Part 12. What this really?

Typo?sorry ya😀
Sedikit curhat ye, sebenarnya author masih bingung dengan lanjutan kemarin,pengennya sih mau hiatus dulu seminggu atau lebih,karena aku juga harus mikirin alur cerita yang lebih menarik untuk kalian baca. Tapi,karena aku lagi ga sibuk,dan juga otak aku lagi encer2nya yaudah deh aku bikin kelanjutannya😂😂

Sebenarnya,aku rada kecewa karena yang baca ceritaku belum banyak,tapi liat aja ya! Kalian bakal kecewa karena ga baca ceritaku.hahaaaaha*ketawa devil😎

Ok,happy reading^^

*************
- Apa ini benar? -

Karin's pov

Aku merasa sakit saat melihat mereka begitu dekat,melihat mereka tertawa bersama. Rasanya ada ribuan jarum yang menusuk hatiku.

Aku selalu hancur.

Serasa mati,tapi tak mati.

Serasa hidup,tapi tak hidup.

Entah kenapa cinta ini begitu dalam? Bukankah aku hanya mengenal dia tak lebih dari 3 tahun saja,dan apa kalian tahu? Selama itu pun aku hanya memendam perasaanku tak sekalipun aku mengatakannya.

Dan sekarang? Melihat saudara kandung nya dipeluk olehnya,mengapa hati ini begitu sakit?

Meskipun dia adalah adikku sendiri,tapi mengapa aku ingin sekali menghancurkan nya. Ingin membuat adikku dibenci olehnya. Ingin melihat adikku dipermalukan,ingin melihat adikku tak ada apa-apanya dimata mereka. Aku ingin mereka hanya melihat aku. Just me!!!

Apa.

Aku.

Egois?

Atau.

Cinta yang membuatku buta dan merasa gila?

Aku tak tahu.
.

.

.
Lauryn's pov

Aku sudah beberapa kali menguap,entah berapa banyak? Tapi,aku sama sekali tak peduli. Aku tertunduk lesu di mejaku.

Niken,dan Salsha berlarian dari luar dan masuk ke dalam kelas dengan berteriak-teriak tidak jelas,bahkan meminta teman-teman nya untuk mendengarkan ocehannya yang membuatku terus memijat dahi ku karena pening. Sialan.

"Ehh,apa kalian ga tahu?" Niken memulai dengan laga yang centil.

"Nik,cepet deh kalau mau ngomong,gue mumet nih" Aku menjawabnya dengan nada malas. Sorakan demi sorakan tidak membuatku malu. Aku malah membentak mereka.

"Diem aja lo,nyet!" Aku membentak. Dan aku menatap satu persatu teman-teman ku yang diam. Termasuk amanda! Duarr..

Aku menyeringai puas. Ngerti juga lo manda! 

"Ih beb,ko ngomong kaya gitu sih ke aku" najis. Steven cengengesan lebar.

"Beb,mata lo peang,nyet!"

"Ih,kamu gitu deh sama aku. Aku kecewa"

"Au ah,semerdeka lo aja stev" Aku capek mendengar ocehan ga jelas nya. Kaya tai tau!

"Cantik-cantik tapi galak ih,ga kaya kakaknya" celetuk salah satu temanku yang membuatku merasa jengkel. Aku bangkit berdiri.

"Gue emang galak,napa ga suka lo? Lo.pulang.lewat.mana. ha?" Aku menekankan setiap kata-kataku tadi. Freya diem lalu mencibir kesal. Aku mendelik tajam lalu duduk ke bangku ku kembali. "Udah perang dunia ketiga nya?" Niken menyindir ku. Aku mengangguk pelan. "Lanjutin aja,sorry" Aku kembali menenggelamkan wajahku di kedua lengan ku.

"Kelas kita,akan.. kedatangan murid baru" Niken seperti berbisik saat mengatakan kata terakhir nya. Drama banget njirr si niken.Anjayy,gue kadang budek! Batinku.

"Ha? Apa?"

"Budeg lo ryn" Aku cengengesan. "KELAS KITA BAKAL KEDATANGAN MURID BARU,bego!" Salsha berteriak nyaring.

Aku ber-oh ria. Sementara yang lain bertanya-tanya siapa?

"Dan..-" tokk..tokk..tokk

Baru saja Salsha mau berbicara kembali,suara ketukan pintu membuyarkan nya. Dan kami langsung berdiri tegak,sementara aku langsung mengucek-ngucekan mataku.

