Chapter 24
"Yon, 2 minggu lagi Evan ulang tahun loh" kata Bianca
"Iya aku inget, darl. Mau di rayain gimana?" Tanya Dion
"Aku belum kepikiran, ke Bali aja yu? Ajak keluarga kamu" ujar Bjanca
"Yeay. Kamu mau kenalin keluarga kamu ke keluarga aku?" Tanya Dion antusias.
Bianca diam. Shit ko gue kepikiran gitu sih. Bantinnya.
"Gapapa kalo kamu belum mau kenalin. Kita di Bandung aja kalo gitu" ujar Dion membuyarkan lamunan Bianca
"Yon?" Panggil Bianca
"Apa sayaang?" Sahut Dion
"Mungkin ga sih suatu hari nanti kamu bosen sama aku dan pergi ninggalin ini semua?"
"Engga. Ini hidup aku sekarang dan kedepannya. Aku ga akan ninggalin kamu. Aku pernah ngerasain hidup tanpa kamu. Itu gaenak" ujar Dion
"Kalo gitu, ayo kita nikah" seru Bianca
Dion sampai harus menepikan mobilnya saking kagetnya.
"Kamu serius?" Tanya Dion
Bianca senyum dan mengangguk
"Jadi yang selama ini kamu takutin itu komitnen?" Tanya Dion
Bianca mengangguk
"Kamu lucu, dimana-mana cowo yang takut komitmen, cewe yang ngejar-ngejar minta dinikahin. Lha ini kebalikannya" ujar Dion tersenyum, kemudian mengecup kening Bianca
"I love you, Bianca Sambadha" kata Dion
"I love you too, Dion Wijaya" balas Bianca
Dion tersenyum, ini kali pertama Bianca membalas ucapannya.
"Ayo jalan. Entar Evan nunggu lama loh" kata Bianca
Mereka sedang dalam perjalanan dari Space Ranger menuju sekolah Evan.
"Darl, hp aku geter nih. Angkatin dong" kata Dion
"Mba Achel telfon" seru Bianca saat menerima ponselnya
"Yaa angkat"
"Diooon!!" Seru Mba Rachel saat Bianca menerima telfonnya
"Ini Bianca, mba"
"Oh iyaa, ini Mba mau kabarin Ayah sama Bunda lagi di rumah Mba. Kalo sempet mampir yaa"
"Okee Mba, pasti mampir ko"
"Okee Bye, Bian" seru Mba Rachel sambil mematikan telfonnya
"Kenapa, darl?" Tanya Dion
"Ayah sama Bunda lagi di rumah Mba Achel. Kita disuruh mampir"
"Yaudah abis jemput Evan langsung kesana aja yaa" usul Dion
Bianca mengangguk
**
"Kita mau nikah" seru Dion tiba-tiba saat semuanya sedang menikmati makan siang.
Bianca sampai tersedak, Ayah-Bunda, Mba Rachel-Mas Niko semuanya terbelalak kaget, tapi memasang ekspresi senang.
"Kapan?" Tanya Bunda semangat
"Eh, belom di obrolin sampe situ. Baru deal deal doang kalo kita mau nikah" jawab Dion polos
"Yeeee gimana sih" sahut Mba Achel
"Hehehehe. Entar aku sewa WO deh biar gampang. Tapi aku sama Bianca tentuin tanggal dulu" ujar Dion
"Sewa WO? Terus gunanya kakak-mu ini apa, Al?" Tanya Bunda.
Dion baru ngeh kalau Mba Rachel memiliki usaha WO yang sudah terkenal
Dion tersenyum.
"Gratis berarti yaa?" Tanya Dion
"Iyaa. Nikahnya di KUA" seru Mba Achel
Serempak semuanya langsung tertawa, termasuk Bianca
"Nikahnya di Bali aja yaa. Di salah satu resort aku. Nanti aku bilang sama Papa" kata Bianca
"Papa?" Tanya Ayah kaget
"Itu kakaknya Papi aku. Aku manggilnya Papa" jawab Bianca
Semuanya mengangguk mengerti.
Minggu-minggu berikutnya topik pernikahan Bianca-Dion tetap menjadi hot news. Bianca sendiri sibuk mempersiapkan ulang tahun ke-2 Evan.
