Chapter 1

Author POV

Berjam-jam berlalu setelah menuruni gunung, akhirnya Tanjirou, Zenitsu, Inosuke, dan Hanako telah sampai di depan rumah dengan lambang bunga Wisteria.

Awalnya Tanjirou ragu ragu, lalu bertanya pada gagak yang menuntun mereka, namun si gagak malah menjawab 'Ke-ke-ke' yang tak dimengerti oleh semua orang.
"Kita makan saja dia." usul Inosuke karena kesal saat itu.

Pemilik rumah itu sangatlah baik. Dia memberi makanan, baju ganti, kasur yang nyaman, bahkan memanggil dokter untuk menyembuhkan patah tulang Tanjirou, Zenitsu, dan Inosuke akibat pertarungan di gunung.

Karena Hanako adalah perempuan, dia ditempatkan di ruangan yang berbeda. Dan ya, sendirian tentu saja.

Sudah malam. Mereka bertiga belum tidur sama sekali.
"Daripada patah tulang, benjolan di kepalaku lebih sakit." keluh Inosuke, mengelus kepalanya yang bengkak.

"Maaf." ucap Tanjirou yang merasa bersalah karena telah membantukkan kepala nya ke kepala Inosuke saat bertarung siang tadi.

Zenitsu geram dan mengatakan bahwa yang lebih penting itu seharusnya Inosuke yang minta maaf padanya. Tapi Inosuke menolak, meski telah ditegur oleh Tanjirou sekalipun. Mereka bertiga beradu mulut. Bicara ceplas ceplos di malam hari, membuat pemilik rumah keheranan.

Baiklah, pertengkaran usai. Zenitsu bangun dari tidurnya, lalu duduk.

"Tanjirou. Karena tak ada yang menanyakannya, maka aku yang akan bertanya." kata Zenitsu. Tanjirou ikut duduk.

"Kenapa kau membawa Oni? Maksudku di dalam kotak itu." tanya Zenitsu, dia menundukkan wajah.

Tanjirou menghela nafas, tersenyum."Ternyata kau menyadarinya. Zenitsu memang baik, meski tau bahwa di dalam kotak itu adalah iblis, kau tetap melindunginya. Hatimu baik, dan kuat Zenitsu."

Secara tak sengaja kata kata Tanjirou seakan memuji diri Zenitsu. Membuat Zenitsu nge-blush sambil bergulingan di kasur. Tanjirou terkekeh.

Greekk...

Pintu dibuka perlahan oleh seseorang. Pandangan Tanjirou dan Zenitsu teralih ke pintu itu. Nampak sebagian dari tubuh seseorang itu sedang menatap Tanijrou dan Zenitsu. Lalu dia sembunyi dibalik pintu.

Tanjirou ingin memanggil, namun Zenitsu sudah lebih dulu, bahkan dia berlari terbirit birit menuju pintu menghampiri seseorang itu.

"Hanako-chaaaaann~~ jangan malu malu begitu, masuk saja, takkan ada yang menghalangimu, huhu..~" mata Zenitsu berubah menjadi Love Love melihat seseorang yang membuka pintu itu ternyata adalah Hanako. Dan Zenitsu pun juga mimisan parah menatap wajah Hanako.

"Ada apa, Hanako? Kau butuh sesuatu?" tanya Tanjirou yang berdiri lalu ikut menghampiri Hanako.

"Takut." kata Hanako.

"Takut? Kau ketakutan?" tanya Tanjirou.

"Gelap.." kata Hanako putus putus.

"Gelap?" ulang Tanjirou, dia mulai bingung.

Kemudian secara tiba tiba Hanako menggigil. Matanya sayu sayu, dia menggigit bibir bawahnya. "Aku takut gelap, dan sendirian.."

Zenitsu yang melihat Hanako seperti itu langsung marah. Tapi yang disalahkannya malah Tanjirou.

"KAU! Kau Tanjirou! Kau membuatnya takut! Enyahlah!" Zenitsu mendorong kuat Tanjirou hingga jatuh terduduk.

"Haaah?! Salahku apa?!" protes Tanjirou.

"Kau membuat Hanako-chan ku yang manis bak madu dicampur gula semanis cintaku padanya itu menjadi ketakutan! Enyahlah dan biarkan dia tidur bersamaku!" marah Zenitsu menunjuk Tanjirou.

"Aku tak membuatnya takut! Sama sekali tidak!" kata Tanjirou membela dirinya.