Bu Lina berdehem. "Udah infonya?" Niken dan Salsha tersenyum lalu berlari terbirit-birit duduk ke tempat masing-masing.

Ketukan suara sepatu hak nya itu membuat kami membulatkan mata. Bu Lina memasuki kelas dengan gaya khas nya. Ia adalah wali kelas kami yang ramah.

"Jadi,kalian sudah tahu bahwa ada anak baru di kelas ini" Kami semua mengangguk pelan. "Baiklah,ibu akan panggil kan  langsung saja. Tadinya,ibu ingin memberikan surprise untuk kalian" Ibu Lina menghela nafas.

"Nak,masuklah" Kami langsung memasang wajah penasaran akut.
Aku melihat dia mempunyai rambut yang panjang tapi rambut itu diikat kebelakang. Dan aku merasa familiar dengan wajah nya. Ku rasa dia adalah gadis tomboy. "Perkenalkan dirimu" Gadis itu mengangguk.

"Nama gue Hana Yori,salam kenal" Aku tercengang mendengar nya. Hana Yori? Dia..

Tiba-tiba aku bangkit berdiri. "Hana? Lo sekolah disini?"

Hana yang tadinya fokus terhadap pada Bu Lina langsung menoleh karena mendengar suaraku. Hana tersenyum lebar. "La,lauryn? Lo sekelas sama gue? Ga nyangka gue" Hana berlari ke arah diriku dan memelukku erat. Aku membalas nya.

Bu Lina berdehem menyadarkan kami. Kami berdua langsung melepaskan pelukan sahabat tadi. Kami menyengir malu.

"Oh,jadi kalian sudah saling mengenal? Yaudah hana kamu duduk aja bareng sama lauryn,bangkunya kosong tuh" Aku mengangguk girang. "Makasih Bu"

"Lho,kenapa kamu yang makasih?" Aku menyengir malu. "Hehe"

Hana langsung duduk di sebelahku,begitupun aku. "Yaudah,sekarang pelajaran ibu bukan? Kita mulai" ibu Lina langsung menjelaskan pelajaran bahasa Inggris.

"Itu,amanda?" Pekik hana sambil menunjuk amanda yang duduk di bangku tengah. Aku mengangguk malas. "Dan si Selena?"

"Iyah"

"Kok bisa?"

"Nanti,gue jelasin di kantin,ok" Dia mengangguk senang.
.

.

.
Lauryn's pov

Farell?

"Disini aja" Aku menarik lengan hana dengan gerakan cepat. Hana memekik pelan. "Pelan-pelan bisa ga sih lo?" Aku cengengesan.

"Cengar-cengir, Gua pukul MATI lo ryn!!"

"Iye,iye"

Aku memilih duduk di bangku kantin yang jauh dari keramaian,juga untuk menjauh darinya. Iya benar!

"Lo mau makan apa?" Hana bertanya kepada ku. Aku melamun.

"Hei,nyonya rivaldo?"

"WOY" Aku langsung kembali ke dalam alam nyata kembali.

"Ehh,ngg iya" Jawabku gelagapan.

"Iya apa ha?"

"Ngg,iya samain aja sama lo" Hana memutar bola matanya.

"Siomay dua mangkuk,sama es jambunya dua" Pinta hana pada pelayan kantin itu.

"Lauryn?" Aku mendengar suara seseorang memanggilku dari arah belakang. "Ryn,lo dipanggil tuh sama senior,kayaknya" Hana menyenggol pergelangan tangan ku.

"Eh,itu"

"Dia ke sini"

Farell mendekati meja kami berdua. Dan entah kenapa kakiku gemetar hebat. Juga detak jantungku berdetak lebih kencang. Sialan aku ini kenapa?

Aku merasakan bahuku di sentuh oleh tangan kokohnya itu.

"Ryn,lo ga papa kan kemarin?" Aku menoleh dan mengangguk pelan. "Ga papa kok"

"Katanya,lo mau ikutan eskul pramuka? Bareng gue"

"Ehh,itu"

"Lo kenapa sih ryn? Dari tadi gugup banget,apa jangan-jangan lo suka ya sama dia" Hana menunjuk farell. Aku terkesiap kaget.

"Suka?"

