33-b 🌵 Ngidam Like a Crazy
بسم الله الرحمن الرحيم
This is part of their story
-- happy reading --
🥢👣
MUSIM panas, lebih dikenal sebagai musim kemarau di Indonesia. Mengenakan pakaian mini atau ala kadarnya adalah hal yang paling nyaman. Apalagi sambil rebahan dan mendengarkan alunan musik yang menyejukkan qolbu, nikmat dunia.
Pagi ini Andi hanya di rumah berdua dengan Aya. Ayya sedari kemarin sore ikut pulang budhe Winta karena dijanjikan akan diajak ke waterboom oleh pakdhenya pagi ini. Sementara mbok Sum diajak ibu mereka untuk memasak besar di ndalem agung, maksudnya rumah tinggal Agus Wondo dan Narni. Jadi beginilah nasib Aya dan Andi tergolek lemas diantara hawa panas yang menyengat.
Aya sepertinya juga sedang malas gerak. Dengan perutnya yang membuncit besar karena sekarang sudah memasuki minggu ke 35 dan Aya sudah mengambil masa cutinya sejak seminggu kemarin. Semua persiapan telah dibeli oleh mereka semalam. Perlengkapan bayi yang dibutuhkan mulai dari lahir hingga 3 bulan berikutnya sudah siap. Kamar calon buah hati mereka pun telah disiapkan. Dan sepertinya cobaan untuk seorang 'bapak sholeha' akan segera berakhir.
Pengalaman pahit namun lucu yang tidak pernah terlupakan sepanjang hidupnya. Menjadi superhero, ah parahnya malah diajak berduel dengan si pemilik belalang tempur alias dr. Amour Erlangga. Bagaimana tidak ternyata bapak dua anak itu malah punya kostum Starwars komplit. Jadinya dua dokter bedah yang sedikit somplak akibat kurang piknik jadi minta difotoin sebagai kenang-kenangan.
Nggak nyangka juga Andi bisa melakukan hal gila itu, dan ternyata akibat ngidam nyleneh istrinya kini justru jadi selebritas kampus karena aksinya viral dari unggahan beberapa rekan dan anak didik mereka berdua. Selain itu juga beberapa foto yang diambil di jalan raya ketika mereka berangkat ke kantor sampai harus dipanggil Pak Rektor untuk mempertanggungjawabkan aksinya. Maksudnya cucunya Pak Rektor ingin berfoto juga dengan superhero dari Negeri Sakura.
Setelah itu Aya tidak lagi minta hal yang aneh-aneh lagi. Hanya saja semalam ketika selesai membeli kekurangan perlengkapan bayi Aya meminta untuk masuk ke gerai pakaian dalam wanita.
"Kan kemarin sudah beli untuk yang menyusui, masih kurang?" Aya menggeleng.
"Hanya ingin lihat-lihat saja. Warnanya mencolok mata ingin segera bisa make tapi perut masih drumband begini." Jawabnya diantara senyuman yang menghias bibirnya. Andai Aya tahu, bahwa wanita hamil seperti dirinya itu justru memberikan sensasi yang lebih menggairahkan bagi lelaki seperti Andi.
"Bicaranya jangan di sini." Andi berbisik di dekat telinga Aya.
"Maksudnya?"
"Kalau kamu ingin menggunakan itu rasanya aku ingin memakanmu saat ini juga."
"Mas__"
"Sssttt," Andi mengisyaratkan jari telunjuknya di depan bibir supaya Aya tidak melanjutkan ucapannya.
Dan benar saja Aya mengambil 2 pasang bikini yang begitu mencolok mata dengan ukuran yang sedikit besar daripada ukurannya. Aya bilang ingin memakai sebelum persalinan untuk berenang. Apa dia lupa kalau tidak ada kolam renang di rumah mereka lalu Aya ingin berenang dimana.
Andi yang masih duduk di sofa ruang keluarga sampai matanya melihat Aya telah bersiap dengan sebuah tas di tangan.
"Sayang__"
"Nah kok Mas Andi belum bersiap?"
"Emang kita mau kemana?"
"Magelang. Ah Mas Andi suka gitu, kura-kura dalam perahu. Semalam aku sudah bilang." Andi yang lupa atau tidak fokus dengan Aya semalam hingga dia tidak menyadari bahwa istrinya yang sexi ini akan mengajaknya ke Magelang siang ini. Padahal sedari pagi dia tidak mengatakan apa pun dan terkesan mager di tempat. "Aku sudah pesen tempat untuk babymoon loh Mas. Ayo berangkat."
Babymoon?!! Itu apakah makanan semacam ketela rebus atau singkong goreng?
Andi memilih segera bersiap daripada Aya mulai memanjakan telinganya dengan celotehan yang semakin membuatnya gemas. Lima belas menit kemudian Andi sudah bersiap di dalam mobil dan mereka meluncur ke Magelang. Ah liburan mewah ala Andi dan Aya ya hanya seperti ini, mencuri kesempatan saat Ayya tidak ada diantara mereka dengan menginap di hotel berdua.
