20 🌵 Sebuah Tanggung Jawab?
بسم الله الرحمن الرحيم
This is part of their story
-- happy fasting, happy reading --
🥢👣
JABATAN dan tanggung jawab itu akan berjalan beriringan sampai dimana pun kita mampu. Ibarat pepatah semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang mengahalaunya. Butuh akar kuat untuk menopang batang pohon itu supaya tetap berdiri tegak di tempatnya.
Bagaimana bersinergi dengan cabang, ranting, dahan bahkan daun yang berfotosintesis untuk memenuhi kebutuhan oksigen dunia. Demikianlah kiranya, selayaknya pohon yang tinggi sebuah jabatan yang semakin tinggi tentunya membawa serta melekatnya sebuah tanggung jawab secara otomatis.
Dan sesungguhnya kehidupan dunia itu adalah kesenangan yang menipu. Wamaal hayaatud-dunyaa ilaa mataa'ul ghuruur.
Aya menyaksikan denga mata kepalanya sendiri bagaimana tim auditor dan badan pemeriksa keuangan diturunkan di fakultasnya. Ah, rasanya seperti palu godam yang menyiksa hatinya kembali.
Calon suaminya dan beberapa tim pengadaan barang serta pembangunan fakultas diperiksa dalam waktu yang lumayan lama. Dimana semua persiapan pernikahan Andhika dan juga Aya telah dipersiapkan dengan sebaiknya bahkan jika harus bisa dikatakan 95% telah siap hanya tinggal memasang perlengkapan pesta dan menyebarkan undangan. Semuanya akan terlaksana dengan baik.
"Mas ini maksudnya apa?" tanya Aya yang sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi di dalam kantornya.
Bagaimana institusi pendidikan seperti ini masih juga ada tangan-tangan kotor yang menodai harfiahnya pendidikan.
"Kamu tidak perlu ikut berpikir. Ya pastinya aku ikut diperiksa karena bertanggung jawab sebagai kepala jurusan. Kamu tidak perlu bertanya kepada mereka jika tidak ditanya. Biar jawaban berasal dari satu pintu yang sama." Jawab Andhika.
"Tapi Mas Andhika tidak seperti yang di prasangkakan mereka hingga akhirnya pemeriksaan ini terjadi?" tidak ada jawaban dari Andhika. Entah bisa diartikan sebagai apa, semua tuduhan mengarah kepada kepala jurusan itu, menggelembungkan dana untuk pembangunan dan pengadaan perangkat di lab IT fakultas.
Ini yang sebenarnya tidak disukai oleh Aya. Rasanya menjadi pejabat itu seperti makan buah simalakama, dimakan mati bapak nggak dimakan mati ibu. Kejadiannya memang ketika Aya sedang melakukan cuti belajar doktornya. Sehingga sama sekali tidak tahu bagaimana proses dan juga duduk perkaranya.
Mengapa perasaan Aya menjadi tidak enak dengan adanya peristiwa ini? Dia yang biasanya tidak ambil pusing jelas harus berpikir karena Andhika termasuk salah satu terperiksa inti yang dengan jabatannya bisa memberikan tanda tangan dan entahlah Aya seperti tetap tidak bisa percaya.
Rasanya biji kedondong tak sehalus kulitnya.
Orang yang baik di mata kita tidak selamanya baik di luar dan di dalam hatinya. Hasbunallaahu wa ni'mal-wakiil, cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.
"Bu Aya tidak tahu kalau pak Andhika itu memakai uang itu." Sebenarnya Aya tidak ingin tahu apa yang sedang menghangat di fakultasnya.
"Maksudnya bagaimana, Bu Isha? Saya semakin tidak paham." Kata Aya.
"Pada waktu pembangunan dan pengadaan fasilitas yang langsung dari kementrian pendidikan itu sepertinya spec dengan laporan tidak sesuai dan ternyata memang diperiksa beneran. Hati-hati loh Bu Aya, bisa jadi nanti Bu Aya juga kena getahnya mengingat Bu Aya kan akan menikah dengan Pak Andhika." Nah kan benar, situasinya semakin membuat hati Aya semakin tidak tenang. Padahal akad nikah akan dilaksanakan 2 minggu lagi dan semuanya telah siap.
Bagaimana Aya menyampaikan semua ini kepada kedua orang tuanya? padahal ini merupakan keinginan terbesar keduanya bisa melihat Aya menikah dan Adhi begitu antusias menyerahkan putrinya kepada calon imam yang bisa membimbing Aya untuk hidup dunia akhiratnya.
