Chapter 14-Painful

Ketika pintu terbuka, Nicolas hampir saja terjatuh karena pintu yang mendadak terbuka itu. Ia memutar kepalanya dan menatap Lisa yang kini menatapnya dengan alis yang terangkat seraya bertanya, "apa yang kau lakukan disini?"

"Nothing..." Nicolas menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

Lisa dengan cepat menutup pintu dan mendorong Nicolas menjauhi pintu. Ia tidak tahu lagi harus mengatakan apa pada pria tinggi yang kini berada didepannya. "Dia membutuhkanmu, Nic"

"Tentu saja. Aku akan segera masuk dan.."

"Kau harus berpura-pura tidak mengetahui apapun mengenai bayinya"

Pernyataan itu membuat Nicolas menatap Lisa dengan heran, namun seakan mengetahui apa isi pikiran pria itu, Lisa melanjutkan penjelasannya, "Dia sangat takut kehilanganmu. Dia berpikir bahwa kehilangan bayi itu sama saja dengan kehilangan dirimu.."

"Omong kosong! Aku tidak akan pernah meninggalkannya!"

Lisa menghela nafas panjang, "aku sudah mengatakannya berulang kali. Tapi ia terlalu takut dan tidak menerima pendapatku.."

"Aku akan mengatakan..."

"Dan apa?" Lisa memotong ucapan Nic, "kalau kau mengatakannya sekarang, Selena akan beranggapan kau kasihan dengannya. Bagian terakhir yang diinginkannya darimu adalah rasa kasihan Nic.."

"Itu bodoh! Aku mencintainya dan tidak pernah terlintas dibenakku untuk meninggalkannya.."

Nicolas tahu semua yang diucapkannya tidak akan membuat hati Selena tenang. Bagaimanapun gadis itu telah tersakiti selama ini dengan tindakannya.

Nicolas telah membuat sebuah lubang besar dihati Selena, dan kini ia sendiri tidak tahu bagaimana menghadapi gadis itu tanpa menyakitinya..

"Aku akan berpura-pura tidak mengetahui hal itu, Lis. Tapi saat waktunya sudah tepat, aku akan membicarakan semua ini dengannya..." jelas Nicolas tegas. Saat ia melihat Lisa ingin membantah, Nicolas melanjutkan dengan tegas, "dan tidak ada apapun didunia ini yang bisa membuatku meninggalkannya.."

Kemudian Nicolas masuk kedalam ruang perawatan Selena dan meninggalkan Lisa di luar pintu. Ia harus bertemu dengan Selena. Nicolas tahu, Selena membutuhkannya sekarang..

~

Nicolas berjalan kearah Selena yang masih menatap kosong ke langit-langit kamar. Ia memilih untuk duduk di samping tempat tidur.

Tangannya terulur dan mengusap lembut kepala Selena, membuat gadis itu menoleh ke arahnya. Nicolas tahu gadis itu membutuhkannya seperti ia membutuhkan Selena didalam hidupnya

Dan Nicolas tahu, ia akan mempertahankan gadis itu tidak perduli apapun yang terjadi

"Bagaimana keadaanmu sayang?"

Selena tidak menjawab. Nafasnya tercekat. Ia sulit bernafas, terlebih lagi ia sulit berbohong. Menjawab Nicolas sama saja dengan mengijinkan dirinya untuk berbohong dan Selena belum sanggup untuk melakukan hal itu.

"Kenapa?" Nicolas memajukan wajahnya dan menatap Selena yang menunjukkan wajah sendu, mata gadis itu berkaca-kaca sehingga Nicolas mengecup kelopak mata Selena dengan lembut, "everything will be okay.."

"Maafkan aku.."

Dari sekian banyak ucapan yang bisa dikatakannya, Selena hanya mampu mengatakan dua kata itu. Dan itu membuat Nicolas merasa sangat sedih.

Ia tidak suka melihat gadis yang sangat disayanginya itu menitikkan air mata, ia bahkan tidak menyukai saat-saat Selena meminta maaf.

Orang yang patut disalahkan itu adalah dirinya sendiri. Dan tidak ada orang lain yang patut disalahkan selain dirinya.