Sebuah resort di Majaksingi dekat Candi Borobudur yang menjadi tujuan akhir perjalanan mereka. Aya memperlihatkan pemesanan melalui aplikasi kemudian salah seorang menunjukkan kamar yang akan disewa oleh mereka berdua.
"Sayang__"
"Aku ingin lihat sunset Mas, ingin lihat stupa Borobudur yang tertutup kabut, sekaligus ingin renang private."
What?!
Jadi semalam membeli bikini itu benar ingin mewujudkannya di sini. Andi tersenyum dengan arti tersamar. Aya tidak tanggung-tanggung memesan kamar yang akan mereka tinggali nanti.
Borobudur Pool Suites menjadi pilihan calon ibu yang sedang mengandung memasuki usia 9 bulan ini. Private swimming pool dan cozy gazebo, sempurna sebagai tempat bersantai menikmati alam.
Kamar yang indah dengan tempat tidur berpilar dan kasur yang nyaman, tambah memikat dengan sentuhan dekorasi Jawa yang kental.
Pintu kaca di sekeliling villa menjadikan pandangan tak berbatas dari kamar menuju kolam renang. Yang paling menarik adalah outdoor bathtub dengan sebuah gong diatasnya. Kenapa harus ada gong? Mungkin sebagai sebuah alat komunikasi bila memerlukan bantuan dayang-dayang.
Dan bagi Aya ini adalah mimpi yang belum terwujud. Karena mereka yang merencanakan berbulan madu setelah bisa bersama dalam satu kota. Nyatanya malah menerima kenyataan yang jauh lebih menyenangkan yaitu kehamilan Aya. Hingga akhirnya Andi seringkali memanjakan dengan perjalanan yang sweet seperti ini. Meskipun tidak terlalu jauh dari rumah mereka. Hanya satu jam perjalanan dari rumah hinga mereka bisa menjangkau tempat ini.
Jam di tangan Andi telah menunjukkan pukul 13.30, meski matahari sudah mulai tergelincir menuju senja namun panasnya masih juga menyengat. Dan ternyata istri seksinya ini benar-benar mewujudkan keinginanya.
"Kamu mau ngapain?" tanya Andi saat Aya menuju ke kamar mandi dan membawa bikini yang semalam dibelinya di gerai pakaian dalam wanita.
"Ganti baju Mas, gerah pengen berenang." Aya dengan sengaja memperlihatkan pakaian minim bahan itu kepada Andi sambil mengerlingkan sebelah matanya.
Ini yang disebut dengan membangunkan macan yang sedang tidur.
Ada sesuatu yang mencuat dan ingin dituntaskan, Andi hanya mampu menggeram sesaat. Aya sudah bersiap dengan bathrobe di tubuhnya dan berjalan keluar menuju ke private swimming pool. Ah tentu saja karena di resort ini sangat terjamin privasi setiap pengunjung sehingga bisa bebas kapan saja keluar masuk kamar meski hanya dengan menggunakan bikini. Dan Aya, mengambil salah satu bikini yang dibelinya semalam lalu memberikannya kepada Andi.
Melihat wanita hamil besar mengenakan bikini itu benar-benar membuat mata Andi tidak bisa berpaling lagi. Semua hanya terfokus pada Aya, miliknya.
"Temani aku renang Mas." Kening Andi mengernyit melihat tangan Aya memberikan bikini yang dipegang kepadanya. "Mas wajib pakai ini."
Andi kembali tidak percaya. Seprivatenya resort ini bukan berarti Andi akan nyaman menggunakan bikini yang diperuntukkan bagi kaum hawa itu.
"Ayo pakai, apa perlu aku yang bantuin memakainya." Aya mulai meracau lagi. Andi merasa ini seperti Ksatria Baja Hitam jilid dua. Allah, cobaan istri hamil dan terjebak dalam komunitas suami siaga memenuhi keinginan ngidam sang istri.
"Tapi ini pakaian cewek Sayang, aku pake jammer aja ya."
"No, ini anakmu yang mau. Dia ingin lihat papanya pakai pakaian yang sama seperti yang dipakai mamanya." Aya langsung menolak dan meminta Andi segera berganti dengan menggunakan bikini yang diberikannya.
Lagi-lagi kepasrahan atas nama cinta.
Risih di awalnya namun dibuat nyaman saja toh setelah ini anak mereka akan segera lahir dan hilang sudah acara ngidam-ngidam yang menguras hati untuk menahan malu.
Pantas saja Aya semalam memilih ukuran yang sedikit lebih besar ternyata ada udang dibalik rempeyek.
Aya mulai membuka bathrobe dan bersiap memakai tabir surya untuk kulitnya. Melakukan yang sama pula untuk suaminya dan dia telah bersiap untuk terjun ke kolam namun tentu saja tidak bisa sendiri karena perutnya sudah tidak bisa leluasa dipakai bergerak.
Andi masih dengan bathrobe yang membungkus tubuhnya.
"Mas buka ish, mana ada renang menggunakan bathrobe begitu."
"Lagian masa iya aku pake bikini cewek, Sayang. Mana warnanya pink lagi."