Dan benar saja setelah tiga hari pemeriksaan berturut-turut akhirnya berkas penyidikan dilimpahkan ke kantor polisi dan jelas penetapan tersangka membuat kepala Aya semakin berdenyut keras.
Tidak ada percakapan lagi setelah Andhika berpesan supaya Aya diam dan tidak bertanya lebih lanjut kepada siapapun. Yang jelas kini, diapun juga harus diperiksa sebagai saksi. Bahkan beberapa rekeningnya untuk sementara dibekukan oleh pihak penyidik guna keperluan pemeriksaan lebih lanjut.
Sebenarnya tidak ada yang mencurigakan dari transaksi rekeningnya. Masih dalam taraf lazim dan Andhika tidak pernah mentransfer uang ke dalam rekeningnya. Jangankan mentransfer, nomer rekening Aya saja tidak diketahui olehnya.
"Ya, mau gimana lagi. Sabar ya Bu. Semua cobaan." Sebenarnya jika harus berkata hal ini bukanlah suatu cobaan buat Andhika. Kesalahan yang harusnya dari awal dia tahu apa risiko yang nanti akan ditanggung apabila tetap menjalankan praktek kotor itu dalam pekerjaan yang membutuhkan jabatannya.
Atau memang menjabat hanya menginginkan hal-hal semacam itu?
Tapi bagi Aya? ini adalah tamparan keras yang jelas merusak citranya sebagai seorang pendidik. Bagaimana dia akan menghadapi kecaman dari norma masyarakat padahal dia sendiri tidak melakukan apapun. Hanya imbas atas sebuah keserakahan, mungkin. Dari orang yang kini berstatus sebagai calon suaminya.
Atau mungkinkah ini adalah cara Tuhan untuk memberikan jawaban atas setiap doa-doa yang dilangitkannya?
"Ayah, maafkan Aya." Tidak kuat akhirnya Aya menceritakan semuanya kepada Ayahnya.
"Tidak ada yang salah, kamu juga tidak salah. Jika memang semuanya harus seperti ini, anggaplah ini sebagai takdir Allah yang tidak bisa kita hindari. Mungkin sebaiknya kamu bersyukur, tahu lebih awal sebelum akhirnya dia menjabat tangan ayah dan sah menjadi suamimu." Kata Adhi saat Aya duduk di depannya dengan wajah penuh guratan kegundahan.
"Bagaimana dengan persiapan semuanya, Yah? tinggal menyebarkan undangan saja dan rasanya semua seperti mimpi."
"Tidak perlu memikirkan hal itu, sebaiknya undangan tidak disebar terlebih dulu. Dengan status Andhika sekarang rasanya tidak mungkin kita mengadakan pesta. Kalau kamu masih ingin melanjutkan mungkin hanya akad nikah saja. Itu pun mungkin dilaksanakan di kantor polisi atau tempat yang direkomendasikan mereka. Bagaimana?"
"Aya hanya takut jika nanti di akhirat Allah menagih janji Aya jika membatalkan sepihak. Hanya saja, tidak ingin mendengar omongan usil tetangga jika nantinya pernikahan Aya batal. Aya tidak mendengar tapi ayah dan ibu pasti akan mendengarnya karena ayah dan ibu tentu akan bersentuhan langsung dengan mereka." Kata Aya lagi.
"Padahal ini adalah hal yang ayah dan ibu nanti, melihat Aya menikah dan memiliki pasangan hidup." Jawab Aya dengan muka sedih.
Adhi menggeleng kemudian membawa Aya ke dalam dekapannya. Dekapan seorang Ayah untuk membuat segala lara putrinya bisa menghilang. Setidaknya berkurang hanya dengan mendengarkan jantung yang berdetak.
"Ayah sayang kamu. Sayangnya ayah dan ibu kepada kalian berdua, kamu dan adikmu itu tidak akan mungkin bisa digantikan dengan tangisanmu. Kami memang ingin melihatmu menikah, tapi dengan seorang laki-laki yang memang pantas berada di sisimu menurut Allah. Anggaplah ini sebagai jalan, dari awal Ayah tahu bahwa kamu menerima Andhika tidak dengan sepenuh hati."
"Ayah__" Aya bahkan baru mengetahui bahwa sesungguhnya ayahnya mengetahui apa yang tersimpan di dalam hatinya.