Hanako terdiam melihat perdebatan Zenitsu dan Tanjirou. "A-Ano... Burazitsu-san.. Komanjirou-san.." panggil Hanako, dengan penyebutan nama yang salah.

Tanjirou dan Zenitsu sama sekali tak mendengar. Mereka melanjutkan perdebatan mereka. Hanako mengecutkan bibirnya. Lalu dia melangkah masuk. Mengabaikan Tanjirou dan Zenitsu yang masih sibuk bertengkar.

Hanako berjalan ke kasur Tanjirou, lalu berbaringan disana. Mengenakkan selimut. Lalu menutup matanya. Inosuke yang berbaring tepat di sebelah Hanako menggeram.

"Hoi! Kenapa kau tidur disini?! Mau ku hajar, hah!" bentaknya.

Hanako membuka matanya. Menatap Inosuke. Lalu tersenyum lebar. "Maaf, Kensuke-san."

"Namaku Inosuke!"

"Ah, maaf maaf. Maaf. Inosuke." ucapnya sambil tersenyum. Inosuke terdiam. Baru kali ini ada yang tak melawan kata katanya yang kasar.

"Lho? Dimana Hanako?" tanya Tanjirou setelah mendapati tak lagi ada orang di pintu. Zenitsu menoleh.

"D-Dia pergi... Hanako-chan ku yg kawaii pergi.. Oi, Tanjirou. Ini salahmu, Hanako-chan jadi pergi." ketus Zenitsu.

"Haah?! Aku lagi?!!"

Tanjirou menghela nafas malas, lalu menoleh kiri kanan. And than, dia melihat Hanako tidur di kasurnya.

"Taaaaann...Jiiiiii.....Rrrooooouuu!!! Apa yang telah kau lakukan sehingga dia mau tidur di kasurmu?! Ah, aku iri! Benar benar iri!" emosi Zenitsu meluap luap, tatapannya benar benar kejam. Geram sekali rasa hatinya.

"Sudah, Zenitsu, aku--"

Sreet!

Suara itu berasal dari sudut ruangan, Tempat kotak yang diletakkan Tanjirou. Pintu dari kotak itu terbuka. Zenitsu langsung waspada. Dan berlari ke arah Hanako yang sedang tertidur. Hanako yang sedang tidurpun jadi terbangun.

"Hanako-chan! Tenang saja! Aku akan melindungimu! Si keparat Tanjirou itu membawa Oni! Takkan kubiarkan Oni itu melukaimu, karena itulah, sebagai gantinya izinkan aku untuk menikahimu~" kata Zenitsu cengingiran.

Kotak itu terbuka lebar, tak lama Nezuko keluar dari dalam kotak, dan berdiri melihat Tanjirou.

"Ah, Nezuko!" seru Tanjirou.

"NANIIIIIIII?!!! Cewek toh?!! Dan dia... manis sekali!!!!" teriak Zenitsu. Hanako disebelah Zenitsu menutup telinganya karena suara Zenitsu terlalu kencang.

Pandangan Zenitsu kelam. "Ah, begitu ya. Jadi selama ini kau membawa gadis ini. Tanjirou... KEMBALIKAN DARAH YANG TELAH KUTUMPAHKAN UNTUKMU!"

"Zenitsu, kau salah paham. Nezuko--"

"Tidak adil. Tidak adil. Pertama kau mencegah pernikahanku, kedua kau telah memisahkanku dengan Shouichi-kun, ketiga kau merebut-- tidak, bahkan membuat Hanako-chan kawaii-ku tidur di kasurmu. Dan SEKARANG! Kau membawa Oni yang tak kalah kawaii nya dengan Hanako-chan bersamamu!"

Tanjirou mulai cemas. Dia kehabisan kata kata untuk diucapkan.

Zenitsu mengeluarkan pedangnya. "Rasakanlah Amarahku ini!!! WHOOAAAA!"

"Kau salah paham!!!" teriak Tanjirou.

"BERISIIIIIIKKKK!!!!" Inosuke akhirnya bangun dan berbalik memarahi Zenitsu dan Tanjirou.

Ah, dasar. Benar benar malam yang buruk.

• • •

Di hari hari selanjutnya, Hanako akhirnya dapat tidur nyenyak di kamar Tanjirou dkk. Hanako itu Phobia akan kegelapan dan benar benar takut jika sendirian.

Pernah suatu malam, ketika sarapan malam(kecuali Zenitsu yang waktu itu menolak untuk makan karena ingin menemani Nezuko, padahal Nezuko di dalam kotak.) Tanjirou duduk berdekatan dengan Hanako. Lalu bertanya, "Apa yang membuatmu takut sendirian di kamar? Apakah ada hantunya?" tanya Tanjirou.

