Between Sin and Dream 25 : Incontro
Okay, Happy reading :)
Jatuh cinta memang membuat semua orang menjadi tidak waras, termasuk Nicolas. Bahkan ia tidak ingat beberapa meeting penting yang harus didatanginya. Tidak, Nicolas bahkan tidak mengingat jadwal perusahaannya lagi.
Meeting, suara mesin fax, telepon yang terus berdering. Sudah 1 minggu ini ia sama sekali tidak mengingatnya.
Disamping gadis yang dicintainya ini, yang tengah hamil anaknya. Anaknya! Demi Tuhan, betapa satu kata itu mampu membuat jantungnya berdebar tidak karuan.
Nicolas tengah memeluk Selena, mereka berdua telah terbiasa tidur siang dengan berpelukan. Namun siang ini Nicolas mendengar dering telepon yang dibencinya. Ponsel kantornya.
Dengan kesal Nicolas mengusap salah satu matanya dan menguap. Kemudian tangannya meraba-raba nakas yang berada disamping tempat tidur untuk mengambil ponselnya. Saat ia melihat ID caller yang tertera disana, Nicolas menguap untuk yang ketiga kalinya sebelum akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon itu
"Yea?" sapa Nicolas sambil mengusap kedua matanya
"NICOLAS CONSTANTINE! KALAU KAU TIDAK KEMBALI KE KANTOR DALAM 1 JAM, MAKA AKAN KUBAKAR DOKUMEN PENTINGMU!"
Mata Nicolas terbuka karena teriakan itu lalu mengernyit, "Leandra?"
"Leandra?" Leandra mengulang perkataan Nicolas dan mengutuk pria itu, "Brengsek! Kau enak-enak tidur siang dan membiarkan aku menyelesaikan meeting pentingmu selama 3 jam?!"
"Tu-tunggu, kau tidak bisa mengucapkannya dengan lebih lembut? Selena sedang tidur. Aku tidak ingin dia terbangun karena suaramu"
Leandra mengutuk lagi,"aku tidak mau dia terbangun karena suaramu? Memangnya aku peduli?! Cepat datang ke kantormu sekarang, atau kubakar kau hidup-hidup"
"Leandra, kantorku ada di New York. Dan aku butuh waktu untuk kembali kesana" Nicolas menatap Selena yang masih tertidur pulas disebelahnya, "lagipula aku tidak bisa kembali kesana sekarang. Aku tidak mau meninggalkan Selena sendirian"
"siapa yang menyuruhmu kembali ke New York bodoh?! Aku sedang menghadiri rapat besarmu dengan Christoulakis di Italy. Kau hanya butuh 1 jam untuk sampai kesini!"
"okay, okay. Kau tidak perlu berteriak. Aku baru saja bangun, berikan aku waktu 30 menit untuk bersiap-siap"
Leandra mendengus kencang, "30 menit? Aku akan memberikan waktu 15 menit!"
"ok. 15 menit. Jadi, aku harus kemana? Kantor?"
"Kau langsung saja ke Presidential Suite di Costa Smeralda. Aku sudah menyiapkan tempat untuk meeting. Lagipula Alex dan tunangannya juga berada disini, jadi lebih baik kau bersiap-siap sekarang"
Dengan enggan Nicolas turun dari tempat tidur, menutupi tubuh Selena dengan selimut hingga ke dagu gadis itu. Ia menghela nafas panjang, "memangnya aku harus datang? Kau tidak bisa menyelesaikannya sendiri?"
"Nicolas.. Jangan sampai aku mendatangi apartemenmu dan mengatakan semuanya pada Selena bahwa kau sudah mangkir dari pekerjaanmu. Mengerti?"
"mengerti. Aku segera jalan 15 menit lagi, jadi berhentilah mengancamku" jawab Nicolas patuh
Sial. Leandra selalu tahu bagaimana caranya untuk membungkam mulutnya.
Kemudian Nicolas memutuskan sambungan telepon. Alisnya sudah berkerut tidak suka. Meninggalkan Selena? Itu adalah pilihan yang tidak disukainya. Tapi mengingat ancaman Leandra, gadis itu pasti benar-benar akan melakukannya dan Nicolas tidak suka.
