dan membaca doa Dhuha. Ia masih memilih duduk menghadap kiblat, kembali menengadahkan kedua tangannya lalu berdo'a

Ya Allah ...
Engkaulah yang Maha pengatur segala kehidupan.

Berilah hamba kekuatan dan keikhlasan dalam menjalani hidup yang telah Engkau gariskan.

Berilah Hamba ketabahan menerima segala ketentuan yang sempat menyesakkan dada.

Berilah Hamba kesembuhan hati yang sampai saat ini terasa sakit akibat patah karena cinta yang tak mampu memiliki.

Yaa Muqollibal qulub tsabbit qolbi 'ala dinik watho'atik. Aamiin yaa Robbal'alamin.

Laki-laki berkopiyah putih itu baru saja mengusaikan do'anya. Dengan kesungguhan ia meminta kepada Sang Penguasa Hati, air matanya tak bisa dia elakkan untuk mengalir dikala mencurahkan segala rasa dan harapan kepada yang Dzat Pengabul Do'a.

Tepat Pukul 7, Hasbi telah siap di dalam mobilnya untuk mengemudikannya menuju tempat kebahagiaan sang sahabat bersama wanita yang ia cintai.

Ia berusaha mengukir senyum sendiri di dalam, sebelum menyalakan mesin mobilnya. Ia harus kuat, ia harus bisa menampakkan diri untuk ikut berbahagia di sana nanti.

Bersiaplah untuk berjuang wahai hati, bisiknya pada diri sendiri.

"Bismillahirrohmanirrohim," ucapnya siap meluncurkan mobilnya membelah jalan pagi ini yang tampak lengang.

.
.
.
.
.
.

Mohon maaf ya teman-teman pembaca.
Cerita ini cukup up sampai di sini.
Karena cerita ini sudah diterbitkan.

Jadi ..... yang mau baca dan penasaran kelanjutannya. Bisa order langsung ya.

Novelnya tebal banget lo. Karena ceritanya tamat sampai Hasbi menikah dan punya anak.
Ada 490 halaman dan bisa ditebus dengan harga Rp. 110.000 untuk harga normalnya.

Untuk yang mau dapat diskon harga, bisa cek-cek di IG atau FB aku ya. @akhwatul Iffah.
Karena pada momen tertentu aku suka kasih diskon untuk novel-novel aku yang udah terbit. 🙂

Sekian dulu ya.
Jazakumullah khoir udah mampir di cerita ini.
Maaf, jika telah membuat kecewa karena ceritanya nggak up sampai tamat 🙏🙏🙏

Oh iya.
Cerita ini udah ada sequelnya lo.
Jadi, cerita Hasbi sudah up juga di wattpad.

Judulnya itu ..

Meniti Takdir Terindah

Yuk mampir 🙂

Wassalam

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top