"Itu cocok untuk kulit mas Andi. Nanti kalau renang-renang lagi dipakai terus." Yang benar saja ucapan Aya. Mengapa ini terasa lebih menyeramkan daripada nonton adegan dalam film horor ya?
"Mana ada?"
"Anakmu loh ini yang mau, bukan aku." Istrinya ini memang super istimewa untuk membuatnya tidak bisa berkutik, untung cinta. Dokter yang tahu dengan pasti bagaimana korelasi antara ngidam dan kehamilan, namun tetap saja menurut hanya untuk menyenangkan hati seorang istri. Mau bagaimana lagi, menunggu 26 tahun itu lebih tidak mengenakkan daripada memakai bikini warna merah fanta itu. Toh di sini hanya ada Aya yang melihatnya. Dia tidak akan tertawa melihat tubuh kekarnya berbalut dengan bikini yang super feminin.
Bathrobe terbuka dan kedua mata Aya langsung menjadi saksi bagaimana tubuh kekar Andi berbalut kain kurang bahan berwarna pink fanta yang harganya bisa dipakai menginap semalam di hotel bintang 5 di Yogya. Meski Aya sudah membayangkan sebelumnya, namun kali ini reaksinya jauh berbeda dengan kisah Ksatria Baja Hitam dulu. Jika dulu Aya begitu serius bahkan tanpa senyuman. Kali ini seutas tawa tersembur dari bibir merah muda Ny. Andi Alfarizzy.
"Nah kan kamu saja tertawa."
Andi memberengut dan berniat untuk mengurungkan diri terjun ke kolam sayangnya Aya mencegah dan menghentikan senyumannya. "Anakmu yang mau lihat papanya seperti ini__" ucap Aya sambil menggigit bibir bawahnya kemudian melanjutkan kalimatnya yang terjeda beberapa saat. "__dan aku juga, Sweetheart."
Jika tidak mengingat istrinya sedang hamil besar dan kemungkinan kurang 3 minggu lagi anak mereka akan lahir maka detik ini pula Andi tidak akan membuang waktu untuk menyatukan mereka menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak mungkin lagi terpisahkan.
Jika sekarang tentunya harus dengan persiapan dan tempat yang nyaman bagi Aya. Bukan hanya sekedar untuk menghapuskan dahaga keduanya namun lebih daripada itu, calon baby bolo mereka juga harus diperhitungkan keberadaannya.
"Mengapa kamu kelihatan sexi sekali kalau seperti ini?" kata Andi saat mereka sudah berada di dalam kolam renang.
"Aku gendut loh."
"Sexi."
"Gendut."
"Sexi."
"Gendut."
"Sex__i." Kata terakhir Andi cukup mendesah di telinga Aya hingga membuat bulu tubuh keduanya meremang. Apalagi saat bibir basah suaminya mengecup ringan di area belakang telinga. Rasanya kaki Aya tak lagi berpijak di bumi. Benar, karena mereka sedang berenang bukan?
Tidak, namun aliran hati tanpa penghantar itu cukup membuat dada mereka bergetar dan detak jantung semakin tak berirama.
Hanya bertahan setengah jam di dalam kolam, nyatanya setelahnya mereka justru lebih asyik menghabiskan kegiatan dengan berendam di bathtub.
"Jangan pernah berhenti. Selalu seperti ini hingga kita menua bersama." Andi yang memilih menumpukan dagunya di bahu Aya sebelah kanan.
"I love you, dear. And may all of love never end."
Dan sore mereka terdampar di suatu tempat dimana akan terasa begitu indah untuk menikmati senja hingga menatap matahari benar-benar merebah dan ditaklukkan oleh dewi malam. Aya memilih satu tempat yang viewnya memang cukup private untuk mereka berdua.
Cukup untuk bisa merasakan bahwa di dunia ini hanya ada mereka berdua dan tidak ada lagi yang lebih indah daripada kebersamaan mereka. Menikmati setiap helaan nafas bersama, menatap senja sambil bercerita tentang malam dan bintang-bintang ataupun sejenak saling menatap dan memintal jutaan syukur tidak terkira hingga akhirnya Allah memberikan indah di atas keindahan yang mereka harapkan selama ini.
"Jangan pernah lupakan bahwa kamu adalah satu dari sekian banyak mereka yang aku mau, kamu adalah satu dari sekian banyak mereka yang akhirnya membuatku tidak bisa berkutik untuk menolak. Bahkan dengan bikini sexi berwarna pink fanta yang membuatku terlihat 'sedikit' feminin." Andi menekankan kata sedikit dengan mengibaratkan jari jempol dan telunjuknya tangan kanannya yang hampir menempel. "Semua karena aku mencintaimu bahkan mungkin lebih dari yang kamu tahu."
Allah bahkan lebih tahu siapa nanti yang akan jadi juaranya.
🥢👣
-- to be continued --
💊 ___ 💊
Jadikanlah AlQur'an sebagai bacaan utama
🙇♀️🙇♀️
Jazakhumullah khair
💊 ___ 💊
Mohon cek typo yaaaaa
Blitar, 27 Juni 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top