Dua Puluh Satu November
Saat ini, Seyra sudah resmi menjadi mahasiswa jurusan psikologi di UGM.
Ah, ia tidak sabar untuk memberi tahu kakaknya.
Sudah lebih dari 1 tahun, ia tidak pernah bertemu kakaknya, Brilyan.
Hatinya belum siap untuk itu semua.
Tetapi, ia masih bisa memantau keadaan Brilyan lewat Nara.
Kata Nara, sejauh ini Brilyan sudah bisa mengontrol dirinya.
Syukurlah, ia turut bahagia.
Meskipun, Brilyan belum sembuh total, dan memang membutuhkan waktu lama untuk sembuh dari skizofrenia, tetapi dengan adanya Rayan, ia yakin akan baik-baik saja.
***
"Kak Brilyan! Hngg, ada.. yang mau.. aku tunjukin loh... Kakak penasaran ngga? Penasaran kan? ya kan? iya aja deh, hehe."
Nara, Nara.
Gadis itu tetap tidak berubah ternyata.
"Apa?" tanya Brilyan dengan wajah yang masih saja datar.
"Tadaaaaa....."
Seyra muncul dari belakang Nara, dengan wajah yang menunjukkan kerinduan.
"Kak," ucap Seyra lirih.
Brilyan langsung berjalan cepat dan merengkuh tubuh mungil adiknya itu.
Dia sangat rindu dengan gadis itu.
Sangat rindu.
***
"Sey, minta maaf ya, Kak. Saat masa-masa pemulihan Kakak, Sey malah ngga ada di samping Kakak."
"Sey, kangen sama Kakak. Tapi, tapi Sey takut, kalau seandainya Kakak ngga nerima Sey lagi karena A.."
"Udah-udah. Ngga usah nangis, semuanya udah baik-baik aja kok, yang sudah terjadi biarkan saja, yang terpenting, saat ini semua sudah berjalan dengan semestinya," potong Brilyan agar adiknya itu tidak terus-menerus meminta maaf.
Seyra, menghapus air matanya dan tersenyum.
"Kak, Seyra udah resmi jadi mahasiswa sekarang," ungkap Seyra.
"Kamu.. serius?"
Seyra mengangguk, lalu menjawab, "Iya, jurusan psikologi, di UGM."
"Wuih selamat, Sey! Kakak bangga punya adek sepertimu."
"Sey, kenapa kamu pilih jurusan psikologi?" tanya Nara.
"Ehm, karena aku nggak mau ada Kak Brilyan, Kak Rayan, dan kamu yang lain lagi."
Lalu, Seyra menunjuk ke arah orang-orang di sekitar RSJ Sekar Madu.
"Karena mereka, butuh seseorang yang mau mengerti apa yang terjadi."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top