Hanako menggeleng. "Tidak ada hantu. Aku hanya trauma saja sewaktu kecil."

Tanjirou mengangguk paham. Selanjutnya
Hanako bertanya siapa Oni yang Tanjirou bawa.

"Dia adikku. Nezuko. Jika dia keluar dari kotak itu nanti, aku akan memperkenalkan mu padanya. Bertemanlah dengannya, Hanako." jawab Tanjirou. Berharap Hanako mengiyakan. Karena Tanjirou sangat menganggap Hanako sebagai adiknya. Dan kebetulan umur Hanako sama dengan Nezuko, yaitu 14 tahun.

Namun Hanako menggeleng. Maksudnya Hanako tak ingin berteman dengan Oni. Dia mengatakan bahwa dia juga trauma pada Oni.

Seketika wajah Tanjirou mengerut, menandakan dia sedih, "Begitu ya, baiklah." pasrahnya. Lalu dia melanjutkan makannya.

Hanako merasa bersalah. Dia menatap Tanjirou. Lalu secara tak sadar mengusap wajah Tanjirou. Hal itu nyaris membuat Tanjirou terkejut. Lalu menoleh ke Hanako.

"..Jangan." kata Hanako pelan.

Kening Tanjirou mengerut. "Eh? Apa?"

"...Jangan sedih." lanjut Hanako.

Mulanya Tanjirou sempat nge-blush dan tak percaya. Satu hal lagi, dia baru sadar kalau Hanako memiliki bintik hitam(tahi lalat) di bawah mata kirinya. Akhirnya Tanjirou tersenyum. "Aku takkan sedih, Hanako."

"Woy, Korra! Apa yang kalian berdua lakukan?! Aku akan menghabisi makananmu jika kau sibuk sendiri, Tarou!" ketus Inosuke sembari mencuri makanan di mangkuk Tanjirou, lalu cepat-cepat mengunyahnya.

Mendengar itu Tanjirou menoleh. Begitupun dengan Hanako.

"Ap--- Oi, Inosuke!" tegur Tanjirou.

Hanako melihat Inosuke yang sedang bicara membentak Tanjirou. Dia tersenyum, lalu menyerahkan mangkuk berisi makanan miliknya ke Inosuke. "Untuk Onii-chan." katanya pelan.

Keduanya terdiam. Tanjirou melirik Hanako bingung. "Onii-chan?"

Hanako tersenyum lagi, bersamaan dengan kekehannya. "Ini, untuk Inosuke-Oniichan." lanjutnya.

Inosuke hanya diam tak merespon. Namun tetap mengambil makanan milik Hanako. Lalu menyantapnya. "Woi, Konbajirou. Kenapa dia memberiku makanannya?" tanya Inosuke.

Perempatan muncul di kepala Tanjirou. "Mau berapa kali kukatakan padamu, namaku Tanjirou!!" katanya ketus.

Iyap. Begitulah suasana pada malam itu. Tetapi satu hal tentang Hanako mulai terungkap. Hanako adalah anak yang kurang bisa bergaul dengan sesama. Tapi jika kau sudah dekat dengan nya, dia akan menunjukkan sifat aslinya.

Hari ini Dokter datang lagi untuk memeriksa kondisi Tanjirou, Zenitsu, dan Inosuke. Berita baik! Mereka sudah baik-baik saja dan bisa langsung melanjutkan misi.

"Terima kasih banyak. Kami sangat terbantu. Maaf jika ini terlalu merepotkan." ucap Tanjirou sebelum berangkat.

Pemilik rumah mengiyakan, lalu dia berkata akan memberikan percikan api untuk mereka. Entah kenapa melihat itu Inosuke langsung kesal. Dia hendak memukul pemilik rumah itu, untungnya Tanjirou mencegahnya dengan mengatakan bahwa percikan api itu baik untuk mengusir 'Roh' jahat.

Mereka berempat berangkat. Atas usul dari gagak, mereka mulai bergegas untuk misi selanjutnya.

O~0~O

"Apa-apaan nenek brengsek itu?!" celetuk Inosuke memecah keheningan. Di saat saat perjalanan seperti ini dia sempat ribut.

"Kenapa dia repot-repot untuk memberkati kita seperti itu? Padahal dia bukan siapa-siapa. Dia tak paham dengan posisinya!" lanjut Inosuke masih berceletuk kesal.

"Orang ini benar-benar tak tau apa apa.." batin Zenitsu.