Ia memang brengsek

"Shh.. Listen to me, kau tidak melakukan apapun yang salah sehingga kau harus meminta maaf" Jemari Nicolas terulur dan menutupi perut Selena yang mulai membengkak karena kehamilannya, "kita akan mencari rumah sakit terbaik yang bisa kita temukan di Perancis. Jika memang itu masih belum bisa, aku akan membawamu ke belahan dunia lain dan menemukan dokter yang bisa memberikan jawaban lain..."

Jemari Nicolas yang lain terulur untuk mengelus bibir lembut Selena yang mulai bergetar karena menahan tangis, "kita akan menemukan jalan lain, Sel. Apapun. Karena itu bertahanlah dan jangan menangis..."

"Nic..." Setetes air mata keluar dari sudut matanya dan Selena tidak bisa menahannya.

Bagaimana bisa pria itu bersikap dengan begitu lembut disaat dirinya memutuskan untuk membohongi pria itu?

Disaat seperti ini, Selena berharap Nicolas akan membencinya dan bersikap dingin kepadanya seperti biasa sehingga ia akan berjuang kembali dan mengenyahkan rasa tidak nyaman ini. Tapi Selena juga tahu, ia tidak akan bisa bangkit lagi jika pria itu bersikap dingin lagi kepadanya..

Nicolas mengecup ringan bibir Selena dan membisikkan begitu banyak kata cinta yang tidak pernah diucapkan pria itu sebelumnya, "Jika sesuatu yang buruk terjadi pada bayi itu, aku akan berada disampingmu. Dan jika tidak, aku juga akan tetap berada disampingmu"

"Tidak ada hal lain didunia ini yang bisa menghentikanku untuk menarikmu menuju altar, Sel. Tidak ada. Kau bisa pastikan itu"

Kemudian Nicolas meringis saat mengatakan, "hanya ada satu hal yang bisa menghentikanku, manis. Hanya jika kakakku memukuli-ku hingga sekarat atau kemungkinan terburuknya ia akan menembakku karena telah menghamilimu dan hanya hal itulah yang bisa menunda pernikahan kita"

Dan hal itulah yang sanggup membangkitkan tawa Selena disaat ia telah lupa kapan terakhir kali ia tertawa seperti ini..

"Aku suka melihatmu tertawa, aku lebih suka melihatmu tersenyum dibandingkan menangis" Nicolas mengecup kening Selena dengan begitu lembut dan meninggalkan jejak panas disana. "jangan menangis sendirian lagi, Sel"

Selena hampir berkata bahwa ia sedang ingin menangis lagi, namun ia mengenyahkan ucapan yang sudah berada diujung mulutnya.

Oh Tuhan, dia sangat mencintai pria ini.

Dan jika ada hal yang bisa mencabut nyawanya sekarang adalah jika ia kehilangan pria yang berada disampingnya ini. Tuhan tahu, Nicolas adalah hidupnya dan ia sama sekali tidak akan pernah siap untuk kehilangan pria ini.

Bahkan jika malaikat datang untuk mengatakan hal tersebut dan memberikan peringatan kepadanya, ia tetap tidak akan pernah siap. Tidak akan..

7 tahun,

ia telah kehilangan pria itu selama 7 tahun dan telah memberikan pria itu kepada wanita-wanita lain yang berhasil mendapatkan hati Nicolas sebelumnya. Dan apakah sekarang ia berhasil mendapatkan pria itu?

Selena menutup matanya, jauh didalam hati ia mengutuk tindakannnya. Jelas-jelas ia-lah yang memaksa pria itu untuk mencintainya, ia memberikan malam pertama untuk pria itu disaat Nicolas jelas-jelas sedang tidak sadar.

Dan bagaimana ia bisa tahu bahwa ucapan cinta Nicolas bukanlah sebuah rasa tanggung jawab?

Bagaimana ia bisa yakin pria itu benar-benar mencintainya? Bagaimana ia bisa tahu bahwa pria itu tidak menganggap dirinya sebagai pengganti istrinya yang telah tiada?

Tidak. Selena tidak akan pernah bisa mengetahuinya.. dan ia terlalu takut untuk mengetahui perasaan Nicolas yang sebenarnya.

