1

Kita ketemu dengan cerita baru. Masih slow update banget sih. Karena saya harus menyelesaikan HIS MAJESTY dan SEMUA KARENA CINTA.

Cast Wanita sudah dapat sih. Saya lagi suka Ariel Tatum. Kalau cowok ya.... Satu diantara dua yang di IG tadi.

Semoga kalian menikmati cerita ini. Sehat selalu yaaaaa......

***

Siapa tak kenal Marcellino Daniel Hutomo? Seorang enterpreuner muda yang namanya tengah menanjak. Bertubuh tinggi 182 cm berambut pirang ombak . Memiliki ketampanan khas pria Prancis, yang didapat langsung dari sang ayah. Keberhasilan mengembangkan beberapa café dengan konsep modern minimalis membuatnya masuk ke dalam jajaran pengusaha muda yang cukup disegani. Tahun lalu bahkan namanya masuk ke dalam jajaran 100 pengusaha tersukses.

Tujuh tahun sudah pria yang akrab dipanggil Danny, mengepakkan sayap ke berbagai ibukota provinsi. Mengusung konsep franchise. Menggandeng beberapa pesohor yang juga tertarik untuk mulai berbisnis. Karena kemampuannya me-manage setiap usaha yang baru dirintis.

Saat bertemu dengannya banyak yang tidak percaya akan kemampuannya. Penampilan sehari-hari hanya mengenakan jeans belel, kaos tanpa krah dan juga sepatu converse. Yang terakhir, adalah favoritnya hingga rela berburu ke berbagai negara untuk mendapatkan koleksi limited edition. Jika harus bertemu dengan sosok penting, ia hanya menambahkan blazer.

Sebenarnya Danny,  adalah seorang Arsitek. Lulus dengan nilai sangat memuaskan. Bahkan sudah bekerja di sebuah biro yang cukup ternama. Café pertama berdiri secara tak sengaja. Orang tuanya membagikan rumah yang selama ini disewakan kepada ketiga anaknya. Danny kebetulan mendapat di tepi jalan raya yang cukup ramai. Sebagai seorang arsitek pikirannya tertantang untuk merenovasi sesuai imajinasi.

Setelah bangunan tersebut selesai, ia mendesain bagian dalam sesuai keinginan. Sehingga benar-benar terlihat layak untuk sebuah cafe. Awalnya beberapa orang ingin segera menyewa, sayang harga tidak pernah sepakat. Angka yang ditawarkan Danny terlalu tinggi untuk mereka. Sampai akhirnya seorang teman berkata,

"Kenapa bukan kamu saja yang buka café di sana? Ayolah modalnya kita ramai-ramai. Bangunan sudah sebagus dan semenarik itu sayang kalau tidak digunakan secepatnya. Bangunan seperti itu butuh biaya perawatan yang tidak sedikit."

Cukup lama berpikir, akhirnya ia mengakui kebenaran kalimat tersebut. Dengan bermodalkan pinjaman dari orang tua dan juga para teman yang menjadi partner, lahirlah 'The Urban' anak pertama mereka. Terletak di tepi jalan dengan halaman parkir cukup luas. Harga yang bersahabat dan tempat yang instagramable. Café mereka segera menjadi bahan perbincangan dikalangan anak muda. Apalagi cita rasa makanan yang ditawarkan terasa pas dilidah dan tidak terlalu mahal.

Tak sampai setahun cabang kedua dibuka. Ia segera resign dari pekerjaan resmi agar lebih fokus. Kali ini mengusung konsep vintage. Membidik pasar para pekerja kantoran. Dengan desain ruangan yang memungkinkan untuk mengadakan pertemuan bisnis dalam skala kecil. Lokasinya terletak tak jauh dari kawasan segitiga emas. Membuat tempat itu tidak pernah sepi pengunjung. Bahkan beberapa tim marketing perusahaan kerap mereservasi tempat untuk mengadakan pertemuan dengan klien.

