Sembilan November
18 tahun yang lalu.
Seorang anak kecil berumur 7 tahun sedang bermain di taman.
Dia tertawa.
Berlari ke sana dan kemari menggiring bolanya.
Ketika dia sudah mulai bosan.
Dia menghampiri ibunya.
"Bu, Lyan ingin pulang saja."
"Kenapa, sayang? Sudah capek ya?" tanya ibunya.
"Lyan bosan. Abis, tidak ada satu teman pun yang mau bermain dengan Lyan. Lyan nakal ya, Bu?" ucap anak itu dengan wajah polos.
Ibunya tersenyum dan menjawab, "Kata siapa Lyan nakal? Lyan anak yang baik, kan masih ada ibu yang mau bermain dengan Lyan."
"Tapi Lyan ingin punya teman, Bu."
"Sudah-sudah jangan sedih, bagaimana kalau sekarang belanja es krim saja?"
"Es krim? Lyan mau es krim! Ayo Bu, kita beli es krim!" ujarnya dengan wajah bahagia.
***
Ketika mereka dalam perjalanan pulang. Ada anak perempuan yang menangis di bawah pohon.
"Ibu, lihat! Dia kenapa?"
Lyan berjalan ke arah anak itu dan bertanya, "Kamu kenapa nangis?"
Anak itu mendongak dan beranjak untuk pergi dari sana.
"Hei, mau kemana? Aku belum berkenalan denganmu!" Lyan menarik tangan anak itu, agar tidak menjauh darinya.
"Jangan, kamu pergi saja. Kalau tidak, mama pasti marah padamu. Aku tidak apa-apa."
Lyan beralih menatap ibunya dan kembali menatap anak itu, "Namaku Brilyan, namamu siapa?"
"Aku Rayan."
"Mulai sekarang, mari kita berteman!"
"Jangan! Jangan berteman denganku, cepat pergi dari sini! Kau dalam bahaya kalau bersamaku."
"Tidak akan ada apa-apa, aku yakin. Sekarang, kita berteman," ujar Lyan dengan senyumnya.
"Baiklah, kalau itu maumu."
"Kamu mau es krim? Aku tadi beli, nih."
"Terima kasih."
***
Brilyan,
Lelaki itu masih duduk di tempatnya, menatap ke arah langit.
"Ray, apa kabar?"
"Kamu kemana saat aku butuh kamu?"
"Kamu sama saja dengan mereka, Ray!"
"Kamu, sama saja dengan ibu."
Brilyan menghembuskan napas panjangnya, seraya bangkit dari duduknya, dan memutuskan untuk pergi tidur.
Bermimpi lebih menyenangkan daripada bangun dan melihat kenyataan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top