Jadi Yah, Itu.
Aku menulis ini di tengah jadwal migrain malamku, semoga apa pun ini masuk akal.
Sebenarnya ketika tema mini event ini muncul, tadinya aku kepikiran buat nulis rentetan penyesalan bercampur amarah yang secara tidak langsung nge-shout out orangnya. Batal, tentunya. Dan seperti kebanyakan libra di luar sana (sebenarnya zodiak sm sekali tidak punya hubungannya sih tapi yaudah), aku yang tidak konsisten ini berpikir segala hal terjadi dengan sebab. Bisa jadi alasan kenapa si teman ini meninggalkanku juga disebabkan karena kesalahanku sendiri. Mungkin aku terlalu fokus dengan kesalahannya sampai lengah dan tidak reflektif. Sehingga, dalam rangka perbaikan diri, aku akhirnya mencoba mencari kesalahan diri ini dan,
Bodohnya, aku kehabisan waktu memikirkannya. Sebagai seorang overthinker sejati, tidak mungkin sekali satu perkara bisa habis hanya sehari semalam. Ada urutan kejadian dengan rumus 5w+1H yang mesti dipecahkan. Bedanya ketika tahapan why, jawabannya menjadi membludak dan beranak pinak. Ketimbang mencari kesalahan sendiri dan melakukan perbaikan, justru yang terjadi aku malah menumbuhkan rasa pesimis. Pertanyaan dari kenapa dia left me bisa berkembang dan terjawab sebagai mungkin aku yang less fun. Aku yang kurang menyenangkan, mungkin sudah masanya selesai berteman dengannya. Mungkin ada yang lebih menyenangkan lagi, bagus untuknya, pikirku begitu. Kemudian muncul lagi pertanyaan kalau itu bagus untuknya kenapa sampe kamu capek-capek mikirin ini? Ya, karena pikirku, merupakan penghinaan atas pertemanan bertahun-tahun ini jika dapat kulupakan hanya dengan sekali kedip.
Jadi yah, itu. Ketimbang mencari penyelesaian masalah, aku justru overthinking selagi mempertahankan harga diriku di depan dia dan kawan barunya. Terlalu lama berpikir juga menumbuhkan perasaan high-and-mighty yang aku sepenuhnya sadar bisa berkembang menjadi toksik. Selama proses overthinking itu aku mikir toh, bisa bahagia dengan yang lain, diri sendiri, keluarga. Namun entah mengapa dan bagaimana, hal itu sulit terwujud karena ada satu ketidak seimbangan yang menyangkut di benakku. Aku mau semua damai, dunia ini damai dengan seluruh relasiku yang damai. Dan aku juga mau pikiranku ikut damai. Berhenti overthinking dan go on aja.
Konlusi. Aku tidak ada konklusi sih. Orang-orang datang dan pergi, hanya itu yang seharusnya ditanamkan. Salah satu pelajaran yang didapat dari proses pendewasaan ini adalah untuk tidak emosional terhadap segalanya. Relasi dengan teman salah satunya. Emosi berlebihan menimbulkan overthinking, overthinking membuat migrain, migrain membuat masalah dan masalah, membuat overthinking lagi hehe :(
Salam kecil mungkin. Untuk teman-temanku di kampus, kalian beneran embodiment of saviour (alay iya aku tau) banget. Kalian yang bikin kesuraman jurusan kita jadi sedikit ada percikan apinya lah ya dalam berbagai artian. Tanpa kalian mungkin aku udah mati berdiri megangin hapalan. Tapi sama kalian aku jadi mikir, jikalah aku tewas karena jurusan ini maka kita bakal tewas bersama :( dan jangan ada pertumpahan darah sebelum lulus jadi ayo tetap hidup! ୧( ಠ Д ಠ )୨
Teruntuk teman onlineku, makasi banyak banget udah jadi keberagaman yang singgah di hidupku. Mungkin kalau takdir memungkinkan, kita bakal berpapasan di suatu waktu. Kalau itu terjadi ayo makan mie ayam! Aku bayarin es teh sama kerupuknya kamu bayarin mi nya ya hehe
Sekian dari aku. Semoga yang kutulis di atas masuk akal ….
Regards turmalin_ yang masih migrain karena ternyata masuk angin
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top