Part. 20 - The experience.

WARNING; 21+
Written by. CH-Zone

Jujurly, aku kelupaan dan ketiduran untuk update Zozo. 😅

Aku nggak edit atau revisi sama sekali karena baca dua paragraph aja udah males banget sama Bang CH.


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Sebenarnya, aku nggak yakin dengan keinginan yang mendadak masuk dalam pikiran dan merasa sudah terlanjur gila sekarang. Kok bisa-bisanya aku mau cobain hal yang begitu sama cowok model Zozo? Lagian, kalo nggak gila, aku nggak bakalan sudi karena Zozo nggak masuk kriteria kalo aku ngotak.

Diliatin beberapa kali, Zozo nggak jelek juga, badannya bagus dan cukup kekar. Postur tubuhnya kayak peran cowok-cowok lonte yang jadi tokoh utama film biru yang pernah kutonton. Emang sialan banget yang nulis bagian ini karena doi pengennya kalimat itu ditulis secara jelas. Bangke!

Abaikan tentang apa yang baik ato nggak, masuk akal ato nggak, karena ini cuma cerita halu yang niatnya pengen bikin enak aja. Aku disini adalah bagian dari 'gue' yang nggak gape nulis pov 1 bagian cewek karena yang nulis bagian Rara itu punya hati kenyal kayak mochi.

"Ah," desahku pelan saat merasakan adanya sentuhan yang menggelitik di dada.

Setelah sentuhan, jilatan terasa dan aku menggelinjang saat merasakan sensasi yang tadinya geli berganti menjadi enak. Baru kali ini, aku merasakan jilatan yang berujung hisapan di bagian dada untuk pertama kali dan mikir kenapa nggak dari dulu aja nyobain kayak gini? Lol.

"Berenti! Ini geli!" seruku nggak rela.

Zozo menghentikan aksinya dan mengangkat kepala untuk menatapku bete. "Kalo enak, udah nikmatin aja, nggak usah minta berenti."

"Gue..."

"Ssshhhh! Nggak usah berisik! Bentar lagi juga lu ngomel kalo gue berenti dan minta gue lanjut," sela Zozo judes dan kembali melanjutkan aksinya yang membuat napasku terasa berat.

Aku nggak yakin dengan apa yang kurasakan tapi yang pasti di bawah sana, aku merasa basah. Sangat basah kayak mau pipis.

Gigitan kecil terasa, bukan sakit tapi menambah rasa geli yang nikmat. Aku nggak tahu apakah cewek bakalan seenak dan senikmat ini kalo diginiin sama cowok, tapi ini jadi pengalaman yang asik banget buat jadi eksperimen pribadi. Buat cewek cupu kayak aku, dapetin pengalaman pertama dari cowok kayak Zozo termasuk cari mati.

Pikiran tentang beauty and the best teringat, and yeah, the best! Lol.

"Zozo!" seruku sambil menjambak rambutnya kasar ketika aku merasakan adanya sentuhan jari-jari di titik bawah yang udah basah banget.

"Shit, you're fucking wet!" desis Zozo dan terus mengisap, menjilat, menggigit putingku dengan bernafsu.

Aku mungkin udah gila karena sentuhan lidah di dada dan sentuhan jari di bawah membuatku seperti melayang dengan degup jantung yang bergemuruh dan seperti mau meledak. Aku sampe nggak bisa buka mata.

Sesak napas, tapi bukan kayak mau mati. Aku merasakan sesuatu yang bergejolak ketika sentuhan jari Zozo bergerak naik turun di antara titik dan celahku di bawah sana. Semakin naik ritme yang dimainkan, maka aku merasa semakin basah. Aku nggak tahu lagi gimana caranya mengekspresikannya karena kan ceritanya aku baru pertama kali ngalamin kayak gini.

Lagipula, aku Rara tapi bukan Rara. Ceritanya Rara, tapi yang ngetik itu Zozo. Paham kan gimana rasanya batin yang nulis dalam bergelut?

"Ahhh," desahku berat tak tertahankan dengan pinggul yang terangkat seolah mendesakkan diri pada tangan Zozo yang bermain di bawah untuk menuntut lebih.

Tubuhku bergelinjang, jantungku berdegup kencang, dan napasku semakin terengah dengan perasaan yang nggak karuan. Aku kayak abis lari dikejer anjing jalanan kayak tempo hari tapi lebih bikin lemes dan jantungan.

"Gimana? Enak, kan?" bisik Zozo tepat di telingaku.

Aku berusaha membuka mataku dengan napas yang masih terengah. Sialan! Mukanya bangga banget bisa bikin aku kayak begini.

"Jadi, enaknya cuma segini aja?" cetusku yang bikin Zozo auto kicep.

Dia nggak bisa balas dan cuma bisa natap bego ke aku. Sukurin!

"Dasar betina! Udah dapetin enak aja masih nggak mau ngaku," desisnya sambil bergerak turun dan bikin aku auto panik.

"Lu mau ngapain, Bego?" seruku dan sebelum aku sempat mengelak, Zozo udah buka dua kakiku dan melebarkannya dengan posisi kepala tepat di tengahnya.

Aku malu banget!

"Mau bikin lu bego," balasnya dan langsung membuatku mengerang saat aku merasakan adanya sentuhan hangat di titik sensitifku.