"Iya,abisnya pas lo dateng wajahnya udah merah gitu. Apa lagi kalau bukan suka?" Anjayy lo na, ngeselin juga ya lo! Gua bunuh juga lo. Eitt,jangan deh! Dia itu langka. Sialan lo!

"Bohong rell,dia itu bohong!" Aku menjitak kepalanya,dia tertawa terbahak-bahak. Farell merona.

"Ehmm,jadi ga?"

"Ok,jadi"

"Besok ada perkemahan? Lo ikut?" Aku mengangguk setuju.

"Gue boleh ikut ga?" Hana memelas pada kami berdua.

"ENGGA!!" Jawab kami serempak. Aku menahan tawa. "Anjayy lo"

"Hahaha, gue bohong kok" Wajah hana yang tadinya tertekuk menjadi cerah. "Yang bener ryn?"

"Ok,gua balik ke kelas dulu ya" Dia tersenyum manis padaku.

Jantungku memompa lebih kencang. Deg.deg.deg

"I,iiya" Hana mencolek pipiku. "Ciee,yang lagi falling in love"

Aku diam. Benarkah aku jatuh cinta dengan nya? Apa yang ku lakukan ini benar? Menjauh darinya.

Arggghh. Aku gila di buatnya. Kau farell,mengapa kau tak bisa pergi dari hadapanku sekali saja.
.

.

.
Jowon's pov

"Hallo"

"........"

"Aku sudah ada di depan gerbang sekolah mu,cepat kemarilah"

"........"

"Ibu mu yang minta,jadi cepatlah"

"........"

"Baiklah"Aku tersenyum.

Aku menutup Hp-genggamku dan memasukkan nya ke saku jaketku. Dia itu selalu seperti itu dari dulu,tidak ada yang berubah.

"Jo won oppa" Aku langsung menegakkan tubuhku. Aku pasti dibunuh olehnya. "Kau ini! Mengapa kau harus repot-repot menjemputku,kau kan tau aku tak suka jika harus dijemput" Lauryn berteriak kesal padaku.

"Baiklah aku yang salah,tapi ini juga bukan kemauanku aura" Lauryn mendecak kesal. "Ck"

"Kau kan bisa membuat alasan,bodoh!" Dia mencubit lenganku.

"Aww,Iiiiya...Aku bodoh" Aku meringis kesakitan. Tidak,bukan meringis aku bahkan berteriak membuat semua orang tertuju kepada kami berdua.  "Nah,bagus" Lauryn melepaskan cubitan kecil tapi sangat mematikan.

"Aaaaaaa, ada artis korea" Teriak murid-murid lainnya yang sudah pulang. Semua orang mengamati kami berdua. Bahkan ada yang memoto kami? Tidak! Bukan kami,tapi yang jelas adalah Jo won oppa. Menyebalkan!

"Ryn,lo nemu orang ini dimana?" Nemu. Lo kira Jo won oppa anak kucing apa? Batin lauryn.

Aku hanya diam sementara pipiku terus menerus di colek dan di cubit. Aku ingin marah,tapi kurasa ini tidak baik.

"Ryn,kok dia mirip kaya jeon Jungkook bts itu lho! Gila,mirip banget" Aku melihat lauryn memutar bola matanya.

"Njirr,kalian bisa diem ga sih? Nanya ini-itu segala ke gue----lo kira gue emaknya apa?" Aku tertawa kecil melihat tingkah laku lauryn.

Gue itu paling ga suka Jo won oppa di tanya ini-itu. Jo won oppa itu cuman punya gue.TITIK.

Kenapa gue jadi egois gini ya?  Lauryn menarik lenganku dan memasukkan ku ke dalam mobilku.

Dia memakai sealt-beat nya. Aku hanya diam sambil memperhatikan nya. "Tadi kamu serem ih,serius deh"

"Diem,mood ku lagi buruk oppa"

Aku manggut-manggut "Baiklah,aku diam. Puas?" Lauryn mengangguk pelan. Aku akhirnya memasukkan kunci mobil dan menginjak pedal gas mobil dalam-dalam. Dan dengan sekejap mata mobil kami sudah hilang dari pandangan mereka semua.

Aku terus fokus mengendarai mobil,inginnya sih berbicara dengan lauryn tetapi melihat nya tertidur pulas di jok mobil. Aku tak ingin membangunkan nya.

"Oppa" Aku menoleh dan melihat air muka lauryn yang masih ciri khas orang sehabis bangun tidur,ditambah dengan suara serak nya. Aku terkikik melihat nya.