Tanjirou menjelaskan apa yang di tanyakan Inosuke. Tapi Inosuke tak mengerti dan malah membentak balik. Hal itu membuat Tanjirou jadi kesal dan berjalan cepat mendahului Zenitsu dan Inosuke. Karena Tanjirou tiba-tiba begitu, Inosuke langsung menyusul.

Hanako yang berada di belakang mereka bertiga hanya sanggup berjalan seperti biasa.

"Hanako-chan, biarkan mereka berdua duluan. Kita akan berjalan bersama. Baiklah, gandeng tanganku." kata Zenitsu menghampiri Hanako, lalu dia mengulurkan tangannya. Berharap Hanako akan mengenggam tangannya.

Pssstttssshhh...!!

Suara itu tiba-tiba saja terdengar di semak semak. Zenitsu berwaspada. Menoleh ke suara desisan seperti ular di balik semak belukar.

"Suara apa barusan..?" gumam Zenitsu. Dia mencoba mencarinya, tapi tak ada apa-apa. Setelah itu dia kembali dan hendak mengajak Hanako melanjutkan perjalanan.

Tapi siapa sangka, ketika Zenitsu berbalik melihat Hanako, dia terkejut. Saking terkejutnya dia berteriak sekencang mungkin untuk memanggil Tanjirou dan Inosuke. Berseru bahwa kaki kanan Hanako... tergigit ular yang lumayan berbisa.

Zenitsu bergemetar melihatnya, lantas mengeluarkan pedangnya dan membelah ular itu menjadi 2 bagian. Hanako terduduk diam melihat kakinya. Matanya berkaca-kaca.

Dengan nafas naik turun, Tanjirou datang bersama Inosuke. Dia juga terkejut melihat Hanako yang terduduk ditanah dan Zenitsu sedang menghisap kaki Hanako di bagian yang tergigit, guna mengambil bisa dari gigitan ular tersebut.

Hanako menoleh melihat Tanjirou dan Inosuke. Dengan air mata yang berlinanangan, dia memanggil Tanjirou.
"Sakit..." katanya pelan dengan suara yang serak.

Tanjirou langsung mengambil kantung yang berisi obat. Dia duduk di dekat Hanako. Zenitsu berhenti menghisap bisa di kaki Hanako, "Oi, bagaimana ini Tanjirou..? Bagaimana kalau Hanako-chan mati? Dia akan mati! Ayo kita pergi dari sini dan membawa---"

"Dia takkan mati!" ketus Tanjirou, membuat Zenitsu diam kali ini. Lalu dia mengoleskan beberapa obat di kaki Hanako.

"Tenang saja, Hanako. Tak perlu takut, gigitan dari ular itu tidak terlalu dalam, dan sepertinya ularnya tak memberikan begitu banyak bisa. Kau pasti akan cepat sembuh." kata Tanjirou menenangkan.

Hanako menggeleng. "Aku akan kehilangan kakiku.. rasanya sakit sekali."

Tanjirou tersenyum lalu mengusap kepala Hanako. "Tenang saja. Kakimu akan segera sembuh, pasti."

"Woy! Jangan menyentuhnya!" ketus Zenitsu sambil menepis tangan Tanjirou kasar.

"Mau sampai kapan kalian akan berdiam disana! Aku berangkat!" kata Inosuke yang langsung berjalan duluan.

"Baiklah, kita harus cepat." Tanjirou berdiri.

Zenitsu menggendong Hanako di punggung nya. Lalu mereka berangkat pergi.

Skip>>>

Sesampainya di gunung Natagumo~

"Tunggu tunggu tunggu! Jangan masuk ke dalam hutan!" cegah Zenitsu.

Tanjirou diam tak merespon. Inosuke memarahi Zenitsu, dia mengatakan kalau orang pengecut tak perlu ikut. Inosuke bahkan malah menyuruh Zenitsu diam disana saja sampai dia mengalahkan semua Oni yang ada di dalam hutan.

"Baiklah. Aku akan memimpin. kau, Tanjirou! Berjalan di belakangku! Aku akan menghajar iblis iblis itu!" kata Inosuke bersemangat. Tanjirou memasang muka tak percaya, ternyata Inosuke mau membantu nya bertarung. Tanjirou tersenyum, lalu berseru ke Zenitsu.

"Zenitsu, tolong jaga Hanako." setelah mengatakan itu Tanjirou dan Inosuke masuk ke dalam hutan dan meninggalkan Zenitsu bersama Hanako ditempat.