Yang sekarang terjadi itu pake lidahnya?

Kalo tadi pake jari aja udah enak, sekarang pake lidah malah bikin aku makin kepanasan. Badanku udah lemes banget, tapi ini makin lemes cuma nagih. Lidah Zozo naik turun cepet banget sampe aku jadi pusing.

Dan nggak pake lama, aku kayak meledak dengan erangan yang lebih panjang dari yang pertama tadi. Tubuhku gemetar dan gelisah, juga mulai keringatan. Energi tubuh kayak terhisap habis lewat jilatan dan hisapan yang dilakukan Zozo. Aku sampe nggak bisa ngapa-ngapain saat ini.

Lemes, juga auto ngantuk, aku nggak tahu harus gimana selain memejamkan mata dengan posisi yang masih belum berubah. Napasku masih memburu, degup jantung masih bertalu-talu, dan dalam tubuhku seperti berdenyut kencang sekali seirama dengan degup jantungku.

Mataku yang tadinya memberat kini terbuka lebar karena tersentak saat merasakan adanya desakan di bawah. Shit. Zozo tahu-tahu udah copot celana dan berusaha menekan tubuhnya padaku. Gercep banget kayaknya kalo udah urusan ginian.

Aku mencoba menahan napas saat Zozo mulai menekan cukup keras dan berusaha mengingat adegan film panas yang pernah kutonton. Posisinya memang kayak gini, cuma bedanya di komuk aja. Kalo di film, komuknya enak, tapi aku kayaknya lebih ke nahan sakit. Ini sakit banget, anjir. Si Zozo malah kayaknya enak banget.

Karena nggak rela, aku spontan memukul sisi kepalanya untuk melampiaskan rasa sakit yang semakin terasa. Zozo menggeram dan melotot padaku tapi nggak berenti dan meneruskan tekanannya.

"Sakit!" seruku serak.

"Ini susah! Siapa suruh lu kecil dan... Anjir! Lu sempit banget!" racaunya nggak fokus.

"Kalo udah tahu sempit, ngapain maksa?" seruku lagi yang kayak mau nangis. Aku udah nangis kayaknya soalnya sakit banget.

"Ini elastis, Bego! Kalo nggak lu paksa, kapan masuknya? Jangan ganggu konsentrasi gue buat ngejebolin lu!" desis Zozo sambil menekan lebih keras dan dia mengerang nikmat tapi aku berteriak kesakitan.

Shit! Kayak ada yang mengganjal di dalam, juga aku kayak nggak bisa napas, dan tubuhku kesakitan. Berbanding terbalik dengan Zozo yang keliatan enak banget. Aku bahkan nggak sadar udah terisak.

"Ssshhhh, lu nggak bakalan kenapa-napa. Ini normal karena baru pertama kali," ucap Zozo sambil mengusap airmataku di pipi dan memberi kecupan-kecupan di sekitaran mata.

Zozo ber-sshhh ria seolah tenangin aku, trus cium-cium aku sambil membelai lembut di kepala. Aku auto baper. Aku kayak disayang karena diperlakukan lembut kayak gitu. Terlena, aku membalas ciuman Zozo yang dia lakukan di bibirku sekarang. Ciuman itu beda, ada rasa yang bikin aku jadi nagih. Aku bisa ikutin ritme bibirnya dan tukeran lidah.

Yang tadinya aku fokus menangis karena kesakitan, sekarang aku malah menikmati ciumannya dan membiarkan Zozo mulai bergerak pelan di bawah sana. Dia menarik pelan-pelan, lalu menekan hati-hati, kembali menarik, dan menekan, terus berulang. Dari aku yang merasa kesakitan, kini terasa lembap dan basah di dalam sehingga tarik dan tekan yang terjadi nggak tersendat melainkan memuluskan gerakannya.

"Ah," satu erangan terlepas gitu aja dari mulutku dan bibir Zozo langsung melahap habis mulutku seolah nggak kasih aku waktu untuk bernapas.

Gerakannya yang tadi pelan, kini mulai lebih cepat. Berirama dan teratur, bahkan setiap tarikan akan disusul dengan tekanan yang lebih dalam. Tarik lagi dan tekan lagi, begitu seterusnya sampai ritme yang dimainkan menjadi cepat, keras, dan dalam.

Yang mengherankan, aku nggak lagi kesakitan. Masih nyeri, tapi itu terasa samar karena yang mendominasi saat ini adalah gejolak seperti di awal namun kali ini jauh lebih berat. Seperti hendak keluar tapi dengan beban yang lebih dalam.

"Right there! Don't hold it!" bisik Zozo dalam desisan tajam yang bisa kudengar.

Setelahnya, aku mengerang parau saat merasakan denyutan keras yang terjadi seolah sedang meluapkan lahar panas yang tertahan di dalam. Zozo semakin menggila sambil menatapku dengan mempercepat gerakannya, kemudian menarik diri dan mengarahkan tubuhnya ke perutku, kemudian cairan putih menyemprot keluar dan meninggalkan jejak hangat di atas perutku sebanyak beberapa kali.

Itu pertama kalinya aku lihat peju. Dan itu punya Zozo. Fak.




🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Nighty night.
03.02.24 (00.10)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top