Intuisi bisnis Danny memang sangat tajam. Akhirnya setelah dua tahun, tak melewatkan tawaran kredit dari pihak bank, mereka berani untuk membuka café di sebuah mal. Dari sanalah beberapa pengusaha lokal tertarik dan mulai melirik The Urban. Karena nama itu sudah mulai akrab ditelinga banyak orang. Sehingga akhirnya tersebar di berbagai daerah.

***

Danny segera membuka pintu kamar saat mendengar suara Beatrice, putri semata wayangnya memanggil dari luar.

"Papa bear, buka pintu. Honey bee sudah datang."

Meski sebenarnya masih mengantuk. Ini adalah akhir pekan. Jadwal Beatrice menginap bersamanya. Tubuh gempal dan berpipi chubby itu segera melompat ke pelukan sang ayah. Danny menggendong dan membawa masuk ke dalam kamar. Mengabaikan rasa kantuk ia memilih menciumi wajah dan tubuh wangi Bea.

"Tadi diantar siapa?"

"Mommy, tapi nggak mampir karena langsung ke bandara. Eyang ke mana?"

"Mungkin olahraga pagi."

"Papa bear, kenapa belum mandi?"

"Papa pulang hampir pagi, dan baru saja tidur."

Segera terdengar omelan dari bibir putrinya.

"Papa, tidak boleh tidur terlambat. Itu tidak sehat. Nanti bisa sakit dan disuntik."

Pria itu segera tertawa lalu kembali mencium pipi putrinya dengan gemas. Ini adalah hal yang selalu dirindukan saat sabtu pagi. Membuat Bea berteriak sampai menangis. Kadang mamanya marah. Takut cucu kesayangan terluka atau terlalu letih. Namun Danny memilih tidak peduli. Ia memang sangat menyayangi Bea.

Sukses di dunia bisnis berbanding terbalik dengan kehidupan pribadinya. Danny harus menelan pil pahit diusia yang masih berada pada angka tiga puluh tiga tahun. Dua kali menjadi duda! Dan semua berakhir karena diselingkuhi! Yang pertama pernikahan Bersama Katie harus berakhir dengan perceraian. Karena mantan istrinya itu berselingkuh dengan sahabatnya. Pernikahan mereka hanya berlangsung selama setahun.

Setelah itu ia mencoba bangkit saat bertemu dengan Cynthia. Ibu Beatrice. Pada awalnya semua berjalan baik. Chintya yang saat itu merintis karier sebagai model pemula. Masih bersedia untuk pulang ke rumah setiap hari meski kadang hampir tengah malam. Danny tidak masalah, karena ia juga kerap melakukan hal yang sama. Kelahiran Beatrice yang tidak terduga sanggup membuat rumah tangga mereka semakin bahagia.

Sayang badai kembali datang, seiring karier sang istri yang menanjak. Chintya jatuh cinta pada produsernya sendiri saat mulai membintangi sebuah sinetron. Biduk rumah tangganya kembali karam. Danny harus menelan pil pahit, karena mantan istrinya memilih untuk berpisah. Sejak itu ia tidak pernah terlihat dekat dengan siapapun. Tidak ingin gagal untuk ketiga kali.

'Papa Bear, kita berenang, yuk."

"Sore ya, papa masih ngantuk."

"Papa nggak asyik. Sama kayak mommy. Setiap diajak berenang, habis foto-foto langsung selesai. Aku ditinggal sama Mbak Tini."

Mendengar itu, Tak ingin mengecewakan putrinya Danny segera bangkit. "Ya sudah, ayo."

Meski kepalanya masih pusing akibat minum cukup banyak tadi malam. Keduanya segera menuju kolam renang di halaman belakang. Sekitar satu jam lebih baru acara tersebut selesai. Karena Gita, adik Danny datang Bersama anak-anaknya. Bea segera naik karena sudah memiliki teman bermain. Tinggallah ia Bersama Gita yang segera memasukkan kaki ke dalam air.

"Sabtu nggak ke luar, Bang?"

"Malam nanti, ada janji dengan beberapa teman."

"Cowok semua? Atau ada pere-nya?"