"Apa sudah sampai?"

"Memang nya kenapa?"

"Aku ingin sekali merebahkan tubuhku di kasur empuk,ohh--rasanya pasti menyenangkan" Lauryn menguap tanpa menutup nya.

Aku mengacak-acak rambutnya dengan satu tangan ku. "Bodoh"

"Biarlah,aku sudah sangat mengantuk sekali saat ini"

"Cepatlah"

"Sebentar lagi,sayang" Lauryn memanas. 
.

.

.
Lauryn's pov

"Lo bawa apa aja sih ryn?" Aku terkekeh mendengarnya. Lagian suruh siapa membawa kan tas ransel ku yang isinya---kau bahkan akan tertawa terbahak-bahak. Aku tersenyum kecil melihat nya kelelahan akibat membawa barang-barang yang begitu banyak.

Kalian mau tahu apa yang ku bawa? Aku membawa selimut,bantal,termos,piring gelas,bahkan aku membawa boneka? Bukan keinginanku sih,ini kemauan ibuku. Gila ga? Ibu bahkan nyuruh aku untuk ngebawa kasur yang bisa di gulung. Untung aku menolak,kalau tidak yang sedang membawa tas ransel ku bakal mati konyol disini.Dasar farell!

Aku diam sambil mengamatinya. Tuhan,apakah benar aku menjauh darinya? A...pa aku sanggup?

#Flashback on

Aku bertanya untuk apa membawa bantal? Ibuku dengan singkat menjawab "Agar tidurmu nyenyak sayang,ibu ga mau kamu tidurnya ga nyenyak" Aku memutar bola mataku. "Lagian disana kan aku mengikutinya untuk melatih kemandirian ku,bu"

Termos? "Ibu takut kamu ga kebagian air hangat,kan bisa saja disana kekurangan air"

"Disana,ga bakal kekurangan air,bu"

Piring gelas? "Ibu ga mau kamu minum segelas sama orang banyak,kalau dia sakit flu atau semacamnya. Kamu juga kan yang kena"

Boneka? "Ibu tau kok kamu ga bisa tidur nyenyak kalau ga bawa boneka bear kamu" Aku tertawa terbahak-bahak "Terserah ibu sajalah"

#Flashback off

"Perhatian semuanya,harap tenang" Ketua Pramuka kita mengambil alih. "Sebentar lagi,akan ada jalan menanjak. Sebaiknya kalian berhati-hati" peringatnya.

"Baik" jawab kami serempak disertai yel-yel untuk menyemangatkan kami semua yang terlihat sangat kelelahan.

"Njirr,gue cape ryn" keluh hana yang sudah ngos-ngosan.

Amanda sedari tadi memperhatikan kami bertiga. Tidak,bukan kami bertiga. Tapi,hanya aku dan--farell.

Aku berdecak kesal. Untuk apa sih si amanda ikut eskul yang sama kayak gue? Oiya,gue lupa. Dia cuman modus biar selalu dekat sama farell. Batin lauryn.

Entah kenapa aku ga suka ngeliat tatapan amanda yang terlalu mengimintidasiku. Jelas-jelas dia mau mata-matain gue.

Dava?

Selama perjalanan,ia selalu diam dan menatap fokus ke jalanan yang tak menentu itu. Jalanan yang kadang turun dan naik. Kami semua memang akan berkemah di puncak.

Tapi,menurutku sih ini bukan berkemah. Tapi,berlibur! Lagian masa ada ya,berkemah di tempat sebagus dan senyaman ini.

Aku memang ga terlalu tau soal seluk-beluk dunia pramuka ini,tapi aku ingin sekali mencoba nya. Mumpung orang tuaku sedang baik.kalau tidak,pasti aku tak akan diizinkan lagi. Aku lelah selalu di anggap masih kecil. Aku ini sudah dewasa Bu,itu yang selalu ku ulangi setiap ada pembicaraan seperti ini.

"Ryn,tttau gini gg--gue ga bakal mau bawain tas lo lagi" rengek farell dengan suara-suara seperti anak kecil yang ingin di kasihani. Aku yang kesal lalu menarik paksa tas ransel ku dari tubuhnya. Dia agak sedikit kaget tapi tidak memberontak,dasar payah!

Aku memonyongkan bibirku "Lo rengek-rengkek aja kayak bocah,makanya jangan sok kuat lo!"