"Rayainnya di Space Ranger aja. Undang temen-temen sekolahnya. Kan Space Ranger interiornya bagus galaksi-galaksi gitu" Ujar Dion
"Okee, tapi Mba Acel gabisa jadi party planner nya ya?" Tanya Bianca
"Dia udah ribet sama nikahan kita, cari lain aja. Aku temenin" jawab Dion.
Bianca mengangguk
"Bunda masih nginep di rumah Mba Acel, Evan kita titipin aja ya?"
"Lha, kan dia yang mau ulang tahun" kata Bianca
"Gabakal ngerti anak kecil gitu. Mending kita yang pilihin"
Kemudian mereka mencari Evan yang tadi sedang mandi bersama Bi Yanti.
"Evan, udah ganteng. Main ke Eyang yuu" ajak Dion
Evan langsung berlari ke pelukan Dion. Minta di gendong
"Udah gede juga masa di gendong" kata Bianca. Tak ingin Evan terbiasa di gendong
"Wleeee mommy" seru Evan sambil menjulurkan lidahnya.
"Ayo deh berangkat. Pake mobil aku aja. Baby seat dia ada di mobil aku" kata Bianca.
Dion mengangguk. Lalu mereka turun ke parkiran dan Dion membawa mobil ke arah rumah Mba Achel.
"Bun, titip Evan yaa. Aku sama Bianca mau cari party planner" ujar Dion
"Iyaa gapapa. Mending Evan disini main sama Aga sama Lark. Dari pada ikut kamu cape" kata Bunda.
Dion dan Bianca mengangguk. Kemudian mereka pamit dan berburu party planner untuk ulang tahun Evan.
Mereka berdua keliling jakarta, mencari party planner dan membahas semuanya sampai selesai.
Dion dan Bianca kembali ke rumah Mba Rachel untuk menjemput Evan.
"Udah tidur Evan sama Aga dikamar Aga" jawab Mba Rachel.
Dion dan Bianca langsung menuju kamar Aga dan melihat anaknya sudah tertidur pulas.
"Biarin tidur sini aja, kasian kalo di pindah" kata Mba Rachel
"Yaudah Mba, aku sama Bianca nginep sini juga yaa" kata Dion
"Kamar tamu dipake Ayah sama Bunda. Kalian pulang aja. Gapapa Evan disini banyak yang jaga. Lagian kan besok sabtu" kata Mba Rachel
"Yaudah besok kita balik lagi, sekalian bawa baju gantinya Evan" kata Bianca
"Gausah, kalian istirahat aja. Baju Aga ada beberapa yang muat di Evan"
"Yaudah, aku sama Bianca pamit yaa mba" kata Dion.
Setelah pamit ke semuanya termasuk ayah dan bunda. Mereka akhirnya pulang.
"Aku mau mandi, kamu mau ikut ga?" Tanya Dion sesampainya mereka di apartment.
"Dih, sono mandi duluan. Aku pake kamar mandi luar aja" kata Bianca sambil membawa perlengkapan mandinya ke luar.
'Udah mau jadi istri, tetep aja kaya gitu. Heran gue' kata Dion pada dirinya sendiri.
Dion sudah beres mandi, ia tidak butuh waktu lama. Yang penting seger dan tidur gabau asem.
Kemudian pintu kamar di buka, Bianca masuk hanya mengenakan kimono mandi, berjalan menuju lemari, mencari baju.
"Are you wearing something? Inside the kimono?" Tanya Dion.
"Nope"
Dion langsung melompat dari kasur. Memeluk Bianca dari belakang
"Udah mandi Yon. Entar keringetan lagi" ujar Bianca
"Aku pengen. Udah lama ga gitu. Tiap malem pengen tapi cuma bisa ditahan karena ada Evan, please" pinta Dion.
Bianca memutar badannya, menatap Dion. Matanya sudah berubah gelap, birahi sudah memenuhi pikirannya.
Dion tersenyum, kemudian menempelkan bibirnya ke bibir Bianca. Merekatkan tubuh mereka, Bianca bisa merasakan milik Dion yang sudah tegang menyentuh perutnya.
Dion mengangkat Bianca sedikit. Menggendongnya sambil terus berciuman. Perlahan Dion menuju kasur dan meletakan tubuh Bianca diatas kasur.
"Shit. Bianca. I'm addicted to you" kata Dion sambil membuka kimono Bianca. Ia membuka baju dan celananya. Lalu melakukan kegiatannya malam ini.
TBC
Thanks for reading
Please leave comment and vote this chapter xoxo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top