Jadi ia turun dari ranjang dan bergegas untuk mencuci mukanya dan merapikan dirinya sedikit. 10 menit kemudian Nicolas berjalan ke walk in closet-nya dan mengambil setelan jas-nya yang berwarna biru laut.
"kau mau pergi kerja?"
Nicolas memutar kepalanya dan tersenyum namun tangannya masih berusaha menyimpulkan dasi, "Yeah, Leandra sudah marah-marah karena aku meninggalkan pekerjaanku"
"Leandra?"
"temanku di kantor, asistenku yang cerewet. Aku akan mengenalkannya padamu nanti"
Tanpa menjawab pertanyaan Nicolas, Selena mengusap matanya sambil turun dari tempat tidur dan berjalan mendekati pria itu.
Tangannya terulur, berusaha menyingkirkan tangan Nicolas dan membantu pria itu untuk menyimpulkan dasi. "kau akan makan malam denganku nanti?"
"tentu saja" jawab Nicolas dan mengecup lembut bibir Selena.
Setelah semuanya rapi, Nicolas mengambil ponsel dan kunci mobilnya. "aku pergi dulu. Ingat jangan terlalu lelah atau mengerjakan hal yang tidak perlu. Segera hubungi aku kalau ada apa-apa. Okay?"
"Iya. Sudah sana pergi.."
Nicolas masih menatap Selena ragu, "kau akan mengabariku bukan, Sugar?"
"..."
"Sugar?"
"Iya! Aku akan menghubungiku dengan cepat. Lebih cepat dari superman! Jadi, berhentilah khawatir dan segeralah berangkat atau kau akan terlambat" keluh Selena, berusaha menyembunyikan senyumnya saat melihat kekhawatiran Nicolas yang terlalu berlebihan
Nicolas tersenyum lebar, "baiklah. Aku pergi sekarang. Jangan lupa menghubungiku ya?"
Kemudian Nicolas segera keluar dari apartemen karena ponselnya telah berbunyi lagi, yang artinya Leandra telah berhenti memberikannya waktu dan akan memakinya jika ia sampai telat ke tempat pertemuan yang telah diberitahukan gadis itu.
~
[Presidential Suite]
Nicolas masuk kedalam suite yang telah disediakan oleh Leandra. Suite yang disediakan temannya ini memang tidak mengecewakan dengan seluruh perabotan kuno bergaya victoria, detail prancis yang membuat Suite itu terasa seperti dirumah sendiri.
Ruang tamu yang sepertinya akan dijadikan ruang meeting oleh Leandra terlihat berkelas. Meja lapis kaca berada ditengah dan 5 kursi elegan berwarna gading diletakkan mengelilingi meja.
Dengan malas Nicolas menyalakan mesin pembuat kopi dan menyeduhkan kopi instan. Kopi instan tidak pernah menjadi sajian utamanya, tapi cukup menjadi teman diwaktu luang.
Ia menyesap kopi yang masih mengepul itu dan membuka beberapa berkas dokumen yang akan di tampilkan dalam meeting siang ini. Biasanya Nicolas akan dengan senang hati membaca beratus-ratus kali dokumen yang sama.
Tapi kali ini ia mengutuk dokumen yang kini berada ditangannya.
Nicolas hanya ingin pulang, ia menghela nafas panjang dan mengeluarkan ponselnya. Tangannya seolah telah hafal nomor telepon yang dituju-nya. Alisnya mengernyit hingga terdengar suara dari sebrang telepon.
Kemudian senyumnya terlihat lebar, "Sugar, kau berada dimana sekarang?"
"memangnya kau berharap aku berada disana kalau bukan di apartemenmu yang terlalu besar ini?"
Nicolas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "well, aku hanya basa-basi saja" ia menghela nafas panjang, "I miss you, Sugar.."
Yep, ini memang perkataan bodoh. Ia baru saja meninggalkan gadis itu selama 30 menit dan ia sudah merasa telah meninggalkan Selena berhari-hari yang lalu.
Dan kini gadis disebrang telepon—gadis yang memenuhi pikirannya sekarang—tengah tertawa dan mengejeknya sebagai playboy.
Nicolas membicarakan hal yang lain seputar apa yang tengah dirasakan oleh gadis itu hingga apa yang diinginkan gadis itu. Dan ia memutar kepalanya dengan terpaksa saat melihat pintu terbuka, "Oh God. Sugar, aku akan menutup teleponnya sekarang karena meeting-ku akan segera dimulai"
Kemudian Nicolas menutup sambungan teleponnya dan mengutuk lagi.