"Pasti tidak akan sulit melupakan Andhika, jika kalian tidak jadi menikah. Karena ayah tahu bahwa hatimu masih menjadi milik Andi." Aya tidak menampik. Semua yang diucapkan ayahnya adalah satu kebenaran yang tidak perlu disangkalnya.
Hatinya memang masih punya Andi dan mungkin hingga sampai kapan pun tidak akan terganti meski dia seorang hartawan dan rupawan. Atau mungkin bahkan seorang pangeran sekalipun, Prince Ferdinand, Prince Naveen, Prince Adam, Prince Philliph, Prince Charming, Prince Eric, John Smith, Flynn Rider, Aladdin atau bahkan Prince Fazza. Ya, Hamdan bin Mohammed Al Maktoum. Tapi rasanya yang terakhir ini sepertinya mustahil untuk mengenal Aya.
"Aya, bahkan kita tidak tahu dimana mas Andi berada Ayah. Aya sudah mencari, ayah dan ibu juga sama tapi semuanya tidak memberikan hasil sesuai seperti yang kita harapkan. Mungkin memang Allah masih menyembunyikan siapa pemilik tulang rusuk yang akhirnya hidup menjadi Aya. Menitipkan kepada ayah melalui keluarga kita." Jawab Aya. Meski di dalam hatinya sangatlah gusar, sebisa mungkin Aya tidak memperlihatkan di hadapan ayahnya.
Sementara di belahan bumi yang berbeda, akhir pekan selalu menjadi milik putri kesayangannya.
"Papa, aku main boneka ya. Sama Reyzan dan Kevka." Kata Ayya saat dia mulai bosan bermain dengan papanya di dalam rumah. Reyzan dan Kevka adalah saudara sepupu Ayya sekaligus saudara sesusuan karena mereka bertiga menyusu pada Dewinta.
"Eh, jangan ambil boneka yang itu. Boneka adik kan banyak ambil yang lainnya saja." Suara Andi saat Ayya hendak mengambil boneka beruang berwarna merah yang telah 25 tahun menjadi penghuni tetap lemari yang ada di ruang keluarga kediaman Agus Wondo. Andi memang masih tinggal bersama kedua orang tuanya bersama Ayya.
"Ayya pengen main dengan boneka itu, Pa. Mengapa dari dulu dia selalu berada dalam plastik dan tidak boleh dibuat mainan?" namanya juga anak kecil dengan segudang kekepoannya. Namun Andi selalu tersenyum untuk menjawab semuanya.
"Boneka itu milik teman papa, nanti kalau kita ketemu dengan teman papa Ayya boleh memainkannya bersama Tante itu."
"Bener Pa? Memangnya sekarang Tante itu dimana?" kembali suara Ayya menyentuh sisi hati Andi yang telah dia bekukan untuk sebuah nama.
Ya nama Bhatari Ratimaya memang masih menghias dari awal Andi mengenal dan bisa mengartikan dengan sebenar-benarnya apa itu yang dimaksudkan dengan cinta. Sayangnya karena memang keadaan yang waktu itu memisahkan mereka hingga akhirnya hampir dua puluh enam tahun perpisahan mereka Andi tidak bisa melupakannya barang sedetik pun.
Beruang merah milik Aya, tentu menjadi penghuni tetap lemarinya dengan plastik yang seringkali diganti oleh Andi sebagai pakaiannya supaya tetap terjaga. Jika dilihat, boneka itu memang berbeda dengan boneka-boneka milik Ayya yang lainnya. Tampilannya nampak sangat kuno, karena memang diproduksi dua puluh enam tahun yang lalu.
Saat Ayya memilih bermain dengan Reyzan dan Kevka. Andi kini berbincang dengan ibu dan ayahnya. Rasanya sudah sangat lama tidak bercengkerama seperti ini. Karena Andi seringkali menghindar dengan mereka tersebab apalagi jika bukan mengenai figur seorang istri.
"Apa yang membuatmu masih meragu untuk melangkah?" pertanyaan itulah yang selalu terngiang di telinganya kini. Keluarga besarnya memang telah lama menghendaki untuk dia segera melengkapkan separuh agamanya.
