Chapter 7
Setelah menghabiskan waktu selama 4 hari ini di Bogor bersama keluarga Dion. Akhirnya Bianca dan Dion pulang ke Jakarta. Bianca diantar sampai apartment-nya. Kemudian Dion sendiri pulang ke apartmentnya.
Setelah sampai di apartmentnya, Dion langsung merebahkan badannya di sofa ruang tengah. Terasa ponselnya bergetar sebentar.
From: Bianca S
Lo ke sini dong. Vino neror gue nih sms telfon wa line. Ngeri gue
Dion segera membalasnya
To: Bianca S
Dia tau pin apart lo ga?
Tak lama Bianca membalas pesannya
From: Bianca S
Kaga sih. Cuma ya ngeri aja gue. Takut dia bikin onar. Dia chat gue katanya otw apart gue -,-
Segera saja Dion membalas
To: Bianca S
Yaudah gue kesana. Pesenin makanan dong. Laper
Tanpa menunggu balasan dari Bianca, Dion segera meletakan tas ranselnya. Mengambil bir dari kulkasnya dan dimasukan ke paper bag. Lalu keluar.
Sesampainya di parkiran apartment Bianca, benar saja. Ia melihat Vino sedang bersandar di mobilnya, sedang menelfon seseorang. Dion menghampirinya
"Vin" panggil Dion
"Eh Yon. Ngapain lo?" Sahut Vino
"Mau ke Bianca. Lo ngapain?" Tanya Dion
"Gue juga mau ke dia. Tapi dia ga angkat telfon gue"
"Udah lo gausah ganggu sahabat gue lagi. Lo kalo mau main-main sama anak orang aja. Jangan sama sahabat gue" jelas Dion. Suaranya agak meninggi
"Dih kenapa lo? Gue mau balikan sama dia"
"Gausah. Lo mending cari lonte-lonte aja. Kaya biasa"
"Yaelah, lo ngomong gitu kaya Bianca suci aja. Dia juga setipe kali sama lonte" kata Vino
BUG
Kepalan tangan Dion mendarat dengan mulus di wajah Vino. Membuatnya ambruk ke lantai
"Ye anjing lo!!" Seru Vino sambil berdiri. Berusaha membalas
BUG
Pukulan kedua dari Dion mendarat kembali membuat Vino ambruk lagi tanpa sempat membalas.
Darah segar keluar dari hidung dan sudut bibir Vino
"Dijatah ya lo? Ampe belain tu lonte?" Teriak Vino.
Dion makin berang dengan ucapan kurang ajar Vino. Ia menendang perut Vino, membuatnya tergeletak di tanah.
Mendengar keributan, satpam setempat datang dan membawa Vino.
Dion melihat kepalan tangan kanannya. Merah. Vino harus bersyukur karena Dion tidak memukulnya dengan botol bir yang ada di tangan kirinya.
Dion menarik nafas panjang, meredakan emosinya. Kemudian ia naik ke tempat Bianca.
"Lo kenapa? Tegang amat mukanya?" Tanya Bianca
"Abis mukulin anak orang" jawab Dion
"Hah? Siapa?" Tanya Bianca, agak sedikit kaget
"Vino, barusan di parkiran"
"Seriusan? Kenapa?"
"Biar ga gangguin lo lagi" jawab Dion.
Kemudian tatapan Bianca tertuju pada tangan kanan Dion
"Astaga, Yon. Tangan lo sampe begini"
"Udah lah, biasa. Anak laki" jawab Dion santai lalu menghempaskan pantatnya di sofa Bianca.
Bianca langsung menuju dapur. Mengambil beberapa es batu lalu menaruhnya dalam wadah. Ia berjalan menghampiri Dion yang duduk santai sambil memakan french fries yang ada di meja. Wadah berisi es batu diletakan oleh Bianca di meja, lalu ia masuk ke kamarnya.
Bianca kembali dengan menggengam kain berwarna putih, yang merupakan baju bekasnya.