Disela-sela pemikirannya yang gundah, mendadak pintu kamarnya terbuka lebar, suara heels yang begitu feminism masuk kedalam ruangan perawatan dan membuat Selena melepaskan pelukannya dari Nicolas untuk melihat siapa yang datang berkunjung.

Matanya menatap terkejut seorang gadis yang menamparnya dengan masa lalu tepat didepan mukanya, Selena merasa seseorang mendadak mengambil seluruh nafasnya.

Sophie..

Selena hampir saja mengucapkan kata itu jika saja Nicolas tidak bangkit berdiri dan mendekati gadis itu, "Lea? Bagaimana kau bisa kemari?"

"Tentu saja aku harus datang. Kau meninggalkan catatan konyol mengenai meeting penting dengan para Stakeholder, Nic"

"Aku sudah memberitahu semuanya. Aku juga sudah meminta Thomas menggantikanku"

Gadis bernama Lea melipat tangan didepan dadanya yang penuh dan memutarkan kedua bola matanya yang indah, "Yeah. Kau sudah menjelaskannya dengan sangat baik Nic, 'aku akan pergi ke perancis untuk urusan yang sangat mendadak', kau benar-benar sudah memberikan penjelasan, Nicolas Constantine" Lea melanjutkan dengan menunjuk telunjuknya kearah Nicolas, "dan kau bahkan tidak mengabariku saat keponakanmu masuk kedalam rumah sakit!"

Kemudian Lea mendorong Nic mundur dan menatap Selena yang masih terduduk diatas kasur, dengan cepat gadis itu melangkah mendekatinya dan memeluknya, "oh gadis malang, bagaimana keadaanmu? Kau baik-baik saja bukan?"

"Yea, thanks.."

"Nicolas tidak mengasarimu bukan?" Lea menatap Selena dengan khawatir, "karena kalau dia..."

"Tidak. Nic menjagaku dengan sangat baik" Selena mengucapkannya dengan sangat cepat, dan akhirnya ia memberanikan dirinya untuk menatap Lea, "boleh aku tahu siapa kau?"

Lea tersenyum lebar, "namaku Leandra, aku teman dari pamanmu, Nicolas. Senang akhirnya bisa bertemu secara langsung denganmu Sel. Aku sering mendengar tentangmu dari Nic"

Aku sering mendengar tentangmu dari Nic

Ya, Selena pernah mendengar perkataan itu. Selena pernah mendengar ucapan itu sebelumnya dan itulah yang membuat dirinya lagi-lagi terbawa masa lalu.

"Ayolah Lea, biarkan Selena istirahat. Aku akan mengantarmu hingga kedepan" Nicolas menggandeng tangan Lea agar menjauhi dirinya

Lea mencibir kesal, "baik sekali perlakuanmu denganku. Ayo antar aku, big boy!"

Ucapan itu dan perkataan itu.. begitu mirip dengan Sophie. Suara, cara bicara, langkah dan tubuh serta wajahnya begitu mirip dengan Sophie.

Selena menatap Lea dengan nafas tercekat. Bagaimana mungkin ini terjadi? Nicolas mendekati Selena dan mengecupnya ringan, "besok aku akan menjengukmu lagi, sayang. Istirahatlah, kau sangat membutuhkannya. Aku akan mengantar gadis berisik ini jauh dari pendengaranmu agar kau bisa beristirahat..." ucap Nicolas bercanda yang disahuti dengan kesal oleh Lea.

Selena bahkan tidak bisa menjawab apapun dan melihat punggung Nicolas yang semakin jauh dari penglihatannya.

Ia hampir mengatakan jangan pergi, Selena bahkan ingin berteriak didepan Lea bahwa gadis itu tidak bisa membawa Nicolas darinya.

Namun semua ucapan itu tertahan diujung bibirnya dan sebuah tamparan keras menyadarkan pikirannya.

Apa hakmu untuk menahan pria itu? Sedangkan dia adalah wanita yang memiliki wajah yang sama dengan wanita yang jelas-jelas memiliki hak atas pria itu.

~

Entah apa yang sedang dilakukannya sekarang. Selena hanya termenung menatap selimut putih diatas pangkuannya. Sudah berapa menit berlalu atau sudah berapa jam dia termenung? ia bahkan tidak memikirkannya lagi.

Ia sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Dengan gontai, ia turun dari ranjang dan berjalan kearah jendela yang terbuka lebar.