Dahulu dia masih bisa menghindar dengan alasan ingin melanjutkan spesialis sesuai dengan cita citanya. Hingga kini dia telah menjadi dokter sub spesialis dan juga sebagai dosen di sebuah universitas negeri di Yogyakarta masih belum terbersit di angannya untuk segera mengakhiri masa lajangnya. Bahkan wanita secantik dan sekaliber Citra pun di tolaknya dengan alasan masih belum ingin. Hingga Andi harus mengatakan bahwa dia memiliki pilihan lain meski menurut keluarga Citra itu hanyalah sebagai alasan. Namun biarlah, toh setelah itu akhirnya mereka mundur dan tidak berminat untuk melanjutkannya lagi hingga akhirnya setelah beberapa bulan kemudian Citra menikah dengan pria lain. Andi bisa bernafas dengan sedikit bebas.
"Umurmu ki wes ra nom meneh wes meh kepala 4. Opo to Ngger sing mbok enteni?" suara Narni selalu mengusik hatinya manakala tema pernikahan yang selalu diusung dalam setiap perbincangan di keluarganya. - Usiamu sudah tidak muda lagi hampir kepala 4. Apa lagi yang kamu tunggu? -
Sebagai seorang dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi sub spesialis tulang belakang yang kini menjabat sebagai ketua IDI Yogyakarta dan Wadir di rumah sakit daerah Yogyakarta.
Jika melihat gelar di belakang namanya, memang Andi masih tergolong sebagai dokter muda dengan seabreg prestasi dan juga memegang peranan penting dalam pekerjaannya serta perkumpulan paling hits yang diikuti oleh seluruh dokter di Indonesia.
Di usianya yang ke 37 dia telah berhasil memberikan tambahan nama panjangnya dengan gelar panjang yang ditempuh bukan tanpa perjuangan.
Namun lagi-lagi, apalah arti seseorang dengan gelar yang begitu sempurna jika dalam perjalanan hidupnya masih belum menemukan pendamping yang bisa melengkapkan separoh agamanya?
Bukan karena dia tidak menginginkan tetapi ada janji yang masih harus Andi tunaikan. Dan sampai saat ini dia masih menunggu keajaiban itu datang menjemput semua mimpinya untuk bersama dengan wanita yang sudah 26 tahun ini menjadi ratu di pelabuhan hatinya.
"Andi telah memiliki calon Bu. Hanya saja kami belum dipertemukan oleh Allah."
Selalu itu yang dikemukakan oleh putranya yang membuat Narni menggeleng pasrah. Wajah tidak jelek meski juga banyak yang lebih dari putranya, tinggi badan? jangan pernah ditanyakan lagi proporsional dengan bentuk badannya yang sudah seperti roti sobek. Pangkat, jabatan ah dunia memang selalu kelihatan berkilau meski perhiasan dunia itu hanya sementara namun banyak manusia yang rela menjadi budak dunia untuk membuat dirinya berkilau dan ingin diwahkan oleh orang lain.
"Puasa besok rencananya ayah dan ibu akan berangkat umroh, kalau kamu bisa mengajukan cuti libur selama satu bulan penuh. Ikutlah bersama kami, siapa tahu dengan berdoa disana kamu akan dipertemukan dengan calon yang katamu belum dipertemukan oleh Allah itu." Kata Narni mengajak Andi untuk bersamanya mengikuti paket tour umroh spesial bulan puasa.
Masalah ibadah, sesibuk apapun seseorang. Kantor pun tidak akan melarang setiap pegawainya untuk melaksanakan ibadah. Terlebih di negara yang mayoritas beragama Islam. Andi yakin jika dia mengajukan cuti perjalanan ibadah pasti akan mendapatkan persetujuan dari direktur rumah sakit tempat dia bekerja.
"Sepertinya Ayya juga harus ikut, Bu."
"Ayya masih kecil, Ndi. Dia juga belum seberapa mengerti tentang itu." Jawab Narni.
"Setidaknya aku tenang di sana Bu. Tidak mungkin aku meninggalkannya sendiri selama 30 hari bersama baby sitter di rumah."
Berharap angin surga berhembus membuai jiwa dan menyampaikannya serta kepada orang yang selama ini dicinta dan didamba dalam hatinya. Allah beserta orang-orang yang sabar dan senantiasa bersyukur.
🥢👣
-- to be continued --
💊 ___ 💊
Jadikanlah AlQur'an sebagai bacaan utama
🙇♀️🙇♀️
Jazakhumullah khair
💊 ___ 💊
Mohon cek typo yaaaaa
Blitar, 13 Mei 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top