"Sini tangan lo" ser Bianca
"Apaan sih"
"Biar ga makin bengkak, bego"
Lalu Bianca menarik tangan kanan Dion tanpa perlawanan dan mengompres dengan es batu.
"Susah ini makannya" protes Dion
"Mau gue suapin?" Tanya Bianca
"Duh sok iye lo" sahut Dion
Lalu mulai makan dengan menggunakan tangan kiri.
"Yon, malem ini nginep sini yaa" pinta Bianca
"Okeee" jawab Dion santai.
****
Perkuliahan sudah di mulai. Namun karena Bianca dan Dion sudah semester akhir mereka hanya ke kampus pada waktu-waktu tertentu. Mereka menghabiskan waktu di perusahaan orang untuk melakukan magang dan menulis skripsi.
From: Dion Ganteng
Kapan beres? Gue free nih. Ngampus yuu
Ada chat masuk dari Dion ke ponsel Bianca. Ia segera membalasnya
To: Dion Ganteng
Sejam lagi. Otw sini aja, biar gue ga nunggu
Dengan cepat, balasan dari Dion masuk
From: Dion Ganteng
Oke, otw
Bianca segera menyelesaikan tugasnya yang tinggal sedikit. Setelah selesai ia izin ke atasannya untuk pulang lebih awal.
Setelah mendapat izin, Bianca menunggu Dion di taman kantor yang terletak di samping kantor. Tempat para karyawan beristirahat.
Tak beberapa lama Bianca melihat mobil Dion. Ia segera berdiri menghampiri Dion. Langsung masuk dan duduk di kursi penumpang di samping Dion.
"Makan dulu ga?" Tanya Dion
"Di kampus aja, kangen ayam penyet gue" jawab Bianca.
Lalu Dion segera mengarahkan mobilnya di kampus.
Sesampainya di kampus. Setelah mengecek nilai dan lain-lain. Bianca dan Dion langsung menuju ke kafetaria.
Seperti biasa, tatapan-tatapan sinis dari mahasiswa lain mendarat ke mereka berdua. Tapi ada yang lain. Namun Bianca dan Dion mengabaikan tatapan sinis itu seperti biasa.
Mereka menemukan Andre dan Icha sedang makan. Lalu mereka menghampirinya.
"Duaan aja" seru Dion yang langsung duduk mengambil posisi di samping Andre dan Bianca duduk di samping Icha
"Lo udah tau gossip terbaru belom sih?" Tanya Icha
"Gossip apaan?" Seru Bianca, penasaran.
"Kalian berdua" kata Icha
"Kita udah bosen Cha, digosipin" seru Dion
"Kaga, ada yang nyebar kalau lo berdua itu FWB"
"FWB apaan dah?" Tanya Bianca
"Friends with benefit, goblok" jawab Andre
"Maksudnya? Ga ngerti gue" kata Dion
"Lo pernah nonton filmnya ga sih? Jadi gitu. Temenan cuma buat anu-anuan doang" jelas Icha
"Anu-anuan? Having sex maksudnya?" Tanya Dion dan dijawab dengan anggukan oleh Andre dan Icha
"Udah mulai ga bener nih" seru Dion
"Udah lah, kita juga udah mau lulus. Udah jarang di kampus. Ngapain juga didengerin" Bianca angkat bicara
"Tapi gossip itu bohong kan?" Tanya Icha, mencoba mengkonfirmasi kebenaran.
"Ya engga lah. Gila. Gue liat Bianca topless aja belom pernah. Apalagi sampe making love" jelas Dion
"Jadi cuma gossip yaa" kata Icha
"Iyalaah, namanya juga cuna gossip. Anjir penasaran gue siapa yang nyebar ni gossip murahan" seru Dion
"Gatau sih, yang pertama nyebar si Ivan. Tau kan lo? Anak Teknik" kata Andre
"Vinooo" kata Bianca dan Dion bersamaan.
Yaaa, memang Vino lah yang menyebar gossip murahan ini. Sebagai ajang balas dendam pada Dion dan Bianca.
TBC
Dont forget to vote and comment. Thankyou
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top