Extra Part
Ini demi pecinta Rea dan Devan. Sebagai rasa terima kasih saya tambahin extra part, tapi ini ja ya hehehe.
---------------------------------
Saat ini aku sedang berkumpul bersama Stella dan Giza di sebuah restoran. Meski aku dan Giza tak sedekat dulu lagi, tapi aku terkadang juga menghabiskan waktu luangku bersamanya.
Semua yang pernah terjadi di masa lalu biarlah berlalu. Aku tak ingin mengungkitnya kembali. Masing-masing dari kami sudah memiliki anak, tapi hanya aku yang memiliki anak laki-laki. Sedang Stella dan Giza memiliki seorang anak perempuan.
"Oh iya Giz, beberapa waktu lalu aku bertemu Gilsa. Tapi kenapa dia mau jadi kasir ya?" tanyaku pada Giza yang penasaran dengan perubahan Gilsa.
"Di mana kamu ketemu dia, Re?" tanya Stella padaku.
"Di supermarket dekat rumah, tapi biasanya kalau ke sana, aku tak pernah bertemu dengannya," jawabku sambil menyeruput minuman yang ada di depanku.
Giza menjelaskan kalau supermarket itu milik Gilsa. Memang baru belakangan ini Gilsa turun tangan untuk melayani pelanggan dengan menjadi kasir.
Ia ingin lebih dekat dengan pelanggan, dan memberikan pelayanan terbaik. Awalnya Giza tak percaya jika Gilsa mau melakukannya. Tapi saat melihatnya langsung ia baru percaya.
Saat ini Gilsa memang sudah banyak berubah. Bukan hanya dari sikap, tapi juga penampilannya. Aku semakin penasaran apa yang membuatnya berubah.
"Seorang Gilsa bisa berubah juga ya?" celetuk Stella yang membuatku menoleh padanya.
Kulihat Giza tersenyum simpul mendengar ucapan Stella.
"Gilsa juga manusia Stell, kalau Tuhan sudah mengetuk hatinya sudah pasti ia akan berubah," ucapku.
Giza mengangguk menanggapi ucapanku. Ia menjelaskan kalau dulu ia sempat disiksa sama cowok-cowok yang sempat dibuatnya sakit hati.
Bukan hanya secara fisik tapi mental. Mereka hampir memperkosanya beramai-ramai, tapi beruntung ia ditolong sama temannya yang sekarang menjadi suaminya.
"Terus waktu dia dipukuli di mal itu karena apa?" tanyaku pada Giza sambil mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat aku dan Stella melihat Gilsa dipukuli oleh dua orang.
"Itu karena mereka tak terima dipacari Gilsa sekaligus. Dan ternyata mereka sahabatan. Maka itu mereka gelap mata dan memukuli Gilsa. Semenjak saat itu ia jadi murung. Tapi beruntung ada Aldo yang bisa membuatnya kembali ke jalan yang benar," terang Giza.
Aldo adalah suami Gilsa. Laki-laki yang mau menerima Gilsa apa adanya termasuk masa lalunya.
Gilsa saja bisa berubah, tapi kenapa Tia masih saja sama. Ya, meski tidak segarang dulu. Semenjak ia menjadi 'mantan' cleaning service di tempat Devan, ia tak mau lagi berurusan denganku.
Mungkin ia takut terpancing emosi karena sampai saat ini, ia tak pernah tahu jika itu semua rencana Arka dan menganggap ia berhutang budi pada Devan. Aku melihat jam di tanganku. Tak terasa aku begitu lama meninggalkan Junior.
Meski ia saat ini sedang bersama Oma dan Opanya, tapi aku tak terbiasa meninggalkannya terlalu lama. Ya, awalnya aku ingin membawa Junior ikut bersamaku, tapi mereka melarang dan mengijinkanku untuk pergi menemui Giza dan Stella.
Akhirnya aku pamit pada Giza dan Stella untuk pulang. Saat di rumah aku melihat Junior sedang berlarian ke sana kemari.
"Mama!!" teriak Junior sambil menyongsong kedatanganku.
Aku berjongkok merentangkan tanganku untuk menyambutnya. Kupeluk dengan erat permata hatiku. Meski baru sesaat tak bertemu dengannya, tapi aku begitu rindu padanya.
Aku menggendong Junior dan menghampiri mertuaku. Papa terlihat letih sehabis bermain dengan Junior.
Mamaku mengambil Junior dari gendonganku. Seperti itulah mama mertua, dia akan memonopoli Junior jika datang ke rumah.
Maklum saja Junior adalah cucu pertama. Meski demikian, mereka tak pernah memanjakannya. Akupun juga tak ingin terlalu memanjakannya, karena aku takut ia tak bisa mandiri.
Akupun berbincang-bincang dengan mertuaku sambil sesekali bermain dengan anakku. Rasanya waktu begitu cepat, sampai tak terasa sudah beranjak sore.
Papa dan mamaku sudah pulang beberapa menit yang lalu bersama sopirnya. Suasana kembali sepi.
****
Aku menatap langit yang bertabur bintang lewat balkon kamarku. Udara malam mulai membelai wajahku. Setelah menemani Junior tidur, aku kembali ke kamar untuk menikmati malam.
Kurasakan tubuhku menghangat, karena sebuah pelukan. Siapa lagi kalau bukan suamiku tercinta. Ia memelukku dari belakang dengan sangat erat sambil menciumi leher jenjangku.
"Sepertinya kamu suka sekali melihat bintang-bintang," tanya Devan sambil menaruh dagunya di pundakku.
Aku menanggkup tangannya yang melingkar di perutku.
"Iya soalnya indah banget, apalagi malam ini begitu cerah, sayang untuk dilewati," ucapku masih menatap langit.
"Kayaknya aku kalah ya sama langit malam. Buktinya ia bisa mengalihkan perhatian kamu dariku," ucap Devan.
Aku selalu tersenyum setiap ia menyindirku seperti itu. Sejak menikah, Devan memang terlihat jadi pencemburu. Bahkan dengan hal yang tak penting seperti barusan.
"Iyalah, langit malam kan selalu mampu mengurangi rasa sedihku, ia seperti pelindung bagiku," ucapku sambil kubuat-buat.
Devan membalik badanku. Ia menatapku dalam. Aku jadi merasa salah berucap.
"Aku tahu, kamu boleh membandingkan dengan langit, bintang atau apapun. Tapi aku yakin tak ada yang bisa menandingi rasa cintaku untukmu," ucapnya tulus.
Aku percaya dengan semua yang ia ucapkan. Selama menikah dengannya, ia selalu memberikan kebahagiaan untukku. Tak kupungkiri terkadang aku juga emosi dengan sikapnya yang arogan. Tapi memilikinya membuatku merasa lengkap.
Aku menangkup wajah suamiku. Menatapnya dengan senyum. Kukecup bibirnya sekilas. Devanpun berbalik menciumku. Awalnya hanya ciuman biasa, tapi lambat laun ciuman ini menjadi panas.
Kukalungkan tanganku di leher Devan. Kami saling memagut. Tangan Devan sudah bergerilya ditubuhku. Menyentuh bagian tubuh sensitifku.
Sepertinya malam ini akan menjadi malam panjang bagi kita berdua. Saling mencecap rasa dan menyalurkan kasih sayang lewat sentuhan penuh gairah.
Malam menjadi saksi, betapa dua insan yang saling mencintai bersatu dalam kehangatan cinta. Saling memeluk dan saling bergulat penuh nikmat hingga mendapat pelepasan masing-masing.
-------------------------
Sekian dan terima kasih
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top