Leandra mengangkat sebelah alisnya dan melipat tangannya didepan dadanya,"Apa? Memangnya kedatanganku sangat menganggu?"kemudian mendekati Nicolas dan melemparkan berkas
"tidak..! Memangnya harus ada berkas lagi?"
"salahkan dirimu sendiri karena kabur tanpa kabar selama hampir 2 minggu" Leandra duduk didepan Nicolas dan menyipitkan matanya,"lagipula kalau kau mengatakan atau memberi tahu kami dua minggu yang lalu pasti kerjaanmu tidak sebanyak ini"
Nicolas memutar kedua bola matanya keatas, "coba katakan sejak kapan kau akan memberikanku istirahat?" kemudian kepalanya berputar ke sosok pria yang berada disebelah Leandra, "seharusnya kau menegur tunanganmu ini agar tidak terlihat begitu kejam, Thom"
"Yah, tapi kalau Lea tidak bersikap seperti itu pasti kau akan terus mangkir kemanapun sesuka hatimu, Nic"
Well, itu benar sekali.
Setidaknya Leandra seharusnya memberikan waktu untuk Nicolas. Tapi Nicolas hanya menghela nafas panjang,"aku mau pulang.."
"jangan manja! Kita akan membahas kerjasama kita dengan Christoulakis Enterprise dan Longstone. Dan kau.." Leandra menunjuk Nicolas dengan telunjuknya, "..tidak akan pergi kemanapun hingga kedua perusahaan itu setuju dengan penawaran kita"
Thomas tertawa dan mengambil kopi Nicolas lalu mengesapnya, "tampaknya kekasihmu yang cantik itu harus menunggu giliran agar diperhatikan, Nic. Karena Lea tidak akan membiarkan perhatianmu terbagi untuk sekarang"
Dengusan Leandra semakin keras dan terasa sangat menyebalkan bagi Nicolas. Namun ia hanya menghela nafasnya dan berusaha bersikap professional ketika seorang pria tinggi dengan rambut hitam gelap masuk kedalam ruangan itu.
"Hei, apa aku terlambat?" Alexio masuk bersama dengan Nick—tangan kanan dan orang kepercayaan pria itu—
Leandra berdiri dan menjabat tangan Alex, "tidak Mr. Chritoulakis. Kita baru saja sampai"
"panggil aku Alex saja" matanya beralih ke Nicolas yang baru saja berdiri, "Hei, Mate. Bagaimana dengan kekasihmu yang cantik itu?"
"..jangan sampai kutusuk matamu dengan pen, Lex" ucap Nicolas sambil memainkan pena yang sedang berada ditangan kirinya. Ia berpikir betapa bagusnya kalau pen ini melayang ke mata Alex.
Kemudian tanpa menunggu Alex berhenti tertawa, Nicolas mempersilakan Alex dan Nick duduk kursi yang telah disediakan.
Nick meletakkan berkas dokumen yang terlihat sama dengan yang dipegang oleh Nicolas diatas meja, "ini adalah dokumen yang dikirimkan oleh Mr. Constantine, Sir"
"aku sudah membacanya lewat email, Nick. Tapi terima kasih" Alex mengambil dan mulai membuka berkas tersebut.
Akhirnya pembicaraan mengenai kerja sama itu diterima oleh Alex dengan tangan terbuka. Namun ia menambahkan beberapa perjanjian tidak tertulis dan tentu saja perjanjian itu diterima dengan senang hati oleh Nicolas karena tidak memberatkan kedua belah pihak
Setidaknya Alex tidak membuat persyaratan yang jelek atau menyusahkan, karena Nicolas sangat membenci hal itu.
90 menit kemudian Alex menandatangani dokumen perjanjian yang disediakan oleh Leandra.
Kemudian mereka melewatkan waktu yang tersisa dengan menyantap Lunch yang disediakan oleh pihak Suite. Setidaknya Daging panggang asap mampu membuat mereka kembali bersemangat bekerja walaupun baik Alex maupun Nicolas sama-sama mempunyai pikiran lain dibenak mereka.
~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top