"Ini,ga usah maksa kali cantik" Farell memberikan ranselku dan aku dengan wajah yang sedikit memerah langsung memakaikan tas seberat bom itu di punggungku. Aku meringis menahan rasa sakit itu.

Sumpah demi apapun! Ini berat banget.

Demi taehyung oppa,demi yoongi oppa,demi jungkook oppa demi bangtan boys. Tolong gue.T_T

"Lo kenapa ryn?"

"Wajah lo kok pucat?" Aku tersenyum getir,membiarkan pertanyaan itu pergi. "Lo sakit ryn?" Farell memegang bahuku dan meremas nya. Dia memegang dahiku juga tanganku. "Keringatan lagi"

Aku mengertakan gigi-gigi ku karena rasa sakit dan pegal yang menjalar di tubuhku. Tiba-tiba hana tertawa terbahak-bahak,entah kenapa?

"Ryn,lo--hahaaaa" Dia tertawa tanpa bosan,dan akhirnya pun aku bisa lega melihat dia kewalahan mengatur nafas nya. Aku melanjutkan perjalanan ku tanpa sekalipun menatap dua tengil yang selalu memperhatikan diriku. Yah,siapa lagi kalau bukan si senior gila dan teman ga tau diri.

"Ryn,lo kalau kesakitan bilang napa" kata hana. Aku mendengus kesal. "Sok tau lo na"

"Ga usah gengsi kalau mau minta bantuan ke si farell"

Aku menaikan alisku. "Gengsi?"

"Yap"

Aku memalingkan wajahku. "Ngambek"

"Farell" farell yang sedang mengobrol dengan salah satu temannya langsung menoleh pada kami berdua. "Apa,na?"

"Ini nih,si lauryn kesakitan karena bawa tas ransel---punya nya sendiri,wkwk" Mati deh gue karena malu. Batin lauryn.

Farell terkekeh geli. "Yakin ryn?"

"Engga"

"Bohong. Sini deh aku bawain"

"Gue aja" Dengan cepat dava menyerobot tanpa di undang yang langsung menarik ransel lauryn dan mengaitkan nya di punggung nya. Kami bertiga melongo. Mupeng.

"Dav,itu" Aku tak bisa membayangkan dava juga akan mengeluh karena kelelahan. "Gue kuat kok ryn"

"Ohh,ngg--ok"

***

"Tolong semuanya dengarkan penjelasan saya tentang kegiatan jurit malam kali ini" teriak pembina pramuka. Kami semua hanya diam dan mendengarkan di bawah bulan yang sebentar lagi akan tertutup awan pekat. Suara kicauan burung hantu membuat suasana kali ini semakin mencekam.

"Yang akan melewati pos pertama akan mendapat tambahan lilin,jika kalian mampu melewati pos yang kedua kalian akan mendapat tambahan korek api. Dan seterusnya,kalian mengerti?"

"MENGERTI??"

"Iyaa"

"Bagus. Sekarang kalian boleh mengambil kertas yang sudah tertuliskan nama-nama anggota pramuka. Kalau kalian mendapatkan itu,berarti itulah pasangan kalian. Paham?" Kami semua mengangguk setuju.

"Lauryn Ayunda Rivaldo,bagian kau" Aku mengangguk dan mengambil salah satu kertas yang sudah menyembul keluar seperti ingin diraih. Aku membuka perlahan.

What?

Dikertas putih tak berdosa itu tercetak jelas dengan tinta yang bertuliskan nama yang ia ingin sekali jauhi,tapi apa? Tuhan malah menyatukan kami berdua. FARELL.

Aku menganga lebar dengan tangan bergetar. Sialan.

Bersambung.

********
Tbc.
Part sekarang panjang yaa.. kaya kereta*wkwk😀
Gila,jari gue udah beku kali ye. Ngetik cerita ini sampai berjam-jam.
Gue bahkan ga sempet ngerjain pr cuman gara-gara greget sama ini cerita*ya..ampun maafkanlah hambamu yang khilaf ini😂😂

Harus suka ya,hargailah aku😗

Ga bakal lanjut kalau kalian ga ngasih vomment banyak😌😌

Saranghaeyo💗*kecupan manis untuk para readers ku yang setia😂

Love you. And love more bangtan boys yang kece parah😍😍

28 Agustus 2016

Veragartika

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #romance