Dua Puluh Dua November
Suaramu, suaraku.
Melihatmu, lihat aku.
Mendengar, tak terdengar.
Semuanya terasa,
hambar.
Kutulis surat ini.
Untuk diri yang sengaja pergi.
Serta untuk seseorang, yang merasa terkacaukan.
Maka,
Biarkan kutenggelam.
Untuk menyesap jati diri yang mulai remang.
Ditulis oleh; Brilyan Aghi Radjana.
Tepat di persimpangan jalan, melewati kota yang membawanya untuk pulang.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top