Lena meninggalkannya dengan terbuka lebar karena ingin udara sejuk masuk kedalam kamar sehingga Selena tidak merasa sumpek dengan kamar perawatan yang terlalu menyengat dengan bau obat-obatan.

Malam itu langit terlihat begitu gelap namun awan masih tetap setia berada disana seakan sedang menemaninya. Menemani hatinya yang sedang gundah.

Selena terdiam menatap langit namun saat ia menarik nafas air matanya jatuh mengalir ke kedua pipinya. Ia merasa sangat bodoh.

Bagaimana mungkin ia bisa bersikap begitu senang dan takut secara bersamaan? Padahal Sophie tidak berada di antara mereka sekarang. Padahal wanita itu tidak ada lagi dan mengapa Selena masih merasa takut bahwa Nicolas akan meninggalkannya demi Sophie?

Mengapa ia masih takut akan bayang-bayang seorang wanita yang jelas-jelas sudah meninggal?

"I hate this feeling..." Selena memukul dadanya, menggigit bibir bawahnya dengan keras. Ia sangat benci perasaan ini. Ini perasaan yang sama seperti yang ia alami 2 tahun yang lalu. Dan Selena yakin ia sama sekali tidak menyukai perasaan ini sama sekali.

"Sel, ini Sophie.." Nicolas mengatakannya dengan senyum yang jarang diperlihatkannya, dan Selena hanya bisa menatap gadis bernama Sophie itu dengan tatapan kosong

Gadis itu mengulurkan tangan kearahnya dan tersenyum lebar, "hai, aku Sophie. Aku banyak mendengar tentangmu dari Nic..." Selena masih menatap kosong kearah gadis itu. Ia merasa sangat sulit bernafas.

"Sel...?" Nicolas mengguncang lengannya sedikit dan membuat dirinya kembali ke dunia nyata.

Kemudian Selena memaksakan senyuman terbaiknya dan menjabat tangan gadis itu dengan lembut. "Maaf, aku malah melamun. Semoga kau tahan dengan pamanku yang sangat sok cool ini ya..!"

"Tentu saja, senang bertemu denganmu Sel. Aku harap kau mau menganggapku sebagai kakak-mu"

Selena mengangguk cepat, "tentu! Aku sangat ingin memiliki kakak perempuan, setidaknya kau akan lebih baik daripada Nicolas.." ledek Selena sambil mendelik kearah Nicolas yang kini menatapnya dengan kesal

"Okay, akan kuingat perkataanmu, Sel" ujar Nicolas kesal. Dan Sophie mengelus lengan Nicolas lembut seakan menenangkan pria itu yang sempat kesal karena candaannya.

Nicolas mengajak Selena pergi bersama dengan Sophie, ia bermaksud membuat keponakan tersayangnya menyukai calon istrinya sama seperti dirinya.

Tapi Selena merasa sulit bernafas saat pria itu mengelus kepala Sophie dengan lembut, dan air matanya hampir tumpah ketika ia melihat Nicolas mengecup kening Sophie kemudian menarik gadis itu kedalam pelukannya.

Saat itu Selena seakan disadarkan bahwa Nicolas tidak pernah menjadi miliknya. Dan pria itu adalah milik Sophie.

Selena mengusap air matanya, kedua tangannya mengepal diatas kusen jendela. Ia tahu perasaan apa ini. Selena begitu membenci perasaan ini dan ia tahu kenapa.

Sejak awal, Nicolas memang bukan miliknya. Namun karena pria itu begitu bertanggung jawab, Selena yakin pria itu hanya mengatakan cinta kepadanya karena ia sedang mengandung anak pria itu.

Karena Nicolas adalah pria yang sangat baik dan bertanggung jawab

Selena begitu sadar akan hal itu, namun ia terlena karena akhirnya mimpinya terkabul. Ia bisa merasakan bagaimana menjadi seorang Sophie. Begitu dicintai dan diinginkan.. Selena mengutuk dirinya sendiri karena bersikap dengan begitu bodoh.

Dia bukan milikmu, Selena. Tidak pernah dan tidak akan pernah. Sampai kapan kau akan sadar dengan kenyataan yang tertampang jelas didepanmu?

~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top