Hai, Yang Takut Kusebut Sahabat

Hai!

Surat ini tentu tidak akan sampai ke kalian, temanku. Yang baca hanya penghuni dunia orange ini saja. Tapi biarkanlah, toh, aku juga pernah melakukannya bersama kalian kan. Sementara yang lain, ya ... ya sudahlah. Lain kali kubilang mereka saja kali ya? Tapi kemungkinan kecil sih. Keberanianku sebatas bilang senang dan kangen ....

Jadi sedari kecil, aku memimpikan punya sahabat sejati yang ada saat sedih mau pun senang. Sayang ya, keinginan itu, terwujud pada tiap-tiap orang yang berbeda. 

Fiksi, dari anime ataupun buku, tokoh mereka selalu punya teman seperti itu. Tapi poinnya yang paling penting, aku melupakannya.

Ada teman yang cocok sekali membahas isu sosial ataupun pendidikan. Ada teman yang cocok sekali untuk masa ini: dimana keinginanku untuk menikmati masa remaja sekaligus mengejar mimpi terwujud. Ada teman yang cocoknya membahas perihal hati manusia dan agama. Ada teman yang bisa menerima dan membalas lelucon. 

Dan di antara mereka, hanya satu yang bersamaku saat itu. 

Tidak salah kok. Beberapa takut bertanya, lebih banyak yang datang sekadar menemani di awal dan sisanya aku sendiri yang menyelesaikan. 

Tapi kamu ada di awal dan akhirku. Titik paling berat, yang paling kutahan tidak kuceritakan pada siapapun, Tuhan mengirimmu padaku. 

Kita tidak dekat. Biasa saja. Malah bisa dibilang canggung saat bertemu. Berjumpa lalu berpisah tiga-empat menit selanjutnya. Jadi, wajarlah aku terkejut. 

Kenapa ya?

Entahlah. Yang jelas aku sangat berterimakasih, setidaknya waktu itu aku tidak benar-benar "kosong" sampai akhir.

Teruntuk semua temanku, yang takut-takut kusebut sebagai sahabat, intinya aku tidak terlalu mengharapkanmu. Jatuh-bangunku, kepada siapapun yang menemaniku, yang pasti kamu pernah ikut andil dalam hidupku. 

Dan aku sangat menghargainya. 

Persis seperti sekumpulan daun di pohon rindang dan temannya yang layu, pergi atau datangnya kalian, aku sudah tidak apa. 

Pagi, siang dan malam yang bertemu atau sekadar bertukar pesan, aku sebatas akan tersenyum saat mengingatnya. Tidak akan kuizinkan mau balik ke masa lalu begitu kita jarang bertemu. Tiga tahun dari sekarang, perubahan selalu terjadi. Bukan masalah kalau aku harus sendiri---tidak. 

Kuharap kita bisa selalu berkomunikasi sampai kapanpun. 

Tidak mau terlalu bergantung pula. Lantas seiring waktu yang berlalu dan kita yang bertumbuh, meski di sepanjang jalur yang berbeda, ayo sesekali habiskan waktu bersama!

Terimakasih, karena sudah mau menjadi temanku. Membiarkanku menjadi salah satu orang di momen kalian. Dan banyak hal, yang banyak sekali ingin kujabarkan dan pada akhirnya disimpulkan dengan senyuman. 

Aku menyayangi kalian.
NathiraKiel

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top