between Sin and dream 20 - Venti
Selena sudah menduganya, dokter Ben memang mengenal Nicolas. Ia bisa melihat betapa dekat mereka berdua walaupun mereka masih berbicara dengan nada canggung yang tidak bisa ditangkap oleh dirinya.
Perhatiannya sedari tadi mulai teralihkan hingga mendadak dokter Ben menjentikkan jarinya tepat didepan hidungnya, "Miss? Kau melamun?"
"ah, maafkan aku" Selena merasa sangat malu sekali. Bagaimana bisa ia melamun ditengah-tengah ruang dokter seperti ini
Ben tersenyum kecil melihat kedekatan mereka berdua. Ia hampir saja menggelengkan kepalanya, Siapa bilang kau sama sekali tidak memiliki kesempatan? Kalian berdua terlihat memiliki chemisty yang sangat diinginkan pasangan lain, pikir Ben.
Kemudian mengulangi penjelasannya lagi, "seperti yang sudah saya katakan sebelumnya. Bayi anda memiliki sedikit masalah dalam perkembangannya dan ini mungkin akan membuat anda merasa lemah serta tidak bertenaga. Apakah anda memiliki keluhan kram atau apapun?"
"itu.."
"ya, dia punya. Ini sudah serangan ke 5 kalinya selama 3 bulan terakhir. Dan istri saya juga memiliki masalah dengan kesehatan. Ia sering merasa lelah dan terkadang tidak bertenaga. Kalau stress atau memikirkan sesuatu ia akan merasakan kram di perutnya. Tidak terlihat parah sejauh ini, tapi tetap saja itu membuat saya khawatir" jelas Nicolas cepat
Selena menatap pria itu dengan mulut terbuka. Bagaimana bisa pria itu mengatakan hal yang sepertinya sangat diketahuinya? Nicolas menyadari tatapan Selena dan ia hanya mengangkat sebelah alisnya, "ada apa sayang?"
"..kenapa, kenapa kau bisa mengetahui kesehatanku?"
"ah, kita akan membicarakannya nanti" jawab Nicolas cepat dan segera beralih ke Ben,"bagaimana? Apa itu berdampak buruk?"
"..tidak, tapi kita akan melihatnya 1 minggu kedepan, kalau masih merasakan gejala seperti itu saya menyarankan istri anda untuk mengambil perawatan di rumah sakit"
Nicolas mengernyitkan alisnya saat mendengar hal itu, "..maksud anda bedrest?"
"yah, itu hanya untuk penjagaan saja. Kalau anda memang sangat mengkhawatirkan istri anda" Ben menatap hasil ronsen Selena dan memberikan beberapa resep, "ini vitamin yang mungkin bisa membantu mengatasi kram yang mengganggu istri anda. Saya tunggu kedatangannya 1 minggu lagi"
"baiklah. Terima kasih" Nicolas mengambil resep itu dan menggandeng tangan Selena.
Ini pertama kalinya Selena merasa seperti orang bodoh. Ia hanya mengikuti pria itu seperti mayat hidup. Dan benaknya menyimpan begitu banyak pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh Nicolas. Dan ia akan menuntut jawaban dari pria itu malam ini!
"..kita harus bicara sesampainya di rumah, Nic" ancam Selena sambil menarik ujung kemeja pria itu dan menahan pria itu ditempat
Nicolas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan hanya tersenyum lemah, "baiklah. Apapun yang kau inginkan.."
"Aku serius Nic, kau berhutang penjelasan padaku"
"iya. Dan aku juga sudah bilang, apapun yang kau inginkan, sayang.." Nicolas menjawab dengan lembut, tangannya yang menggenggam tangan Selena mengelus tangan gadis itu dengan lembut.
Tapi itu tidak cukup untuk membuat Selena berhenti merasa kesal, "...kau membuatku sebal"
"everytime, honey" Nicolas menghela nafas sedih saat menjawab hal itu. Ia memang selalu membuat Selena merasa kesal, sedih dan marah. Sepertinya ia memang memiliki keahlian yang bagus dalam bidang ini.
Dan dia tahu, kali ini ia tidak akan bisa kabur dari rentetan pertanyaan gadis keras kepala yang berada disampingnya ini..
~
"..jadi? bisa kau katakan kepadaku sekarang?"gumam Selena diruang tamu Nicolas. Mereka baru saja masuk dan ia sudah merasa kesal.
"mengenai apa?"
Selena melipat kedua tangannya didepan dada, nafasnya memburu karena menahan kesal, "kau masih mau menutupinya dariku, Nic?"
"yah, apa yang ingin kau ketahui memangnya?"
"kau bisa memulainya dari 'bagaimana kau mengetahui kesehatanku' dan 'sejak kapan kau mengenal dokter Ben'"
Ia dapat melihat Nicolas menghempaskan tubuhnya diatas sofa, wajahnya terlihat lelah. Selena maju ke hadapan Nicolas dan mengusap ringan kening pria itu, "..abaikan pertanyaanku tadi. Kau bisa menjawabnya kapan-kapan"
Nicolas mengangkat sebelah alisnya.