Danny tertawa sambil mengambil segelas orange juice. "Belum tahu kalau ada yang ngajak pacarnya."

"Abang kapan punya pacar lagi?"

"Nggak berminat. Sudah cukup. Mungkin kebahagiaanku bukan dari sisi itu."

"Kok jadi putus asa sih? Nggak semua perempuan tukang selingkuh."

"Tapi dalam hidupku selalu begitu. Mending cari uang. Jelas hasilnya bisa dipakai buat liburan." ucapnya sembari ke luar dari kolam. Ia paling malas kalau ada yang bertanya tentang hal-hal berbau pribadi. Meski dari keluarga sendiri.

Danny langsung mandi. Dan akhirnya bergabung dengan keluarganya di ruang tengah. Di sana sang ibu sudah menunggu dengan banyak kue dan makanan di atas meja.

"Tumben beli banyak?" tanyanya.

"Di depan sana ada toko kue baru. Namanya Amarillys. Mama kemarin coba, ternyata enak banget."

Danny meraih jar berisi Spagetty meat ball yang belum terbuka. Kebetulan lapar sehabis berenang. Lalu segera berkomentar. "Enak, perpaduan kejunya terasa pas. Berapa dia jual satu jar begini?"

"Delapan puluh lima ribu."

Danny menatap kemasannya lalu kembali memakan satu suap. "Wajar sih untuk rasa seenak dan ukuran sebesar ini. Apalagi meat ball-nya kerasa banget dagingnya."

"Makanya toko itu lumayan ramai meski masih baru."

"Mereka jualan apa lagi?"

"Campuran sih, ada kue basah juga. Kemarin waktu arisan mama pesan di sana. Kue ulang tahun juga ada. Selain itu berbagai macam brownies."

Danny menatap ke arah meja, kemudian mencomot sepotong brownies dengan campuran cream cheese. "Lumayan, bahan yang dia pakai bagus. Tempatnya bersih, ma?"

"Bersih, ada juga beberapa kursi dan meja. Tapi banyakan yang take away. Kenapa? Kamu tertarik untuk kerja sama?"

"Belum lah, kami kan punya pasar masing-masing. Mungkin dia fokus ke para wanita seperti mama."

"Masak sih, toko kue di depan kompleks saja harus mematok pangsa pasar?"

"Ya harus, dengan harga segitu pasti sasarannya bukan anak sekolah atau mahasiswa. Juga cita rasa masakannya jelas untuk kaum menengah atas yang punya uang."

Gita hanya mencibir. "Begitu deh ma, kalau pengusaha café mama suruh makan. Semua di-review."

Semua tertawa. Sabtu siang merupakan jadwal libur bagi Dhanny. Sementara minggu pagi ia sibuk berolahraga bersama beberapa teman. Kadang mereka bersepeda atau jogging di Senayan. Hanya itu yang di lakukan untuk membunuh kejenuhan. Karena sudah beberapa tahun tidak pernah terlibat dengan asmara. Bukan karena tidak ada yang suka, tapi selalu menghindar.

***

Malam hari setelah Bea tidur, Danny ke luar untuk bergabung dengan teman-temannya. Mereka terbiasa berkumpul sambil duduk santai lalu membicarakan rencana selanjutnya. Ketika mobilnya memasuki jalan utama tak sengaja melihat ke sebelah kiri. Di deretan ruko yang berjejer. Sejenak mobilnya berhenti. Matanya terpaku pada papan nama besar yang menutupi hampir dua lantai ruko yang kebetulan masih buka.

Dari luar tampak kalau toko kue tersebut memiliki konsep yang jelas. Shabby chic. Sesuatu yang berkaitan dengan gaya vintage yang elegan berbau pedesaan di prancis yang terkesan nyaman dan tenang. Sebenarnya desain tersebut sudah lama muncul terutama untuk trend interior. Pemiliknya pasti seorang perempuan yang girlie. Mengabaikan keinginan untuk mampir karena sudah dikejar waktu. Akhirnya ia kembali menjalankan mobil.

***

Happy reading

Maaf untuk typo

22721

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top