Zenitsu tercengang. Menggigil ketakutan.
Lalu dia menurunkan Hanako dari gendongan nya. Hanako duduk di tanah, disusul oleh Zenitsu yang masih menggigil.

"Apa mereka membenciku? Kenapa mereka meninggalkanku? Jika mereka temanku, harusnya mereka bisa membujukku dengan benar. Dengan begitu aku pasti akan ikut." keluh Zenitsu. Pandangannya murung.

"Tapi kalau ditinggal bersama Hanako-chan ku yang kawaii disini, itu tak masalah." lanjutnya dengan wajah senang. Cengiran.

Hanako tersenyum. "..ke hutan." kata nya putus putus.

"Hutan? Nani Hanako-chan?" tanya Zenitsu bingung.

".. Ayo ke hutan." jawan Hanako memperjelas.

"N-Nani?! Kau ingin ke hutan?"

Hanako mengangguk. "Burazitsu harus memburu iblis dengan Komanjirou dan Onii-chan."

Perempatan muncul di kepala Zenitsu. Emosi nya naik karena dia berpikir kalau Hanako tak suka bersama dengannya.
"Sialan..! Hanako-chan lebih memilih berada disamping Tanjirou dan Inosuke?!!! Keparat...!!! Bahkan Hanako-chan juga tertarik dengan si BABI hutan itu!!!" batin Zenitsu. Detik selanjutnya, dia berteriak.

"RRRROOOAAAAHH!! Lihat saja nanti! Akan kuhajar dua cecunguk itu! GRRRR..."

Hanako diam kebingungan melihat Zenitsu yang tiba-tiba saja marah. Hanako bosan lalu berdiri. Zenitsu di sebelahnya yang sedang menggerutu sendirian jadi terdiam melihat Hanako.

"Hanako-chan? Kenapa kau berdi--- AAH! Celaka! Kakimu baru saja terkena gigitan ular! Kenapa malah berdiri?!" tanya Zenitsu panik.

"Tidak sakit lagi. Sudah sembuh." jawab Hanako. Zenitsu diam tak percaya. Mana mungkin bisa sembuh secepat itu. Zenitsu mulai geram karena teringat ketika Tanjirou mengoleskan obat di kaki Hanako. Ngomong ngomong soal Tanjirou.. bukankah dia membawa kotak berisi Nezuko ke dalam hutan?

"WAAAA!! Dia itu benar benar membuatku marah! Dia membawa Nezuko-chan ku ke hutan! Nezuko-chan berada dalam bahaya! Aku harus menyelamatkannya!"

Hanako mengerutkan dahinya. Dia benar benar tak mengerti apa yang di katakan oleh Zenitsu dari tadi. Akhirnya Hanako bertanya, "Burazitsu, kenapa berteriak? Apa kau lapar?" tanya Hanako menebak nebak.

Zenitsu balik bertanya. "Hanako-chan, kau beneran sudah baikan kan? Kakimu tak sakit lagi kan?" Hanako mengangguk yakin. Lalu Zenitsu meraih tangan Hanako. Dia terlihat bersemangat. "Baiklah. Kita akan menyelamatkan Nezuko-chan." katanya. Lalu berlari ke dalam hutan membawa Hanako.

• • •

----To Be Continue----

Hai:)
Maaf baru upload. Pas baca story author pasti banyak yang bertanya-tanya kayak gini:
"Kok alurnya sama banget di anime?"
"Kenapa ngikutin anime nya?"
"Lah kok Zenitsu suka sama Hanako juga?" (Kan dah tau kalo Zenitsu itu demen banget sama cewe yekan? Ya jadi gini dah.)

atau ada yang berkesimpulan seperti ini:
"Oh, ngerti ngerti. Ini kayak penambahan tokoh aja, trus jalan ceritanya sama kayak anime."
"Author mau bikin ship Tanjirou x Hanako kayaknya." (Hmm, author juga belum tau, nih. Yang nanya kaya' gini boleh request kok Hanako buat siapa.. ^^)

Oke biar author perjelas. Sebenarnya author pengen bikin story nya ga ngikutin alur di anime. Tapi karena ada usulan bagus dari temen, jadi author bikin kayak gini deh:) tapi, tapi, tapi! Author ga akan terlalu ngikutin alur ceritanya, ya. Author akan menambahkan alurnya biar jadi seru. Gitu:D semoga kalian suka:>

Dan author mau bilang, author sibuk, jadi kalo upload nya mungkin sebulan sekali atau beberapa minggulah:v

Sekian Bye Bye😆
>>>>>

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top