"kamu harus istirahat sekarang, Nic..!" gerutu Selena dan berusaha menarik pria itu bangkit dari sofa, namun Selena merasa pria itu seberat batu karang dan mendadak dirinyalah yang berada di pangkuan Nicolas. "Nic..!"
"aku tidak lelah.." gumamnya dan membiarkan wajahnya berada di dada Selena, menghirup aroma Lilac yang memabukkan. " as long as you here, aku tidak merasa lelah sama sekali"
Selena menatap puncak kepala Nicolas dan mengecupnya ringan, "..kau harus istirahat Nic, wajahmu terlihat lelah" ia berusaha melepaskan pelukan pria itu dan menarik Nicolas bangkit "ayo, kita ke kamar tidur sekarang"
Entah kenapa ucapan 'kamar tidur' membuat perut Nicolas menegang. Sialan, ini bukan karena gairah yang ingin dilampiaskannya pada gadis didepannya ini. Hanya saja pengucapan Selena membuatnya senang. Ia merasa setidaknya Selena tidak menjauh darinya, dan lagi..
Tanpa sadar ia telah mengikuti langkah Selena ke kamarnya, gadis itu mendorongnya ringan ke kasur, "kau harus tidur Nicolas, atau aku akan benar-benar marah"
"apa kau akan berada disampingku saat aku tidur?"
Selena mengangkat alisnya, "haruskah?" Okay, ya. Aku akan berada disampingmu dan ikut tidur denganmu"
"dan setelah bangun?"
"Demi Tuhan, Nic. Kau bertingkah seperti anak kecil!" Selena memukul bahu pria itu,
Ia bisa mendengar Nicolas mencemberutkan wajahnya, "..aku hanya memastikan"
"ya, aku akan tidur disampingmu dan ya, aku akan tetap berada disampingmu ketika kau tidur. Kau bahkan bisa mendengarku mendengkur!" jawab Selena dengan penuh tekanan.
"apa kau mendengkur?" Nicolas tersenyum lebar.
Selena memutar bola matanya ke atas dan berharap memukul pria itu lebih keras dari sebelumnya, "syukurlah sampai sekarang sepertinya belum ada yang komplain dengan dengkuranku"
Dan Selena bisa merasakan pria itu menariknya pelan ke kasur, meletakkannya di samping pria itu. Bahkan ia hampir saja sesak nafas karena Nicolas memeluknya dengan sangat rapat, kepalanya berada di dada pria itu, dan Nicolas mengecup puncak kepalanya berulang kali. "..aku pasti bisa mimpi indah sekarang, selamat tidur.."
Semenit kemudian Selena bisa merasakan nafas teratur dari Nicolas menandakan bahwa pria itu telah tertidur dengan pulas, ia tersenyum "Selamat tidur, Nic.." kemudian menyurukkan kepalanya kedalam lekukan leher pria itu, membiarkan kantuk menjemputnya.
~
Mimpi yang dialami Nicolas lebih baik dari sekedar mimpi yang biasa dialaminya. Mimpi yang berapa bulan terakhir mengganggu tidurnya, membuatnya bangun dimalam hari
Ia berjalan di sebuah lorong panjang yang diujungnya memiliki cahaya yang begitu terang. Nicolas merapikan jas hitam legam-nya. Sekarang ia sedang mengenakan kemeja putih, Inner berwarna abu dan jas yang hitam legam yang membuat penampilannya sempurna.
Nicolas membuka pintu yang mendadak berada didepannya, kemudian cahaya terang menghalangi pandangannya. Semenit kemudian Nicolas bisa melihat beratus-ratus orang mengucapkan selamat kepadanya, menggurui-nya karena pernikahannya.
Pernikahan?
Ia menatap seorang gadis yang berada di altar, menggunakan gaun pengantin Short Sleeve yang mencetak payudaranya dengan jelas, dipadukan dengan gaun hasil rancangan Julie Vino yang membuat bagian punggung terbuka dan tali tipis unik yang membuatnya menunjukkan punggung indah gadis itu.
Nafas Nicolas tertahan hanya karena wedding dress yang dikenakan gadis itu. Hairstyle yangmenampakkan leher jenjangnya membuat darah Nicolas berdesir menahan gairah.
Ketika kakinya melangkah lebih dekat ke altar tersebut, Gadis yang menciptakan gairahnya berbalik dan tersenyum. Senyuman yang dari dulu selalu menemaninya, membuatnya gelap mata dan takut karenanya.
"..Selena..?"
Gadis itu tersenyum dengan menggenggam buket bunga berwarna pastel yang terdiri dari English Rose berwarna soft pink, fressia, mawar dan aneka foliage, membuat gadis itu semakin merekah dan bersinar.
Nicolas mendekati Selena dan matanya takjub melihat keindahan yang hanya dimimpikannya selama berapa bulan terakhir. Ia menggenggam tangan Selena dan nafasnya tercekat saat gadis itu menggenggamnya kembali. "..kau terlambat"
"..maafkan aku sayang" Nicolas mengecup kening Selena lembut.
Apapun agar mimpi ini menjadi sebuah kenyataan, pikirnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top